26 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 15211

Jangan Sampai Luntur

Hari Ini, 66 Tahun Lahirnya Pancasila

Hari ini, Indonesia kembali memperingati Hari Lahir Pancasila. Namun, meskipun Pancasila hebat dalam teori,
tapi masih saja kemiskinan dan kepincangan masih terjadi. Perkembangan politik semakin memalukan, lembaga keamanan dan peradilan kotor, konflik antaragama dan terorisme terus menghantui.

Ya, tampaknya ada yang salah dalam praktik pengelolaan berbangsa dan bernegara. Kesalahan itu, jika diamati, akibat lemahnya pemahaman dan praktik nilai-nilai dasar negara yang menjadi identitas bangsa, yakni Pancasila. Kesalahan yang mulai terjadi sejak bergulirnya reformasi kemudian mengakibatkan munculnya berbagai gerakan yang radikal yang mengatasnamakan agama maupun politik beberapa tahun terakhir.

Nah, sebagai renungan, aktivis Ratna Sarumpaet menggagas acara Pancasila Rumah Kita. Kata Ratna, sangat menyedihkan, saat ini Indonesia rapuh, seperti tidak punya pijakan, padahal Indonesia punya Pancasila. “Acara ini merupakan ajakan untuk terus sharing mengenai hilangnya semangat Pancasila,” ujar Ratna di Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (28/5) lalu.

Soal Pancasila memang semakin hangat menjelang hari jadinya ke-66, Rabu (1/6) ini. Semua ini bermula dari Ketua MPR, Taufiq Kiemas yang menyatakan Pendidikan Pancasila akan dimasukkan lagi ke kurikulum pelajaran sekolah. Pancasila dahulu diajarkan di sekolah-sekolah dengan nama mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Mata pelajaran ini kemudian dihapus dan diganti dengan Pendidikan Kewarganegaraan, tanpa embel-embel Pancasila.
Namun, krisis toleransi yang belakangan makin marak terjadi di tanah air, membuat pemerintah sepakat untuk menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat, sebagai bagian dari revitalisasi peran Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Pemerintah 1.000 persen setuju untuk mengembalikan Pendidikan Pancasila ke kurikulum sekolah. Untuk itu MPR akan melakukan dengar pendapat dengan ahli pendidikan dan ahli tata negara selama tiga hari,” kata Taufiq di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (26/1) lalu.

Kesepakatan untuk memasukkan kembali Pendidikan Pancasila ke dalam kurikulum sekolah, dicapai dalam pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) dengan lembaga-lembaga tinggi negara yang digelar di Gedung Mahkamah Konstitusi, Selasa (24/5) lalu.

Sementara itu di tempat terpisah, sejarawan Asvi Warman Adam menilai pemerintah selama ini sangat sembrono menghilangkan mata kuliah pendidikan dasar Pancasila dan Kewarganegaraan di kurikulum sekolah dan perguruan tinggi. Akibatnya ancaman disintegrasi bangsa semakin terbuka. “Saya rasa itu blunder besar yang dilakukan Menteri Pendidikan Nasional,” kata Asvi di Jakarta.

Senada dengan Asvi, Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Puruhito, juga menyayangkan dengan penghapusan kurikulum Pancasila dalam Sistim Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

Oleh karena itu, dia berharap kepada para dosen untuk menyelipkan sedikit nilai-nilai Pancasila sebelum memulai mata kuliah. Meski hal itu dinilai kurang efektif namun minimal berjuang agar nilai-nilai luhur Pancasila tidak terkikis oleh globalisasi. “Karena globalisasi telah mencabut akar kebangsaan ini,” ujarnya.

Tak hanya itu saja, pemerintah harus serius dalam menanamkan Nilai Pancasila di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sebab, 50 tahun ke depan mereka adalah para pengganti. “Jika tidak dimulai sejak dini maka nilai-nilai Pancasila akan luntur,” tambahnya.

