28 C
Medan
Thursday, December 25, 2025
Home Blog Page 15007

Padukan Kerjasama Tripartit

Hari Ini, Pelantikan Rektor ITM Prof Dr Ilmi Abdullah MSc di Hotel Madani

Institut Teknologi Medan (ITM) merupakan lembaga pendidikan tinggi di Sumut yang berdiri sejak tahun 1964. Sebagai lembaga pendidikan Tinggi yang cukup berpengalaman, ITM terus berbenah diri di dalam menghadapi persaingan global baik dalam merekrut mahasiswa maupun menghasilkan alumni.

HARAPAN ini disampaikan Prof Dr Ilmi Abdullah MSc di ruang kerjanya, Kamis (14/7) menjelang pelantikannya sebagai Rektor ITM di Hotel Madani Jalan SM Raja Medan, Sabtu (16/7) hari ini.
Pelantikan ini akan dilaksanakan Ketua Yayasan Pendidikan & Sosial Dwiwarna disaksikan Plt Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST, Koordinator Kopertis Sumut/NAD Prof Ir Nawawiy Lubis MPhil PhD, dosen, pegawai dan mahasiswa ITM serta undangan lainnya.

Guru Besar ITM ini mengatakan, pelantikan Rektor ITM dapat menjadi wadah silaturahmi antara pimpinan perguruan tinggi di Sumut dengan pemerintah dan industri. ‘’Memulai karir sebagai rektor, saya ingin mewujudkan tripartit yang bersinergis antara dunia pendidikan, pemerintah dan dunia usaha. Dalam waktu dekat, kita akan jalin kerjasama dengan PT Aneka Tambang di Jakarta dan industri lain,’’ katanya.

Pada era abad 21, menurut Ilmi, ITM harus dapat mampu menghadapi persaingan globalisasi, baik di tingkat regional namun tingkat nasional. Sebagai titik awal, ITM akan mempersiapkan diri melalui peningkatan atmosfir akademik dan atmosfir tata pamong.

‘’Visi saya sebagai rektor yakni mewujudkan ITM menjadi institusi yang terkemuka dan berwibawa secara bersama dengan civitas akademika dan staf pendukung. Adapun misi yang dikembangkan antara lain peningkatan atmosfir akademik serta peningkatan mutu dan nilai akreditasi pada jurusan,’’ katanya.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya akan meningkatkan hubungan komunikasi di seluruh unit pelayanan pendidikan, peningkatan hubungan kerjasama dan komunikasi dengan lembaga pengelola, peningkatan hubungan kerjasama dengan stakesholder dan lembaga pendidikan lainnya.

Ilmi berharap semua civitas akademika ITM mau berdoa untuk kemajuan ITM melalui berbagai program yang dilaksanakan. Tokoh pendidikan Sumut ini juga memiliki program jangka panjang untuk  meningkatkan kesejahteraan dosen dan pegawai ITM.  ‘’Saya ingin meningkatkan akreditasi setiap jurusan yang akan meningkatkan kualitas proses pembelajaran, laboratorium, penelitian dan pengabdian. Kita harapkan Tridarma Perguruan Tinggi dapat berjalan dengan bagus,’’ terangnya.

Ia juga yakin sebagai lembaga pendidikan pengembangan teknologi di Sumut akan mampu menghasilkan teknologi yang dapat diterapkan di masyarakat. ‘’Kita telah mengirim sembilan dosen kuliah S3 di USU, UKI, UGM dan Malaysia. Kita juga tengah merintis produk wind energy (energi angin) yang dapat terpacak kincir angin di ITM. Demikian pula dengan teknologi pengolahan sampah yang bisa diolah menjadi energi,’’ jelasnya.

Dalam era kepemimpinannya, Ilmi berharap adanya peningkatan dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait lainnya yang sudah berjalan dengan baik. ‘’Kita sudah mendapatkan hibah dari Dirjen Dikti Kemendiknas dan pemerintah daerah yang bersumber dari APBN/APBD,’’ jelasnya.

