25 C
Medan
Friday, December 19, 2025
Home Blog Page 15179

Gara-gara Minyak Babi, Warung BPK Terbakar

MEDAN- Warung Babi Panggang Karo (BPK) Teselonika di Jalan Jamin Ginting, Kecamatan Medan Tuntungan, tepatnya di simpang selayang hampir ludes dilalap sijago merah, Minggu (5/6) sore pukul 15.30 WIB. Beruntung, enam unit mobil pemadam kebakaran milik Pemko Medan dibantu kepolisian Polsek Delitua berhasil memadamkan api yang sudah membakar sebahagian dapur dan cerobong asap pemanggangan.

Keterangan yang diperoleh, api yang diketahui berasal dari minyak babi yang sudah panas menguap sehingga menimbulkan percikan api yang akhirnya membakar benda yang mudah terbakar dari cerobong asap hingga api membesar di dapur belakang warung tersebut.

“Minyak babi itu kan panas, kalau semakin banyak diletak saat babi dipanggang bisa menimbulkan api dan akibat itulah makanya terbakar,” kata seorang karyawan BPK Tesalonika yang sibuk menyelamatkan peralatan yang berada di dapur.
Akibatnya, warung BPK yang sudah berdiri selama 10 tahun tersebut mengalami kerugian sekitar puluhan juta rupiah, sedangkan untuk ke-30 karyawannya tidak bekerja untuk sementara waktu.

Pemilik BPK Tesalonika, Hendrik Sembiring terlihat sangat stres atas kejadian yang menimpanya. “Jangan ditanya dululah Bang, stres aku. Mengertilah Bang keadaanku,” ujarnya di sela-sela seluruh karyawannya memanjatkan doa saat api telah berhasil dipadamkan.

Kanit Reskrim Polsek Delitua, AKP Semion Sembiring yang berada di lokasi kejadian menuturkan, api berasal dari panggangan. “Karena kebanyakan diletak minyak babi makanya mengeluarkan percikan api yang langsung menyambar benda yang mudah terbakar. Sampai saat ini, polisian masih melakukan olah TKP,” beber Semion.(adl)

Sinerjikan Potensi Alumni dan Sekolah

MEDAN- Setelah 20 tahun berpisah, sekitar 100-an Alumni SMA Joshua angkatan 1991 berkumpul di halaman SMA Joshua, Jalan Kolonel GB Josua Medan, beberapa waktu lalu. Tak hanya alumni, guru dan mantan guru yang pernah mengajar mereka juga ikut diundang.

“Pokoknya hari ini kami bernostalgia dengan sesama teman SMA dan guru yang mengajar kami dulu,” ungkap Syaiful Nasution, Ketua Panitia bersama Fanda Wirliana, Bendahara dan Anshari Nasution, Wakil Ketua di sela-sela acara.
Ide menggelar reuni ini, berawal dari komunikasi lewat facebook. Dengan teknologi komunikasi dunia maya inilah antara alumni yang satu dengan yang bisa saling kontak lagi. “Ya, di facebook, kami saling tukar nomor telepon. Hingga akhirnya tercetus ide berkumpul  di rumah Fanda untuk membuat acara reuni,” ungkap Syaiful.

Dia menjelaskan, berkat kerja keras panitia, akhirnya reuni dapat terwujud. “Soal sifat tidak jauh berbeda sejak SMA 20 tahun, dengan saat sekarang ini. Cuman yang membedakannya, sekarang rata-rata alumni yang datang sudah membawa anak dan istri, kalau dulu belum,” ungkap Syaiful sambil tertawa kecil.

Namun, mereka bangga dengan acara ini, apalagi Marapimpin Harahap, Kepala SMA Josua Medan mengharapkan bantuan alumni untuk memajukan sekolah itu kelak. Hal ini tentunya disambut baik oleh Syaiful. Dia bilang seluruh alumni khususnya angkatan 91 akan mendukung program sekolah dalam memajukan sekolah tersebut. Apalagi hal ini akan berdampak pada peningkatan kwalitas adik kelas mereka nantinya. “Kami bersama pihak sekolah akan membangun sekolah ini ke depan,”katanya.(dra)

Tingkatkan Kunjungan Wisman ke Sumut

Sumatera International Travel Fair 2011 Digelar

MEDAN- Sumatera International Travel Fair (SITF) telah dibuka secara resmi di Tiara Convention Center Medan, Sabtu (4/6). Even ini diharapkan bisa meningkatkan pariwisata regional Sumatera dan meningkatkan kerjasama pertumbuhan Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle (IMTGT).

