25 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 15556

Memilih Terisolasi di RS, Hanya Makan Nasi dan Kecap Asin

Rita, Perawat yang Diapresiasi Pemerintah Jepang karena Tangani Korban Gempa-Tsunami

Ketika gempa dan tsunami terjadi di Miyagi, Jepang, 11 Maret lalu, banyak WNI di sana yang berbondong-bondong pulang ke tanah air. Tapi, hal itu tak dilakukan Rita Retnaningtyas.

PRATONO, Semarang

Perawat asal Semarang tersebut lebih memilih merawat pasien yang menjadi tanggung jawabnya meski Miyagi porak-poranda. Pemerintah Jepang pun memuji dia.

Petang itu, Jumat (11/3) sekitar pukul 14.46 waktu Miyagi Jepang, Rita sedang bersantai di apartemennya. Sudah sejak 13 November 2009 perempuan 35 tahun tersebut berada di Miyagi untuk menjadi perawat di Miyagi National Hospital.

Rita merupakan salah seorang perawat dari Indonesia yang dikirim Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) melalui program kerja sama antar pemerintah RI dan Jepang.

Peristiwa yang terjadi saat itu pasti tidak akan hilang dalam ingatan perempuan kelahiran Semarang, 15 September 1975, tersebut. Ketika sedang bersantai itu, tiba-tiba dia merasakan guncangan yang hebat. Ternyata, gempa melanda wilayah Miyagi.

Pemerintah Jepang mencatat, gempa tersebut berkekuatan 8,9 skala Richter, hampir sama dengan kekuatan gempa yang meluluhlantakkan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada 26 Desember 2004. Apalagi gempa di Prefektur Miyagi tersebut disusul tsunami yang langsung menggenangi daerah itu.
Apartemen yang ditinggali Rita selamat dari kerusakan karena gempa maupun terjangan air bah tsunami. Saat tsunami menerjang, dari apartemennya, Rita bisa menyaksikan air bah menghantam dan menyeret berbagai benda maupun manusia.

Seketika Rita dan temannya yang bernama Yantri, asal Cirebon, Jawa Barat, teringat kepada para pasien yang menjadi tanggung jawabanya di rumah sakit. “Saya langsung teringat bahwa saya punya pasien yang dirawat di lantai tiga. Karena itu, saya putuskan untuk segera ke rumah sakit,” ungkap Rita menceritakan kembali pengalamannya seusai mendapat penghargaan dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah dan dari direktur utama Rumah Sakit Telogorejo Semarang, tempat dirinya bekerja, kemarin (25/3).

Rita dan Yantri langsung bergegas ke rumah sakit tempat mereka bertugas. Untuk menuju rumah sakit, mereka berjalan kaki sekitar 5 menit. Sempat ada perasaan takut setelah melihat kerusakan karena tsunami itu. Namun, tanggung jawab terhadap profesi membuat mereka mengabaikan ketakutan tersebut. Rita teringat kepada pasien-pasiennya yang rata-rata berpenyakit parah seperti kanker dan parkinson.

Setiba di rumah sakit tempatnya bertugas, Rita masih merasakan gempa susulan dengan kekuatan 5?6 skala Richter. Meski demikian, Rita dan perawat-perawat lain tetap bersemangat bertugas. “Saya salut kepada perawat-perawat di Jepang. Mereka sangat bertanggung jawab pada profesinya. Meski banyak keluarganya yang ikut kena musibah, mereka tetap menjalankan profesi sebagai tenaga kesehatan,” ujar istri Bambang Wagiman tersebut.
Hal itulah yang memantapkan hati Rita untuk tidak tergoda pulang ke tanah air, melainkan ikut bertahan di Miyagi merawat para korban bencana. Apalagi keluarganya yang tinggal di Jalan Potrosari Nomor 10, RT 05, RW 02, Kelurahan Srondol Kulon, Kecamatan Banyumanik, juga membesarkan hatinya untuk bertahan di Miyagi. Beberapa jam setelah tsunami, dia masih bisa menghubungi keluarganya.

“Suami juga mendukung secara moral, sehingga saya mampu bertahan. Dia meminta agar saya selalu berdoa. Coba kalau suami saya waktu itu menyuruh saya segera pulang, tentu saya ingin pulang saja,” ungkap Rita. Malamnya, komunikasi terputus total. Dia baru berhasil menghubungi kembali keluarganya seminggu kemudian.
Selain tanggung jawab profesi, kondisi di Miyagi memang tidak memungkinkan untuk evakuasi. Akses menuju prefektur itu benar-benar terputus. Dalam kondisi normal, akses transportasi darat yang tersedia adalah kereta. Tapi, pascatsunami, jalur kereta telah terendam air. Satu-satunya jalan yang bisa ditembus hanya melalui udara dengan helikopter.

