26 C
Medan
Saturday, December 27, 2025
Home Blog Page 3176

Berlaku Sejak 1 Agustus 2021, Penumpang KNIA Wajib Unduh Aplikasi PeduliLindungi

BANDARA KUALANAMU: Penumpang pesawat di Bandara Kualanamu saat melakukan check in tiket pesawat. Sejak 1 Agustus 2021, penumpang pesawat di Bandara Kualanamu wajib mengunduh aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat untuk naik pesawat.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bandara Kualanamu Internasional (KNIA) mulai Minggu, 1 Agustus 2021 memberlakukan digital validasi dokumen penerbangan kepada seluruh calon penumpang. Setiap calon penumpang Bandara Kualanamu wajib mengunduh aplikasi PeduliLindungi, sesuai Surat Edaran Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.01/MENKES/847/2021, Tentang Digitalisasi Dokumen Kesehatan bagi Pengguna Trasportasi Udara yang Terintegrasi dengan Aplikasi PeduliLindungi.

BANDARA KUALANAMU: Penumpang pesawat di Bandara Kualanamu saat melakukan check in tiket pesawat. Sejak 1 Agustus 2021, penumpang pesawat di Bandara Kualanamu wajib mengunduh aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat untuk naik pesawat.

Digitalisasi validasi dokumen penerbangan, yang berkaitan dengan dokumen Kesehatan ini, adalah Surat Keterangan Vaksin dan Hasil Tes Covid-19 yakni RT-PCR dan RT-Antigen Executive General Manager PT Angkasa Pura II (Persero) KNIA, Heriyanto Wibowo mengatakan, bahwa hal ini untuk mempermudah perjalanan calon penumpang di era digital dan memperkuat protokol kesehatan (Prokes) di masa pandemi Covid-19. Seluruh calon penumpang pesawat diharapkan dukungannya untuk implementasikan ketentuan SE Menkes Nomor HK.02.01/MENKES/847/2021 dengan mengunduh PeduliLindungi.

Selain itu, lanjutnya, calon penumpang pesawat wajib melakukan tes Covid-19 di 742 laboratorium yang terintegrasi dengan data New All Record (NAR) Kemenkes, yang mana hasilnya akan langsung diunggah di aplikasi Peduli Lindungi.

“Terdapat sekitar 34 laboratorium di Sumatera Utara (Sumut) yang terafiliasi di Kemenkes sesuai Surat Edaran Menkes Nomor 4642/2021 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pemeriksaan Covid-19,” ujar Heriyanto kepada sejumlah wartawan di Medan, Minggu (1/8).

Dijelaskannya, calon penumpang yang sudah mengunduh aplikasi PeduliLindungi dapat memvalidasi mandiri secara digital di Check In Counter maskapai dengan cara, buka Aplikasi PeduliLindungi, kemudian klik Paspor Digital, klik hasil test Covid, QR-Code akan muncul. Selanjutnya, scan QR-Code di Scaner validasi. Jika hasil validasi ‘Layak Terbang’, maka calon penumpang dapat langsung ke check in counter selanjutnya untuk mendapatkan boarding pass dan menuju ruang tunggu.

Namun, kata Heriyanto, jika hasil validasi ‘Tidak Layak Terbang’, maka calon penumpang diarahkan untuk ke KKP Kelas 1 Medan Kemenkes untuk di validasi secara manual.”Melalui aplikasi PeduliLindungi dapat mencegah pemalsuan dokumen perjalanan dan PT Angkasa Pura II (Persero) Bandara Kualanamu sebagai operator bandara wajib memastikan keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan bagi seluruh calon penumpang di masa pandemi Covid-19,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, peraturan yang mewajibkan perjalanan udara wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi ini sudah diterapkan pemerintah pada pertengahan Juli lalu yang semula berlaku untuk penerbangan Jakarta-Bali-Jakarta menggunakan pesawat Garuda Indonesia dari Bandar Udara Soekarno-Hatta. Informasi hasil tes swab PCR dan bukti vaksinasi sebagai syarat melakukan perjalanan udara secara otomatis tercantum di aplikasi Pedulilindungi sehingga akan membantu masyarakat untuk dapat melakukan check in secara online.

Dikutip dari laman Kemenkes, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, drg. Oscar Primadi, MPH menyatakan, bahwa integrasi data ini ditujukan untuk menghindari penggunaan hasil tes dan kartu vaksinasi manual yang mudah dipalsukan. Sebab, semua data penumpang yang telah melakukan vaksinasi dan hasil pemeriksaan PCR/antigen tersimpan dengan aman di big data Kemenkes yang diberi nama New All Record atau NAR. Seluruh big data NAR ini terkoneksi dengan aplikasi Pedulilindungi sehingga proses pengisian e-HAC yang selama ini sudah berjalan tidak akan berlaku lagi dan beralih ke aplikasi Pedulilindungi.

Dengan diberlakukannya kebijakan ini, penumpang yang akan bepergian dapat melakukan pemeriksaan tes swab PCR di laboratorium yang telah terafiliasi dengan Kementerian Kesehatan. Dengan mekanisme baru ini, maka pengecekan kesehatan penumpang dilakukan saat keberangkatan dan bukan saat kedatangan sehingga bisa membuat para penumpang merasa lebih aman dan nyaman.

“Di situasi seperti ini, pengecekan hasil tes kesehatan perlu dilakukan secara ketat untuk memastikan penumpang pesawat benar-benar dalam keadaan sehat. Melalui integrasi sistem ini, kita juga dapat mendorong dan memantau pelaksanaan tes dan lacak secara real time sehingga ini akan membantu upaya penurunan laju penyebaran virus Covid-19,” pungkas Oscar.

