26 C
Medan
Saturday, December 27, 2025
Home Blog Page 15664

MTQN ke-44 di Medan Deli

Syiar Islam untuk Silaturrahmi

Pembukaan MTQN Kota Medan Ke-44 yang dilaksanakan di Lapangan Bola Kaki Jalan Mangaan, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, berjalan meriah. Belasan ribu warga ikut serta dalam pawai taaruf kafilah dari 21 kecamatan Sekota Medan, Senin (7/3) Acara itu dihadiri langsung oleh Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, Wakil Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin dan seluruh jajarannya serta pejabat Muspida plus.

Masing-masing kafilah menampilkan keunikan masing-masing, mulai atraksi marching band, Barongsai hingga Reog Ponorogo. Usai pawai taaruf dilakukan pemotongan pita yang menandai dibukanya bazaar MTQN oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kota Medan, Ny Yusra Rahudman Harahap. Dilanjutkan dengan peninjauan 21 stand bazaar masing-masing dari tiap kecamatan.

Dalam acara itu Rahudman mengatakan, dia memberikan apresiasi yang besar kepada panitia dan semua pihak yang terlibat, sehingga gelaran MTQN bisa berlangsung sukses. “Saya bersyukur kepada masyarakat yang begitu antusias memeriahkan MTQN ini. Mudah-mudahan acara ini dapat berjalan lancar dan sukses sampai berakhirnya nanti,” ujarnya.

Dikatakannya, MTQ merupakan program nasional, dilaksanakan dengan tujuan mencari qari dan qariah berbakat untuk berlaga di tingkat nasional maupaun internasioanl. Dia menambahkan, MTQ juga dimaksudkan untuk mempererat tali silaturahmi sekaligus sebagai syiar Islam. (mag-11)

Dewi dan Sartika, Mampu Mengapung Telentang Selama 90 Menit

Usia Tiga Bulan Sudah Dilempar ke Laut

Dua kakak beradik, Dewi Sari Nanang Wulan (10) dan adiknya Lousiana Dewi Sartika (9), dapat mengapung dengan posisi telentang tanpa menggunakan alat bantu di air selama 90 menit. Namun bila atraksi itu dilakukan di air asin, keduanya dapat mengapung lebih lama. Selanjutnya?

Kemampuan itu tidak datang dengan sendiri, tapi melalui pelatihan rutin. Dengan latihan empat kali seminggu, khusus Sabtu dan Minggu latihan bersama ayahnya, Kombes Pol Heri Subiansaori, Wulan dan Dewi memiliki kemampuan yang tak banyak dimiliki orang. Sebelum mengasah kemampuan mengapung di atas air, keduanya terlebih dahulu melakukan olahraga khusus untuk membakar kalori. Biasanya joging di treadmill dengan speed 5,5 selama 30 menit Wulan yang masih duduk di Kelas V SD memiliki tinggi 160 cm dan berat 55 Kg. Sedangkan Dewi yang duduk di Kelas III SD memiliki tinggi 155 cm dan berat 62 Kg.

Keduanya tercatat sebagai siswa SD Al-Azhar Medan. Untuk dapat ’beratraksi’ di air, keseimbangan tinggi dan berat badan harus dijaga untuk meningkatkan kemampuan mengapung itu. Dengan latihan dan pengawasan kebugaran yang ketat, keduanya tidak hannya bisa mengapung dalam waktu lama, mereka mampu berenang sejauh 6 mil.

“Sejak usia tiga bulan kedua anak saya sudah diperkenalkan dengan air dan dilatih mejaga kesimbangan. Pertama sekali kedua anak saya ini langsung saja saya lemparkan kelaut hingga mamanya (Hj Cheri, 34) marah. Padahal itu untuk menjaga kesimbangan tubuhnya,” ujar Heri yang ditemui wartawan koran ini saat melatih anaknya di lantai 17 Hotel JW Mariot Medan, Minggu (6/3) siang.

Di air bergelombang, latihan kemampuan keseimbangan Wulan dan Dewi malah lebih baik dan mengapung semakin makin enak. “Caranya mudah hannya melemaskan seluruh tubuh, tetapi jangan dibawa serius. Kalau makin serius makin cepat tenggelam. Tetapi kebanyakan anak-anak lain yang mencoba untuk mengambang seperti ini semuanya kelelep,” ucap Lousiana Dewi Sartika didalam kolam yang lahir di Amerika saat Heri menjalani pendidikan Anti teror.