Di sisi lain, Ilmi mengatakan pihaknya akan memberi dukungan terhadap peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) lulusan SLTA yang masuk ke perguruan tinggi dari 18 persen menjadi 25 persen sebagai prasyarat mewujudkan Indonesia sebagai negara maju.  ‘’Kita beri dukungan untuk peningkatan APK tersebut,’’ katanya. (*/sih)

Ilmi Ikuti Jejak Mertua

KEBERADAAN ITM sebagai lembaga pendidikan tinggi yang dikelola Yayasan Pendidikan & Sosial Dwiwarna mulai didirikan pada tahun 1960. Yayasan pengelola tenaga pendidikan dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi ini didirikan dihadapan notaris dengan akte nomor 21. Badan pendiri yayasan terdiri Drs Abdul Manaf Mohd Syah, Drs H Masri, Drs H Syamsuddin Djamin, Hj Nurimah Lubis dan Dra Hj Yusna Yusuf.

Sebelum menjadi ITM, kampus ini sempat dikenal dengan nama Akademi Teknik Medan pada tahun 1960 dengan tiga jurusan yaitu Teknik Sipil, Teknik Elektro dan Teknik Mesin. Pada tahun 1963, lembaga ini berubah menjadi Institut Teknologi Sumatera (ITS) dengan menambah jurusan yakni Teknologi Mekanisasi Pertanian dan Teknologi Perusahaan.

Demikian dikatakan Kepala Humas ITM yang juga Kepala Biro Administrasi Umum (Badum) ITM HM Vivahmi Manafsyah SH MSi di ruang kerjanya, Kamis (14/7). Pada tanggal 21 Agustus 1976, lanjut Vivahmi, ITS berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Teknik Medan (STTM).

Namun sejalan dengan penyesuaian kebijakan pemerintah di bidang pendidikan pada masa STTM, Teknologi Mekanisasi Pertanian Pertanian dan Teknologi Perusahaan dilebur yang melahirkan Teknologi Industri.

‘’Selanjutnya pada tanggal 4 Mei 1987, STTM dikembangkan menjadi Institut Teknologi Medan. Disini ada FakultasTeknik Sipil dan Perencanaan dengan jurusan Teknik Sipil, Teknik Arsitektur, Teknik Perencanaan Wilayah & Kota. Ada juga Fakultas Teknologi Industri dengan jurusan Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Industri, Teknik Kimia dan Teknik Informatika. Satu fakultas lain yakni Fakultas Teknologi Mineral dengan jurusan Teknik Pertambangan dan Teknik Geologi,’’ jelasnya.

Dalam pengabdiannya, lanjut Vivahmi, ITM kini telah menghasilkan lebih 9.867 alumni yang saat ini memiliki 4.985 mahasiswa yang tengah menimba ilmu di bangku perkuliahan. ‘’Tujuh nama tercatat sebagai pimpinan ITS hingga akhirnya berganti nama menjadi ITM. Mereka adalah Prof Ani Abbas Manopo SH (1965-1968), Drs Syahbuddin Harahap (1968-1972), Ir Hafni Noor MSc (1972-1975), Ir Syamsir Abdul Muin (1972-1992), Ir H Syahrum Razali MS (1992-2003), Ir H Zulkifli Muchtar MSi dan Ir Mahrizal Masri MT (2007-2011),’’ imbuhnya.

Vivahmi menambahkan, Prof Dr Ilmi Abdullah MSc merupakan rektor kedelapan yang memimpin ITM. Tak cuma itu, Rektor ITM periode 2011-2015 ini melanjutkan kepemimpinan mantan Rektor ITM periode (1972-1992) yakni Ir Syamsir Abdul Muin. ‘’Pak Ilmi merupakan menantu Pak Ir Syamsir Abdul Muin yang pernah menjadi rektor pada era tahun 70-an hingga 90-an,’’ kata Vivahmi. (*/sih)

Akhir Juli, MoU Diteken Wali Kota

Sengketa TanahSari Rejo

MEDAN- Akhir Juli mendatang, Wali Kota Medan akan menandatangani MoU terkait sengketa tanah Sari Rejo dengan TNI AU di Jakarta. Hal ini disampaikan Wali Kota Medan Rahudman Harahap di Balai Kota Medan, Jumat (15/7) siang.