Bakal Jadi Syarat Masuk Tempat Umum

Aplikasi PeduliLindungi akan menjadi aplikasi yang sangat penting ke depan. Sebab, aplikasi ini akan dijadikan alat untuk menyaring (screening) orang yang akan berpergian ke mal atau tempat lain.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah terus mendorong pelacakan (tracing) sebagai langkah mencegah penyebaran Covid-19. Maka itu, pemerintah akan mengoptimalkan digital tracing melalui PeduliLindungi. Aplikasi PeduliLindungi akan ditingkatkan atau diupgrade.

“Tadi disampaikan terkait dengan tracing, ini akan mengoptimalkan digital tracing yaitu sistem aplikasi PeduliLindungi. Nah ini akan di-upgrade untuk diintergrasikan untuk melakukan screening di mal ataupun di merchant. Karena ini akan dihubungkan dengan sistem di Kemenkes dan Kominfo,” kata Airlangga dalam konferensi pers, pekan lalu.

Airlangga menambahkan, aplikasi ini akan menggunakan QR code. Dengan sistem itu nantinya bisa menyaring masyarakat yang sudah tervaksinasi atau belum. “Sehingga menggunakan QR code bisa meng-screen mereka yang sudah tervaksinasi dan juga yang sudah di tes PCR,” katanya.

Airlangga berharap, aplikasi ini bisa disiapkan ketika nanti tempat-tempat umum mulai dibuka. “Diharapkan pada saat nanti akan ada pembukaan di tempat-tempat umum diharapkan program PeduliLindungi ini bisa disiapkan,” katanya.

PeduliLindungi juga memuat fitur teledokter dan pendaftaran vaksinasi. Kemudian, menyediakan informasi zona risiko dan area khusus yang menampilkan zonasi kerawanan lokasi. Serta, menginformasikan boleh atau tidaknya pengguna memasuki suatu area sesuai riwayat pemeriksaan Covid-19 dan vaksinasi. Sekaligus, menandai kunjungan pengguna dari area khusus meliputi mal, restoran, perkantoran, tempat pariwisata, dan tempat ibadah.

Bukan hanya itu, PeduliLindungi juga memuat fitur perjalanan yang memfasilitasi pengguna untuk menyimpan riwayat pemeriksaan (antigen dan PCR) dan surat keterangan vaksinasi, pengisian form eHAC Kementerian Kesehatan, serta data 14 hari terakhir kunjungan pengguna ke area khusus dan data perjalanan ke zona terdampak Covid-19.

Seperti diketahui, aplikasi PeduliLindungi ini merupakan aplikasi yang dikembangkan Kementerian Kominfo kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian BUMN dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB). Aplikasi ini ditujukan untuk menanggulangi dan mencegah pandemi Covid-19.

Aplikasi yang awalnya bernama TraceTogether tersebut, dirancang membantu masyarakat untuk saling menjaga dan melindungi agar penularan Covid-19 bisa dihentikan.

PeduliLindungi menggunakan data yang diproduksi oleh gadget pengguna dengan bluetooth aktif untuk merekam informasi yang dibutuhkan. Ketika ada gadget lain dalam radius bluetooth yang juga terdaftar di PeduliLindungi, maka akan terjadi pertukaran id anonim yang akan direkam oleh gadget masing-masing.

PeduliLindungi selanjutnya akan mengidentifikasi orang- orang yang pernah berada dalam jarak dekat dengan orang yang dinyatakan positif COVID-19 atau PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan ODP (Orang Dalam Pemantauan). Hal ini akan sangat membantu ketika orang tersebut tidak dapat mengingat riwayat perjalanan dan dengan siapa saja dia melakukan kontak. (mag-1/dtc)

NB: Teks Foto: 1) Tunjukkan: Seorang Petugas KNIA sedang menunjukkan aplikasi PeduliLindungi di Hp Androidnya, di KNIA, Deliserdang, Minggu (1/8). Sumut Pos/ ist

Pemko Medan Segera Kurangi Penyekatan Arus Lalu-Lintas, Fokus Awasi Tempat Usaha

RAPAT: Gubsu, Edy Rahmayadi mengikuti rapat koordinasi evaluasi perkembangan dan tindak lanjut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level IV untuk luar Pulau Jawa - Bali yang dipimpin Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto dan Mendagri Tito Karnavian secara virtual, Sabtu (31/7).prans/sumu tpos.

MEDAN, SUMUTPO.CO – Setelah melakukan penyekatan arus lalu lintas baik di sejumlah lokasi perbatasan Kota Medan maupun di sejumlah titik di dalam kota sejak diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada 12 Juli 2021 yang lalu, akhirnya Pemerintah Kota Medan berencana untuk mengurangi titik-titik penyekatan arus lalu lintas di Kota Medan selama masa PPKM. Dan, Pemko akan fokus mengawasi tempat-tempat usaha dalam penerapan protokol kesehatan (Prokes).

RAPAT: Gubsu, Edy Rahmayadi mengikuti rapat koordinasi evaluasi perkembangan dan tindak lanjut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level IV untuk luar Pulau Jawa – Bali yang dipimpin Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto dan Mendagri Tito Karnavian secara virtual, Sabtu (31/7).prans/sumu tpos.

Rencana itu ditegaskan langsung Wali Kota Medan, Bobby Nasution, Sabtu (31/7) Dikatakan Bobby, penyekatan akan digantikan dengan diturunkannya para petugas secara langsung ke lapangan untuk melihat kondisi penerapan protokol kesehatan (prokes), khususnya di tempat-tempat pusat aktivitas masyarakat.

“Kedepannya , setelah berkonsultasi dengan Forkopimda, kami berencana akan mengurangi jumlah titik penyekatan dan akan digantikan dengan mendatangi langsung tempat pelaku usaha maupun tempat aktivitas masyarakat,” tegas Bobby.

