29 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 15458

Kalau Saya Meninggal Nanti…

Rosihan Anwar, Guru Semua Wartawan Itu Telah Berpulang

Tokoh pers Indonesia, Rosihan Anwar, kemarin pagi (14/4)  berpulang ke rahmatullah. Dia menyusul sang isteri, Siti Zuraida, yang lebih dulu wafat pada September tahun lalu. Sejumlah tokoh nasional hadir melayat sosok yang dijuluki gurunya para tokoh pers di tanah air itu. Tak terkecuali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengaku pernah dikritik oleh mendiang Rosihan.

Rosihan menghembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 08.15 di RS Metropolitan Medical Center (MMC) Jakarta. Menurut seorang petugas RS, Rosihan diantar pihak keluarga sekitar pukul 08.00. Setelah sempat mengalami anfal, 15 menit kemudian Rosihan berpulang.

Pihak keluarga begitu kaget dan tidak menyangka akan ditinggal Rosihan selamanya. Sebab, baru Rabu malam (13/4) pria kelahiran Kubang Nan Dua, Solok, Sumatera Barat itu pulang dari Rumah Sakit Harapan Kita.

Setelah menjalani operasi jantung pada 24 Maret lalu, dokter menganggap kondisinya berangsur membaik hingga dia dipersilahkan pulang untuk menjalani rawat jalan. “Tadi malam (Rabu malam) masih baik-baik saja,” kata salah seorang cucu Rosihan, Alma Tania saat ditemui di RS MMC.

Bahkan, sebelum meninggal kemarin pagi, Rosihan sempat sarapan. Menurut Alma, saat itu Rosihan minta agar makanannya dibawa ke teras rumah. Saat itu Rosihan mengeluh sesak nafas. Nah, setelah sempat makan beberapa suap, Rosihan tiba-tiba terkulai. Keluarga sempat panik dan langsung membawanya ke RS MMC
Namun Tuhan berkehandak lain. Rosihan wafat.

Putra kedua Rosihan, Omar Luthfi mengaku kondisi kesehatan Rosihan terus menurun sejak istrinya meninggal dunia. “Semangat bapak juga menurun sejak ibu meninggal,” kata dia. Isteri Rosihan, Siti Zuraida meninggal pada 5 September 2010.

Nah, sejak saat itu, lanjut Omar, ayahnya sering sakit-sakitan. Bahkan sebelum menjalani operasi, Rosihan juga sempat beberapa kali pindah rumah sakit untuk menjalani perawatan. Pada 7 Maret lalu, pendiri harian Pedoman itu mengeluhkan sesak di dadanya dan langsung dirawat di RS MMC. Jantung Rosihan ternyata bermasalah. Puncaknya pada 24 Maret Rosihan menjalani operasi di RS Harapan Kita.

Menurut Omar, ada satu cita-cita ayahnya yang belum tercapai. Yakni menerbitkan sebuah buku. Tapi buku itu lain dengan puluhan buku lainnya yang pernah di tulis Rosihan. “Itu buku cinta-cintaan bapak sama ibu,” kata Omar yang tak henti hentinya menghisap rokok sambil menyambut para tamu yang berdatangan di teras depan rumahnya.
Kata Omar, sejak empat bulan lalu Rosihan begitu tekun menyusun buku tersebut. Sepengetahun Omar, penulisan buku tersebut sudah rampung. “Tinggal menunggu pemilihan judulnya,” ucap pria 58 tahun itu.

Sebenarnya sudah ada beberapa alternatif judul yang akan dibubuhkan untuk buku itu. Bahkan, rencananya buku itu akan diterbitkan tepat pada peringatan hari ulang tahun Rosihan yang ke 89. Yakni tanggal 10 Mei mendatang. “Tapi Tuhan punya rencana lain. Kami belum memikirkan itu. Tunggu saja,” ucapnya.

Lebih lanjut Omar mengatakan ayahnya adalah sosok bapak yang sederhana dan pekerja keras. Bahkan sejak kecil Omar mengaku sempat hidup dalam kondisi susah. Yakni pada saat pemberedelan koran milik Rosihan yang bernama Pedoman pada 1961.

Koran Pedoman yang terbit sejak tahun 1948 itu diberedel era kepemimpinan Soekarno. “Waktu itu kami masa-masa susah bagi kami. Tapi saya masih kecil jadi tidak paham apa masalahnya,” imbuhnya.