Selain berlatih fisik, Heri tetap membekali anak-anaknya dengan latihan mental, pendidikan serta makanan dengan kandungan gizi yang cukup. Bahkan untuk urusan mental spiritual, upaya Heri tidak tanggung-tanggung. Wulan dan Dewi sudah diajak ke tanah suci Mekkah sebanyak tiga kali.

Dalam mempersiapkan mental terhadap anaknya, Heri mempunyai pengalaman menarik. Sewaktu tamasya ke Danau Toba, tiga anaknya yang sedang berdiri dipinggir kapal langsung ’dilemparkan’ ke danau. Si bungsu M Reza Akbar Subiansaori (3) yang belum bisa berenang sampai tenggelam.

“Mamanya marah karena dilempar hingga tenggelam sampai kedasar, nggak seperti kakaknya yang lompat-lompat. Namun, semua itu dilakukan agar Mentalnya siap dan tidak kaget dilempar, biar mereka kenal dengan air,” cetusnya dengan tawa kecil sambil berenang di kolam.

Dalam mendidik Wulan dan Dewi, Dir Binmas Poldasu ini menggunakan cara-cara keras, layaknya konsep pelatihan militer yang disesuaikan dengan umur anak. “Kita keras cuma bukan dengan kekerasan. Semua itu untuk memotivasi agar anak-anak kita siap dengan kejadian-kejadian yang ada di sekelilingnya, seperti bencana alam tsunami maupun kapal tenggelam,” terangnya.

Setiap latihan, Wulan dan Dewi yang selalu dipanggil Mbak diajarkan selalu disiplin dan menjaga setiakawan. Konsep seperti itu diterima Heri dari pimpinanya dan diajarkan kepada anak-anaknya.
“Saat latihan, bila mereka mengatakan berhenti saya langsung perintahkan teruskan. Namun, bila mereka mengatakan terus untuk latihan, saya tambah lagi waktunya 10 menit.

Itu semua merupakan cara agar mereka mengerti akan tanda kesetian apa yang diajarkan pimpinannya. Saya juga membekali mereka dengan pengetauan agama, Alquran dan Hadist, kemudian kedua orangtuanya dan yang ke tiga menghormati gurunya agar mendapat jabatan. Anak-anak tidak bisa diberi manja,” ungkapnya lagi sambil menikmati jus jeruk buatan koki Hotel.

Heri juga mengingatkan kepada anaknya, sebagai anak seorang polisi tidak boleh sombong tetap menjaga etika yang diajarkan dan diterapkan di keluarga.

“Etika yang diajarkan ketika mau naik tangga dan pada saat ayah sedang di bawah, kita permisi dengan mengatakan suwun sewu Ayah (permisi Ayah, Red) dan ketika mau makan pasti sms untuk ayah kalau mau makan duluan. Anak-anak diajarkan sopan, agar patuh kepada Allah,” bebernya lagi.

Saat wartawan koran ini menemui Wulan dan Dewi, keduanya tampak ceria. Wulan bangga menceritakan pengalamannya memakan 7 piring pizza dan tampil sebagai juara pertama dalam sebuah perlombaan di Bandung. Sedangkan Dewi pernah juara I lomba menggambar di Makasar.

Keduanya mengaku berani tampil di depan umum berkat kedisiplinan yang diterapkan kedua orangtuanya. Setiap pukul 05.00 WIB, keduanya sudah bangun dan salat subuh. Pukul 05.30 pergi ke sekolah.

“Pulang sekolah kami lanjutkan dengan mengikuti les (ekstrakurikuler) hingga sore. Jam sembilam malam belajar dengan guru pembimbing untuk persiapan belajar besok. Jam sepuluh harus tidur malam. Kalau Reza (si bungsu) tidurnya lama, ampe jam 2 pagi,” kata Wulan yang sedang bermain dipinggir kolam bersama Dewi dan Reza.

Saat ditanya manfaatnya bisa berenang sejak dini, kKeduanya menjawab agar siap sewaktu musim banjir datang. “Bisa berenang, jadi siap menghadapi banjir, seperti yang sering dilihat di teve,” ungkap Wulan lagi sambil tertawa dengan geli.

Berkat kemampuannya, Wulan dan Dewi pernah ditawari masuk Rekor Muri pada 2008 lalu. Namun, karena ada persyaratan administrasi kependudukan yang tidak terpenuhi, keduanya gagal mendapatkan sertifikat Muri.