Selama masa PPKM Darurat yang dilanjutkan dengan PPKM Level IV ini, kata Bobby, Pemko Medan telah melakukan penyekatan pada 40 titik di Kota Medan. “Namun sejak diberlakukannya PPKM Level 4 , ada beberapa kebijakan yang memperbolehkan pelaku UMKM menerima pengunjung untuk makan di tempat dengan batasan waktu 20 menit,” ujarnya.

Dengan demikian, fokus penyekatan akan dikurangi dan digantikan dengan pengawasan ke tempat-tempat usaha yang dimaksud, maupun tempat aktivitas masyarakat lainya yang dinilai berpotensi dalam menyebarkan virus.

Nantinya, kata Bobby, para petugas gabungan yang akan turun langsung ke lapangan akan melakukan pengawasan secara ketat. Jika ditemukan masyarakat yang melanggar protokol kesehatan, maka akan diberikan hukuman berupa Swab Antigen. “Jadi kegiatan turun langsung ini, jika ditemukan masyarakat yang melanggar protokol kesehatan maka kami akan memberikan hukuman, yakni Swab Antigen,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan, Iswar Lubis S.SiT MT mengatakan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait, khususnya dengan Satlantas Polrestabes Kota Medan untuk menentukan berapa banyak dan lokasi-lokasi penyekatan mana saja di Kota Medan yang akan dikurangi.

“Besok (hari ini) kita akan koordinasi dengan Satlantas dan pihak terkait lainnya untuk memastikan berapa banyak lokasi penyekatan yang akan dikurangi dan dimana saja lokasinya, sebab penyekatan itu semua unsur ada disitu kan, bukan hanya Dishub saja,” ucap Iswar kepada Sumut Pos, Minggu (1/8).

Dikatakan Iswar, pihaknya bersama pihak terkait juga akan mempelajari terlebih dahulu isi Surat Edaran (SE) Wali Kota Medan yang baru. Mengingat, SE Wali Kota Medan No.4432/6512 Tentang PPKM Level IV Covid-19 Kota Medan berakhir pada hari ini, 2 Agustus 2021.

“Sebenarnya koordinasinya tidak menunggu SE yang baru, besok (hari ini) kita akan tetap berkoordinasi langsung, bagaimana langkah-langkah kita menyambut dan melihat apa perkembangan setelah tanggal 2 (Agustus),” katanya.

Terkait adanya penyekatan yang dilakukan pada 40 titik di Kota Medan yang terdiri dari penyekatan di kawasan perbatasan Kota Medan, dan penyekatan arus lalu lintas di dalam kota, Iswar menegaskan jika yang dikurangi jumlah penyekatannya adalah penyekatan arus lalu lintas dalam kota.

Sedangkan untuk penyekatan di sejumlah perbatasan Kota Medan, masih tetap dilakukan ke depannya. Pasalnya, Pemko Medan tetap ingin memastikan jika setiap orang yang masuk ke Kota Medan dalam kondisi sehat.

“Penyekatan yang kita kurangi yang di dalam kota. Sebenarnya seperti yang disampaikan Pak Wali, hal itu dilakukan supaya personel kita di lapangan akan lebih banyak ditugaskan untuk hal lain, yaitu mengawasi penerapan prokes di kegiatan-kegiatan usaha. Karena kalau tidak kita kurangi, jumlah personel kita untuk mengawasi ke tempat usaha sudah minim. Fokusnya ke pengawasan tempat usaha, karena sudah diperbolehkan makan ditempat selama 20 menit,” pungkasnya. (map/ila)

Hanya Dapat 400 Dosis, Medan Minta Tambah Jatah Vaksin

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Kesehatan Kota Medan meminta kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) agar menambah jatah vaksin Covid-19 yang akan diberikan nantinya. Sebab, dari 18 ribu dosis lebih vaksin yang baru dikirim dari pemerintah pusat, Medan hanya mendapat jatah sekitar 400 dosis.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Medan, dr Syamsul Arifin Nasution mengatakan, dari 18 ribu dosis vaksin Corona tersebut ternyata sebagian sudah terdata akan dikirim ke beberapa instansi. “Vaksin yang baru masuk kemarin itu masih disimpan di gudang Dinas Kesehatan Sumut, jumlahnya sekitar 18 ribu dosis. Vaksin ini ternyata sudah ada yang punya sebagian, yaitu BUMN sekitar 3 ribu dosis untuk vaksinasi di eks Bandara Polonia Medan.

Kemudian, punya TNI 5 ribu dosis dan Polri 5 ribu dosis. Jadi sisanya tinggal 5 ribu dosis lagi,” kata Syamsul diwawancarai usai peresmian eks Hotel Soechi sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 di Medan, Minggu (1/8).

Syamsul melanjutkan, 5 ribu dosis tersebut nantinya dibagikan kepada 33 kabupaten/kota di Sumut. Untuk Kota Medan, akan diberikan 400 dosis. “Saya dapat kabar, bahwasanya kami hanya dapat sekitar 400 dosis saja karena harus dibagi dengan kabupaten/kota lainnya,” keluh Syamsul.

Karena itu, dia meminta agar jatah vaksin untuk Kota Medan ditambah. Sebab, dalam program vaksinasi ini Medan diberikan target 1,9 juta jiwa dan baru tercapai 21 persen. “Kita meminta agar jatah vaksin yang akan diberikan ditambah. Apalagi, target vaksinasi kita 1,9 juta jiwa, dan kita baru mencapai 21 persen. Makanya, kita memohon ke provinsi agar bisa ditambah dosis vaksin yang nantinya diberikan ke kita. Karena kalau hanya segitu (400 dosis), maka vaksinasi dosis 1 pasti terhambat. Namunm, kita tetap berusaha dan mudah-mudahan stok vaksin setiap minggunya masuk,” ujar Syamsul.