Mungkin karena kesusahan-kesusahan itulah, lanjut Omar, sang ayah sama sekali tidak mengarahkan anak-anaknya untuk meneruskan minatnya sebagai seorang yang bekecimpung di dunia jurnalistik. Kata dia, dari ketiga anak Rosihan tidak ada yang meneruskan jalan hidupnya sebagai seorang wartawan.

“Kakak saya (Aida Fathya) dokter. Adik saya (Naila Karima) juga dokter. Kalau saya wirausaha sajalah,” ucapnya. “Bapak memang nggak mendorong anaknya jadi wartawan. (Jadi wartawan) mungkin susah,” imbuhnya lantas tertawa.

Rosihan sendiri memulai karier jurnalistiknya sejak masa penjajahan Jepang pada tahun 1943. Yakni dengan menjadi reporter Asia Raya. Pada tahun 1947-1957 pria yang akrab disapa Pak Ros itu sempat mejadi pemimpin redaksi Siasat. Pada 1968 Rosihan pun didapuk sebagai Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Atas perjuangan sebagai wartawan, negara pun menganugerahinya dengan Bintang Mahaputra III.
Tak hanya terjun di dunia jurnalisme, Rosihan juga aktif dalam dunia perfilman. Buktinya, bersama Usmar Ismail, Rosihan membentuk Perusahaan Film Indonesia (Perfini). Bahkan dia pernah menjadi peran figuran dalam film Darah dan Doa.

“Dia adalah tokoh film yang sangat saya hormati,” ucap aktor kawakan Dedy Mizwar yang kemarin melayat ke rumah duka. Deddy mengatakan dirinya begitu angkat topi kepada Rosihan karena semangat belajarnya yang tidak pernah pudar. Meski usianya terpaut sangat jauh, Rosihan tidak pernah malu untuk bertanya kepada para juniornya jika tidak memahami sesuatu.

Selain para menteri aktif, Menteri Penerangan era orde baru Harmoko juga datang untuk melayat. Kepada para wartawan yang menemuinya, Harmoko mengatakan bahwa Rosihan adalah wartawan idealis. “Saya (saat aktif menjadi menteri) berkali-kali mendapat kritik. Begitulah sosok Rosihan,” kata Harmoko.
Menurut Harmoko, Rosihan merupakan salah satu tokoh yang memperperjuangkan kebebasan pers. “Jadi kalian harus berterima kasih sama Pak Ros sekarang pers bisa bebas,” kata dia lantas terkekeh.

Setelah beberapa jam disemayamkan di rumah duka, sekitar pukul 15.30, jenazah Rosihan dibawa untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TPM) Kalibata. Upacara kemiliteran pun digelar untuk melepas Rosihan. Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufrie pun ditunjuk sebagi inspektur upacara.

Sebelum dimakamkan, suasana di rumah duka penuh sesak dengan para pelayat yang datang sejak pagi. Di antara para pelayat itu, banyak yang berasal dari kalangan publik figur. Mulai menteri, budayawan, aktor film hingga tokoh pers.

Sekitar pukul 14.00, SBY datang melayat bersama ibu negara Ny Ani Yudhoyono. “Beliau sudah melakukan banyak hal untuk negeri ini,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada para wartawan sesaat setelah mendoakan jenazah Rosihan.

Sekitar 30 menit SBY mendoakan jenazah dan memberikan penghormatan terakhir untuk Rosihan. Kepada para wartawan, SBY mengatakan bahwa Rosihan adalah tokoh pers yang juga menjadi pelaku sejarah. Mulai zaman penjajahan, kemudian era kepemimpinan Soekarno, Soeharto sampai reformasi Rosihan terus berkarya
SBY pun mengaku kerap menjadi sasaran kekritisan Rosihan sebagai tokoh jurnalisme. “Beliau sering mengkritik saya. Beberapa kali di istana Pak Ros melontarkan kritikan. Tapi kritik itu disampaikan dengan penuh tanggung jawab” imbuhnya. SBY juga berharap ke depan akan bermunculan “Rosihan Rosihan” yang lainnya yang bisa membesarkan dunia jurnalisme, budaya perfilman dan sastra.

Sedangkan Direktur Utama PT PLN, Dahlan Iskan mengatakan, sosok Rosihan Anwar merupakan guru bagi para wartawan senior di Indonesia. Dahlan, yang juga wartawan senior ini, mengatakan bahwa hampir semua wartawan senior pernah ‘berguru’ kepada Rosihan Anwar.