“Muri sudah mau datang. Namun karena persyaratan tidak terpenuhi seperti KK dan lainnya. Seharusnya mereka yang mengurus, jangan saya lagi. Realisasi sudah ada namun sertifikat belum ada,” tutup Heri. (*)

Demonstran Diserang Pedang

KAIRO – Puluhan orang bersenjatakan pisau dan parang berhadapan dengan kelompok demonstran di kantor pusat keamanan Mesir. Demonstran pro-demokrasi diserang dengan pedang dan bom molotov oleh sekelompok orang berpakaian sipil.

Diyakini serangan tersebut adalah serangan pertama terhadap demonstran sejak turunnya Mubarak dari kursi pemerintahan. Salah satu permintaan utama dari aksi protes adalah penarikan terhadap pasukan keamanan yang dianggap sudah melakukan kebrutalan.

Pergolakan terbaru ini mengingatkan kembali pada insiden penyerangan terhadap massa anti-Mubarak yang berlangsung di Tahrir Square beberapa waktu lalu. Serangan tersebut dilakukan pasukan yang loyal terhadap Mubarak yang mundur bulan lalu.

Demi membubarkan aksi unjuk rasa yang memenuhi jalan protokol di Kairo, tentara Mesir menembakan senjata ke udara. Seperti dilansir Sky, Senin (7/3), ketika para demonstran lari berhamburan, saksi mata mengatakan 200 orang yang mereka sebut preman menghadang para demonstran.

Sebelumnya para demonstran tersebut diketahui berusaha memaksa masuk ke dalam gedung. (bbs/jpnn)

Rakyat Cina Suka Kerja, Tak Suka Demonstrasi

BEIJING – Pemerintah Tiongkok membantah adanya peningkatan tensi politik dalam negeri, seiring munculnya seruan demonstrasi, terinspirasi Revolusi Melati di dunia Arab, me lalui Internet. Menteri Luar Negeri, Yang Jiechi menyatakan rakyat Tiongkok lebih senang menyibukkan diri dengan bekerja.

“Saya belum melihat adanya tanda-tanda ketegangan politik (di Cina),” ujarnya kepada wartawan saat menggelar jumpa pers pada rapat tahunan parlemen Cina, Senin (7/3).
Pemerintah Cina tengah khawatir dengan meluasnya konflik politik di Afrika Utara dan Timur Tengah. Ratusan aktivis ditangkap dan wartawan asing dilarang meliput rencana demonstrasi di sejumlah kota.

Mereka yang berada di balik seruan online untuk berdemonstrasi setiap Minggu, mencoba menarik perhatian dengan isu-isu ketidakpuasan publik atas semakin lebarnya kesenjangan ekonomi, korupsi, dan pelanggaran norma hukum.

Namun Yang, justru membanggakan kesuksesan ekonomi bang sa Tiongkok. Dia menegaskan bahwa rakyat sedang sibuk memusatkan perhatiannya untuk mencapai pembangunan ekonomi.
“Inilah (kesuksesan) yang saya lihat dan saya tidak ingin melihat siapa pun mengacaukan itu semua,” tambah Yang seperti dilansir AFP.

Komentar menteri luar negeri tersebut bertolak belakang dengan Perdana Menteri Wen Jiabao yang geram dengan munculmya ajakan demonstrasi di dunia maya. Kegeraman Wen diungkapkannya Sabtu (5/3). (cak/dos/jpnn)

Gatot Evaluasi Syaiful Syafri

MEDAN-Bola panas kasus sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa) 2010 sebesar Rp56 miliar lebih di Dinas Pendidikan (Disdik) Sumut disikapi serius oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu), Gatot Pudjonugroho.

Kepada wartawan koran ini, Senin (7/3), Gatot menyatakan akan melakukan pendalaman kasus tersebut. Tak cuma itu, Gatot juga mengaku segera melakukan evaluasi terhadap jabatan Syaiful Syafri.

“Saya sudah dengar dan sudah baca berita itu. Kabarnya memang ada Silpa di Tahun 2010 lalu. Itu akan kita dalami. Dari pendalaman itu, nanti akan bisa diambil kebijakan. Nanti akan kita evaluasi,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sumut Syaiful Syafri yang dikonfirmasi Sumut Pos mengenai dirinya yang akan dievaluasi, menanggapi dengan dingin.
Syaiful Syafri berkilah, keberadaan Silpa Disdik Sumut sebesar Rp56 miliar tersebut merupakan bentuk manajemen keuangan yang baik “Semua sudah jelas, kemana arahnya keberadaan Silpa itu. Dalam manajemen keuangan adanya sisa itu adalah bentuk penghematan,” kilahnya.