Karena masih dalam kondisi tanggap darurat, Rita dan perawat-perawat lainnya tidak pulang ke rumah, melainkan memilih menginap di rumah sakit. Meski juga menjadi korban gempa dan tsunami, dirinya tetap bersemangat merawat para korban yang rata-rata menderita luka patah tulang dan dehidrasi.

“Agar mudah menjaga pasien, kami tetap menginap di rumah sakit. Sebab, masih sering ada gempa susulan yang cukup besar sehingga pasien perlu ditenangkan,” tuturnya.

Selain harus merawat para korban, masalah yang juga dihadapi adalah menipisnya bahan makanan karena Miyagi telah terisolasi. Yang bisa dinikmati hanyalah onigiri atau nasi yang dipadatkan dan dilumuri kecap asin. Itu pun tidak bisa dinikmati tiga kali sehari. “Kadang kalau siang makan, malamnya tidak makan. Jadi, kadang kelaparan karena stok makanan memang habis,” jelas ibu Septiawan Putra Kesuma Aji, 12, dan Abian Haikal Caesario, 7, tersebut.

Bahan makanan di toko-toko Miyagi benar-benar habis diborong penduduk. Yang patut dikagumi pada penduduk Jepang, kata Rita, meski mereka menjadi korban bencana, tak ada penjarahan. Semua warga yang ingin membeli kebutuhan tetap membayar di toko-toko yang masih buka. Selain itu, mereka tetap antre secara rapi.
Setelah tsunami berlalu, bahaya lain yang mengancam adalah radiasi nuklir karena bocornya pembangkit tenaga nuklir di wilayah tersebut. Beruntung, lokasi rumah sakit tempat Rita bertugas berjarak sekitar 60 kilometer dari reaktor. Pemerintah Jepang mengumumkan, radius 30 kilometer dari reaktor yang bocor harus dikosongkan dan penduduk di radius 50 kilometer diimbau untuk membatasi keluar rumah.

Selasa, 22 Maret 2011, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kojiro Shiojiri secara terbuka memberikan apresiasi atas kerja keras Rita selama bencana. Menurut dia, Rita memilih bertahan di lokasi bencana untuk merawat para korban. Hal itu diucapkan Kojiro dalam sebuah acara di Jakarta.

Meski demikian, Rita meminta hal tersebut tidak dibesar-besarkan. Dia menilai, itu merupakan hal yang biasa dilakukan masyarakat Jepang ketika mendapat bantuan, meski sekecil apa pun. “Kebaikan sekecil apa pun, pasti masyarakat Jepang akan mengucapkan arigato. Jadi, hal tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Apalagi saya di sana juga bersama perawat-perawat lain. Mereka juga berjasa,” tuturnya merendah.

Dia menyatakan bingung ketika diberi tahu bahwa pemerintah Jepang memberikan penghargaan untuk dirinya. Sebab, memang tak ada penghargaan khusus yang diserahkan kepada dirinya. Karena itulah, dia menilai, apresiasi yang diucapkan Kojiro merupakan tradisi masyarakat Jepang yang ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang pernah menolong.

Jumat pagi (25/3) Rita kembali ke Semarang. Miyagi National Hospital memberikan waktu libur selama sebulan kepada Rita agar bisa menenangkan diri. Acara yang pertama dia hadiri begitu sampai di Semarang adalah mengikuti seminar keperawatan yang diadakan RS Telogorejo.

Dalam acara tersebut, Rita mendapat penghargaan dari Ketua PPNI Jateng Edy Nuryanto dan Direktur Utama RS Telogorejo Imelda Tandiyo. Suasana haru terlihat ketika rekan-rekannya di RS Telogorejo memeluk dan memberikan ucapan selamat.

Rencananya, Rita kembali ke Jepang pada April mendatang. Namun, tanggalnya belum dipastikan. “Saat ini saya hendak memenangkan diri dulu dari trauma. Waktu sebulan, tampaknya, masih kurang untuk bersama keluarga. Tapi, saya nanti harus kembali untuk menyelesaikan kontrak di Jepang,” ujarnya. (jpnn/c5/kum)

Bukan Kongres KPPN, tapi Anggota PSSI

Diakui masyarakat dan pemerintah Dulu, FIFA berikutnya

JAKARTA-Babak baru kisruh persepakbolaan tanah air terjadi di Pekanbaru Sabtu (26/3). Itu setelah mayoritas pemilik suara (78 suara dari 100 suara), kemarin malam mengambil alih PSSI dengan menggelar kongres di Hotel Premiere.

Kongres itu awalnya adalah kongres yang dirancang PSSI pimpinan Nurdin Halid untuk membentuk Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP). Komite itu selanjutnya yang akan menggelar kongres pemilihan Ketum PSSI, Waketum, dan anggota Exco pada 29 April mendatang.