Syamsul mengaku, jika jatah vaksin tersebut diterima, maka stok yang ada sekitar 500 dosis. Jumlah stok vaksin ini tentunya masih kurang. “Jumlah penduduk di Medan kan banyak, makanya kita meminta bantuan kepada pemerintah pusat agar dapat penambahan dosis vaksin lagi. Untuk itu, masyarakat diminta bersabar, pasti akan dikirim lagi stok vaksinnya. Mudah-mudahan stok vaksin yang akan dikirim ke kita bisa lebih dari 400 dosis,” ujarnya.

Terkait masyarakat yang sudah melewati ketentuan waktu vaksin dosis 2, Syamsul mengaku masih bisa disuntik vaksin. “Dari beberapa literatur yang kita baca, masih boleh terlambat. Saya juga sudah menanyakan kepada pemerintah pusat, masih boleh. Akan tetapi, kalau bisa jangan lebih dari 1 bulan,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemprov Sumut kembali memperoleh penambahan vaksin Covid-19 dari pemerintah pusat. Kali ini, jumlahnya sebanyak 253.500 dosis yang dikirim secara bertahap sejak Kamis (29/7) dan Jumat (30/7).

Dari jumlah 253.500 dosis, sebanyak 70.000 dosis merupakan vaksin jenis moderna yang telah tiba terlebih dahulu. Sedangkan sisanya sebanyak 183.500 dosis merupakan jenis Sinovac. Vaksin moderna tersebut, rencananya bakal ditujukan kepada tenaga kesehatan (nakes) sebagai penyuntikan dosis ketiga.

IDI Sumut: Pemerintah Harus Seriusi Stok Vaksin

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumatera Utara (Sumut) sangat menyayangkan program vaksinasi Covid-19 di Sumut, khususnya Kota Medan sempat terkendala karena stok vaksin yang menipis. Akibatnya, banyak masyarakat belum divaksin dosis 2, padahal sudah ditentukan waktunya. Selain itu, masyarakat juga tidak bisa mengikuti vaksin dosis 1.

Ketua IDI Sumut, dr Ramlan Sitompul SpTHT (K) mengatakan, pada awalnya vaksinasi Corona ini ada masyarakat yang menolak divaksin. Namun, belakangan dan setelah diedukasi serta dimotivasi, masyarakat mulai mengerti pentingnya vaksinasi Covid-19. “Sekarang masyarakat sudah mau menjalani vaksinasi. Tapi, ternyata vaksinnya menipis dan ini menjadi persoalan,” ujar Ramlan melalui sambungan seluler, akhir pekan lalu.

Karena itu, Ramlan berharap pemerintah lebih serius terkait dengan stok vaksin Covid-19 agar masyarakat benar-benar mendapatkan suntikan vaksin khususnya dosis 2. “Pemerintah jangan main-mainkan masyarakat. Harusnya dipastikan dulu vaksinnya itu ada. Kalau begini kondisinya masyarakat seperti dimain-mainkan, nanti bisa-bisa malas lagi untuk mengikuti vaksin. Makanya, jangan selalu menyalahkan masyarakat untuk tidak mau divaksin,” kata mantan Ketua IDI Medan ini.

Ramlan menjelaskan, masyarakat yang menjalani vaksin Covid-19 sudah ada ketentuannya. Apabila sudah disuntik dosis 1, maka diwajibkan menjalani dosis 2 dengan waktu yang sudah ditentukan. “Kan ada aturan vaksinasi, kapan pemberian pertama dan kedua. Dan, itu fungsinya untuk memaksimalkan kerja vaksin supaya optimal,” terangnya.

Dikatakan Ramlan, apabila sudah ada ketentuan vaksinasi Covid-19 maka harus tepat dipedomani. “Jangan sampai sudah suntik vaksin pertama, masyarakat tidak mendapat dosis kedua karena stok tidak ada. Kita dan masyarakat ingin keluar dari pandemi Covid-19 ini,” sebutnya.

Dia mengingatkan, agar jangan sampai stok vaksin Covid-19 di Kota Medan dan kabupaten/kota kehabisan. “Kita sangat menyesalkan apabila pemerintah tidak menyiapkan vaksin. Berarti, pemerintah main-main,” cetusnya.

Lebih lanjut Ramlan mengatakan, dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 ini, banyak tenaga kesehatan dari lembaga kesehatan tidak diberdayakan. Padahal, lembaga kesehatan itu sudah sukses dan berpengalaman dalam menjalani vaksinasi. “Saya melihat terlalu semangat institusi di luar kesehatan menyelenggarakan vaksin ini. Padahal, kita dari pusat sampai pelosok punya menteri kesehatan, punya dinas kesehatan provinsi, kabupaten/kota, kita punya puskesmas, posyandu, kenapa ini tidak diberdayakan semua. Selama ini lembaga kesehatan ini sudah sukses dan pengalaman menyelenggarakan vaksinasi pekan imunisasi dan sebagainya. Tapi kenapa ini tidak ditiru, ada apa? Apa yang terjadi,” pungkasnya.

Masyarakat Sumut Antusias Ikut Vaksinasi

Kesadaran masyarakat Sumatera Utara (Sumut) akan pentingnya vaksinasi Covid-19 terus mengalami peningkatan. Herd Immunity (kekebalan kelompok) akan cepat tercapai bila kesadaran ini terus meningkat.

Hal ini terungkap pada rapat virtual evaluasi perkembangan dan tindak lanjut PPKM Level IV di 21 provinsi di luar Jawa dan Bali, Sabtu (31/7) yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto. Update data per 31 Juli 2021 terdapat capain di atas nasional di beberapa provinsi.

“Capaian vaksin dosis 1 dan 2 terus mengalami peningkatan. Seminggu ini di Sumut mengalami peningkatan yang sudah mencapai 16% dosis 1, dan 9% dosis ke 2. Ini harus terus ditingkatkan,” ucap Airlangga Hartato.