Harapan itu disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Kebudayaan Pariwisata Wardiyatmo saat pers confrence dengan para wartawan di sela-sela pembukaan SITF. Menurutnya even ini menjadi momen meningkatkan kepariwisataan Indonesia pada umumnya dan Sumatera khususnya serta meningkatkan kerjasama antar berbagai negara dengan konsep MICE.

Wardiyatmo menambahkan, even ini juga diharapkan bisa menjadikan Sumatera menjadi destinasi wisata selain Bali dan daerah wisata lainnya, dengan melakukan promosi wisata atau tourism gathering. Untuk kerjasama dilakukan bisnis contact antara buyer dan seller sehingga tercipta kerjasama antar berbagai negara.

Sementara Ketua SITF, Hendri Hutabarat mengatakan, dengan mengedepankan konsep MICE akan disampaikan kepada seluruh peserta dan pengunjung bahwa daerah ini sangat tepat menjadi tujuan wisata. Dengan konsep ini, Sumatera dapat digambarkan sebagai destinasi wisata yang aman selain Bali.

“Sejak dulu, pemerintah  mengunggulkan Bali sebagai tujuan wisata. Belakangan baru mulai mempromosikan daerah lain khususnya Sumut. Kami ingin memanfaatkan program pemerintah yang mulai mengedepankan daerah lain selain Bali,” katanya.

Diharapkan, SITF bisa menggalang kerjasama internasional dan forum investasi serta temu bisnis pada sector pariwisata oleh pelaku bisnis dan investor pariwisata.

Target peningkatan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) tahun ini sebanyak 7,7 juta orang wisman. Dari target itu, realisasi hingga April 2011 sebanyak 2,32 juta orang. Jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, jumlah wisman yang masuk ke Indonesia sebanyak 2,167 juta orang atau naik 7,20 persen.

Dari total itu, jumlah wisman yang masuk melalui Bandara Polonia Medan hingga April 2011 sebanyak 57.040 orang atau naik 13,36 persen dari periode sama tahun lalu sebanyak 50.316 orang. “Secara persentase, rata-rata kenaikan wisman yang masuk ke Sumut lebih tinggi dibandingkan nasional,” ucapnya. (ful)

Alumni Diserap Pasar Kerja

Usia Akademi Kebidanan Budi Mulia masih enam tahun. Tapi siapa sangka alumninya sudah terserap di pasar kerja.
Dra Mei Yati Simatupang, SSiT, MKes, mengatakan, tingginya kebutuhan bidan di berbagai daerah tak hanya di Medan, menjadi faktor penentu keberhasilan Akbid  Budi Mulia menyediakan lapangan pekerjaan.
Keilmuwan yang telah didapatnya, para peserta didik juga memiliki kesempatan untuk membuka praktek sendiri ataupun biasa disebut praktek mandiri.

Hal ini lanjut Mei Yati, sesuai misi akademi yakni menyelenggarakan pendidikan bidan profesional yang bertanggung jawab. Yang mana menurutnya, para tamatan harus menanggung resiko seperti bentuk gugatan jika terbukti melakukan pelanggaran kode etik kesehatan sesuai profesi yang ditekuni.
Untuk menunjang kualitas pendidikan kebidanan, Akbid Budi Mulia mengikuti kurikulum yang terbaru dari Pusdiknakes Depkes RI, dengan beban studi 120 SKS.

“Bahkan di tengah maupun akhir semester kita lakukan evaluasi kepada seluruh mahasiswi untuk menyelesaikan kurikulum sebelum mengikuti jenjang berikutnya. Penanaman sikap disiplin ini dilakukan untuk membentuk sikap tanggung jawab terhadap peserta didik kita,” ucapnya.(uma)

Sediakan Klinik Desa Binaan

Akademi Kebidanan Budi Mulia

MEDAN- Yayasan Winda Nauli mengelola Akademi Kebidanan Budi Mulia. Kampus yang berlokasi di Jalan Jamin Ginting Medan ini, khusus mencetak tenaga kebidanan yang andal di bidangnya.