Terlepas dari itu, Presiden SBY memastikan akan hadir dalam acara peringatan pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 yang mendasari lahirnya nilai-nilai Pancasila di gedung MPR hari ini. “Saya akan hadir dan memberikan pidato untuk memperingati pidato Bung Karno pada 1 Juni bersama Presiden ketiga Bapak Habibie dan Presiden kelima Ibu Megawati,” kata SBY di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (31/5).

Presiden menegaskan, semua warga negara harus tetap memegang teguh isi Pancasila yang merupakan dasar negara dan falsafah hidup bangsa. “Bahkan, sebagai jalan hidup yang harus terus kita jalankan,” katanya.

Soal pidatonya hari ini, SBY ditengarai akan memaparkan tentang survei tentang Pancasila di masyarakat kini. Pidato ini didasari oleh temuan Badan Pusat Statistik (BPS). Ya, survei ini digelar BPS dalam upaya revitalisasi nilai-nilai Pancasila yang mulai dilupakan sebagian masyarakat. “Kira-kira 80 persen positif melihat Pancasila sebagai sesuatu yang dibutuhkan,” kata Kepala BPS Rusman Heriawan, Selasa (31/5).

Survei dilakukan selama 3 hari sejak 27 Mei 2011, dengan melibatkan 12 ribu responden yang terdiri dari berbagai golongan di masyarakat. Seperti tentara, anggota dewan, elit politik hingga para petani. Survei dilakukan merata di wilayah Indonesia, dari Aceh hingga Papua. (bbs/rm/jpnn)

Tak Boleh Setengah Hati

Untuk diketahui, jelang peringatan hari lahirnya, pemerintah berniat merevitalisasi Pancasila. Salah satu caranya, Ketua MPR, Taufiq Kiemas menyatakan Pendidikan Pancasila akan dimasukkan lagi ke kurikulum pelajaran sekolah.
Menurut sejarawan Asvi Marwan Adam, pemerintah tak boleh setengah hati menyosialisasikan Pancasila. “Kenyataannya setengah hati, lembaga tinggi negara baru membentuk komisi,” kata dia, Selasa (31/5).

Harusnya, tambah dia, Pancasila ditangani oleh lembaga setingkat departemen. Namun, tak perlu sampai membentuk yang baru yang membutuhkan dana besar. “Melalui departemen yang ada yakni Departemen Agama dan Pancasila. Kelihatannya agama dan Pancasila dua hal yang berbeda, tapi saling melengkapi,” tambahnya.

Langkah kedua, Presiden diminta untuk menetapkan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. “Harusnya ada Kepres yang memutuskan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Seperti halnya 18 Agustus yang ditetapkan jadi Hari Konstitusi,” jelas Asvi.

Menurut Asvi, ini aneh, pemerintah justru menetapkan hari lahir UUD 45, bukannya Pancasila yang menjiwainya. “Masih ada diskriminasi terhadap Pancasila, belum diakui, pemerintah masih setengah hati,” pungkasnya. (net/jpnn)

Bintang Medan- PSMS Bisa Saja Merger

Menjelang bergulirnya musim Divisi Utama dan paruh musim LPI, ada selintingan yang menyebutkan Bintang Medan dan PSMS akan segera dilebur jadi satu tim.

Namun kompetisi yang akan diikuti masih abu-abu alias masih tak bisa dijelaskan kepastiannya.
CEO Bintang Medan, Dityo Pramono tak menampik isu itu. Dihubungi kemarin, Dityo menjelaskan memang ada wacana kalau kedua tim akan digabungkan jadi satu. “Selintingannya sih sudah berkembang sejak akhir kompetisi lalu. Tapi kami masing-masing dari kedua klub belum membicarakan kepastian itu. Mungkin jawabannya akan diputuskan dalam waktu dekat,” kata Dityo.

Dalam kepastian kompetisi yang akan diikuti, Dityo tampaknya berat kepada LPI. Namun masih menanti kebenaran isu itu sendiri. Hal itu dapat dilihat dari kompetisi Divisi Utama atau Super Liga yang akan semakin berat musim depan. Persoalan utamanya adalah diharamkannya APBD untuk klub Indonesia mulai musim depan.
Sekadar mereview, ketika PSMS akan mengarungi musim lalu, PSMS sempat akan pindah haluan ke LPI karena iming-iming dana besar. Namun karena penolakan sejumlah praktisi sepak bola, akhirnya PSMS yang saat itu masih dipimpin Dzulmi Eldin memutuskan tetap bermain di Divisi Utama.