Mengenai desakan dari anggota Komisi E DPRD Sumut yang juga akan merekomendasikan hal yang sama, Syaiful juga menanggapinya dengan dingin. “Ya, memang DPRD Sumut khususnya Komisi E itu memang berhak mengetahui penggunaan anggaran. Jadi, sah-sah saja jika nantinya Komisi E memiliki rekomendasi itu,” tutupnya.

Berita sebelumnya, sejumlah anggota Komisi E kompak mengatakan, Syaiful Syafri tak layak dipertahankan sebagai Kadis Pendidikan Sumut. Pasalnya, Syaiful dinilai gagal mengelola anggaran. Komisi E mendesak pimpinan tertinggi di Pemrovsu untuk mengevaluasi Kadisdik Sumut, Syaiful Safri, yang dinilai gagal menjalankan tugasnya.

“Kelebihan Silpa Rp56 miliar di Disdik Sumut menjadi tolok ukur Bagi Komisi E kepada Badan Anggaran DPRD Sumut dan pimpinan dewan, untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja kadis itu. Dan tidak mustahil, Komisi E juga bisa merekomendasikan pengevaluasian terhadap pimpinan pemerintahan tertinggi Pemprov,” ujar anggota Komisi E DPRD Sumut, Richard Eddy M Lingga.
Desakan evaluasi juga dilontarkan oleh anggota Komisi E DPRD Sumut lainnya, yakni Siti Aminah.

Anggota Fraksi PKS DPRD Sumut ini menyatakan, keberadaan Silpa itu kuat dugaan adanya indikasi ketidakmampuan Kepala Disdik Sumut menyalurkan anggaran. Buktinya, selama ini tidak ada program dari Disdik Sumut yang memberi ruang pendidikan bagi rakyat miskin. “Keberadaan Silpa itu, menandakan Kepala Disdik tidak mampu menggunakan anggaran.

Kita lihat, sejauh ini program Disdik juga tidak pernah memuaskan masyarakat. Ini bisa dijadikan bahan bagi Pemprovsu untuk melakukan evaluasi. Kalau (Syaiful Syafri, Red) tidak mampu, untuk apa dipertahankan,” tukasnya. (ari)

Korut Minta Kesaksian Pembelot

SEOUL – Membelotnya empat warga Korea Utara (Korut) ke Korea Selatan (Korsel) pekan lalu, membuat Pyongyang kebakaran jenggot. Senin (7/3), Korut mendesak Korsel membawa empat warganya ke perbatasan. Menurut rencana, mereka akan dipertemukan dengan keluarga masing-masing.

Dalam pesan tertulis yang dilayangkan ke Seoul, Palang Merah Korut mengaku tersinggung atas keputusan Korsel yang menerima begitu saja pembelotan empat warganya. Pyongyang yakin, pemerintahan Presiden Lee Myung-bak memaksa keempat warga Korut tersebut membelot ke Korsel. Konon, kecurigaan senada juga diungkapkan keluarga empat warga Korut yang membelot itu.

“Anggota keluarga dan teman dekat empat warga Korut tersebut bersaksi bahwa keempatnya tak mungkin membelot ke Korsel atas keinginan mereka sendiri. Sebab, mereka berempat tak punya alasan kuat untuk meninggalkan Korut,” terang Korean Central News Agency, mengutip keterangan sanak-saudara dan keluarga keempat pembelot.

Berdasar kesaksian tersebut, Korut lantas mengusulkan pertemuan di Desa Panumjom yang terletak di perbatasan dua negara Rabu lusa (9/3).  Selain mempertemukan keempat pembelot dengan keluarganya, pejabat Korut juga berniat menemui perwakilan pemerintah Korsel. Dalam pertemuan itu, keempat pembelot diminta menyatakan keputusan mereka untuk tinggal di Korsel di hadapan keluarga.

“Korut berusaha menggunakan anggota keluarga (keempat pembelot) sebagai sandera, agar mereka berempat berubah pikiran,” kata Baek Seung-joo dari Institut Korea untuk Analisis Pertahanan yang bermarkas di Kota Seoul, seperti dikutip Agence France-Presse.