“Saya berharap, akhir bulan ini MoU tersebut akan ditandatangani,” kata Rahudman. Dijelaskanya, isi MoU tersebut di antaranya untuk memberikan peluang sebesar-besarnya kepada warga Sari Rejo untuk mendapatkan hak hukumnya.

“Masyarakat jangan lagi dituduh-tuduh, apalagi dengan lahan yang 50 hektar itu. Saya berharap MoU tersebut akan segera ditandatangani,” katanya.

Menyikapi itu, anggota Komisi A DPRD Kota Medan Burhanuddin Napitupulu meminta wali kota melibatkan masyarakat dalam penandatanganan MoU tersebut. “Kesepekatan belum ada dengan masyarakat, jadi wali kota jangan mendahului, karena itu menyangkut hak-hak masyarakat,” cetusnya.

Dikatakannya, wali kota seharusnya bertemu dulu dengan masyarakat untuk bermusyawarah bersama guna membahas terkait isi MoU yang dibuat dengan TNI AU. “Walikota jangan menandatangani MoU tersebut sebelum ada kesepekatan dengan masyarakat. Karena isinya bisa saja sudah disepekati oleh pihak-pihak terkait, “ katanya lagi.

Kemudian, lanjut Burhanudin, isi dalam MoU tersebut merupakan hak-hak dari rakyat, alas hak kepemilikan tanah yang berhubungan dengan BPN dan Pemko yang dimiliki masyarakat. “Sekitar 500 hektare diklaim milik TNI AU dikuasi sebagai miliknya. Padahal, 260 hektare tanah langsung dikuasi masyarakat berdasarkan bukti kepemilikan surat keterangan tanah. Dengan akte ganti rugi yang dikeluarkan camat,” ungkapnya.(adl)

Nissan Juke Sporty

Nissan dengan gaya sporty hadir di Kota Medan. Mobil berjuluk Juke yang irit bahan bakar itu dipamerkan setelah acara launching di Merdeka Walk mulai 15-16 Juli.

“Kehadiran kita di Kota Medan sebenarnya telah beberapa minggu yang lalu, hanya saja untuk launchingnya baru Jumat (15/7),” ujar Area managern PT Nissan Motor Distributor Indonesia, Rizky Filman Putra.

Selain launching bentuk atau display dari Nissan Juke, juga diadakan test drive bagi para pengunjung untuk mencoba kenyamanan Nissan Juke. Kenyamanan mobil yang diperuntukkan untuk anak muda yang dinamis dan sporty ini menggunakan sistem pengereman ABS dan EBD. Mobil ini juga dilengkapi dengan 2 airbag yang terletak di bangku depan mobil.
“Target kita untuk mobil yang sporty ini 6.000 unit terjual per tahunnya,” lanjut Rizky.

Selian kenyamanan, mobil paduan antara SUV dan sporty ini juga terkenal dengan iritnya.
“Keiritan mobil ini telah terbukti dalam liga irit, dimana Nissan Juke berada pada posisi 2 dalam liga irit,” ucap Rizky. Mobil ini juga dilengkapi dengan teknologi terbaru, seperti mesin yang menggunakan teknologi Ecomode, Normal Mode dan Sport Mode.