Musim depan, isu pendanaan dipastikan masih akan jadi masalah besar bagi PSMS. Dilarang menyusu APBD bisa jadi kiamat bagi PSMS.  Menjawab kemungkinan itu Dityo menyambut baik. “Kalau memang ingin digabungin kita tak akan larang. Ya kita buka pintu dengan lebar. Toh PSMS juga punya saham di PT Bintang Metropolitan yang membawahi Bintang Medan. Tapi itu mungkin masih akan dibahas kalau memang benar begitu,” pungkas Dityo.
PSMS sendiri kini sedang vakum menyusul dibubarkan oleh Sekretaris Umum PSMS, Idris 25 Mei lalu. (ful)

Michael Mau Donny Bisa Masuk Skuad Tanpa Seleksi

MEDAN- Arsitek Bintang Medan, Michael Feictenbeiner memuji mantan gelandang PSMS, Donny Fernando Siregar. Bahkan Michael berharap Donny yang sedang ikut seleksi serius bergabung ke Bintang Medan. Kalau memang serius, Michael bersedia memasukkan Donny tanpa seleksi ke dalam skuadnya.

Pada seleksi kemarin di Lapangan Thamrin Graha Metropolitan, 15 pemain seleksi termasuk tiga mantan pemain PSMS Medan Donny F Siregar, Azuan Lubis dan Denny Wahyudi tampak hadir dalam seleksi tersebut. Seleksi tersebut diawali dengan pertandingan ujicoba antara gabungan beberapa pemain Bintang Medan dengan pemain seleksi.
Kendati tidak sesuai harapan, Pelatih Bintang Medan Michael Feichtenbeiner mengaku senang dengan kehadiran Donny.  “Kami berharap pemain seleksi yang datang adalah pemain yang pernah main di liga super. Tapi kami hanya melihat Donny yang punya pengalaman liga super,” sebutnya.

Michael juga menyebutkan bakal ada tiga pemain lain yang akan diseleksi lebih lanjut hari ini, namun namanya masih dirahasiakan. Sementara sisanya, dia belum yakin. “Ada tiga pemain lainnya yang akan lanjut ihat saja besok (hari ini)” ucap pria berkaca mata itu.

Namun untuk Donny, dia menyatakan, jika Donny memang serius bergabung, pintu Bintang Medan akan terbuka lebar untuk mantan pemain Persiba Balikpapan dan Persijap Jepara itu. “Kalau dia serius akan otomatis bergabung ke Bintang Medan. Dia tidak perlu seleksi lagi, saya tahu kualitas dia karena sebelumnya saya menyaksikan dia main langsung. Dia boleh lansung menandatangani kontrak. Saya sudah bilang itu sama dia,” papar Michael.
Bahkan Michael menyebutkan, pemain kelahiran Balige itu adalah pilar terbaik yang dimiliki PSMS di musim Divisi Utama 2010/2011. “Dia layak untuk mengisi posisi gelandang Bintang Medan. Dia pemain terbaik yang dimiliki PSMS,” tambahnya.

Michael berharap, di hari kedua hari ini akan banyak pemain berpengalaman lainnya yang bergabung ke Bintang Medan. “Persaingan LPI pasti akan lebih ketat di putaran kedua nanti. Jadi, kalau yang ikut seleksi hanya pemain yang punya kapasitas sedikit lebih baik dari pemain yang ada sekarang untuk apa kami rekrut. Kami perlu pemain bagus,” ungkap Michael lagi.

Sayangnya Donny tampak masih ragu berlabuh ke Bintang Medan ataupun klub LPI lainnya. Donny mengaku hanya sebatas latihan menjaga kebugaran saja bersama Bintang Medan. “Saya hanya ikut latihan di sini untuk menjaga kebugaran. Tawaran yang diajukan Bintang Medan saya hargai sekali. Tapi saya akan pikir-pikir dahulu,” kata Donny. (ful)

Dua Pemain Asing Didepak

Bintang Medan memutus kontra dua pemain asingnya, Gutti Ribeiro dan Ahn Hyo Yeon. Kedua pemain itu dinilai tak berkontribusi maksimal sepanjang putaran pertama Liga Primer Indonesia (LPI).