Terpisah, Lee Hae-Young menyesalkan taktik licik Korut dengan melibatkan anggota keluarga empat pembelot. Sekjen Asosiasi Pembelot Korut di ibu kota Korsel itu curiga. “Rasanya, mereka semua diancam. Jika tidak dengan hukuman di kamp konsentrasi pasti relokasi ke wilayah terpencil,” katanya. (hep/dos/jpnn)

Terbuai Janji Manis akan Dinikahi

MEDAN- Jangan percaya janji. Bisa-bisa seperti yang dialami oleh anak baru gede (ABG) sebut saja namanya Bunga. Pasalnya, akibat percaya janji mau dinikahi, ABG berusia 14 tahun warga Titipapan Kecamatan Medan Labuhan itu berhasil disetubuhi Ek (24), warga Jalan KL Yos Sudarso, Medan Labuhan. Buntutnya, Bunga mengadu ke Mapolsekta Medan Labuhan.

Perbuatan itu dilakukan oleh siswi SMP swasta di Medan itu di sebuah sekolah SD Negeri Pekan Labuhan, 6 Januari lalu. Saat itu, Bunga kebingungan saat pulang sekolah karena rumahnya dilanda banjir. Karena bingung, Bunga bertemu Ek yang sering dilihatnya di sekitar sekolahnya.

Menjelang maghrib Ek menawarkan jasa ingin mengantarkan Bunga pulang ke rumahnya.
Tawaran tersebut pun di terima Bunga dengan senang hati. Sebelum pulang mengantarkan ke rumahnya, Ek mengajak Bunga untuk makan di sebuah warung.

Pada saat itu, Bunga yang masih mengenakan seragam sekolah. Sewaktu makan di warung keduanya terlihat seperti orang layaknya pacaran.
Sehabis makan, Ek mengajak Bunga untuk pulang. Namun, Ek bukan mengantarkan Bunga ke rumah dengan alasan jalan ke rumahnya belum bisa dilalui karena masih terendam banjir.

Akhirnya, Ek membawa Bunga ke sekolah SD Negeri di Pekan Labuhan. Di sekolah tersebut, mereka duduk di sebuah ruang kelas dengan para pengungsi yang tertimpa musibah banjir.

Ek mengajak Bunga untuk duduk di sebuah ruang kelas kosong, di ruang kelas tersebut Ek membujuk Bunga untuk melakukan hubungan suami istri. Ajakan Ek ditolak oleh Bunga. Namun, Ek merayu dan berjanji akan bertanggungjawab. Bunga pun pasrah.

Setelah itu, Bunga meminta untuk diantarkan pulang namun Ek tidak mau malah Bunga dibawa ke suatu tempat yang tidak diketahui Bunga. Dengan kondisi tidak berdaya, Bunga pun ikut dengan pelaku. Setelah semalaman dengan pelaku. Keesokan harinya, Bunga pun kembali besekolah. Setelah pulang sekolah mereka kembali janjian dan mengajak Bunga ke suatu tempat untuk bersetubuh.

Perbuatan tersebut mereka lakukan sebanyak tiga kali, pada hari ketiga akhirnya Ek mengantarkan Bunga pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, keluarga Bunga merasa curiga dan Bunga pun diintrogasi karena tidak pulang. Bunga menceritakan telah dinodai oleh Ek. Mendengar itu kedua orangtua Bunga mengajak Bunga ke rumah orangtua Eka.

Setelah bermusyawarah dan disepekati Ek akan menikahi Bunga. Tapi, belakangan keluarga Ek mengingkari. Tidak senang dengan perbuatan Ek kedua orangtua beserta Bunga mengadu ke Mapolsekta Medan Labuhan.

Kanit Reskrim Polsek Labuhan Deli, AKP Oktavianus mengaku, akan memproses dan akan mengamankan pelakunya. (mag-11)

Istri Kedua Kadhafi Punya 20 Ton Emas

Oposisi Mulai Melemah

TRIPOLI- Pasca meletusnya aksi unjuk rasa yang berujung perang saudara antara pro-Kadhafi dengan oposisi kian memanas, dibalik korban jiwa berdarah itu dan melemahnya oposisi. Perlahan kekayaan Presiden Libya, Muammar Kadhafi mulai terungkap. Seperti diketahui beberapa waktu lalu, sekitar 100 ribu poundsterling atau sekira Rp12 triliun, uang milik Kadhafi ditahan militer Inggris. Praktis, ramalannya Kadhafi mulai kesulitan dari sisi keuangan. Ternyata, hal itu tidak ada masalah.