Tapi PSSI gagal menggelar kongres. Itu setelah  dengan kompak mayoritas anggota PSSI yang tidak puas dengan semua akal-akalan PSSI mengambil alih. Diantara yang membuat anggota itu “tak terkendali” adalah sekitar 18 anggota yang di kongres tahunan Bali Januari lalu menjadi peserta,  kali ini ditolak saat registrasi.
Pemimpin sidang dalam kongres Sabtu malam (26/2) Usman Fakaubun mengklarifikasi tentang pelaksanaan kongres tersebut. Sekum Pengprov PSSI Papua itu menegaskan jika kongres itu dilakukan anggota dan tidak ada sangkut pautnya dengen KPPN (Komite Penyelamat Persepakbolaan Nasional).

“Kongres kemarin murni dilakukan 78 pemilik suara yang sebelumnya mendapat undangan PSSI untuk menjadi peserta,” cetus Usman. “Penyelenggaranya  bukan KPPN. Mereka di luar garis. KPPN adalah penggagas kegiatan yang skalanya di luar sekarang ini,” lanjutnya.

Dalam kongres yang berakhir tepat pukul 23.00 WIB sabtu malam, memang tidak nampak para pentolan KPPN berusara di kongres. Ketua KPPN Syahrial Damopolii bahkan “menghilang”. Tim pimpinan sidang yang diketuai Usman Fakaubun  semuanya adalah orang – orang di luar KPPN. Sebelumnya, KPPN beberapa kali berkoar bakal menggelar kongres sendiri.
Usman menuding ricuh dalam kongres kemarin adalah skenario PSSI sendiri. Itu setelah PSSI berhitung, suara yang mendukung mereka minoritas. “Dari 33 Pengrov, 24 diantaranya sudah bergabung ke kubu pro perubahan. Melihat itu PSSI membuat siasat pegambilan ID Card dipersulit. Tujuannya agar terjadi deadlock dan kongres batal,” bebernya.

hmad Riyadh, Wakil Ketua Bidang Organisasi, legal dan fairplay Pengprov PSSI Jatim mengatakanm jika kongres yang direncanakan PSSI penuh rekayasa. Yang  mencolok adalah “diharamkannya” surat mandat oleh PSSI. Berkilah agar yang datang ke kongres adalah orang yang kredibel, PSSI hanya memperbolehkan Ketum dan Sekum ( baik Pengprov mapun  klub) yang boleh menjadi wakil dalam kongres. Di luar itu, jika Ketum dan Sekum tidak hadir dan memandatkan kepada pengurus lain, PSSI akan menolaknya. “Padahal sebuah mandat itu diakui undang-undang,” kata Riyadh. “Selain itu undangan by name yang dibuat PSSI salah. Sebab menjadi peserta kongres itu melekat pada institusi. Bukan nama pengurus. Setahu saya yang undangan by name itu adalah undangan sunatan dan kawainan,” kelakarnya.

Apa yang dilakukan PSSI, menurutnya bertentangan dengan tata organisasi FIFA dan PSSI sendiri. “Struktur dari FIFA mewajibkan adanya wakil. Dan wakil-wakil di Pengprov dan klub-klub itu juga disahkan PSSI. Masa mereka tidak boleh menerima mandat jika Ketum dan Sekum berhalangan,” jelasnya.
Usai kongres yang memilih 7 anggota KP dan lima anggota KBP, pemilik langsung melaporkannya kepada FIFA dan AFC by email. Laporan juga diserahkan kepada pemerintah dalam hal ini Menpora juga KONI/KOI. (ali/aam/jpnn)

Warga Tionghoa Menggelar Ceng Beng

Bukti Pengabdian Pada Leluhur

Ribuan peziarah memadati pemakaman Tionghoa di Jalan Stasiun, Kedai Durian, Deli Serdang, Minggu (27/3). Tak hanya warga Medan, para peziarah banyak yang berasal dari Jakarta, Bandung dan Jogjakarta. Mereka menggelar ritual suci bagi masyarakat Tionghoa (Ceng Beng) yang dilakukan secara turun-temurun setiap tahun sekali.

Bagus Syahputra, Medan

Tradisi dalam bentuk ziarah ke makam orangtua atau leluhur ini, selalu memiliki keunikan tertentu sebagai ajang “pulang kampung” ke tempat makam leluhurnya. Kegiatan ritual dimulai dengan membersihkan kuburan yang biasanya dilakukan 10 hari sebelum pelaksanaan Ceng Beng karena Ceng Beng berarti bersih dan terang.
Para peziarah juga membawa perlengkapan ritual ziarah kuburan seperti khoci dan choasi yang mana didalamnya terdapat miniatur perlengkap sehari-hari seperti baju, celana, sendal, sepatu dan  perlengkapan mandi, semua itu dibuat dari bahan baku kertas yang dirancang untuk dipersembahkan kepada arwah leluhur.