“Kami harus menyudahi kerjasama dengan dua pemain itu menyusul performa kurang maksimal mereka selama ini. Kami harus melakukan itu untuk kebaikan tim ini,” ujar Michael Feichtenbeiner di sela-sela seleksi di lapangan TGM kemarin.Selama menjadi bagian Bintang Medan atau dalam 18 kali pertandingan digelar, Gutti menjadi pemain asing yang paling sedikit diturunkan. Dia hanya tampil di tiga laga, itupun tidak pernah masuk dalam susunan winning eleven.

Cedera yang dialaminya membuatnya harus beristirahat cukup lama dari aktivitas tim. Tidak hanya itu, saat pulih pun, pelatih yang tidak terlalu yakin kemampuan yang dimiliki Gutti memilih untuk tidak menurunkannya.
Michael bahkan menyebutnya memiliki kualitas yang nyaris berimbang dengan kemampuan pemain lokal. “Kami berharap pemain asing yang punya kualitas jauh dari pemain lokal. Tapi dia tidak,” ungkap pria kelahiran Stuttgart Jerman itu.

Sementara Ahn, gol satu-satunya yang dilesakkannya ketika Bintang Medan takluk 4-1 dari PSM Makassar Jumat (27/5) lalu tidak membuat posisinya aman. Meski mengakui mendepak Ahn adalah keputusan sulit, Michael menyatakan keputusan itu harus tetap dibuat.

“Mencoret Ahn adalah keputusan tersulit, tapi itu harus dilakukan. Dia memang pemain yang bagus terutama dari kemampuan individunya. Tapi ada faktor lain yang membuat kami harus membuangnya. Dia sudah cukup tua dan bermasalah dengan performa fisik,” ungkap Feichtenbeiner.

Sebagai pengganti, Michael menyatakan, dirinya akan mencari dua pemain asing yakni satu striker dan satu pemain bawah untk memperkuat tim besutannya. “Dua pemain asing dicoret. Kami akan mencari satu bek dan satu striker lagi,” tuturnya. (ful)

Tertangkap Basah Nyabu

Sangkin asyiknya menikmati sabu-sabu yang dibeli seharga Rp100 ribu di sebuah rumah di Komplek Veteran Medan, tiga pemuda tak menyadari kalau petugas dari Resmob Polda Sumut mengintai mereka.

Ketiga pemuda, masing-masing Wahyudi (27), Andri (25) dan Suheri (32), warga Komplek Veteran Medan ini, baru sadar saat polisi melakukan penggerebekan terhadap mereka.

Akhrinya, ketiga pemuda itu tertangkap basah dan tak berkutik. Sehingga, petugas berhasil menyita barang bukti berupa 20 gram narkoba jenis sabu-sabu, sebuah bong dan tiga buah pipet.

Aksi ketiga pemuda ini ternyata sudah sangat meresahkan masyarakat, sehingga masyarakat mengadukan hal itu ke personel Resmob Poldasu. Atas informasi warga tersebut, petugas langsung melakukan pengintaian dan berpura-pura mencari rumah kos. Petugas curiga dengan suasana rumah Wahyudi. Tak berapa lama, seorang pemuda datang dan langsung masuk ke rumah tersebut. Berselang dua jam kemudian, seorang pemuda lagi datang dan masuk ke rumah itu. Setelah beberapa jam mengendap dan mengintai rumah Wahyudi, akhirnya petugas melihat ketiganya sedang mengisap sabu. Saat itulah petugas langsung melakukan penggerebekan.