Mengenai masih tingginya masyarakat yang terpapar Covid-19, Airlangga berpesan perlunya Gubernur dan Forkopimda untuk membantu kabupaten/kota dengan mengerahkan semua sumber daya yang ada di provinsi berkoordinasi dengan Bupati dan Walikota. Kemudian harus memonitor penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) di masyarakat terutama di tingkat desa/RT/RW yakni penerapan 3M dan 3T. “Memonitor Prokes dari hulu ini saya rasa sangat penting, untuk memberi kesadaran masyarakat akan bahaya dari virus ini dan juga memutus mata rantai penyebaran,” katanya.

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan akan segera menindaklanjuti arahan tersebut, yakni menyatukan visi bersama Forkopimda untuk menghentikan pandemi ini. Dalam laporan evaluasi perkembangan PPKM Mikro Level IV di Sumut, masih mengalami lonjakan yang terpapar Covid-19 yakni sebanyak 1.425 kasus, Jumat (30/7), dan yang terbanyak adalah dari Kota Medan.

“Kami akan berusaha sekuat tenaga untuk menurunkan pandemi ini dengan menyatukan visi bersama Forkopimda. Yang terus meningkat ini di Kota Medan, karena Kota Medan sebelumnya terjadi peningkatan mobilitas masyarakat,” ucap Edy Rahmayadi di Taman Buah Cakra, Jalan Pantai Bunga, Desa Pamah, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang, Sabtu (31/7).

Edy Rahmayadi menambahkan, dengan terus meningkatnya jumlah kasus positif di Sumut, Pemprov Sumut akan kembali mengaktifkan Rumah Sakit darurat/isolasi terpusat yakni RS Martha Friska II, Asrama Haji Medan, eks RS Lions Club dan Wisma Atlet Jalan Pancing. Keseluruhan dapat menampung 1.000 tempat tidur.

Sementara itu Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian mengingatkan upaya pengendalian penanganan lonjakan kasus dikerjakan dengan fokus, serius dan kompak serta perlunya inovasi dan kreativitas penanganan. “Untuk di hulu kita lakukan pengetan Prokes, menekan mobilitas, serta kerumunan. Sedangkan di hilir memperkuat kapasitas kesehatan dan memiliki sekenario apabila menghadapi situasi kontinjensi,” katanya. (ris/prn)

Hotel Soechi Resmi Jadi Tempat Isolasi, Biaya Gratis, Sediakan Pusat Kebugaran

EKS Hotel Soechi: Wali Kota Medan, Bobby Nasution, melihat situasi dari luar gedung eks Hotel Soechi di Jalan Cirebon Medan, usai meresmikan eks hotel itu sebagai tempat isolasi terpadu bagi pasien Covid-19 di Kota Medan.istimewa/sumutpos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Medan, Bobby Nasution, meresmikan gedung Eks Hotel Soechi di Jalan Cirebon, Medan Kota, sebagai tempat isolasi terpadu bagi pasien Covid-19 di Kota Medan dengan kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) hingga pasien dengan gejala ringan, Minggu (1/8). Ada 240 kamar disediakan, serta tempat berjemur dan pusat kebugaran. Soal biaya, Pemko Medan menggratiskannya.

EKS Hotel Soechi: Wali Kota Medan, Bobby Nasution, melihat situasi dari luar gedung eks Hotel Soechi di Jalan Cirebon Medan, usai meresmikan eks hotel itu sebagai tempat isolasi terpadu bagi pasien Covid-19 di Kota Medan.istimewa/sumutpos.

“Ini (tempat) isolasi terpusat yang dimiliki oleh Pemko Medan. Sampai saat ini sudah ada dua lokasi isolasi terpusat di Kota Medan, yang hari ini (kemarin,Red) kita lihat persiapan terakhirnya sebelum benar-benar difungsikan sebagai lokasi isolasi terpadu,” ucap Bobby.

Bahkan sejak dibuka kemarin, kata Bobby, bekas hotel berbintang empat tersebut sudah langsung ditempati oleh 10 orang pasien Covid-19 untuk melakukan isolasi. Dan untuk itu, eks gedung Hotel Soechi sudah dilengkapi dengan peralatan medis yang mumpuni serta SDM yang berkompeten dibidangnya.

“Tadi kita lihat sama-sama untuk perlengkapan medis, sumber daya sudah meningkat semua. Untuk yang isolasi sudah ada yang mendaftar, secara pribadi itu ada 10 orang, itu belum termasuk yang kita wajibkan. Dan ini kita harapkan ke depannya bisa lebih baik fasilitasnya. Ini mudah-mudahan fasilitas nya kita buat sebaik mungkin, kamarnya se steril mungkin,” ujarnya.

Bobby juga mengatakan, masyarakat Kota Medan tidak perlu khawatir, terutama soal biaya bila ingin menjalani isolasi mandiri di gedung tersebut. Sebab, seluruh biaya selama masa isolasi di gedung Eks Hotel Soechi Medan ditanggung sepenuhnya oleh Pemko Medan.

“Biayanya gratis, tidak ada sama sekali biaya di sini, semua makan, vitamin, obat, kita sediakan. Obat-obatan lengkap di sini, antivirus, vitamin, yang kita butuhkan khusus untuk pasien di sini. Obat-obatannya tidak boleh dibeli oleh orang di luar. Jadi apoteknya di sini hanya untuk apotek internal saja,” katanya.

Bobby kembali menerangkan, kriteria pasien yang dapat melakukan isolasi di gedung Eks Hotel Soechi adalah pasien dengan kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) hingga pasien dengan kategori gajala ringan. “Yang kita utamakan di sini adalah yang gejala ringan, sedang, dan OTG. Kenapa OTG ini kita isolasi? Karena yang OTG inilah yang kemungkinan besar berperan dalam penyebaran Covid-19,” terangnya.