“Saya kira tidak ada satupun wartawan di Indonesia yang terkenal sekarang yang tidak pernah diajar oleh beliau,” kata Dahlan Iskan, di rumah duka, almarhum Rosihan Anwar, Jalan Surabaya Nomor 13, Menteng, Jakarta Pusat.
Dijelaskan Dahlan, Rosihan adalah guru jurnalistik yang sangat baik dan sangat rajin mengajar. “Pada forum-forum pembelajaran wartawan selalu ada beliau dan beliau kalau mengajar itu sangat khas, bicaranya sangat keras, kemudian ada ketusnya, kemudian juga kalau mengejek wartawan yang tulisannya kurang bagus itu juga terang-terangan, tetapi tujuannya adalah baik supaya wartawan itu berubah menjadi wartawan yang sangat baik,” beber Dahlan.

Salah satu contoh, misalnya kalau Rosihan mengevaluasi tulisan wartawan yang tulisannya sulit dipahami, beliau tidak langsung bilang tulisan itu ruwet. “Beliau sering mengatakan begini, ‘saya ini kalau membaca tulisan kamu ini mata saya sampai berbulu rasanya’. Misalnya begitu. Itu artinya tulisan wartawan itu jangan ruwet begitulah, yang sederhana, kemudian mengalir yang bagus. Dan beliau sendiri kalau menulis ternyata begitu,” ungkap Dahlan Iskan.
Suatu ketika, lanjut Dahlan, Rosihan pernah mengatakan bahwa, beliau selalu menulis in memoriam setiap ada tokoh yang meninggal. “Tapi nanti kalau saya meninggal, siapa ya yang akan menulis, ya? Begitu, pertanyaan beliau.”
Dahlan berjanji akan membuat tulisan in memoriam tentang sosok Rosihan Anwar. “Karena itu, saya akan membuktikan saya akan menulis in memoriam tentang beliau dan mudah-mudahan beliau tidak kecewa terhadap mutu tulisan yang akan saya sampaikan nanti,” janji Dahlan Iskan.

Lebih lanjut, Dahlan mengatakan bahwa dalam tulisan in memoriam Rosihan Anwar, nantinya akan diangkat tema campuran antara keseriusan Rosihan Anwar sebagai pejuang dengan Rosihan sebagai wartawan muda.
“Saya akan mencampur antara keseriusan beliau sebagai pejuang dan beliau sebagai wartawan muda yang menyaksikan peristiwa-peristiwa sejarah yang sangat penting hingga berdirinya republik ini,” tutur Dahlan.
Dibeberkan Dahlan, sebagai pemimpin pergerakan, almarhum pernah terlibat dalam satu konflik yang keras sekali dengan rezim Orde Baru, yang berupaya mengatur PWI. “Saat itu Pak Rosihan kan tokoh yang sangat kritis sehingga penguasa Orde Baru saat itu kurang senang pada beliau,” ungkapnya.

Menurut Dahlan, Rosihan merupakan tokoh yang punya integritas luar biasa. Hal itu yang membuat banyak orang menghormati beliau.  “Saya melihat semua orang menghormati beliau sebagai tokoh yang punya integritas yang luar biasa,” tegasnya.

Rosihan sama sekali tidak pernah tergoda dengan kekuasaan. “Di zaman Orde Baru, ketika ekonomi Indonesia sangat baik, banyak sekali orang tergoda material, banyak sekali orang tergoda kedudukan, banyak sekali orang tergoda kemewahan. Tapi beliau tetap konsisten memperjuangkan keadilan, kebenaran, meski resikonya beliau tidak bisa jadi menteri, beliau tidak bisa diterima oleh penguasa.”

Dahlan lantas mengingatkan, bahwa seorang wartawan itu harus menyadari bahwa dirinya adalah pencatat sejarah, meskipun dia bukan seorang sejarawan. “Jangan sampai wartawan lupa bahwa fungsi dia sebagai wartawan juga pencatat sejarah yang baik, yang akurat,” pesannya.

Dahlan juga menyarankan agar semua wartawan mempunyai catatan-catatan sejarah dan menerbitkannya. Alasannya, catatan wartawan biasanya lebih objektif.”Fungsi wartawan sebagai pencatat sejarah menurut saya harus sepenuhnya disadari oleh wartawan dan Pak Roasihan Anwar menyadari sepenuhnya bahwa dirinya adalah pencatat sejarah. Bukan sejarahwan, tapi pencatat sejarah,” tukasnya. (fas/kuh/kum/jpnn)

Aktif Selama Hamil

Saat ini Dian Sastrowardoyo (29), tengah berbahagia menanti kehadiran anggota keluarga baru. Kehamilannya kini sudah memasuki lima bulan.