Setelah dilakukan penggeledahan seisi rumah, petugas menemukan sebuah kristal putih seberat 20 gram yang ditemukan dari balik lemari pakaian. Setelah penemuan itu, polisi memboyong ketiganya ke Mako Brimob. (mag-8)

PLN Harus Perbaiki Pelayanan

Dalam rentang waktu dua bulan terakhir ini, Kota Medan sering mengalami pemadaman listrik. Terakhir pada Minggu malam (29/5), sebagian kawasan Kota Medan gelap gulita karena listrik kembali padam.

Ditambah lagi, selama ini dua bulan terakhir, listrik bolak-balik padam dapat saja terjadi pagi, siang, sore atau pada malam hari. Durasi waktu juga cukup bervariasi, yakni antara satu jam sampai dengan empat jam. Lokasi listrik padam juga terjadi secara sporadis.

Berikut petikan wartawan Sumut Pos Ari Sisworo dengan Direktur Lembaga Advokasi Perlindungan Konsumen (LAPK) Farid Wajdi SH.

Apa akibat dari sering padamnya listrik akhir-akhir ini?
Padamnya listrik sangat mengganggu konsentrasi warga. Apalagi saat ini proses penerimaan mahasiswa baru melalui program ujian SNMPTN. Bagaimana mungkin calon peserta SNMPTN dapat fokus, kalau listrik bolak-balik padam. Suasana rumah menjadi serba gelap, segenap aktivitas belajar dipastikan terganggu. Akibatnya, banyak calon peserta SNMPTN yang belajar di bawah penerangan lilin atau lampu minyak. Di siang hari peralatan teknologi/laboratorium yang berhubungan dengan energi listrik tidak bisa beroperasi. Segenap aktivitas belajar dipastikan terganggu dan itu bersumber dari listrik padam itu. Ini satu dari sekian banyak dampak negatif yang dialami masyarakat.

Dampak lainnya?
Urgensi kapasitas energi listrik sangat vital dalam menggerakan roda industri, perkantoran, lalulintas, keberlanjutan pendidikan dan aktivitas kerumahtanggaan. Energi listrik itu merupakan penyangga utama guna mempercepat inovasi dan aplikasi teknologis pada berbagai kegiatan produktif masyarakat.

Layakkah masyarakat kecewa dengan pelayanan PLN?
Masyarakat sangat kecewa dengan tindakan PLN yang bolak balik memadamkan aliran listrik. Jika konsumen telat bayar, kena denda. Masalahnya, coba kalau PLN padam apa PLN mau didenda sama konsumen?

Apa yang seharusnya dilakukan PLN?
Pertama yang harus dipertanyakan dan dijawab terlebih dahulu adalah mengapa kinerja perusahaan plat merah ini tak kunjung meningkat ke arah yang lebih baik. Kapan didapat peningkatan kualitas mutu pelayanan kepada masyarakat yang lebih memadai. Mengapa mutu pelayanan PLN terhadap pelanggan justru semakin melemah. Kalau begini sampai kapan? Kita akan terus mendorong agar PLN mampu menaikkan kinerjanya dalam menyuplai pasokan listrik, menurunkan level inefisiensi, dan menjadi perusahaan yang sehat. Setelah ini semua terjawab, baru bisa kita nilai apakah PLN akan mampu meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.(*)

Bukan Sekadar Atraksi Gitaris

Hari Ini, Guitar For Fun di Garuda Plaza Hotel

Guitar Plus, majalah gitar pertama dan satu-satunya di Indonesia, kembali menggelar even andalannya bertajuk Guitar For Fun di Garuda Plaza Hotel, Jalan Sisingamangaraja Medan, Rabu hari ini (1/6). Sebelumnya, kegiatan yang disponsori produk rokok terkenal di Indonesia ini sukses digelar di Jakarta, Bandung, Jokjakarta dan Bali.

Pada pagelaran kali ini, Gitar Plus memboyong para gitaris ternama tanah air seperti Christoper Coki Bollomeyer dari Netral/Deadsquad, Agung dari Burgerkill, Azis MS dari Jamrud, Pupun ROR eks Kapten, Firman Al Hakim serta dua kontributor klinik Gitar Plus, yakni Ezra Simanjuntak dari Zi Factor dan Andy Owen.