Menurutnya, selama ini proses isolasi yang dilakukan pasien OTG tidak berlangsung efektif jika hanya dilakukan di rumah. Pasalnya, pasien OTG biasanya tidak bertahan bila diisolais di rumah. Saat isolasi baru berlangsung satu atau dua hari, biasanya pasien OTG telah keluar rumah karena merasa bosan. “Ditambah sekarang bisa makan di tempat (rumah makan) 20 menit, karena tidak ada bedanya yang OTG ini sama yang sehat. Jadi kita fokuskan ke yang OTG ini. Untuk yang bisa daftar di sini masyarakat bebas, silakan, tadi sudah ada call centrenya,” ungkapnya.

Dirincikan Bobby, Pemko Medan telah menyiapkan 240 kamar pada gedung Eks Hotel Soechi Medan yang terletak di Jalan Cirebon, Kecamatan Medan Kota tersebut. Dan, 240 kamar itu, semuanya sudah dapat mulai difungsikan untuk kamar isolasi pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan OTG.”Kapasitasnya di sini ada 240 kamar, itu kan kamar kita dulu bekas hotel, jadi jenis kamarnya bermacam-macam,” rincinya.

Namun meskipun ada 240 kamar, daya tampung untuk isolasi pasien Covid-19 di Eks Hotel Soechi bisa lebih banyak, karena masing-masing kamar bisa menampung lebih dari satu pasien.”Jadi nanti kita lihat berapa jumlah anggota keluarga yang ingin mengikuti isolasi terpusat. Karena sekarang kita mengikuti pedoman PPKM mikro itukan ada klaster keluarga, pasti ada dalam satu keluarga ada tiga yang kena, suami, istri dan anak. Mereka bisa satu kamar semua, jadi tidak dipisah-pisah. Jadi walaupun 240 kamar, nanti bisa menampung pasien lebih dari dua orang walaupun dia satu keluarga,” sebut Bobby.

Selain itu, di lokasi isolasi terpusat (isoter) milik Pemko Medan tersebut, Pemko Medan juga menyediakan fasilitas olahraga dan tempat bekas kolam renang sebagai tempat untuk pasien berjemur. “Fasilitas kebugaran juga ada, karena Covid ini bukan hanya kita minum obat kita minum vitamin, tapi yang terpenting adalah imun kita dan perasaan hati kita. Senang, gembira dan masih bisa merasakan hawa dari luar. Katanya kalau di sini dikurung, tidak, di sini masih bisa merasakan matahari. Lantai 5 ada kolam renang, walaupun belum bisa dipakai tapi gemercik air itu bisa untuk merilekskan pikiran sedikit,” tuturnya.

Untuk itu, Bobby kembali mengatakan, bahwa pihaknya menerima seluas-luasnya masyarakat Kota Medan dengan status OTG ataupun pasien dengan gejala ringan untuk datang langsung ke eks Hotel Soechi dan mengikuti prosedur penanganan yang berlaku.”Saya sampaikan bagi masyarakat yang mau datang sendiri untuk melakukan isolasi di sini silakan,” katanya.

Terkait adanya 7 lingkungan dengan status zona merah di Kota Medan, Bobby memastikan jika nantinya warga yang terkonfirmasi positif dan sedang menjalani isolasi di 7 lingkungan tersebut akan dipindahkan ke lokasi isolasi terpusat di gedung Eks Hotel Soechi. Pasalnya, orang-orang tersebut masuk dalam kriteria wajib isolasi di tempat yang sudah disediakan.

“Saat ini ada 7 lingkungan yang diisolasi, saya sampaikan mereka masuk ke dalam kriteria wajib isolasi di lokasi yang sudah kita sediakan,” ungkapnya.

Selain lingkungan yang berstatus zona merah, Bobby juga menuturkan bahwa lingkungan dengan zona orange yang bertahan di status tersebut selama lebih dari satu bulan lebih juga diwajibkan untuk diisolasi di Eks Hotel Soechi.

Ke depannya, Pemko Medan akan berkoordinasi dengan Lurah dan Camat terkait warga Medan yang ingin mendapatkan akses lokasi isolasi. “Nanti ke depan melalui Lurah dan Camat akan kita minta supaya warga yang mau isolasi itu dibawa ke sini (eks Hotel Soechi), jadi warga juga bisa lapor ke Kepling atau ke Lurah biar diarahkan ke lokasi isolasi di eks Hotel Soechi,” pungkasnya.

Sementara itu, Penanggungjawab Penanganan Pasien Isolasi di gedung Eks Hotel Soechi Medan, dr Reynaldi menuturkan, saat ini kamar yang disiapkan di gedung tersebut sudah disesuaikan dengan kebutuhan isolasi mandiri. “Selama perawatan kita juga sudah siapkan kebutuhan-kebutuhannya mulai dari gizi, terapi pharmatologist dan kebutuhan latihan fisiknya. Di sini semua sudah disediakan fasilitas olahraga, gizinya, tenaga medis juga stanby 24 jam,” tuturnya.

Dokter Reynaldi juga menambahkan, beberapa prosedur dalam penanganan pasien di eks Hotel Soechi juga sudah disiapkan untuk masing-masing kondisi pasien. Saat pendaftaran, pihaknya sudah menetapkan prosedur yang akan dilakukan bagi masing-masing pasien yang telah mendaftar dan akan masuk. “Jadi pasien yang datang akan dikategorikan berdasarkan kegawatdaruratannya. Karena kita tidak menutup kemungkinan, ada orang sekitar sini yang darurat kondisinya kita akan bantu,” tambahnya.

Selain itu, sambung dr Reynaldi, pihaknya juga membagi pasien yang datang berdasarkan kategori kasus, yakni kategori suspek, kontak erat, ataupun yang terkonfirmasi positif Covid-19. “Kedua dari segi terkonfirmasi atau tidak, kita juga menerima itu nanti ada tiga kategori, suspek, kontak erat dan terkonfirmasi. Itu ada protokolnya masing-masing yang sudah kita tetapkan. Prinsipnya masyarakat datang, kita akan bantu dulu atasi masalahnya, lalu kita tentukan langkah selanjutnya,” paparnya.