Selain khoci dan choisa sebagai perlengkapan ritual, penziarah juga mebawa dan buah-buahan seperti  pisang, jeruk dan apel dan bermacam kue seperti kue bak pau dan kue lapis. Perlengkapan ritual seperti khoci, choasi, buah-buahan dan kue ada juga dijual langsung di sekitar pemakaman bagi penziaran yang tidak sempat membuat sendiri.

“Zirah ini kami lakukan setiap tahun sebagai penghargaan kami terhadap arwah saudara kami yang wafat. Selain melakukan ziarah, kami juga melakukan persembah perlengkapan sehari-hari, tapi cuma miatur saja yang terbuat dari kertas,” ungkap seorang peziarah yang mengaku bernama Suyento.

Suyento tidak sendirian, dia datang bersama keluarganya untuk berziarah di kuburan orangtuanya. “Ziarah ini juga dimaksudkan agar kami selalu mengingat orangtua yang telah wafat dan mengajak anak-anak saya agar mereka juga selalu ingat dengan leluhur mereka,” bebernya lagi.

Bahkan, anaknya yang tinggal di Jakarta juga harus pulang ke kampung halamannya di Medan untuk melaksanakan Ceng Beng. Dia juga memperkirakan, hingga lima hari ke depan, lokasi pemakaman ini akan terus dipadati peziarah untuk melaksanakan Ceng Beng.

“Ceng Beng ini juga membuktikan pengabdian serta kepedulian kita kepada leluhur yang telah wafat,” ungkapnya lagi.
Untuk menjaga kekhusukkan dan ketertiban bagi warga Tianghoa melakukan ziarah kubur di pemakaman, pihak kepolisan turut berjaga di lokasi pemakaman, baik dari Polsek Delitua maupun Patumbak serta Muspika yang senantiasa membantu kelancaran pelaksanaan ritual.

Dari pantuan wartawan koran ini, Jalan Brigjend Zein Hamid macet total menuju ke komplek pemakaman. Diperkirakan, kemacatan mecapai 2 Km sehingga penziaraha banyak terjebak di jalan menuju komplek pemakaman. Bahkan, pihak kepolisian sampai kewalahan mengatur arus lalulintas yang macet karena meningkatnya jumlah penziarah. (*)

Radioaktif Meningkat 10 Juta Kali Lipat

Krisis Nuklir di Jepang

TOKYO- Aktivitas reaksi nuklir terdeteksi meningkat sangat tinggi di dalam air di reaktor unit 2. Peningkatannya mencapai 10 juta kali lipat dari reaksi normal, demikian disampaikan Tokyo Electric Power Co (Tepco). Akibat bencana yang melanda Jepang lebih dari 10 ribu orang tewas.

Pihak Tepco menjelaskan tingkat radiasi mencapai 2,9 miliar becquerels dalam satu kubik centimeter (cm) air di ruang bawah tanah bangunan turbin yang terpasang ke reaktor nomor 2, seperti dikutip dari laman NHK, Minggu (27/3).

Tingkat kontaminasi ini sekitar 1000 kali dibandingkan kebocoran radiasi di ruang bawah tanah reaktor nomor 1 dan 3. Tepco menambahkan material radioaktif terdeteksi termasuk 2,9 miliar becquerels yodium 134, 13 juta becquerels yodium 131, dan 2,3 juta becquerels, masing-masing cesium 134 dan 137.
Material ini dipancarkan sepanjang proses fisi nuklir di inti reaktor. Perusahaan ini memperkirakan air terkontaminasi itu berasal dari inti reaktor rusak, dan mereka tengah mencari tahu bagaimana kebocoran bisa terjadi.

Lulusan University of Tokyo Naoto Sekimura mengatakan kebocoran ini mungkin muncul dari ruang penahan (suppression chamber) reaktor nomor 2. Ruang ini didesain untuk menampung radioaktif dari reaktor. Sementara itu, Departemen Ilmu Pengetahuan Jepang menemukan tingkat tinggi terdeteksi di wilayah yang jaraknya lebih dari 30 kilometer dari pabrik Fukushima Daiichi. Ketinggian radiasi ini melewati ambang batas tahunan yang bisa dihadapi warga biasa.

Terpisah, Kepolisian Jepang mengatakan bencana gempa dan tsunami 11 Maret lalu, sekitar 10.489 orang meninggal, dan lebih dari 16.600 dinyatakan hilang. Sebanyak 6.333 orang tewas di Prefektur Miyagi dan sebanyak 3.152 orang tewas di Prefektur Iwate telah dikonfrmasi tewas, di Prefektur Fukushima 946 tewas.  Selain itu, 18.000 rumah hancur dan sekitar 140.000 rumah rusak. Di Prefektur Iwate saja, lebih dari 12.000 rumah roboh. Sementara itu, berdasar citra satelit, gempa dan tsunami menghantam pantai timur Jepang membuat banjir sejauh 500 kilometer persegi.    Di bagian selatan Miyagi, dari gambar terbaru diambil 24 Maret, terlihat daerah terkena banjir menyusut, namun 70 persen masih terendam air.