“Dengan menyelenggarakan program studi ilmu kebidanan jenjang Diploma 3, peserta didik mendapatkan pembelajaran selama tiga tahun untuk ditempa menjadi ahli madya siap pakai,” ungkap Ketua Yayasan Winda Nauli, Dra Mei Yati Simatupang SSiT, MKes, saat ditemui di ruang kerjanya belum lama ini.
Untuk menciptakan tamatan yang profesional, lanjut Mei Yati, harus didukung prasarana dan staf pengajar yang ahli sesuai bidang keilmuwannya.

Bentuk keseriusan ditunjukkan Akademi Kebidanan Budi Mulia dengan menyiapkan dosen dengan standar keilmuwan yang telah memiliki pengalaman mengajar di berbagai lembaga pendidikan kesehatan.
“Dosen kita sesuai bidang keilmuwannya, baik tamatan D-4, S-1, S-2 dan sebagian profesor.  Hal ini sesuai visi kampus yakni untuk menghasilkan bidan profesional yang berdayaguna,” ungkap Mei Yati.

Dengan menerapkan kurikulum berbasis kompetensi, Akademi Kebidanan Budi Mulia, mencoba memberikan peluang setiap mahasiswinya untuk menentukan masa depan yang menjanjikan.

Bahkan untuk menjaga mutu pendidikan, Mei Yati mengaku, kegiatan pembelajaran praktik dibangun melalui kerja sama dengan berbagai rumah sakit pemerintah, maupun swasta serta puskesmas dan klinik desa binaan. Khusus klinik desa binaan ini, mahasiswa bisa mengaplikasikan ilmu yang sudah didapatnya di kampus.(uma)

Wanita Asal Nias Disiram Air Keras

MEDAN- Septiana Telambanua (18), warga Jalan Teratai Nomor 37 Medan, menjadi korban penyiraman air keras oleh seorang wanita di tempatnya bekerja. Akibat penyiraman air keras tersebut, Septiana mengalami luka bakar di tubuhnya dan terpaksa mendapat perawatan intensif di RSU Dr Pirngadi Medan, Minggu (5/6).

Menurut N Telambanua (36), teman sekampung korban, Septiana disiram dengan air keras oleh perempuan yang ada di toko tempat korban bekerja. Padahal korban sudah lama bekerja di toko tersebut. Dan sekarang perempuan yang menyiram itu sudah lari. “Walaupun dia lari, tapi dia sudah kami laporkan ke kantor polisi,” ungkapnya.
Kini korban hanya seorang diri di ruang ICU RSU dr Pirngadi tanpa ditemani keluarganya. Namun dengan luka bakar yang dialaminya, teman satu kerjanya sudah menghubungi keluarga korban yang berada di Nias. Saat ini keluarga Septiana masih dalam perjalanan dari Nias menuju ke Medan.

“Sudah dihubungi keluarganya. Kata keluarganya, mereka segera ke Medan mau melihat kondisi Septiana. Mungkin ini lagi dalam perjalanan,” ujarnya.(mag-7)

13 Mahasiswa Akper Columbia Asia PKL

MEDAN- Mahasiswa Akademi Perawat (Akper) Columbia Asia Medan praktik kerja lapangan (PKL) di beberapa lingkungan Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan, 16 Mei hingga 4 Juni mendatang. Mahasiswa yang PKL berjumlah 13 orang angkatan 2008.

Materi penyuluhan yang dibawakan adalah hypertensi. Baik dari pengetahuan tentang apa itu hypertensi, penyebabnya, resiko, pencegahan, hingga komplikasi penyakit yang mungkin bertambah akibat riwayat penyakit tersebut.

Direktur Akper Columbia Asia Medan Rostime Hermayerni Simanullang SST MKes menjelaskan, pihaknya melakukan kegiatan seperti ini sejak angkatan pertama Akper tersebut.