Selain itu, dr Reynaldi yang juga merupakan Direktur Utama RS Royal Prima Marelan ini mengungkapkan beberapa langkah atau cara untuk pasien Covid-19 dapat menjalani isolasi di eks Hotel Soechi.

“Seperti yang saya bilang tadi, pertama tentu kita melayani berdasarkan prinsip kegawatdaruratannya. Jadi misalnya ada masyarakat yang datang, kondisinya sangat darurat yang kita pasti bantu. Bagi masyarakat yang misalnya tidak gejala berat, bisa datang dengan membawa (kartu) identitas terutama,” ungkapnya.

Reynaldi menjelaskan, di lokasi isolasi terpusat pada gedung eks Hotel Soechi tersebut, pihaknya telah menyediakan laboratorium khusus untuk skrining serta layanan tes PCR. Hal ini untuk mengantisipasi pasien suspek atapun kontak erat yang belum melakukan tes.

Reynaldi menyebutkan, nantinya setiap pasien dengan gejala berat akan langsung dibawa ke Rumah Sakit khusus yang menangani Covid-19 gejala berat, seperti RSUD Pirngadi dan RSUP Haji Adam Malik dan juga rumah sakit terdekat lainnya.

Artinya, pasien dengan gejala berat tidak akan dirawat secara permenan di eks Hotel Soechi, mengingat fungsinya sebagai tempat isolasi pasien dengan kategori OTG hingga ringan. (map)

Tugas Berat

HARAPAN: Greysia Polii dan Apriyani Rahayu menjadi harapan Indonesia untuk meraih mendali emas cabang Bulutangkis Olimpiyade Tokyo 2020.

SUMUTPOS.CO – Pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu menjadi harapan satu-satunya Indonesia untuk meraih medali emas cabang bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020. Pada pertai final, wakil Merah Putih ini bakal menghadapi pasangan Tiongkok, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan di Musashino Forest Plaza, Senin (2/8) siang ini.

HARAPAN: Greysia Polii dan Apriyani Rahayu menjadi harapan Indonesia untuk meraih mendali emas cabang Bulutangkis Olimpiyade Tokyo 2020.

Greysia / Apriyani melangkah ke final usai mengalahkan wakil Korea Selatan, Lee So-hee/Shin Seung-chan dengan skor 21-19, 21-17. Sedangkan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan lolos ke final juga mengalahkan pasangan Korea Selatan, Kim So-yeong/Kong Hee-yong dengan skor cukup telak, 15-21, 11-21.

Pertandingan final ini bakal berjalan seru. Agar bisa meraih medali emas, Greysia/Apriyani harus berjuang keras. Sebab, lawan yang dihadapi tidaklah mudah. Chen Qing Chen/Jia Yi Fan saat ini berada di urutan ketiga terbaik dunia.

Berkaca dari head to head, Greysia/Apriyani juga kalah. Dari sembilan laga melawan Chen/Jia, Greysia/Apriyani hanya menang sebanyak tiga kali. Sisanya enam kali mengalami kekalahan.

Meski begitu, kesempatan Greysia/Apriyani untuk memenangkan final tetap terbuka lebar. Apalagi pada Olimpiade Tokyo 2020 ini, banyak kejutan terjadi. Misalnya tersingkirnya ganda putra peringkat satu dunia, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon.

Greysia/Apriyani sendiri optimis meraih kemenangan. Untuk itu, dia berharap dukungan yang diberikan rakyat tanah air untuk bisa meraih emas pertama bagi Indonesia di Olimpiade 2020 ini.

“Masih ada tugas yang kami harus selesaikan. Saya belum banyak yang bisa disampaikan tapi kami memohon doa restu dan dukungan seluruh rakyat Indonesia untuk kami di final. Semoga kami bisa memberikan yang terbaik,” kata Greysia, dilansir badmintonindonesia.org.

Pelatih ganda putrid, Eng Hian juga meminta masyarakat Indonesia bisa meredam ekspetasi berlebihan kepada anak asuhnya. Dia meminta masyarakat membiarkan Greysia/Apriyani menemukan caranya sendiri di babak final.

“Sebenarnya masalah nonteknis saat pemain tidak bisa mengontrol ekspetasi. Olimpiade ini banyak unggulan tumbang karena bermain berbeda dengan standar karena beban berat. Mohon pemberitaan jangan terlalu berlebihan. Mohon doanya saja,” kata Didi, sapaan karib Eng Hian.

Didi mengakui, Greysia Polii / Apriyani Rahayu tertinggal secara head-to-head dari Chen / Jia dengan agregat 3-6. “Kami sudah mendekati fase terpenting. Secara teknis sudah disiapkan, tetapi apakah strategi berjalan apa tidak tergantung di lapangan nanti,” harap Didi. (bbs)

DPP di Masa PPKM Level 4 Terus Upayakan Pembagian Bibit

TANAM: Seorang petani menanam bibit padi di persawahan Jalan Abdul Hakim, Tanjungsari, Medan Selayang, belum lama ini.TRIADI WIBOWO/SUMUT POS.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemko Medan melalui Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Kota Medan berupaya membagikan berbagai jenis bantuan berupa bibit pertanian dan perikanan kepada masyarakat Kota Medan, khususnya di masa pandemi Covid-19 dan penerapan PPKM Level 4 seperti saat ini.

TANAM: Seorang petani menanam bibit padi di persawahan Jalan Abdul Hakim, Tanjungsari, Medan Selayang, belum lama ini.TRIADI WIBOWO/SUMUT POS.

Meskipun begitu, saat ini DPP Kota Medan mengaku tengah kesulitan dalam hal anggaran untuk dapat memproduksi bibit pertanian berupa bibit cabai dan sayur mayur tersebut.