Tak heran bila mobil yang harganya berkisar Rp250 jutaan hingga Rp260 jutaan ini mulai banyak diminati para pembeli. “Untuk Medan saja hingga saat ini sudah ada sekitar 300 permintaan mobil yang masih indent, dan akan segera kita keluarkan sebelum lebaran,” ujar Branch Manager PT Wahan Trans Lestari Medan, Ariston Sinuraya. (mag-9)

Perluasan Kota Medan Deli Serdang Belum Rela

MEDAN- Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Medan Zulkarnain mengklaim, Pemkab Deli Serdang telah merelakan untuk melepas sebagian wilayahnya yang berbatasan dengan wilayah Kota Medan, sejak beberapa waktu lalu. Namun, Pemkab Deli Serdang terkesan belum rela untuk menyerahkan sebagian wilayahnya untuk perluasan wilayah Kota Medan.
Karenanya, Pemko Medan berharap agar Pemprovsu bisa memfasilitasi rencana perluasan wilayah tersebut, karena hal ini menyangkut masalah lintas daerah.

“Memang kita berharap sangat besar, rencana ini bisa difasilitasi Pemprovsu, kerena inikan menyangkut masalah lintas daerah. Kita juga harus lebih memfokuskan program pokok lintas batas bersama Kabupaten Deli Serdang dan Pemko Binjai,” kata Kepala Bappeda Kota Medan Zulkarnain, Jumat (15/7).

Saat ditanya, apakah upaya memfokuskan program pokok lintas batas tersebut sebagai bentuk Pemko Medan memberikan pilihan atau opsi pada Pemkab Deli Serdang sebagai untuk upaya perluasan Kota Medan, Zulkarnain membantah. Menurutnya, pihaknya tidak memberikan opsi, namun hubungan lintas daerah itu menyangkut kesejahteraan dan dampak sosial ekonomi masyarakat langsung di perbatasan.

“Bukan memberikan opsi, kita kan tetap mengupayakan agar penataan batas-batas administratif Kota Medan dengan maksimal. Jadi, program-program seperti itukan harus ditingkatkan sesama lintas daerah dan harus juga dikerjakan keduanya secara simultan dan bersinergi,” ucapnya.

Zulkarnain menegaskan, kordinasi dengan Kabupaten Deli Serdang termasuk Pemprovsu juga pernah dilakukan untuk membahas persoalan ini dan perlu dioptimalkan lagi. Saat itu, Pemkab Deli Serdang sudah memberikan respon baik dengan adanya rencana Pemko Medan untuk penataan batas-batas administratif Kota Medan.

“Pemkab Deli Serdang juga meresponnya dengan baik dari kebijakan kita ini. Hanya saja perlu dilakukan kordinasi dan konsultasi lebih intensif lagi agar lebih maksimal dan optimal. Termasuk dengan perencanaan yang sedang kita lakukan untuk membuat Peta Geospasial yang bisa diprosesing jadi peta garis dengan keakurasian peta 3 dimensi sangat akurat melalui teknologi Gheografic Information System (GIS),” cetusnya.

Dia juga menuturkan dari perencanaan tersebut, pihaknya juga tengah berencana mengembangkan sejumlah wilayah yang jika nantinya berhasil dalam proses perluasan wilayah Kota Medan dari wilayah Kabupaten Deli Serdang. Perencanaan tersebut sudah tertuang dalam konsep di RTRW Kota Medan 2011-2030 ke depannya.

Sementara, Pemkab Deli Serdang belum memberikan tanggapan terhadap rencana Pemko Medan untuk perluasan wilayah. Wakil Bupati Deli Serdang Zainuddin Mars, ketika dikonfirmasi seputar rencana Pemko Medan untuk perluasan wilayah menjelaskan, sampai saat ini Pemkab Deli Serdang belum pernah memikirkan serta menanggapi wacana pemekaran Kota Medan tersebut. “Kita belum memikirkanya. Meski saat ini Medan sedang membahas Perda RTRW bukan menjadi masalah,” kata Zainuddin.

Namun, ketika ditanya soal Perda RTRW Deli Serdang yang belum ada, Zainuddin belum bisa menjelaskannya. “Iya sedang dibahas,” kilahnya.

