27 C
Medan
Thursday, December 25, 2025
Home Blog Page 15528

Terima Donasi Rp5,3 Juta, Menlu Jepang Mundur

JEPANG- Menteri Luar Negeri Jepang, Seiji Maehara mengundurkan diri setelah mendapat kecaman karena menerima donasi politik dari seorang warga asing. Hal ini bertentangan dengan undang-undang Jepang melarang praktek tersebut, kalau dilakukan secara sadar, dan pihak oposisi menyerukan agar dia mundur.

Langkah itu dianggap sebagai pukulan bagi Perdana Menteri, Naoto Kan yang selama ini kesulitan meloloskan RUU anggaran di parlemen dan sedang berupaya mempertahankan jabatannya. Padahal, Maehara sebelumnya berpotensi menggantikan Kan.

Mantan menteri luar negeri itu mengumumkan keputusannya dalam jumpa pers yang ditayangkan di televisi, dua hari setelah dia mengakui menerima sumbangan politik senilai 50.000 yen (Rp5,3 juta) dari seorang warga Korea Selatan (Korsel) yang tinggal di Jepang.  Jumlahnya kecil, tapi UU Jepang melarang politisi menerima uang dari warga asing untuk mencegah negara-negara asing mempengaruhi politik dalam negeri Jepang.

Sebagai menteri luar negeri Seiji Maehara menyerukan agar hubungan dengan Amerika dipererat. Dia juga kritis terhadap upaya Cina memperkuat militer negara itu. (bbs/jpnn)

60 Persen Masalah TKI Karena Gaji

KUALALUMPUR- Permasalahan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia yang bekerja di sektor informal terbesar diakibatkan gaji. Masalahnya perselisihan pembayaran gaji antara majikan dan pekerjanya.

Demikian disampaikan Duta Besar RI untuk Malaysia, Da’i Bachtiar dalam pagelaran Karnival Nusantara dan peluncuran Tabung Nusantara Bank Muamalat Indonesia bekerja sama Muamalat Malaysia dan Maybank di Kuala Lumpur, Minggu (6/3).

Disebutkannya, ada sekitar 60 persen persoalan TKI adalah terkait gaji. Dirincinya, pada sektor informal seperti penatalaksana rumah tangga (PLRT) yang banyak terjadi perselisihan antara majikan dan pekerjannya terkait gaji. Di satu sisi, si pekerja merasa belum mendapatkan pembayaran gaji, ataupun pemotongan gaji yang tidak sesuai ketentuan. Tapi sebaliknya majikan merasa sudah melakukan sesuai ketentuan.

“Ini semua hanya pengakuan masing-masing pihak, sehingga susah untuk mendeteksinya,” katanya.
Lebih lanjut, dia menyampaika, perlu adanya pengawas melalui mekanisme sistem perbankan, sehingga baik majikan dan pekerja memiliki alat bukti yang kuat.

Direktur International Banking dan Finansial Institution Bank Muamalat, Farouk A Alwyni menyambut baik gagasan tersebut. Tapi, untuk itu pihaknya sangat membutuhkan keterlibatan dari pihak KBRI Kuala Lumpur, majikan dan para TKI. “Direct debit gaji pegawai dari majikan perlu dilakukan pembicaraan lebih lanjut. Semua pihak yang terkait harus dilibatkan,” ujarnya. (bbs/jpnn)

Latihan Setiap Pulang Sekolah

Bagi grup modern dance yang satu ini, kendala yang paling sering mereka hadapi adalah mengatur jadwal untuk latihan. Pasalnya anggota-anggota grup modern dance ini telah memiliki masing-masing kelas yang berbeda di SMA WR Supratman 2 Medan.

X Scape Fire, itu namanya. X Scape Fire dibentuk oleh enam orang siswa yang dulunya masih berada di kelas VII SMP WR Supratman 2 Medan. “Namun, saat ini kami tinggal berlima. Karena seorang teman sudah pindah sekolah,” ujar Emon siswa kelas XII IPA SMA WR Supratman 2 Medan, sekaligus ketua X Scape Fire, Sabtu (5/3).
Emon lebih lanjut mengatakan, sejak 2 tahun terakhir atau sejak mereka masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, SMA tepatnya, mereka mengalami bentrok waktu latihan. “Karena saya sekarang di kelas IPA dan empat teman lainnya di kelas IPS,” paparnya.