“Sejak angkatan pertama 2003 lalu, kita sudah menggelar kegitan ini sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat. Kegitan ini dimulai pada TA 2004/2005 sebagai kegiatan PKL pertama,” jelasnya, Rabu (1/6).
Lebih lanjut Rostime mengatakan, dengan adanya kegiatan ini, lokasi PKL menyambut positif dengan respon yang cukup baik. “Kenapa kami memilih daerah ini, alasannya karena daerah ini masyarakatnya belum begitu sadar secara mutlak tentang arti kebersihan dan kesehatan. Karena itu pula kami merasa perlu memberikan pengetahuan tentang pendidikan kebersihan serta kesehatan di sini,” katanya.

Dan setelah mengadakan kegiatan ini secara kontinu, akhirnya masyarakat juga berharap kegiatan ini diadakan tiap tahun. “Kegiatan ini juga pernah dilakukan dengan serangkaian acara pemeriksaan kesehatan secara gratis,” tutur Rostime.(saz)

Lahirnya Bayi-Bayi Baru dan Mulainya SPPD Berkuota

Satu per satu PLTU program 10.000 MW mulai menghasilkan listrik. Jumat malam lalu (27 Mei 2011) satu unit PLTU Lontar (beberapa kilometer sebelah barat Bandara Cengkareng) sudah bisa menghasilkan listrik 216 MW dari kapasitasnya 300 MW.

Memang, seperti umumnya PLTU baru, setelah dua hari dicoba, pembangkit tersebut harus dihentikan dulu beberapa hari karena diketahui ada beberapa bagian yang harus dikoreksi. Koreksi ini tidak serius karena hanya meliputi sensor temperatur di super heater, shoot blower yang temperaturnya terlalu tinggi dan cacat di anti-steam explotion. Tidak seperti di Suralaya-8, yang begitu dites, bagian yang penting gagal fungsi. Meski bulan lalu juga berhasil start kembali, prosesnya sempat menjengkelkan. Sebab, alat yang tidak berfungsi itu harus diganti dengan cara mendatangkan alat baru dari luar negeri. 

Yang lebih mengesalkan adalah PLTU di Paiton. Begitu dicoba, trafo step-up-nya terbakar. Penyelesaian PLTU ini harus mundur delapan bulan karena trafo 500 kv-nya harus dibuat lagi di pabriknya di Tiongkok.

Dengan selesainya unit-1 PLTU Lontar, kini sudah delapan unit yang menghasilkan listrik. Total sudah sekitar 3.000 MW dari 10.000 MW yang direncanakan. Kalau saja tidak ada masalah trafo di Paiton, angka itu sudah mencapai 3.600 MW. Sampai akhir tahun ini masih tambah lagi beberapa unit, sehingga mencapai paling tidak 4.500 MW yang selesai.

Kita memang sudah sangat lama menunggu lahirnya bayi listrik di Lontar itu. Hamilnya sudah terlalu lama. Teman-teman PLN bekerja keras setahun terakhir ini untuk menjaga agar bayi PLTU Lontar tidak lahir cacat.

Sejak awal proyek ini memang mengalami hambatan besar. Bahkan, sejak pencarian tanahnya yang harus berpindah-pindah. Ketika kali pertama meninjau proyek ini (tidak lama setelah dilantik menjadi Dirut PLN), saya geleng-geleng kepala. Apalagi waktu itu baru saja hujan. Mobilitas alat, barang, dan pekerja sangatlah lebay. Yang terlihat di sekitar proyek hanyalah kubangan dan lumpur. “Ini proyek horor,” kata saya dalam hati saat itu.

Di tengah-tengah horor itu teman-teman yang menangani proyek ini ternyata tidak kehilangan rasa humornya. “Normalnya proyek PLTU itu dibangun dulu, baru kemudian dilakukan firing (pembakaran untuk menghasilkan uap). Tapi, PLTU Lontar ini firing dulu, baru dibangun,” ujarnya.

Tentu saya tidak mengerti di mana lucunya kalimat itu. Setelah diceritakan kejadiannya, barulah saya tertawa. Ternyata, sebelum proyek ini dimulai, penduduk sekitar sempat marah dan melakukan pembakaran yang menghebohkan. Setelah peristiwa pembakaran itu diatasi, barulah proyek bisa dimulai kembali.

Sebenarnya permukiman penduduk cukup jauh dari proyek ini. Areanya terpisahkan oleh persawahan sejauh kira-kira 2 km. Untuk bisa sampai ke proyek ini pun sulitnya bukan main. Harus menundukkan dulu jalan darurat yang berkubang dan berkubang.