Secara terpisah, Kepala Badan Perencanan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Pemkab Deli Serdang Irman DJ Oemar didampinggi Kepala Dinas PU Ir Faisal menambahkan, sampai saat ini, Pemkab Deli Serdang belum berpikir secara lokal tetapi konsep pembangunan Deli Serdang bersifat nasional.

Soal batas wilayah, Deli Serdang juga tetap bersifat fungsional dan terkadang tidak mementingkan diri sendiri. Semisalnya keberadaan Tempat Pembungan Sampah Akhir (TPA) Kota Medan yang berada di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancurbatu, serta keberadan rencana pembangunan waduk Lau Simeme di Kecamatan Namorambe yang berfungsi sebagai sarana penyuplai air dan pengendali banjir bagi Kota Medan.

Kedua sarana tersebut masih masuk wilayah Kabupaten Deli Serdang yang berfungsi sebagai sarana penyangga. “itu tidak pernah dipersoalkan. Deli Serdang sebagai daerah penyangga utama Kota Medan,” tegasnya.

Berbeda dengan Anggota DPRD DeliSerdang Mikail TP Purba, yang menyarankan agar Pemko Medan hendaknya belajar dari negara Singapura kalau hendak mengembankan wilayahnya. “Timbun saja laut Belawan, seperti negara Singapura memperluas daratannya. bukan mengusik Deli Serdang dengan alasan jalan di sini banyak yang berlobang-lobang kemudian mau diambil ahli dengan alasan perluasan wilayah dan sebagainya,” ketusnya. (adl/btr)

Gatot tak Tegas Soal Sekda

Polemik soal Sekretaris Daerah (Sekda) definitif terus bergulir, dan belum melahirkan hasil yang memuaskan. Dengan tidak terselesaikannya masalah ini, banyak pihak menilai Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho tidak tegas. Dengan ketidaktegasannya itu membuat pemerintahan di Sumut tekesan mundur ke belakang.

Hal ini dikarakan anggota Fraksi Demokrat DPRD Sumut Arifin Nainggolan kepada wartawan Harian Sumut Pos Ari Sisworo Jumat (15/7). Berikut petikan wawancaranya.

Apa dampak dari belum terselesaikannya penetapan Sekda Provsu definitif?
Berlarut-larutnya masalah ini, membuat pemerintahan yang berjalan saat ini menjadi mundur. Misalnya, masalah-masalah administrasi dan sebagainya. Kemudian, adanya prokontra terhadap pengangkatan pejabat eselon III beberapa waktu lalu. Artinya, semua pihak tidak menginginkan hal ini terjadi.

Bagaimana dengan tiga nama yang diajukan Plt Gubsu, namun ditolak Kemendagri?
Terkait hal itu, menurut saya sebaiknya Gatot tidak usah lagi beranggapan adanya ajuan calon versi Gubsu nonaktif Syamsul Arifin dan ajuan dirinya. Artinya, Gatot harus legowo menerima itu, dan bahkan ketiga nama ajuan dari Syamsul Arifin telah mengikuti fit and proper test.

Apa yang semestinya dilakukan?
Dalam hal ini, Plt Gubsu harus bijak dan tegas. Bukan masalah lagi mana yang harus dipilih, namun harus tegas untuk mendesak pusat agar segera menentukan siapa Sekda definitif sesungguhnya. Itu saja.

Dari ketiga nama yang telah menjalani fit and profer test, mana yang paling berpeluang?
Terlepas apakah nama-nama itu diusung Gubsu Non Aktif Syamsul Arifin atau bukan. Terpenting adalah yang terpilih menjadi Sekda nantinya orang yang memiliki kapasitas yang pas, memiliki kredibilitas serta kemampuan yang matang terutama lagi yang profesional. Siapapun terserah, namun harus mengedepankan beberapa kriteria tersebut.(*)

Hari Ini, Sasar Bahorok

satu Tahun ROC Sumut

MEDAN- Setahun sudah usia Ruby Owner Club (ROC) Sumut. Klub pemilik dan pencinta motor gede (moge) Ruby ini didirikan pada 17 Juli 2010 silam. Untuk merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-1, hari ini, Sabtu (16/7), ROC Sumut akan menyasar ke Bukit Lawang, Bahorok.