Menurut pengakuan Emon, mereka berlatih di satu kelas di SMA WR Supratman 2 Medan. “Biasanya jika waktunya sudah ada, kami berlatih setelah pulang sekolah. Latihan satu hingga dua jam. Tapi kalau mau mengikuti even, kami biasanya berlatih hingga empat jam,” jelasnya.

Yang membanggakan pada X Scape Fire ini adalah, pada tahun pertama mereka membentuk grup tersebut, mereka langsung menyabet juara pertama pada even modern dance yang diselenggarakan Institut Sains dan Teknologi TD Pardede (ISTP) Medan.

Namun, aliran modern dance yang X Scape Fire miliki adalah tergantung even yang akan diikuti. “Tapi intinya kami memiliki aliran pop. Terkadang ada even yang mengharuskan mencampurkan musik daerah. Nah di situ kami harus mengkolaborasikan lagu daerah  juga,” kata Emon.

Mereka juga sempat menjuarai modern dance yang diselenggarakan SMA Harapan Mandiri .(saz)

Tanam 2.500 Pohon di Perumahan

LUBUK PAKAM-Maraknya komplek perumahan adalah kenyataan baik bagi masyarakat. Namun, hal itu akan menjadi bumerang jika tidak memperhatikan lingkungan. Tanah serapan akan semakin hilang dan aliran air yang tak baik bisa menyebabkan musibah.

Nah, terkait dengan itu, peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-31 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) tingkat Provinsi Sumatera Utara, kampanye lingkungan di komplek perumahan pun digelar. Tak tanggung-tanggung, 2500 benih pohon ditanam di Perumahan Flamboyan Island, Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

“Pengembang perumahan hendaknya dapat berpartisipasi turut ikut menjaga iklim lingkungan dengan cara menanam pohon di lingkungan perumahan yang dibangunnya,” imbau Wakil Bupati Deli Serdang H Zainuddin Mars yang hadir dalam kegiatan tersebut. Kegiatan simbolis penanaman pohon itu, selanjutnya disalurkan kepada penghuni komplek perumahan serta para pengrajin se-kecamatan Sunggal agar ditanam pekarangan rumah atau tempat usaha masing-masing.

Ditambahkan Zainuddin Mars dengan digelarnya kegiatan penanaman 2500 benih pohon berbagai jenis ini diharapkan dapat memotivasi serta memberikan semangat baru bagi warga untuk terus memelihara dan menjaga lingkungan hidup.

“Kegiatan melestarikan lingkungan dan alam merupakan tanggung jawab bersama, bahkan setiap lahan yang ada disekitar kita dapat dihijaukan yang gilirannya nanti dapat memberi fungsi melindungi, estetika serta berfungsi pula sebagai penyerapan polusi,” tambah Zainuddin Mars.
Pada kegiatan penanaman pohon itu dihadiri Sekretaris Dekranasda Sumut Hj Vita Lestari Nasution beserta unsur pengurus dan Pengurus Dekranasda Deli Serdang Hj Asdiana Zainuddin beserta pengurus. Kadis Prindag Ir Hartini Marpaung selaku Ketua panitia pelaksana penanaman pohon mengatakan menanam pohon sama artinya menyelamatkan dunia. (btr)

Limbah Industri Datangkan Rezeki

TEBING TINGGI-Limbah industri ternyata tak selamanya buruk. Buktinya, sisa dari pengolahan pengergajian kayu olahan yang biasanya dibuang ataupun dibakar ternyata cukup menguntungkan.

Padahal, sebelumnya limbah tersebut sempat merepotkan karena bisa menimbulkan pencemaran lingkungan yang parahnya apabila terkena air hujan akan menimbulkan bau busuk menyengat dan apabila musim kemarau serbuk tersebut mudah terbakar dan menimbulkan polusi udara.