Meski kondisi fisiknya berubah, kegiatan istri pengusaha Indraguna Sutowo itu tetap banyak. Dia masih aktif melakukan banyak hal. Salah satunya menyiapkan konser seni bertajuk Tentang Perempuan.
Konser yang diselenggarakan Minggu, 17 April mendatang, di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, itu merupakan konser yang bertujuan menggalang dana dan mengumpulkan sumbangan buku. Dana dan buku tersebut bakal disumbangkan untuk kemajuan pendidikan dasar dan pemberdayaan perempuan.

Menjelang konser, Dian terlebih dahulu berbincang dengan media. Mengenakan dress selutut warna hitam, bintang film Ada Apa Dengan Cinta? tersebut terlihat antusias ketika hadir di Area Level One Grand Indonesia kemarin (14/4). Bahkan, dia setengah berlari ketika maju ke panggung.

“Saya lagi senang karena sedang menunggu anggota keluarga baru yang akan hadir ke dunia ini. Tapi, alhamdulillah kehamilan saya ini baik-baik saja. tidak ada komplikasi atau apa. Jadi, ya, tidak mengganggu. Saya masih tetap beraktivitas seperti biasa. Malah saya masih bisa mengurus konser seni ini,” ceritanya.

Selain mengurus masalah teknis, karena konser itu diprakarsai oleh Yayasan Dian Sastrowardoyo, peraih Piala Citra 2004 sebagai aktris terbaik tersebut juga akan terlibat sebagai narator di konser nanti. Selain Dian, ada beberapa pelaku seni lain yang akan tampil. Di antaranya, Adella dan Aletta (penari balet), Ananda Sukarlan (pianis), Andara F Moeis (koreografer), Tamara Bleszynski (narator), Eka Deli (penyanyi), Aimee Saras (penyanyi), Heidi Awuy (pemain harpa), Mesty Ariotedjo (pemain harpa), serta Warna (kelompok vokal).

Dian menjelaskan, memang tidak semua pengisi konser adalah perempuan meski konsernya bertema Tentang Perempuan. Dia menggunakan momen April yang bertepatan dengan bulan kelahiran RA Kartini. “Kami meminjam semangat Kartini. Karena nanti, selama 1,5 jam, kami ingin menyuguhkan pertunjukan musik, tari, dan membacakan surat-surat RA Kartini,” jelasnya.

Acara sejenis sebenarnya pernah dilakukan pada 2009. Ketika itu Dian dan yayasannya juga menggunakan media seni, yaitu pembacaan puisi, untuk menggalang sumbangan buku.

“Ketika itu kami berhasil mengumpulkan 14 ribu buku yang kemudian disumbangkan. Sekarang semoga bisa lebih banyak,” harapnya. Konser seni itu, kata Dian, hanya menyediakan sekitar 242 tempat duduk. Sebab, kapasitas venue terbatas.

“Tapi kalaupun ada yang ingin datang dan menyumbang meski tidak duduk, ya tidak apa-apa. Kami ingin mengunpulkan buku pelajaran sebanyak-banyaknya. Bekas juga tidak apa-apa. Tidak harus yang baru, yang penting ikhlas. Karena pasti akan berguna buat anak-anak yang tinggal di daerah yang akses terhadap bukunya susah,” tuturnya. (jan/c10/ayi/jpnn)

Nuklir, Pembangkit tak Aman

Dunia Perketat Pengamanan

WINA – Krisis nuklir Jepang mengundang keprihatinan sedikitnya 70 negara di dunia. Keprihatinan itu muncul dalam Konvensi Keamanan Nuklir (CNS) selama 11 hari di Kota Wina, Austria. Pertemuan yang berakhir, Kamis (14/4) itu menghasilkan kesepakatan untuk memperketat prosedur pengamanan nuklir. Sedangkan Greenpace menyebutkan. nuklir bukan pembangkit listrik yang aman.

“Kami segera ambil langkah nyata untuk mencegah terjadinya insiden semacam itu pada reaktor di negara lain,” ungkap jubir CNS dalam jumpa pers seusai pertemuan.