Tak sekadar touring, kegiatan ini akan diisi dengan bakti sosial berupa pembagian sembako kepada warga yang kurang mampu dan membersihkan mesjid di sekitar lokasi wisata itu Ketua ROC Sumut Agus Suherman SE, kepada wartawan koran ini mengatakan, awalnya perayaan satu tahun ROC Sumut akan digelar di Siba Island, Hamparan Perak. Namun karena ada kendala teknis, lokasi dialihkan ke Bahorok. “Jadi kemudian disepakati touring kita alihkan ke Bahorok,” katanya didampingi Bendahara Supran Daulay, Sekretaris Panitia Jambrik Ridwan dan pengurus lainnya di Sekretariat ROC Sumut, Jalan Kapten Sumarsono Medan, Jumat (15/7).

Dijelaskannya, touring kali ini bakal diikuti sedikitnya 30 peserta ROC, karena tak semua anggota ROC bisa ikut serta karena berbagai kesibukan. “Kepada semua anggota telah diberi tahu agar sudah berada di titik kumpul, PRSU, Jalan Jalan Gatot Subroto pada pukul 13.00 WIB,” ujarnya.

Start peserta akan dilakukan Ketua Pengprov Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sumut, Drs Musa Rajekshah M Hum atau yang populer dipanggil Ijeck. “Touring besok (hari ini, Red) juga akan dihadiri Sekjen ROC Pusat, Dedi Setiawan,” tambahnya.

Sejak eksis setahun lalu, ROC Sumut telah menjamah berbagai daerah. Antara lain menembus titik nol nusantara di Kota Sabang, touring ke Berastagi, Sibolga, Padangsidimpuan, Tanjung Balai dan berbagai daerah lainnya. “ROC Sumut juga selalu share ke berbagai pengurus ROC yang ada di Indonesia, juga dengan Ketua ROC Pusat, Marsma H Mardiono Mkes,” jelasnya.

Terkait keberangkatan ke Bukit Lawang, Ketua Pengprov IMI Sumut Drs Musa Rajekshah M Hum mengaku sangat bangga dengan keberadaan ROC Sumut dan segala kegiatannya. Ijeck juga berpesan kepada para riders ROC Sumut agar selalu mematuhi peraturan lalu lintas. “Mudah-mudahan perjalanan ROC Sumut ke Bukit Lawang dapat berjalan lancar dan diberikan kemudahan serta jaya selalu,” ujarnya.(omi)

Petani Jual Sabu

Umumnya, petani menjual padi. Tapi, Ibnu Hajar (35), warga Dusun IV, Desa Lama, Kecamatan Hamparn Perak, yang sehari-hari bekerja sebagai petani, malah menjual sabu-sabu. Akibatnya, dia ditangkap polisi saat menunggu calon pembeli di rumahnya, Jumat (15/7).

Tertangkapnya Ibnu berdasarkan informasi dari masyarakatn kepada polisi yang merasa curiga dengan gerak-gerik Ibnu selama ini. Lantas, informasi tersebut ditindaklanjuti polisi dengan melakukan penyelidikan. Polisi pun menyaru sebagai pembeli.

Setelah saling kontak dan berjanji melakukan transaksi, polisi yang menyaru sebagai pembeli tadi langsung mendatangi rumah Ibnu. Tanpa curiga, Ibnu pun menyerahkan sabu-sabu yang dipesan polisi tadi. Melihat barang bukti tersebut, polisi yang menyaru tersebut langsung meringkus Ibnu.
Dari rumah Ibnu, polisi berhasil mengamankan satu paket sabu-sabu, dua blok plastic kecil dan satu botol bertutup hitam tempat menyimpan sabu-sabu.