“Kehadiran mereka tak lepas dari dukungan para sponsor setia, dari beberapa brand alat musik papan atas seperti Ibanez Guitars, Schecter Guitars, Rockwell Guitars, Artrock Guitars, Shredder Guitars, Blackstar Amplification dan Cora Amplification,” ujar Andri Indrawan dari Djarum Super didampingi Budya dari majalah Guitar Plus di sela-sela konfresi pers, Selasa (31/5) sore.

Lebih lanjut Andri mengatakan, keunikan utama dari penyelenggaraan Guitar For Fun ini adalah konsep yang disuguhkan di panggung. Para gitaris yang tampil tidak sekadar beraksi dengan permainan gitar yang mumpuni, namun juga melakukan proses interaktif dengan para audiens. Ada proses tanya-jawab yang menarik. Tema yang diangkat pun lebih menonjolkan sharing seputar profesi sang gitaris, terutama tentang pengalaman mereka hidup di jalan gitar secara professional.

“Jadi berbeda dengan event klinik gitar, Guitar For Fun tidak memfokuskan pada promosi alat musik, sehingga para gitaris penampil bisa total mengekspresikan proses kreativitasnya dalam mendalami gitar kepada para penonton. Selain itu, suasana acara juga selalu dibuat santai dan menggairahkan, banyak hadiah kuis/games sehingga selalu membuat penonton setia mengikuti acara dari awal hingga akhir,” ucapnya.

Sementara, Budya perwakilan majalah Gitar Plus mengatakan, even rutin Majalah GuitarPlus yang bertujuan merangkul para gitaris, peminat gitar dan pembaca Majalah GuitarPlus untuk berkumpul dan berbagi wawasan seputar gitar dengan suasana yang santai dan akrab. “Target audiensnya adalah para pembaca GuitarPlus, anggota komunitas gitaris daerah, gitaris, musisi dan para penggemar musik-musik berorientasi gitar,” beber Budya.(adl)

Anak Wali Kota Jadi Pj Sekcam

Sekda Marah-marah Usai Lantik Pejabat

MEDAN- Sekretaris Daerah (Sekda) Medan Syaiful Bahri marah-marah, bahkan meninggalkan 117 pejabat struktural eselon III dan IV Pemerintah Kota (Pemko) Medan yang baru dilantik, salah satunya anak Walikota Medan Rahudman Harahap, kemarin (31/5). Kemarahan Sekda Medan tersebut, dikarenakan dia merasa tak dihargai para pejabat yang dilantik tersebut.

“Inilah pejabat kampungan. Tak menghargai orang,” ujar Syaiful Bahri dengan nada tinggi yang ditanyai wartawan Sumut Pos, saat mening galkan Gedung Dharma Wanita dan menaiki mobil dinasnya.

Saat ditanya, apakah besok (hari ini, red) akan ada pelantikan lagi dan apakah pejabat eselon II seperti yang diberitakan sebelum-sebelumnya? Mengenai hal itu, masih dengan wajah yang memerah dan hendak menutup pintu mobil dinasnya Syaiful Bahri membenarkannya. “Iya, besok ada pelantikan,” katanya sembari menutup pintu mobil dinasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga Medan Gunawan Surya Lubis yang ditanyai tentang penyebab kemarahann Sekda itu menjelaskan, hal itu dikarenakan para pejabat yang dilantik tersebut heboh dan ribut seolah tak menghargai Sekda Medan.

“Tadi waktu mau salam-salaman ucapan selamat, barisan di belakang ribut kali. Seharusnya sesudah salam-salamanlah, baru kalau mau cerita,” ungkap Gunawan.

Lain halnya dengan salah seorang Kepala Dinas lainnya yang hadir di acara tersebut. Dikatakan kadis yang enggan disebutkan namanya itu, seharusnya Sekda Medan Syaiful Bahri jangan terlalu arogan.
“Dia (Syaiful Bahri, red) sering kali marah-marah. Harusnya jangan begitulah kalau jadi pimpinan. Sikap ini sejak dia jadi Sekda,” ungkap kadis tersebut.