Ibu negara Libya, Safia Farkash seperti dilansir first lady Arab menyebutkan memiliki sebanyak 20 ton emas. Safia merupakan istri kedua Pemimpin Libya Muammar Kadhafi, selain memiliki emas 20 ton sesuai klaim WikiLeaks, diketahui memiliki sebuah maskapai penerbangan, Buraq Air, yang bermarkas di Bandara Internasional Mittiga, Tripoli. Perusahaan itu, pesaing terbesar maskapai nasional Libya dan memonopoli pengangkutan jemaah haji Libya. Khadafi juga telah menyetujui bisnis tersebut.

Khadafi, menurut situs  itu, merupakan kepala keluarga yang amat kuat dan kaya. Tapi, keluarganya terpecah-pecah dan mengalami disfungsi. Safia,  menurut WikiLeaks seseorang yang rendah hati. Ia bepergian dalam pesawat sewaan dan mau naik  mobil  biasa dari bandara ke tujuannya.

Saat menggelar pesta sekalipun, ia tak foya-foya. Seperti saat menggelar perayaan Revolusi 1969 di kompleks Bab Al Azizia, tempat tinggal utama keluarga Khadafi. Pascakrisis akibat pemboman Lockerbie, sekitar 1992, kekayaan Khadafi dilaporkan mencapai dollar US 80 miliar sekitar Rp64 triliun dan Safia Dollar US 30 miliar sekitar Rp24 triliun.

Sementara itu, pihak oposisi Libya kekurangan kekuatan mereka dari pasukan yang loyal terhadap Muammar Kadhafi. Hal ini terjadi di tengah desakan Amerika Serikat (AS) untuk mempersenjatai pihak oposisi dan penunjukan utusan khusus baru dari PBB untuk Libya.

Pihak oposisi mulai menarik pasukan dari kota Ras Lanuf hari ini, saat pesawat tempur Libya membombardir kota penghasil minyak tersebut. Usai serangan, tersebar kabar bahwa pasukan pemerintah sedang menyusun sebuah serangan terbaru, Senin (7/3).

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban Ki-Moon mendesak dibukanya akses untuk mengevakuasi korban terluka dan sekarat di Kota Misrata. Ban juga meminta pasukan oposisi untuk menarik pasukannya dari garis depan di Bin Jawad yang jaraknya sekitar 30 kilometer dari Ras Lanuf.

PBB sendiri telah menunjuk mantan Menteri Luar Negeri Abdulilah al-Khatib sebagai utusan khusus, untuk melakukan dialog dengan rezim Khadafi.

Sementara itu, mantan Duta Besar AS untuk PBB Bill Richardson mengatakan sudah waktunya mempersenjatai pihak oposisi. Dirinya meminta AS untuk mendorong diberlakukannya zona larangan terbang terhadap Libya. Pasukan yang loyal kepada Pemimpin Libya Muammar Kadhafi melancarkan serangan udara kepada pihak pasukan oposisi. Tidak ada korban jiwa pada serangan yang diarahkan ke Ras Lanouf ini.

Sedangkan pasukan oposisi sendiri langsung mengumpulkan kekuatan mereka kembali, setelah pihak pasukan oposisi menghujani wilayah Ras Lanouf dengan roket dan tembakan artileri.
Tampak helikopter tempur juga turut dikerahkan pasukan Pemerintah Kadhafi demi merebut kembali Raf Lanouf dari tangan pihak oposisi. Sadar bila Ras Lanouf, dapat menjadi pembuka jalan bagi pasukan oposisi ke Tripoli, pihak pasukan pemerintah terus melancarkan hebat kepada pihak oposisi. (bbs/jpnn)

Balai Kota Dipindah ke CBD

GEDUNG DEWAN-Wacana pemindahan Balai Kota Medan dan Gedung DPRD Medan ke kawasan Central Bussiness District (CBD) Polonia. Kembali mendapat respon positif dari anggota DPRD Medan Dukungan disampaikan Sekretaris Fraksi Golkar DPRD Kota Medan, Ilhamsyah. Pria yang juga duduk di Komisi A DPRD Medan ini menyatakan, sangat setuju jika Balai Kota dan kantor DPRD Kota Medan dipindahkan ke kawasan Polonia.