Sebenarnya, forum CNS yang diikuti negara-negara anggota badan pengawas nuklir PBB (Badan Energi Atom Internasional atau IAEA) itu bertemu setiap tiga tahun. Tahun ini pertemuan sengaja digelar lagi terkait insiden nuklir di PLTN Fukushima Dai-ichi. Apalagi,  Jepang menaikkan level krisis  Fukushima dengan bencana nuklir Chernobyl 1986.

“Dunia menyadari signifikansi krisis nuklir Fukushima bagi negaralain yang menggunakan nuklir sebagai pembangkit energi. Karena itu, harus dirumuskan prosedur keamanan,” papar pernyataan CNS.

Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Naoto Kan berjanji melaporkan detail investigasi di PLTN Fukushima.
Seusai pertemuan CNS itu , Greenpeace berunjuk rasa menentang penggunaan nuklir sebagai energi. “Fukushima dan Chernobyl sudah cukup membuktikan, nuklir tak pernah menjadi pembangkit listrik yang aman meski pemerintah melakukan pengamanan,” seru Aslihan Tumer, aktivis Greenpeace.

Sementara itu, polisi Jepang mulai melakukan pencarian jenazah korban tsunami di area rawan radiasi pada radius 10 km di sekitar PLTN Fukushima kemarin. Pencarian itu dinilai mendesak karena dikhawatirkan jenazah membusuk setelah lebih dari sebulan terkubur pasca-gempa.

Polisi berpakaian tertutup warna putih guna menghindari efek radiasi. Mereka menggali berbagai titik di sekitar PLTN. Sebanyak 330 personel polisi yang turun itu adalah kelompok pertama yang dikerahkan di wilayah tanpa penghuni. Sebelumnya polisi dan tim penyelamat hanya mencari jenazah korban di lokasi aman dari radiasi pada radius 20 km dari PLTN sejak 3 April lalu.

Di dalam PLTN, tim penyelamat coba menghentikan kebocoran radioaktif ke perairan Samudera Pasifik. Mereka membangun pagar di dasar laut untuk memperlambat penyebaran radioaktif ke laut dan kemudian memompakan air yang terkontaminasi ke tangki-tangki.

Tokyo Electric Power Co. (TEPCO) selaku operator PLTN Fukushima menyatakan bahwa mereka menganalisis gambar yang diambil oleh helikopter di sekitar lokasi saat gempa dan tsunami terjadi serta bangunan reaktor hancur. Itu dilakukan untuk mempelajari kerusakannya.

Sebuah riset dilakukan atas empat kolam penampungan berisi lebih dari 1.000 batang bahan bakar nuklir yang meledak berhamburan ke angkasa setelah ledakan hidrogen menghancurkan PLTN. Hasilnya, sejumlah batang bahan baker nuklir tekah rusak, tetapi sebagian lain masih utuh.

Para pekerja PLTN juga terus memompakan aliran air yang terkontaminasi ke dalam tangki khusus. Itu dilakukan agar mereka bisa melanjutkan upaya memperbaiki sistem pendingin reaktor dengan aman. “Sejauh ini kami telah memindahkan 700 ton air dari sana,” seorang juru bicara TEPCO. “Meski semuanya berjalan lancar, proses ini akan memerlukan waktu beberapa minggu untuk memindahkan semua air yang tercemar, baik dari dalam atau luar PLTN,” tandasnya.  (ap/afp/hep/cak/dwi/jpnn)

Kakek 102 Tahun Bunuh Diri

Tolak Evakuasi

Dipaksa meninggalkan rumahnya, seorang kakek berusia 102 tahun memilih jalur bunuh diri. Ia bunuh diri lantaran depresi melihat Jepang tak bisa menuntaskan krisis nuklir.

Pria tertua di Desa Iitate yang berjarak 40 km dari PLTN Fukushima Daiichi itu, sempat berbicara dengan keluarganya sebelum bunuh diri. Pembicaraannya mengenai evakuasi dirinya dan keluarga dari tempat itu. “Sebelum bunuh diri, pria tertua itu membahas rencana evakuasi dengan keluarganya. Mereka menduga ia depresi karena harus meninggalkan rumahnya,” ujar seorang pejabat lokal, kepada Jiji Press.

Pejabat lainnya dari Desa Iitate mengkonfirmasi kematian pria itu. Namun, ia tak berani mengatakan apakah benar ia bunuh diri atau hanya ditemukan tewas.