Pemerintah Jepang mengungkap serangkaian kesalahan dilakukan operator PLTN Tepco. Termasuk soal pengiriman dua pekerja tanpa perlindungan alas kaki saat mengendalikan kebocoran radiasi.
Juru bicara pemerintah, Yukio Edano mendesak Tepco agar lebih transparan setelah dua pekerja menderita luka bakar saat menginjak air yang terkontaminasi radioaktif, 10 ribu kali dari ambang normal, di PLTN Fukushima Daiichi. (bbs/jpnn)

Pemko dan TNI AU Rapat Tertutup, Warga Sari Rejo tak Dilibatkan

MEDAN- Penyelesaian sengketa tanah Sari Rejo di Kecamatan Medan Polonia semakin tak jelas arahnya. Hal itu disebabkan, jadwal pertemuan Tim Asset TNI AU dan Pemerintah Kota (Pemko) Medan di Hotel Grand Aston, Sabtu (26/7) lalu, berjalan tertutup.

Hal itu dibenarkan seorang staf Humas Pemko Medan yang biasa melakukan peliputan berita-berita Pemko, yang enggan disebutkan namanya.

“Ya, semalam (Sabtu, red) ada pertemuan Pemko dengan Tim Asset TNI AU. Tapi berlangsung tertutup, nggak bias diliput. Itu katanya permintaan TNI AU,” ungkapnya kepada Sumut Pos, Minggu (27/3).

Terkait kenyataan itu, membuat sejumlah pihak terlihat gerah dan menunjukkan sikap antipatinya kepada Pemko Medan. Salah satunya adalah Ketua Forum Masyarakat Sari Rejo (Formas) Riwayat Pakpahan.

Menurut Riwayat, baru kali ini pertemuan yang membahas masalah sengketa tanah Sari Rejo berlangsung tertutup. Karena, selama ini semua bentuk pertemuan yang telah dijejaki semua pihak berlangsung terbuka.
“Kenapa rapat ini tertutup. Pasti ada hal yang tidak transparan, atau yang ditutup-tutupi. Kita menyesalkan itu, karena selama ini tidak pernah ada pertemuan soal tanah ini berlangsung tertutup,” tegasnya.
Satu lagi pertanyaan yang dilontarkan Riwayat Pakpahan adalah, kenapa pertemuan itu tidak melibatkan pihak warga yang notabene adalah pihak yang bersengketa.

“Kenapa kami tidak dilibatkan. Padahal 1 Februari 2011, rapat di DPD RI bersama Kasau, Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI, Kementerian Keuangan melibatkan Formas. Nah, janji Wali Kota juga kalau Tim Asset TNI AU datang, maka Formas akan dilibatkan. Ini kan aneh. Kami hanya ingin persoalan ini segera selesai, kami mendapat hak kami yakni, sertifikat tanah,” tandasnya lagi.

Karena hal ini juga, Riwayat kembali mengungkapkan, jikalau pada akhirnya aksi unjuk rasa diperlukan untuk penyelesaian masalah tersebut, maka itu akan menjadi alternatif terakhir bagi masyarakat Sari Rejo.
“Mudah-mudahan, Pemko masih mengupayakan penyelesaian ini. Tapi kalau sampai akhir April 2011 ini tidak juga ada penyelesaian, maka awal Mei ini kami masyarakat Sari Rejo akan melakukan aksi besar-besaran ke Pemko Medan dan BPN Sumut serta Medan,” tukasnya.

Ketidaktransparanan Pemko Medan dan TNI AU juga diungkapkan anggota Komisi A DPRD Medan Landen Marbun. “Seharusnya segala kebijakan pemerintah itu harus transparan. Apalagi selama ini, masalah Sari Rejo tidak pernah ditutup-tutupi,” tegasnya.(ari)

Pelayanan Donor Darah Tergganggu

Alat Pengendapan Darah PMI Medan Hilang

MEDAN- Gara-gara sejumlah peralatan di Kantor Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Medan hilang pada Jum’at (25/3) lalu, membuat pelayanan di kantor tersebut menjadi terganggu.
Adapun peralatan-peralatan yang hilang antara lain, alat yang digunakan untuk mengendapkan darah (cup setifuge) raib, sehingga membuat operasional transfusi darah terbatas. Tak hanya itu, 100 kantung darah juga dinyatakan hilang.

Kasus hilangnya alat tersebut diketahui pada hari yang sama, ketika ada
pasien yang datang untuk diproses darahnya.