Sepintas proyek ini seperti dibangun di tengah persawahan.Ternyata PLTU Lontar juga dibangun di pinggir pantai. Hanya, pantainya berada nun jauh di 2 km sana. Bisa dibayangkan betapa horornya proyek ini. Betapa sulitnya mengerjakannya. Termasuk betapa beratnya membangun water intake dan water outflow-nya. Maka, sejak awal pun saya memastikan bahwa pembangunannya akan lambat.

Yang bisa dilakukan hanyalah bagaimana agar bayi horor ini tidak lebih lama lagi ngendon di kandungan. Juga bagaimana agar kualitas si bayi bisa lebih baik dibanding yang lahir setahun sebelumnya. Setidaknya, jangan seperti yang di Labuhan yang sampai setahun kemudian pun masih terkena asma.

Kalau benar yang selesai pada 2011 ini kualitasnya lebih baik, tentu itu sebuah prestasi. Begitu ketat mengendalikan proyek sekarang ini. Sampai-sampai berbagai ancaman dikeluarkan. Di PLTU Rembang saya sempat mengancam mengusir kontraktornya. Demikian juga di Suralaya-8, manajer proyek di sana benar-benar mengusir pimpinan proyek yang diangkat kontraktornya.

Henky Heru Basudewo, penanggung jawab proyek-proyek itu di Jawa, sampai menciptakan sistem baru agar bisa mengendalikan anak buahnya 24 jam. HHB, begitu panggilannya, terus menguber para manajer proyek seperti menguber perampok. Begitu ketatnya HHB mengendalikan para manajer, sampai-sampai muncul kesan seolah-olah mereka itu seperti terdakwa. Seolah-olah keterlambatan proyek itu gara-gara mereka. Padahal, mereka baru diterjunkan satu tahun lalu, justru ketika proyek-proyek itu sudah sangat terlambat.

Dengan selesainya proyek-proyek itu satu per satu, tekanan untuk pasokan listrik di Jawa sudah berkurang. Tiga bulan lalu pasokan listrik di Jawa kembali memburuk. Yakni, ketika tiba-tiba air di waduk Saguling, Jabar, menurun drastik. PLN tiba-tiba saja kehilangan 1.300 MW setiap hari. Saat itu mestinya kondisi listrik di Jawa hancur-hancuran. Tapi, berkat kerja keras teman-teman PLN di distribusi, masyarakat tidak terlalu merasakan krisis itu. Kini, kalaupun waduk Saguling kehabisan air lagi, tekanan kekurangan listrik tidak terasa lagi.

Sistem pengendalian proyek itu bisa efektif karena BlackBerry. Semua jajaran proyek harus menggunakan BlackBerry agar bisa berkelompok dalam grup BBM. Maka, seluruh jajaran proyek dikelompokkan dalam grup BBM. Saya dan Dirops Jawa-Bali dianggap kepala proyek juga, sehingga kami berdua dimasukkan ke dalamnya.

Di situlah sesama manajer proyek saling melapor, memberikan saran, jalan keluar, memberikan instruksi, memuji, sewot, ngedumel, dan meringis. Bahkan sekadar melucu, untuk melepas stres. Setiap akhir pekan mereka bertukar lelucon. Kadang leluconnya memakai bahasa Suroboyoan sehingga banyak manajer yang Batak protes tidak bisa ikut tertawa.

Dengan sistem BBM itu, praktis sesama manajer proyek terhubung selama 24 jam. Sejak pukul 05.00 sampai pukul 24.00. BBM biasanya sudah “on” pada pukul 05.00. Mulai saat itu siapa pun sudah boleh mulai mengajukan persoalan yang dihadapi hari itu. Sesekali saya ikut nimbrung.

Saya membayangkan, kalau semua unit di PLN membuat grup seperti itu, alangkah efektifnya organisasi ini. Juga alangkah turunnya SPPD, biaya perjalanan dinas. Apalagi, SPPD memang harus turun pascapuasa SPPD sebulan penuh yang berakhir pada 31 Mei 2011 lalu. Apalagi, kini diberlakukan “kuota SPPD’. Kuota ini diterapkan dengan sistem terkomputer, sehingga begitu kuotanya habis tidak bisa di-klik lagi. (*)

Ponsel Elegan nan Stylish

LG Optimus Black

MEDAN- LG kembali meluncurkan ponsel inovasi terbarunya, LG Optimus Black. Ponsel ini berdesain stylish nan elegan dengan balutan warna hitam legam. Sebelumnya, ponsel dengan balutan warna yang sama pernah diluncurkan.