Sebelumnya, Pemerintah Jepang mengumumkan Desa Iitate sebagai batas terluas zona evakuasi, awal pekan ini, karena khawatir ekspos radiasi dalam waktu lama akan terjadi. Sedangkan zona evakuasi resmi saat ini masih pada radius 20 Km dari PLTN tersebut. Sementara warga pada radius 30 Km disarankan tidak ke luar rumah.
Berbeda dengan pria tertua itu, para operator Tokyo Electric Power Co. (TEPCO) berjuang menjinakkan darurat nuklir Jepang memperlihatkan semangatnya. Mereka mengabaikan bahaya radiasi pada dirinya saat mereka mencoba mengatasi krisis di PLTN.

Beberapa di antaranya bertekad meneruskan tugas yang mereka anggap sangat penting untuk menyelamatkan Jepang. Mereka meninggalkan pengukur radiasi tubuh mereka di rumah, sehingga para atasan tidak mengetahui tingkat radiasi yang terpapar di tubuh mereka ketika berada di PLTN.

Saat Pemerintah Jepang menyatakan bencana nuklir di PLTN Daiichi Fukushima berada di level tujuh, tekhnisi Hiroyuki Kohno malah kembali ke PLTN, padahal dia sangat sadar bahwa suatu hari radiasi akan membuatnya sangat sakit.
“tasan saya menelepon saya tiga hari lalu. Dia mengatakan, situasi di PLTN jauh lebih buruk dari apa yang diberitakan media. Situasinya di luar bayangan kita. Apakah kamu akan tetap datang?” ungkap Kohno seperti dikutip AFP.
Kohno menceritakan, dia langsung menyanggupi pergi ke PLTN. Dia dan atasannya tidak bicara lebih banyak lagi, karena mereka berdua sama-sama tahu situasi di sana sangat mengerikan. “Ini bukan masalah uang lagi,” ujar Kohno. (bbs/jpnn)

NATO Dikibuli

Bunker Senjata Kadhafi Dipindahkan

MISRATA- Gencarnya serangan pasukan oposisi dan North Atlantic Treaty Organization (NATO) terhadap pasukan Muammar Kadhafi, ternyata tak membuat orang nomor satu di Libya itu diam. Melalui pasukannya,  Kadhafi buat perlawanan menyerang ke Kota Misrata, akibatnya 9 orang tewas dan NATO dikibuli.

“Pasukan Kadhafi menggunakan tank dan misil serta mengarahkan serangan ke pasukan oposisi ke kota pelabuhan yang dikuasi Muammar Kadhafi,” kata seorang anggota pasukan oposisi, Abdel-Salam, seperti dikutip Associated Press, Kamis (14/4).

Disebutkannya, selama ini Kota Misrata tetap menjadi rebutan antara oposisi dengan Kadhafi, pasalnya kota tersebut dekat dengan Kota Tripoli dan dianggap sebagai kota kunci bagi  Kadhafi. Akibat serangan tersebut, sebuah pabrik semen hancur, kemudian warga yang berada di sekitar area penyerangan, melarikan diri untuk mencari daerah yang lebih aman. Serangan akhirnya dikecam pihak oposisi dan NATO.  Melemahnya pasukan oposisi di Kota Misrata, ternyata NATO punya strategi lain melakukan serangan di basis kekuatan dan bunker senjata Kadhafi di Kota Ajdabiya.

NATO mengkonfirmasi bahwa serangan udara tersebut menyerang bunker amunisi pasukan Kadhafi. Serangan di bunker itu juga menyertai serangan udara di tiga tempat lainnya.  Tapi, strategi itu tak menyentuh pasukan Kadhafi, lantaran bunker sudah dipindahkan. “Pasukan Kadhafi menipu NATO. Pasukan Kadhafi merubah toko milik warga menjadi pusat penyimpanan senjata dan kemudian mengklaim daerah tesebut dipenuhi warga,” ucapnya. (bbs/jpnn)
Padahal, tambahnya di Kota Misrata sejumlah warga sudah diungsikan sebelumnya. Anehnya, pihak NATO tetap tidak melakukan serangan di wilayah Misrata, memilih melakukan serbuan di bunker milik Kadhafi. (bbs/jpnn)

Arab Saudi Bebaskan 78 WNI

JAKARTA-Upaya Pemerintah Indonesia melobi Kerajaan Arab Saudi terkait kasus-kasus hukum yang melilit warga negeri ini mulai membuahkan hasil. Sedikitnya 78 warga negara Indonesia (WNI) dari ratusan yang ditahan oleh otoritas negeri monarki ituakan dibebaskan. Sedangkan 23 WNI yang diancam hukuman mati akan dipertimbangkan nasibnya oleh Kerajaan Arab Saudi.