Di tangan Zulkifli Stp, Limbah tersebut diolahnya menjadi media berkembang atau tumbuhnya budidaya jamur tiram. Hal ini dibuktikan langsung oleh Sumut Pos pada Minggu (6/3) sekira pukul 13.00 WIB di lokasi rumahnya yang berada di Jalan Bakti, Lingkungan V, Kelurahan Damar Sari, Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi.
Serbuk gergaji yang diambil Zulkifli dari industri olahan kayu dijadikan sejenis ‘baglog ‘ (tempat mediasi tumbuhnya jamur tiram). Dan, baglog terssebut dijualnya dengan harga Rp5.000 per baglognya. “Bekas serbuk gergaji itu kita olah dan campur dengan kapur yang mengandung kalsium, tepung tapioka, tepung jagung dan dedak sekam padi,’’ jelas Zulkifli.

Tak pelak, apa yang dilakukan Zulkifli ini mendapat apresisai postif dari warga sekeliling dan pelanggannya. Setidaknya hal ini diungkapkan Nurhayati. Perempuan yang sengaja datang dari Kota Stabat Kabupaten Langkat ini merasa kagum dengan apa yang dilakukan Zulkifli. ‘’Kerjanya sosial membantu menyelamatkan bumi dari pencemaran lingkungan, tapi di lain sisi bisa menghasilkan uang juga,’’ puji Nurhayati.
Ya, produk olahan yang dihasilkan Zulkifli memang tidak hanya beredar di Tebing Tinggi saja. Tercatat Kota Medan, Tanjung Morawa, Sibolga, Padang Sidimpuan, Balige dan dari daerah lainnya tak luput dari baglog ala Zulkifli tersebut.

“Sebenarnya kita juga membantu pihak pemerintah dengan permasalahan sampah (limbah) dari industri yang ada di Tebing Tinggi. Masih banyak lagi limbah industri yang menjadi permasalahan sosial lingkungan hidup. Dari sini kita ajak insinyur ataupun sarjana untuk berpikir bagaimana menangani limbah-limbah industri yang bisa diolah yang selama ini menjadi masalah bagi kelangsungan hidup manusia di bumi ini,’’ jelas Zulkifli.
Menariknya, baglog hasil kerja Zulkifli juga bisa digunakan setelah dianggap tak berguna. Ya, baglog tidak bisa lagi menjadi media jamur jika sudah terkena virus. Nah, dalam keadaan itu, baglog dapat dipergunakan sebagai pupuk tanaman. (mag-3)

Suka Baca

Nama lengkapnya Yong King Hung. Kini dia diamankan menjadi KepalaSMA WR Supratman Medan. Namun di tengah kesibukannya itu, Yong tidak pernah melupakan hobinya yakni membaca.

“Membaca apa saja, semuanya. Yang penting positif dan menambah wawasan dan pengalaman kita,” ujarnya.
Atas dasar itu pula, Ia sempat menulis buku dengan judul ‘Penuntun Praktikum IPA SMP WR Supratman 1 dan 2’ pada 1986 lalu yang direvisi setiap tahun hingga 1996. Ia juga sempat menulis buku ‘Fokus Fisika SMA’ pada 2008 lalu dan sempat membuat karya ilmiah PTS (penelitian tindakan sekolah) dengan judul ‘Peningkatan Kemampuan  Guru dalam Menyusun RPP Melalui Pelatihan Simulasi di SMA WR Supratman 2 Medan’ pada 2010.

Selain itu Yong  juga bangga menghantarkan para siswanya meraih peringkat pertama hasil UN terbaik tingkat Sumut 2009 lalu.

“Ini satu prestasi yang sangat sulit dicapai sebagian sekolah khususnya swasta,” ungkap pria kelahiran Padang Sidempuan, 20 Mei 1961 ini di sekolah tersebut, Sabtu (5/3).

Yong berharap, Dinas Pendidikan Kota Medan dapat lebih memperhatikan pendidikan di sekolah swasta. “Karena sekolah swasta juga merupakan satu institusi dan sarana pendidikan untuk membentuk anak-anak bangsa menjadi generasi yang intelek dan mampu bersaing dengan yang lain,” katanya. Buktinya, sambung Magister Manajemen Pendidikan dari Sekolah Tinggi Manajemen IMNI Jakarta ini, pihaknya mampu menghasilkan siswa-siswa yang meraih nilai terbaik pada UN 2009 lalu. Menurutnya itu satu hal sangat membanggakan dan sudah layak dicontoh sekolah-sekolah lain. Baik dalam teknik pengajaran maupun fasilitas yang disediakan. Kepada siswa, Yong berharap dengan semua hasil yang mereka dapatkan akhirnya mampu untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan ke depan.(saz)
yang mereka dapat di sekolah tersebut untuk sesuatu yang berguna sesuai dengan keinginan mereka. “Itulah gunanya pendidikan,” tegasnya.(saz)

Harga BBM Naik 3 Kali Lipat

PEKANBARU- Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) terpantau merata di Pekanbaru, Riau. Di sebagian besar SPBU, ratusan warga mengantre untuk memperoleh beberapa liter premium atau pertamax. Hingga malam ini (6/3), pemandangan tersebut masih terlihat.