“Sangat setuju sekali, jika pusat pemerintahan Kota Medan dipindahkan ke CBD, mengingat kantor DPRD Kota Medan dinilai tidak representatif lagi,” ujarnya kepada Wartawan, Senin (7/3).

Ditambahkannya, pemindahan pusat Pemerintahan Kota Medan juga tidak serta merta begitu saja. Tapi harus melihat dari berbagai faktor dan dampak yang saling berkaitan satu sama lainnya.
“Faktor akses sosial dan ekonomi hingga dampak kemacetan juga harus dipertimbangkan dan kajian mendalam lagi dan juga harus ada hitung-hitungan ekonomi serta harus ada pembahasan dan kajiannya,” tambahnya.

Selain faktor sosial ekonomi, sambung Ilhamsyah, faktor lain yang harus diperhatikan adalah masalah transportasi. Bila pemindahan pusat pemerintahan jadi dilakukan, Pemko Medan harus menyediakan akses jalan masuk dan transportasi agar tidak menimbulkan kemacetan di kawasan itu.

Senada dengan itu, Sekretaris Fraksi Demokrat Kota Medan, Parlaungan Simangunsong, juga merespon positif rencana tersebut. “Namun yang paling utama sebelum pemindahan itu, yakni perbaikan infrastruktur dan akses jalan dari dan menuju kawasan CBD itu,” tegas anggota komisi D DPRD Medan ini.

Dijelaskannya, ada beberapa infrastruktur jalan yang harus diperbaiki oleh Pemko Medan, yakni Jalan Sisimangaraja, Jalan Jamin Ginting, Jalan Karya Jaya, Jalan Pintu Air IV, serta Jalan Imam Bonjol yang merupakan jalur vital penghubung dan  penunjang pemindahan pusat pemerintahan kita ke kawasan CBD.

“Pemko harus perbaiki dulu infrastruktur jalan dari dan menuju kawasan itu, sebelum pusat pemerintahan di pindahkan ke sana, jangan dibangun dulu kantor wali kota dan kantor DPRD-nya baru perbaiki infrastrukturnya,” pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Kota Medan Ikrimah Hamidy membenarkan kalau rencana pemindahan pusat Pemerintahan Kota Medan sudah masuk dalam draft RTRW Kota Medan.

“Saya kira gini, kalau pusat pemerintahan Kota Medan di RTRW yang diajukan Pemko Medan memang akan dipindahkan, Kantor Walikota dan kantor DPRD Kota Medan akan dipindahkan ke kawasan Polonia, lokasinya di kawasan CBD, jadi nantinya kan di Polonia itu akan ada CBD dan ada juga pusat pemerintahan. Apalagi Bandaranyakan juga dipindahkan ke Kuala Namu,” katanya. (ari)

Lindungi Nelayan dari Perompak

Aksi perompak di laut semakin meresahkan nelayan. Sementara pengawasan dari aparat keamanan seperti Ditpolair dan Lantamal tak bisa diharapkan. Kenapa? Demikian ungkapan Ketua HNSI Medan, Zulfahri Siagian ketika diwawancarai Nopan Hidayat dari Sumut Pos, kemarin.

Sebagai ketua himpunan nelayan, dari kacamata Anda apa masalah besar yang dihadapi nelayan saat ini?
Selain alam dan harga BBM, maraknya perompakan di laut. Perompakan terjadi karena tidak didukung aparat keamanan seperti Polair dan kurangnya pengawasan Lantamal terhadap nelayan. Ini tidak sejalan dengan pencanangan Menteri Perikanan dan Kelautan yang ingin mensejahterakan nelayan.

Kenapa bisa begitu?
Untuk soal pengamanan selalu ada jawaban klasik, anggaran tidak mencukupi untuk melakukan pengawasan di perairan Belawan. Padahal, itu merupakan tugas mereka harus menjaga perairan Indonesia. Imbasnya, nelayan tak mau melaut lagi karena takut.

Apa yang Anda harapkan?
Aparat keamanan di wilayah Belawan harus lebih gencar lagi meningkatkan pengawasan dan mengadakan patroli rutin. Pengamanan jangan hanya dilakukan di kawasan perairan laut semata, tetapi juga di sekitar pesisir Belawan dan Kecamatan Medan Labuhan. Pihak aparat keamanan harus lebih peka dan tanggap terhadap keselamatan dan keamanan nelayan. (mag-11)