Demikian disampaikan Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar, Kamis (14/4). Menurut Patrialis, keberhasilan lobi itu tak lepas dari hubungan baik yang sudah terjalin antara Jakarta dengan Riyadh selama ini. Sehingga Riyadh menghargai keinginan Jakarta untuk membebaskan WNI dari jeratan hukum.  “Kerajaan Arab Saudi berjanji akan membebaskan tahanan WNI yang berkaitan kasus umum. Tercatat sebanyak 78 WNI dari ratusan tahanan dibebaskan,” ujarnya kepada Indopos (Sumut Pos Group) melalui sambungan telepon. (mos/ttg/jpnn)

Ben Ali Dijerat 18 Dakwaan

TUNIS – Setelah terguling dalam Revolusi Melati dan meninggalkan kursi presiden di Tunisia, Zine el Abidine Ben Ali menghadapi jerat hukum di pengadilan. Tokoh 74 tahun yang sebelumnya memerintah selama 23 tahun itu bakal menjalani sidang, seperti halnya mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak.

Kemarin (14/4) jaksa pemerintah mengatakan bahwa Ben Ali yang saat ini bersembunyi di Arab Saudi bersama keluarganya bakal dijerat dengan 18 dakwaan. Mulai dari dakwaan pembunuhan, penyelundupan narkoba, sampai korupsi. “Termasuk tuduhan pemakaian narkoba,” kata Jaksa Lazhar Karoui Chebbi.

Pernyataan itu merupakan keterangan lengkap pertama pemerintah soal kasus hukum Ben Ali. Dalam waktu dekat, pemerintahan transisi Tunisia akan meminta ekstradisi atas suami Leila Trabelsi dan keluarganya tersebut. “Kami sedang melengkapi berkas permohonan ekstradisi untuk segera kami layangkan ke pemerintah Saudi,” urainya.
Ben Ali yang meninggalkan Tunisia setelah lengser pada 14 Januari lalu dianggap bertanggung jawab terhadap pembunuhan sedikitnya 200 orang dalam Revolusi Melati. Saat itu, dia menggunakan kekuatan militer untuk menindas para aktivis anti pemerintah yang mengobarkan revolusi di Tunisia menyusul aksi bakar diri Mohamed Bouazizi pada 17 Desember 2010.

“Delegasi Kementeri Kehakiman Tunisia bakal berkunjung ke markas Interpol di Lyon, Prancis, untuk memohon penerbitan surat penangkapan atas Ben Ali dan Leila,” ungkap Chebbi. (afp/ap/hep/dwi)

Meninggal, Kemaluan Kakek Dimuseumkan

HUSAVIK – Seorang pria berusia 95 tahun rela menyumbangkan kemaluannya ke Museum Phallogis di Husavik, Islandia. Kemaluannya itu dipajang di museum bersama kemaluan sejumlah binatang lainnya.

Organ vital milik Pall Arason ini dipamerkan itu merupakan hal yang pertama kali dipamerkan. Kemaluan itu dipajangkan dari binatang-binatang seperti ikan paus, anjing laut serta beruang.  Arason selama hidupnya bekerja di bidang pariwisata.

Sebelum ajalnya datang, tepatnya 15 tahun silam pria itu berjanji menyumbangkan kemaluannya kepada pemilik museum Sigurdir Hjartarson. Sebelumnya, banyak pria yang berkeinginan memuseumkan kemaluannya.  “Saya menunggu pria tua ini 15 tahun,” celoteh Hjartarson dikutip The Sun, Kamis (14/4).

Banyak pria menjanjikan kemaluannya untuk menjadi penghuni tetap museum itu. Namun kemaluan milik Arason yang berhasil menghiasi ruang pamer museum tersebut untuk pertama kalinya. “Saya sudah menunggu orang ini selama 15 tahun,” celoteh Hjartarson seperti dikutip The Sun, Kamis (14/4).