Saat pelantikkan tersebut, juga sempat diwarnai padamnya aliran listrik tepat sekira pukul 15.33 WIB. Dan listrik kembali menyala 7 menit kemudian.

Dari 117 pejabat eselon III dan IV yang dilantik tersebut, enam diantaranya adalah camat yang dirotasi ke dinas. Ke enam camat yang dirotasi ke dinas adalah Mantan Camat Medan Kota Irfan Syarif Siregar, Camat Medan Tuntungan Edward Sembiring, Camat Medan Polonia Ali Nafiah, Camat Medan Timur Rizal, Camat Medan Baru Rislan Indra dan Camat Medan Belawan P Nasution. Satu nama yang mentereng adalah masuknya nama anak Wali Kota Medan Rahudman Harahap yang sebelumnya menjabat sebagai Lurah Petisah Tengah yakni, Dedy Jamin Syahputra Harahap yang naik jabatannya menjadi Pj Sekretaris Camat Medan Tuntungan.(ari)

Kadis TRTB tak Takut Sama Pemilik Nanyang

MEDAN- Kepala Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB) Kota Medan Syampurno Pohan mengaku tidak takut dengan pemilik Nanyang Internasional School di  Jalan Sriwijaya, Kelurahan Darat, Kecamatan Medan Baru. Namun begitu, dia tetap tak mampu bersikap tegas terhadap bangunan sekolah tersebut.

“Oh nggak ada, mana ada urusannya sama dia (menyebut nama seorang pengusaha, red),” kata Kadis TRTB Syampurno Pohan saatn dikonfirmasi wartawan Sumut Pos usai menghadiri pelantikan dan pengambilan sumpah pejabat struktural eselon III dan IV di Lingkungan Pemerintah Kota (Pemko) Medan, di Gedung Dharma Wanita Jalan Rotan Medan, Selasa (31/5).

Namun saat ditegaskan bahwa, proses pembangunan terus berjalan, sementara sudah ada instruksi Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Medan Syaiful Bahri agar Dinas TRTB melakukan penertiban dan menghentikan pembangunan itu. Syampurno hanya mengatakan, masih akan melakukan pengecekan ulang di lokasi tersebut. “Ya, kita lihat dulu nanti. Kita harus cek lagi,” kilahnya.

Sementara itu, Sekretaris Komisi D DPRD Medan Muslim Maksum yang dimintai komentarnya mengenai Nanyang Internasional School menjawab, Komisi D telah mengagendakan akan memanggil pihak-pihak terkait yakni, Dinas TRTB, pengelola sekolah serta Pemko Medan. “Itu sudah kita agendakan dalam waktu dekat ini, dan memanggil semua pihak terkait. Kita akan memperjelas duduk permasalahannya,” jawabnya.

Seperti diketahui, pada Senin (23/5) lalu, tim terpadu Dinas TRTB Kota Medan dibantu Denpom, Koramil dan Polsek setempat melakukan pembongkaran terhadap bangunan sekolah tersebut. Alasan pembongkaran itu, karena perluasan satu unit bangunan menyimpang dari Surat Izin Mendirikan Bangunan (SIMB) yang telah dikelurkan.
Namun sayangnya, saat pembongkaran itu, Dinas TRTB terkesan tidak banyak berbuat. Menurut Kabid Pemanfaatan dan Penataan Tata Ruang Dinas TRTB Drs Ahmad Basaruddin MSi, pembongkaran dihentikan setelah pemilik sekolah berjanji akan membongkar sendiri bangunan yang menyimpang.

Bahkan, seakan tak mengindahkan status stanvas dan pembongkaran yang dilakukan Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB) Kota Medan, pemilik Nanyang Internasional School tetap saja melanjutkan pembangunan.
Seperti yang terlihat di lokasi pembangunan pada Jumat (27/5) lalu, bangunan sekolah yang terletak di Jalan Sriwijaya itu masih berlanjut. Tiang pondasi dan dinding yang sudah dibongkar Dinas TRTB, malah sudah dibangun lagi. Bukan itu saja, di lahan perbatasan dengan rumah warga yang dianggap bermasalah, malah dibangun tangga ke lantai 2.(ari)