“Saat ada pasien, yang datang untuk diproses darahnya ternyata cup setifugenya hilang. Kalau itu tidak ada, kita tidak bisa membalancingkan pengendap darah itun
Itulah ketahuannya, kemudian diselidiki lain, administrasi juga hilang berupa stempel, formulir, kwitansi hilang. Padahal paginya masih ada, beberapa saat sebelum Sholat Jum’at sudah hilang,” kata Sekretaris UDD Kota Medan, Drg Susyanto, Minggu (28/3).

Kemudian, lanjut Susyanto, kasus ini pun Kasus ini pun telah dilaporkan ke Polsek Medan Timur dengan Nomor  pengaduan Nopol:STBL 248/III/2011/Sek/Medan Timur tertanggal 25 Maret sekira pukul 20.30 Wib.
Namun, hingga Sabtu sore, operasional di UDD Kota Medan ini masih terganggu.

Tidak hanya itu, lanjut Susyanto, pihaknya juga menerima SMS dari nomor 0853613725xx yang menyebutkan jika alat yang hilang tersebut berada di laci dokter. “Cari di laci meja dokter,”.

“Begitu pesan SMS tersebut terang Susyanto seraya menambahkan sampai saat ini, ruangan dokter tersebut masih dalam kondisi terkunci,” ungkapnya.

Sementara itu, Pelaksana Ketua UDD Kota Medan dr Delyuzar menjelaskan, dengan hilangnya alat tersebut mengakibatkan pelayanan terhadap masyarakat yang membutuhkan darah, tergangu.  Bahkan dengan kasus ini, akan banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan tidak bisa ditolong.

“Akan banyak  masyarakat yang dirugikan. Pelayanan yang kita berikan terbatas. Hari ini tidak ada. Padahal jika hari normal saja, dengan ketersedian kantong darah yang terpenuhi 30 persen dari 50 hingga 100 kantong darah yang terpenuhi, hanya mampu ertahan enam jam saja.

Delyuzar mengaku aneh dengan kejadian tersebut. Karena, selama ini, ruangan dokter yang dimaksudkan sebagai tempat penyimpanan alat tersebut biasanya bebas. Namun, sekarang terkunci.
Pernyataan lainnya, Delyuzar menceritakan, insiden itu terjadi, pasca “mogoknya” staf maupun petugas di kantor tersebut sebanyak 18 orang, yang tidak masuk sesuai dengan jadwal yang dibuat. Secara otomatis, kenyataan itu menimbulkan pertanyaan  “Inilah pertanyaan bagi kita,” kata Delyuzar.
Selain itu, persoalan ini diduga dengan adanya surat yang datang dari PMI pusat tertanggal 11 Maret yang menegaskan statuta PMI UTD Medan sehubungan adanya masalah pelayanan darah di UTD Medan yang tidak kunjung selesai.

“Nah kami tidak tahu modusnya apa,” kata Susyanto.

Dalam surat tersebut ditegaskan, UDD PMI kota Medan berkedudukan dibawah pengurus PMI kota Medan. Selanjutnya, dalam point (2) disebutkan PMI Medan memiliki kewenangan menetapkan kebijakan teknis administrasi pelayanan penyediaan darah UDD kota Medan. Selanjutnya, point (3) dinyatakan PMI SUmut mempunyai kewenangan menetapkan kebijakan teknis operasional dan administrasi pelayanan penyediaan darah untuk UTD wilayah Sumatera Utara serta melakukan pembinaan terhadap PMI kabupaten kota yang mengelola UDD. Sedangkan
point (4) ditegaskan, Pembinaan yang dimaksud dalam point tiga tidak berarti mengambil alih kedudukan UUD kota Medan dibawah PMI Sumut.

Dengan adanya kejadian ini, PMI UDD Medan telah Langkah selanjutnya, hal ini sudah dilaporkan ke PMI Pusat dan Provinsi. Hal ini juga sudah dilaporkan ke Polisi.
“Kondisi ini menggangu pelayanan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kebijakan kepolisian dalam hal mengungkap kriminalisasi di PMI UTD kota Medan. Karena jika itu tidak ada, kami tidak bisa bekerja,” katanya.
Menyikapi hal ini, Ketua Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Sumatera Utara, Parlindungan Purba menyayangkan kejadian itu.

“Saya kira PMI Sumut juga bertanggungjawab akan hal ini,” kata pria yang juga sebagai anggota DPD RI.
Parlindungan dalam hal ini akan menjembatani permasalahan ini tentang pengunduran diri sebanyak 18 petugas UDD PMI Medan secara serempak.
“Malam ini, saya akan berbicara dengan mereka tentang persoalan seperti apa yang menjadi permasalahan mereka. Kalau masalah intern ini, kita serahkan saja kepada PMI Medan,” tandasnya.(ari/mag7)

Menang Saja Belum Cukup

MEDAN- PSMS berada dalam posisi tidak menguntungkan. Kalau ingin terus bersaing ke posisi empat besar untuk memuluskan langkah ke delapan besar, PSMS juga butuh dukungan dari tim lainnya.