Museum milik Hjartarson memang menarik perhatian banyak pihak. Ribuan orang dikabarkan memadati museum ini tiap tahun, hanya untuk melihat koleksi uniknya. (bbs/jpnn)

Ada Tiga Kali Suara Ledakan

MEDAN-Sidang perampokan CIMB Niaga Aksara Medan kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Kamis (14/3), dengan agenda mendengarkan keterangan saksi-saksi. Keterangan saksi menyebutkan, perampokan diawali dengan tiga kali suara ledakan, tepatnya 18 Agustus 2010 sekitar pukul 11.45 WIB lalu.
“Saya mendengar suara ledakan tiga kali dari arah luar kantor. Saya pikir itu suara petasan. Tak lama kemudian, seorang pria masuk dengan mengenakan helm dan penutup wajah langsung menodongkan senjata. Lalu, saya mengangkat tangan, dan tak lama kemudian masuk beberapa lainnya dan menyuruh saya tiarap,” tegas saksi Zulfa Husan, petugas customer service (CS).

Pada saat posisi itu, katanya, beberapa pelaku lainnya bergerak masuk ke lantai atas, dan beberapa lainnya ke ruang kasir. Selang beberapa waktu, seluruh pekerja dikumpulkan di dekatnya di sebelah meja CS.
“Lalu Fahmi (sekuriti bank, Red) masuk dari luar dan terjatuh di dekat kami dengan kondisi berdarah,” jelasnya.
Saksi lainnya, Pipit Harianti yang bertugas sebagai kasir mengutarakan saat itu dirinya tengah melayani seorang nasabah betransaksi mendengar suara ledakan tiga kali.

Tak lama kemudian tiba-tiba seorang masuk, dan diikuti beberapa lainnya. “Saya langsung duduk jongkok di bawah, karena takut,” ucapnya. (rud)

Kajatisu: Saya Sikat…

Dugaan Korupsi Alat Kesehatan

MEDAN-Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kajatisu) yang baru, Abdul Karim Basuni Masyarif SH, berjanji akan menyikat seluruh pejabat korup di Sumut.

Pemilik panggilan akrab AK Basuni ini mengatakan, dia tidak akan pandang bulu baik subjek atau objeknya, dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan (Alkes) FK USU 2010 senilai Rp39 miliar, menjadi prioritas kasus yang akan disikatnya.

“Kalau masalah dugaan korupsi Alkes FK USU, saya belum dapat laporan, namun kasus itu saya lihat sudah ribut di media. Intinya kasus dugaan korupsi ini (pengadaan Alkes USU, Red) akan saya sikat,” tegas Basuni kepada wartawan koran ini, Kamis (14/4).

Untuk menuntaskan kasus Alkes FK USU, Basuni mengatakan, tidak mau buru-buru dalam mengambil tindakan.
“Semua kasus tersebut kita teliti terlebih dahulu, setelah buktinya cukup maka langkah selanjutnya adalah penindakan tanpa terkecuali, baik itu kasus dugaan korupsi pengadaan Alkes FK USU ataupun kasus korupsi lainnya,” tambahnya.

Kepada wartawan koran ini dia berjanji akan meminta laporan pada anggotanya yang menyelidiki dugaan korupsi yang saat ini sedang ditangani Pidsus Kejatisu. “Saya masih baru, jadi belum tahu kasus-kasus mana saja yang ditangani. Tapi, saya akan minta laporan dari anggota kasus mana yang saat ini ditangani,” ujarnya.
Diapun berjanji akan melakukan pengecekan data dan mempelajari kasus dugaan korupsi Alkes FK USU.
Kemarin, Sumut Pos kembali berusaha mendatangi orang yang dianggap paling memiliki kompetensi menerangkan kasus itu, Prof Darwin Dalimunthe di Fakultas Kedokteran USU dan Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

Pegawai administrasi di Fakultas Kedokteran USU dan Pascasarjana FKM USU mengaku, guru besar itu tak masuk mengajar. Wartawan Sumut Pos pun mendatangi kediamannya di Jalan Tridharma No 114 Kampus USU. Tak satupun penghuni rumah yang keluar dari dalam rumah.  Tapi, Humas USU, Bisru Hafi melalui telepon seluler. Bisru menjawab, semua dugaan tersebut tidak benar. “Semua itu tidak benar. USU tak ingin ada polemik yang membingungkan masyarakat yang dapat merusak citra USU,” jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pengadaan Alkes USU serharga Rp39 miliar meliputi Mobile X-Ray, Cath Lab, CT Scan, Fluroscope, Mamograph, diduga tak sesuai bestek, sehingga proyek itu diduga merugikan negara hingga Rp9 miliar. (rud/saz/jon)