“Tersangka memang sudah menjadi target kita. Saat ini tersangka mendekam di sel Polsek Hamparan Perak,” ujar Kanit Reskrim Polsek Hamparan Perak, AKP Irsol.(mag-11)

Sumut Pos Masuk 3 Nominasi Rida Award 2011

MEDAN-Sumut Pos masuk tiga nominasi Rida Award 2011 dan berpeluang meraih penghargaan tertinggi karya jurnalistik Riau Pos Group yang digelar setiap tahun itu Ketiga nominasi masing-masing kategori karya tulis jurnalistik dengan judul ‘Jelang Ajal, Ibu Renta Rindukan Anak Kembarnya karya Handani dan kawan-kawan, karya foto dengan judul ‘Pengungsi Letusan Sinabung’ karya fotografer Andri Ginting, serta perwajahan koran umum edisi 7 Januari 2011.

Dewan juri Rida Award 2011 terdiri dari Rida K Liamsi, ketua merangkap anggota, Darmawi Kahar, anggota serta Amzar, anggota terlebih dahulu menyeleksi semua karya yang masuk, dan kemudian memilihnya untuk menempatkan karya-karya tersebut dalam kelompok karya-karya pilihan Rida Award 2011.

Untuk kelompok karya tulis jurnalistik dipilih 21 karya tulis, 10 karya foto jurnalistik, 9 perwajahan koran umum dan 8 perwajahan koran metro. Dari karya-karya pilihan tersebut kemudian ditetapkan karya-karya nominator yang terdiri dari 10 nominator karya tulis jurnalistik, 6 karya foto jurnalistik, 5 perwajahan koran umum, dan 4 perwajahan koran metro.

Sementara karya terbaik penerima Rida Award 2011 akan diumumkan pada malam acara Anugerah Rida Award 2011, Minggu (17/7) malam di Batam. Rida Award 2011 dibagi dalam 4 katagori yakni karya tulis jurnalistik, karya foto jurnalistik, perwajahan koran umum dan perwajahan koran metro. (fal/jpnn)

30 Ormas Minta Masjid Al-Ikhlas Dibangun Lagi

MEDAN- Ratusan umat Muslim yang tergabung dalam 30 ormas menggelar aksi di halaman Balai Kota Medan, Jumat (15/7) siang. Mereka meminta Wali Kota Medan Rahudman Harahap untuk membangun kembali masjid Al Ikhlas di lahan semula.

“Kami katakan tidak untuk relokasi. Hanya satu solusi, bangun kembali masjid di lahan semula. Wali kota sudah tidak peduli kepada kami, siapa lagi yang peduli kepada kami?” kata koordinator aksi Hery Adlin di.

Dalam orasi tersebut, Hery mengatakan, Wali Kota Medan Rahudman Harahap terkesan tidak peduli terhadap umat Muslim di Kota Medan karena tidak berani menyelesaikan masalah penghancuran rumah ibadah di Kota Medan untuk pembangunan perumahan, termasuk perubuhan Masjid Al-Ikhlas di Jalan Timor, Kecamatan Medan Timur.

“Di mana kepedulian Bapak Wali Kota Medan terhadap umat Muslim di Kota Medan? Seperti apa yang dijanjikan pada saat kampanye Pilkada Kota Medan lalu, kemenangan Rahudman menjadi wali kota tidak terlepas dari suara umat Muslim. Tapi apa, saat Masjid Al-ikhlas dirubukan, wali kota terkesan hanya berdiam diri,” ucapnya.

Dijelaskan Hery, perubuhan Masjid Al-Ikhlas telah melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 dan UU Wakaf tahun 2004, dimana disebutkan, tanah wakaf tidak dapat dipindahkan atau diperjualbelikan untuk kepentingan apapun.

“Untuk itu, kita mendesak Wali Kota Medan untuk membangun kembali Masjid Al-Ikhlas serta tidak mengeluarkan IMB untuk pembangunan fisik yang dilakukan pengembang di area lahan masjid,” kata Hery yang juga pengurus MUI Sumut.(adl)