Misalnya di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jalan Subrantas, Minggu (6/3) antrean mobil lebih dari 300 meter. Sementara ratusan sepeda motor juga terlihat berdesak-desakan. SPBU ini diserbu warga karena sejak siang sampai sore SPBU ini tutup lantaran kehabisan suplai.

Antrean yang sama juga terlihat di SPBU Jalan Arifin Ahmad. Lebih dari 500 sepeda motor harus sabar mengantre karena SPBU baru dibuka menjelang adzan Magrib.

Antrean yang sama terlihat di SPBU antara Jalan Sudirman dan Arifin Ahmad yang merupakan SPBU terbesar di kota minyak ini. Di sini, antrean panjang roda dua terpantau 8 baris memanjang hingga 100 meter. Sementara di SPBU Jalan Sudirman, antrean panjang sampai 400 meter yang memacetkan kawasan jalan tersebut.

Akibat kelangkaan BBM, turut mendorong kenaikan harga BBM di tingkat pengecer. Dari harga normal Rp5.000/liter, BBM jenis premium melonjak hingga Rp10.000 sampai Rp15.000/ liter. Warga yang terburu-buru atau tidak ingin mengantre terpaksa membeli bensin yang lebih mahal ini. Kelangkaan BBM itu pun dikeluhkan oleh warga Pekanbaru. “Pekanbaru bagai kota mati. BBM langka. Tolong pemerintah apakah bapak-bapak peduli? Kota kami ladang minyak. Setetes pun minyak tak ada. Ironis sekali,” kata Yanda Febry. Kendati kelangkaan BBM meluas, pihak SPBU tetap melayani pembelian menggunakan jerigen. Hal tersebut membuat pengantre  perang mulut.(net/jpnn)

Awet Muda Karena Sering Makan Ikan

Menteri Perikanan dan Kelautan Fadel Muhammad kini sudah menginjak usia 59 tahun. Namun, dia masih merasa sangat muda dan merasa cukup enerjik untuk bisa melakukan banyak hal.

Apa rahasianya agar tetap muda dan enerjik? Politisi Golkar yang juga mantan Gubernur Gorontalo ini buka rahasia. “Setiap hari saya makan ikan. Makanya, saya awet muda,” aku Fadel di sela-sela acara Kampung Carrefour di Lebakbulus, Jakarta Selatan, Minggu (6/3).

Makanya, dia ingin sekali menularkan hobi makan ikan itu kepada semua masyarakat Indonesia. Sebab, kata dia, makan ikan sangat penting baik kesehatan maupun bagi kecerdasan otak. Tapi sayangnya, saat ini kebiasaan makan ikan masyarakat Indonesia masih sangat kecil. Dari semua protein yang dimakan, komposisi ikan hanya sekitar 30 persen.
Itupun setelah digabung dengan daging. “Sebesar 70 persen sumber protein masyarakat Indonesia berasal dari telur dan ayam. Cuma 30 persen yang berasal dari ikan dan daging. Padahal, ikan di Indonesia itu sangat banyak dan harganya juga cukup terjangkau,” tukasnya.

Karena itu, Fadel berniat terus berusaha untuk merangsang masyarakat lebih suka makan  ikan.(zul/jpnn)

Karya Sastra Bangun Semangat Belajar Siswa

Pendidikan di Indonesia selama ini lebih menekankan pada aspek kognitif dibandingkan dengan kedua aspek lainnya.
Hal ini dapat kita lihat dari substansi kurikulum yang ada, sistem pengajarannya, sistem evaluasi yang dipakai dan lain-lain. Padahal kedua aspek lain yakni afektif dan psikomotorik tidak kalah pentingnya dalam membangun pribadi siswa yang utuh  terutama afektif.