PSMS bahkan masih punya peluang kembali ke posisi tiga besar atau posisi runner up. Namun syarat itu terlalu berat sebab PSMS berharap klub sekotanya, Pro Titan harus bisa menang di tiga laga kandangnya.
PSMS Medan akan mengawali laga kandang perdana menghadapi PS Bengkulu 6 April mendatang, menyusul menghadapi Persiraja 12 April Banda Aceh  dan PSAP Sigli 17 April di laga kandang terakhir musim ini. Menutup kompetisi, PSMS harus melawat ke markas Persitara dan Persikabo.

Nah, Pro Titan juga akan melakoni tiga pertandingan kandang di Stadion Teladan Medan menghadapi tiga tim yang sama, PS Bengkulu 9 April, PSAP 14 April, dan Persiraja 18 April mendatang. Asisten Pelatih PSMS Edy Syahputra membenarkan hal itu. Menurutnya, untuk mengamankan langkah, PSMS harus menjalankan komunikasi dengan klub berjuluk Kuda Pegasus itu.

“Kesempatan PSMS menyodok ke papan atas terbuka jika Pro Titan bisa menjegal  tiga lawannya di kandang terutama PSAP Sigli dan Persiraja Banda Aceh. Tapi syarat awalnya tentu saja PSMS harus menang di tiga kandang itu juga,” kata Edy kemarin.

Untuk target itu, menurutnya PSMS juga harus mendukung tim swasta milik pengusaha Sihar Sitorus itu dan mengesampingkan ketidaksepahaman yang terjadi di antara kedua tim.
Sayangnya, Manajer PSMS Idris tidak mau mengakui Pro Titan sebagai saudara mudanya lantaran pada pertandingan derby di Stadion Teladan beberapa waktu lalu, Idris menilai, pemain Pro Titan berupaya mengganjal hasil maksimal PSMS dengan bermain keras.

Mensukseskan langkah tersebut, tim pelatih PSMS berencana akan melakukan komunikasi dengan tim yang saat ini dinakhodai Dick Buitelaar itu. “Kami juga akan berkomunikasi dengan Pro Titan khususnya secara  pribadi dengan pelatihnya, bertukar pikiran,” kata pria berjenggot itu.
Bahkan, jalan lain seperti mendukung setiap pertandingan Pro Titan bisa menjadi cara yang jitu untuk memuluskan langkah. Fans PSMS juga bisa saja turun memberikan semangat kepada skuad Pro Titan. “ SMeCK, PSMS Fans Club boleh saja mendukung Pro Titan,” pungkas Edy.(ful)

Bank Muamalat Teken MoU dengan Tazkia Travel

MEDAN- Bank Muamalat Medan melakukan MoU dengan Tazkia Travel di Hotel JW Marriot Jalan Putri Hijau, Sabtu (26/3) pagi 09.00 WIB. Sebelum dilakukan penandatanganan MoU tersebut, acara diisi dengan seminar Kajian Executive and Talk Show Bank Muamalat.

Peserta seminar terdiri dari kalangan mahasiswa, akademisi, masyarakat umum dan pegawai dari beberapa bank termasuk pegawai Bank Muamalat. Sementara sebagai pembicara dalam seminar tersebut yakni Dr H Muhammad Syafii Antonio MEC.

Di hadapan undangan Muhammad Syafii Antonio Mec mengungkapkan, Nabi Muhammad SAW mengajarkan untuk berbisnis dan menjadi kaya tetapi harus sesuai dengan hadis dan ajaran Al-Quran.

“Rasullah SAW mengajarkan untuk berusaha tetapi harus dengan jujur. Membangun pasar-pasar baru harus sesuai dengan akad-akad Islam dan untuk menembus pasar baru diizinkan, tetapi harus berpedoman dengan ajaran yang diatur dalam Al-Quran,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Dr H Muhammad Syafii Antonio MEC juga menuturkan, pihaknya melakukan kerja sama dengan Bank Muamalat karena pihaknya mempunyai kepercayaan penuh kepada Bank Muamalat. “Kita melakukan kerja sama ini untuk mengajak masyarakat lebih mengenal bank dengan aktif, mengajak masyarakat untuk lebih aktif ke bank dalam hal kerja sama dan memberikan nilai tambah lagi kepada bank sendiri,” tuturnya.

Ditegaskannya, menjadi kaya sesuai dengan sumbernya harus dengan benar. “Kaya itu bisa-bisa saja tetapi harus dengan halal, berbagi dengan sesame dan harus mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. Tujuan lain kita melakukan kerja sama ini juga mencari kepercayaan dari bank sendiri dan pemerintah,” ujarnya.