Wilda Mutia, Vendor LG di Global Teleshop mengatakan, ponsel LG Optimus Black sangat ramping, dengan berat 109 gr, tak lebih besar dari jari kelingking orang dewasa. Pada layar ponsel 4 inch WVGA IPS LCD membuat penampilan Optimus Black semakin elegan. “Ponsel ini menggunakan teknologi NOVA. Tampilan display-nya menjadikan Optimus Black dapat bersaing dengan teknologi super Amoled,” tambahnya. Dengan tampilan full touch screen, lanjutnya, mampu menghadirkan tampilan yang lebih baik, lebih jelas dan lebih jernih walau di bawah sinar matahari. Selain itu, untuk konsumsi energi juga lebih hemat 50 persen dibandingkan dengan jenis LCD regular.
Fitur lainnya, sambung dia, pada layar depan sudah menggunakan LED sehingga layar tetap stabil atau tidak berbayang walau disentuh oleh jari. Dengan sistem opeasi Android froyo yang dapat di up grade menjadi Gingerbread (Android 2,3).

“Untuk kamera, ada 2 kamera yang disediakan, kamera bagian belakang 5 MP, sedangkan kamera depan 2 MP. Kameranya lebih tangguh dibandingkan dengan ponsel yang memiliki 2 kamera, karena pada umumnya, kamera tersebut hanya berukuran 1,3 MP (untuk kamera depan),” paparnya.

Untuk kapasitas memori, smarphone ini dilengkapi memori sebanyak 2GB dan 512 MB RAM. Sedangkan untuk konektifitas sudah mengusung HSDPA 7,2 Mbps atau HSUPA 5,6 Mbps. ”Saat ini HSUPA merupakan konektifitas tertinggi,” kata dia.

Dengan desain tersebut, maka tidak salah bila ponsel yang memiliki teknologi smartphone ini sebagai ponsel fashion, dengan warna hitam legam yang melekat. Saat ini  harga yang ditawarkan dipasar  berkisarRp3.999.900. (mag-9)

Berhasil Diraih XL

The Indonesian Financial Review Award 2011

Medan-Kinerja PT XL Axiata (XL) kembali meraih pengakuan dari masyarakat bisnis. Kali ini XL meraih Penghargaan The Indonesian Financial Review kategori Infrastruktur dari Tempo Media Grup dan IRAI (Independent Research & Advisory Indonesia).  Penghargaan diterima oleh Direktur Jaringan dan Layanan XL, Dian Siswarini di Jakarta, Selasa malam (31/5).

Dian Siswarini mengatakan, “penghargaan ini sangat berarti bagi kami, yang pastinya akan semakin memotivasi kami untuk dapat terus meningkatkan kinerja di tahun ini dan tahun-tahun ke depan.bagi XL, kinerja yang bagus berarti maksimal dalam memberikan layanan yang terbaik bagi pelanggan dan masyarakat. Jika kebutuhan masyarakat atas layanan kami terpenuhi dengan sendirinya kinerja perusahaan juga akan bagus.”

Penghargaan untuk XL ini berdasarkan meringkatan perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia dengan nama Indonesia Financial Review Earning Scorecard (IFR Earning Scorecard).
Pemeringkatan berdasarkan pada 10 indikator, khususnya laba perusahaan. Sembilan indikator yang lain adalah: Return on Equity (RoE), Return on Asset (RoA), Harga saham, Earning per Share (EPS), Net margin, Revenue growth, Revenue per employee, Price to Book Value (PBV), dan Kapitalisasi Pasar (Market cap).

Pemeringkatan ini dibuat oleh IFR secara berkala, yaitu triwulanan, karena itu dinamakan IFR Quarterly Earning Scorecard. Lima Emiten terbaik yang menerima award ini meliputi kategori Industri, Pertambangan, Finansial, Konsumer & Perdagangan serta Infrastruktur. (ila)