Peran afektif sangat penting diantaranya untuk membentuk karakter siswa yang peduli dengan lingkungan sosialnya. Diakui atau tidak sense of crisis (kepekaan sosial) yang dimiliki oleh pelajar kita masih cenderung rendah, karena ketidak seimbangan antara ketiga aspek pendidikan tersebut yakni, kognitif, afektif dan psikomotor.
Ketidakseimbangan ini menimbulkan ekses bagi pelajar, siswa, murid dan mahasiswa kita.Terindikasi dengan banyaknya tauran antar pelajar, mahasiswa, seks bebas, penggunaan narkoba.

Ketidakseimbangan aspek ini, menumbuhkan kesadaran bagi banyak orang bahwa keunggulan, keberhasilan dan kesuksesan seseorang bukan semata–mata ditentukan atau diukur oleh intelligence quotients (IQ).
Dengan IQ yang tinggi, seseorang memang dapat menciptakan berbagai hal yang menakjubkan. Namun yang dibutuhkan dalam kehidupan bukan hanya kecerdasan dalam menciptakan sesuatu, tetapi yang lebih penting juga kecerdasan emosi (Emotional Quotiens) EQ.

Ada penelitian yang dilakukan Danah Zohar dari Universitas Harvard menyatakan bahwa orang yang memiliki IQ biasa–biasa saja, tetapi memiliki tingkat EQ tinggi, memiliki tingkat keberhasilan hidup lebih baik dari pada seseorang dengan IQ yang sangat tinggi dan EQ rendah.

Guna meningkatkan aspek EQ ini, banyak hal yang dapat dilakukan. Salah satu diantaranya dengan pendidikan sastra. Pendidikan sastra selama ini dipandang sebelah mata, pelajaran yang hanya membuat orang untuk menghayal-hayal (berimajinasi), pelajaran yang membuang waktu tanpa berarti (pelengkap) itu adalah anggapan keliru, sebenarnya pelajaran sastra  merupakan cara yang ampuh untuk meningkatkan afeksi siswa.

Tidak jarang kita lihat bahwa banyak orang terharu saat mendengarkan sebuah puisi, atau meneteskan air mata saat membaca sebuah novel. Lebih pentingnya, ketika membaca karya sastra dapat mengasah perasaan, berempati, lebih menghargai orang lain, memperhalus perasaan, membuat kita lebih dewasa.

Karya sastra banyak mengemukakan permasalahan yang sangat bermanfaat bagi perkembangan jiwa anak (siswa).
Maka semakin banyak siswa membaca sastra, semakin kaya lah siswa akan pengalaman batin sehingga lebih arif saat menghadapi problema kehidupan.

Hal ini lah yang tentunya kita tekankan pada siswa secara khusus guru bidang studi bahasa Indonesia untuk selalu gemar menyuguhkan pembelajaran sastra, tidak tertutup kemungkinan bagi guru yang lain. Pembelajaran sastra harus berorientasi pada kegiatan pengalaman bersastra  bukan pada pengembangan teori- teori sastra.
Kendalanya di berbagai sekolah belum banyak buku-buku sastra, serta minat untuk menggauli sastra di kalangan siswa masih minim. Keinginan akan sastra seakan tenggelam akan kehadiran internet, game online, face book.
Sastra semakin termarjinalkan eksistensinya di kalangan pelajar kita. Seharusya di era IT ini kehadiran internet dapat kita manfaatkan untuk mengakses sastra.

Membuat kliping tentang sastra, puisi, cerpen dan lain-lain. Dengan demikian apresiasi akan sastra semakin tajam dan meningkat.

Menurut Aminuddin, (1978) apresiasi sastra adalah kegiatan untuk menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga dapat menimbulkan kepekaan perasaan, daya pikir, dapat memetik nilai-nilai moral dan kemanusiaan yang terkandung dalam sastra.

Dari pendapat itu dapat disimpulkan bahwa kegiatan apresiasi sastra  dapat tumbuh bila siswa terlibat dan akrab dengan sastra keterlibatan itu  juga akan memberikan implikasi yang mampu merumuskan rohaninya.
Sastra bersinggungan dengan dunia moral, dunia religius. Relasi antara sastra dan religi memang bukan hal yang baru. Menurut Sultan Takdir Alisahbana, sastra bermuatan religi karena menyelami perasaan beragama. Religi bahkan bisa sebagai dasar penciptaan karya sastra. Karya sastra sebagai media ekspresi manusia dalam mengemukakan perasaan ketuhanan.