Ditambahkannya, pihaknya melakukan kerja sama dalam bidang umroh dan naik haji. “Kerja sama yang kita lakukan dalam bidang umroh dan naik haji. Tidak hanya itu saja, kita juga melakukan hubungan kerja sama dalam tabungan umroh sesuai dengan program Bank Muamalat sendiri,” cetusnya.

Acara juga diisi dengan sesi tanya jawab dan acara penyerahan buku. Selanjutnya acara ditutup dengan penandatanganan MoU antara Bank Muamalat dengan Tazkia Travel.(jon)

Evakuasi Korban Gempa Terkendala Alat

NAYPYIDAW – Tim penyelamat Myanmar kesulitan menjangkau wilayah pedalaman yang diguncang gempa bumi 6,8 skala Richter (SR) pada Jumat (26/3). Kesulitan itu lantaran keterbatasan fasilitas dan sulitnya akses ke lokasi justru memunculkan kekhawatiran mengenai kemungkinan bertambahnya korban tewas. Sebab, masih banyak korban  yang belum ditemukan.

Data resmi yang dirilis pemerintah, Kamis (27/3) menyatakan bahwa 75 orang tewas akibat gempa bumi yang mengguncang wilayah dekat perbatasan Thailand dan Laos tersebut. “Setelah kami pelajari, tampaknya jumlah korban terus meningkat,” terang seorang anggota tim penyelamat yang tak mau disebutkan identitasnya kepada Agence France-Presse (AFP).

Kota Tachileik, Tarlay, dan Mong Lin di negara bagian Shan menjadi wilayah yang terparah kena dampak gempa. “Kami tidak tahu berapa orang yang kena dampak gempa. Kami terus berupaya melakukan penyelamatan,” ungkap seorang pejabat Myanmar kemarin (27/3).

“Tranportasi terputus. Kami belum mampu menjangkau sejumlah wilayah. Dan, kami belum tahu apa yang terjadi kepada mereka dan tidak tahu berapa orang yang tinggal di wilayah pegunungan ini,” tambahnya.
Petugas Palang Merah di Tachileik kepada kantor berita oposisi Irrawaddy menyatakan, setidaknya 150 orang tewas. Namun, belum ada konfirmasi resmi pemerintah tentang meningkatnya jumlah korban tewas. (afp/ap/cak/dwi/jpnn)
“Satu hal yang paling darurat diperlukan adalah air. Kesulitan lain adalah membangun penampungan tambahan baru bagi para korban, diperkirakan 15 ribu orang terkena dampak gempa,” ucap Chris Herink, direktur World Vision di Yangon.

Di Tarlay, gedung-gedung rata dengan tanah dan jalanan dipenuhi puing. Tim penyelamat pun mulai membangun jembatan yang rusak akibat gempa. Wilayah-wilayah yang terkena dampak gempa sudah cukup sulit dijangkau sejak sebelum gempa. Ironisnya, akses ke wilayah itu dinyatakan tertutup bagi orang asing sesuai kebijakan junta militer Myanmar.

Pemerintah junta telah dikritik karena menolak bantuan asing setelah badai Nargis menghancurkan wilayah Delta Irrawady pada Mei 2008. Dalam musibah tersebut, lebih dari 138 orang dilaporkan tewas dan hilang. (afp/ap/cak/dwi)

Video Seks, Fans Facebook Anwar Bisa Bantah

KUALA LUMPUR- Aktivitas di Facebook dan Twetter bisa menjadi saksi bagi Ketua Umum Partai Keadilan Rakyat (PKR) Malaysia, Anwar Ibrahim. Sebab, fans facebook Anwar bisa menyangkal pemeran video seks yang disebut Datuk T. Pasalnya, saat video seks berdurasi 30 menit itu diambil pada 21 Februari 2011, Anwar ‘sibuk’ nge-tweet.

Seorang pengurus Parti Keadilan Rakyat (PKR), partai oposisi bentukan Anwar, Sabtu (26/3) mengirim surat elektronik kepada pers isinya salinan halaman Facebook Anwar yang menggambarkan entri postingan dari Twitternya pada waktu yang dituduhan, sebagai bukti bahwa Anwar tidak mungkin orang yang terlibat dalam rekaman video seks.

Video seks itu diambil pukul 22.23 malam  hingga 23.39 malam pada 21 Februari, Direktur Strategi PKR, Mohd Rafizi Ramli menyebutkan, Anwar telah mengirim 9 tweet pada Facebooknya untuk merespons kicauan dari fansnya selama periode waktu itu. Demikian diberitakan The Straits Times, Minggu (27/3) mengutip The Star.

Mantan sekretaris jenderal PKR, P Jenapala mendesak Anwar untuk merespons berit ayang menyebutkan tidak ada bukti bahwa ia benar-benar nge-tweet selama waktu itu. Dia mengatakan siapa pun bisa memperbaharui akun Anwar atas namanya. (bbs/jpnn)