Religi berarti keagamaan, perasaan atau pengikatan terhadap Tuhan (Atmosuwito, 1989). Perasaan keagamaan ini dapat dijelaskan sebagai perasaan batin yang ada hubungannya dengan Tuhan. Perasaan ketuhanan, cinta akan Tuhan merupakan salah satu kepekaan emosi yang harus selalu dikembangkan pada diri siswa. Apresiasi puisi tentunya berpotensi untuk meningkatkan kepekaan emosi siswa karena pada hakikatnya puisi itu berwahana bahasa serta puisi itu adalah bentuk seni dan setiap  bentuk kesenian  pasti melibatkan faktor emultif.

Melalui media puisi, kesadaran religiusitas dapat tersentuh. Kesadaran religiusitas itu bisa berupa kecintaan dan ketaqwaan pada Tuhan, kesadaran akan kebesaran Tuhan, kesadaran akan takdir, kesadaran hidup tak pernah abadi, memperingati hari-hari besar agama.

Semuanya bentuk kesadaran di atas dapat diwadahi dalam bentuk puisi. Puisi yang bisa membangkitkan perasaan religius serta menumbuhkan penghayatan nilai-nilai sikap spiritual,penghayatan akan nilai filosofis ketuhana Dengan tumbuhnya penghayatan tersebut dapat menambah nilai-nilai kesadaran religius, mempertebal rasa iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dengan demikian guru dituntut tidak sekadar berperan sebagai transformator pengetahuan, tetapi juga sebagai pendamping siswa yang berkewajiban untuk membentuk dan mewarnai kepribadian dan moralitas siswa.
Pembentukan watak dan moralitas siswa bukan hanya kewajiban pelajaran agama, melainkan kewajiban setiap mata pelajaran. Terlebih kita melihat generasi sekarang, generasi yang kehilangan karakter (Soft Skill), generasi yang  mengalami degradasi moralitas.

Maka patutlah kita berjuang untuk membentuk generasi yang berkarakter.
Generasi yang memiliki sence of crisis yang sangat tinggi. Kelak bila hal ini tercapai maka tidak akan ada lagi pelajar yang tawuran, serta tindak moralitas lainya. Anomali akan tujuan hidup sebagai seorang pelajar tidak akan terjadi dengan kepekaan sosial yang tinggi serta dengan nilai-nilai kesadaran religiusitas yang besar.(*)

Batavia Delay 5 Jam, Penumpang Mengamuk

JAKARTA- Ratusan penumpang Batavia Air kesal setelah Batavia Air dengan nomor penerbangan Y6-515 ditunda selama lebih dari lima jam.

Seharusnya sesuai jadwal, pesawat itu lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju Palembang Minggu (6/3) pukul 13.10 WIB, tetapi hingga pukul 18.00 WIB belum jelas kapan akan diterbangkan.
Petugas ground-handling Batavia di meja petugas pun menjadi sasaran kemarahan para penumpang. Mereka mempertanyakan kapan penerbangan menuju Palembang diberangkatkan. Bhakan, sebagian penumpang  sudah bersiap di pintu C6 Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta, meski tak ada pengumuman.

”Para penumpang berniat naik pesawat mana pun yang datang. Mereka sudah kesal dan kini berteriak-teriak,” kata Manajer SDM Radio Sonora, F Wahyu Astuti, yang kebetulan calon penumpang Batavia Y6-515.
”Sebenarnya, kami sudah diberi makan meski sangat terlambat. Yang dibutuhkan adalah keberangkatan, bukan sekedar makanan,” ujarnya.

Wahyu mengaku, sore tadi seharusnya sudah menghadiri rapat Radio Sonora di Palembang. ”Besok Senin juga ada rapat Kelompok Kompas Gramedia di Palembang yang dihadiri Chief Executive Officer Kompas Gramedia. Saya jadi batal menghadiri rapat,” ujar Wahyu.

Juru bicara Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan, berjanji mencari tahu penyebab keterlambatan ini. Supaya ada solusi bersama dan kemarahan penumpang dapat diredakan.(net/jpnn)