“Kalau penyaluran bibit sayuran seperti cabai, itu stoknya saat ini memang sedang sedikit, anggaran juga terbatas. Tapi begitu pun, tetap kami berikan stok bibit yang ada kepada masyarakat yang memang betul-betul membutuhkan,” ungkap Kepala DPP Kota Medan Ikhsar Risyad Marbun, Minggu (1/8).

Ikhsar juga mengatakan, selain bibit pertanian seperti cabai dan sayur mayur, pihaknya juga sedang kesulitan dalam memproduksi bibit perikanan darat seperti ikan lele, yang kerap menjadi primadona para peternak perikanan darat, khususnya di perkotaan.

“Bibit lele masih ada memang, walaupun tak banyak. Tapi betul-betul kami maksimalkan yang ada,” jelasnya.

Dia juga menyebutkan, untuk mendapatkan bibit pertanian maupun perikanan, masyarakat harus mengajukannya lebih dulu ke pihak kelurahan ataupun kecamatan. Masyarakat yang dimaksud bukan dalam bentuk perorangan, melainkan dalam bentuk kelompok tani. Nantinya, petugas penyuluh DPP Kota Medan akan lebih dulu meninjau ke lokasi dimaksud, apakah benar masyarakat tersebut memiliki lahan untuk melakukan kegiatan pertanian ataupun perikanan.

“Kalau memang layak dan benar setelah petugas melakukan peninjauan, maka akan diberikan bibitnya. Kalau seperti bibit cabai, biasanya sekitar 5 batang per KK, kalau bibit ikan lele sekitar 500 ekor,” beber Ikhsar.

Bibit-bibit tersebut, lanjut Ikhsar, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas masyarakat perkotaan dalam memproduksi hasil-hasil pertanian dan perikanan, sekaligus dapat memberikan penghasilan tambahan kepada masyarakat, khususnya dalam situasi pandemi seperti saat ini.

“Sebisa mungkin kami bantu masyarakat, tapi memang stoknya terbatas, dan harus diajukan lewat kelurahan atau kecamatan. Kami harap masyarakat bisa memanfaatkan lahan yang ada, setidaknya bisa membantu masyarakat dalam menumbuhkan ekonomi keluarga,” katanya.

Klinik Hewan Masih Diaktifkan

Selain pemberian bibit pertanian dan perikanan, lanjut Ikhsar, di masa pandemi ini, DPP Kota Medan juga masih mengaktifkan klinik hewan untuk masyarakat Kota Medan secara gratis. Klinik tersebut beroperasi di Taman Cadika, Jalan Karya Wisata, Kelurahan Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor, setiap hari kerja.

“Klinik hewan kita Alhamdulillah masih ada, masih beroperasi di Taman Cadika setiap hari kerja,” ujarnya lagi.

Setiap masyarakat, dapat membawa hewan peliharaannya yang sakit untuk diperiksa dan diberikan perawatan.

“Biaya pemeriksaan dan obatnya gratis, masyarakat tinggal datang saja bawa hewan peliharaannya. Kami sudah siapkan tenaga medisnya di sana. Di klinik hewan itu, sudah ada 3 dokter hewan yang bertugas,” pungkas Ikhsar. (map/saz)

Penyiram Air Keras Wartawan, Aktor Intelektual Ditangkap

Persada Bhayangkara Sembiring.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aktor intelektual, atau orang yang menyuruh menyiram air keras ke wajah wartawan satu media online, Persada Bhayangkara Sembiring (25), berhasil ditangkap petugas gabungan Polrestabes Medan. Penangkapan dilakukan di kawasan Namogajah, Kecamatan Medan Tuntungan.

Persada Bhayangkara Sembiring.

Pelaku berinisial SNS (49), warga Kecamatan Medan Tuntungan itu, disebut, diduga sebagai aktor intelektual dan juga sebagai bandar judi besar di seputaran Kecamatan Medan Tuntungan. SNS ditangkap di seputaran kediamannya.

Selain SNS, personel kepolisian mengamankan eksekutor penyiraman air keras, dan penyedia air keras. Polisi menyebutkan, dalam kasus ini, sudah 5 orang ditangkap.

Mereka ditangkap dalam waktu 2 x 24 jam, setelah kejadian penyiraman air keras kepada korban di Jalan Jamin Ginting, tepatnya Simpang Selayang, pada 25 Juli lalu, sekira pukul 22.00 WIB. Dari kejadian itu, polisi yang melakukan penyelidikan di TKP, berhasil mengidentifikasi ciri pelaku dari rekaman kamera pengawas, melihat sejumlah orang melakukan penyiraman air keras kepada korban.

Sementara itu, Plt Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Rafles Marpaung, Sabtu (31/7) malam, saat dikonfirmasi mengenai adanya aktor intelektual yang turut serta diamankan, masih irit berbicara.

Seperti diketahui, korban yang terkapar disiram air keras itu, dibawa oleh temannya yang juga wartawan ke Rumah Sakit Pusat H Adam Malik.

“Saya dihubungi oleh korban untuk datang di Jalan Jamin Ginting, untuk membawa korban ke rumah sakit terdekat, lantaran disiram air keras oleh orang suruhan bandar judi besar,” ungkap Bonni T Manullang.

Lokasi kejadian berada di daerah Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan, persisnya dekat sebuah Rumah Makan BPK Tesalonika, dan kejadian tersebut diperkirakan terjadi pukul 21.40 WIB, Minggu (25/7).

Dari keterangan yang diperoleh sekira pukul 22.00 WIB, korban menelepon Bonni meminta untuk datang ke TKP, dengan maksud meminta pertolongan, karena ada 2 orang pria menyiramkan air keras ke bagian wajahnya.

Sesaat setelah ditelepon korban, maka Bonni pun bergegas pergi ke TKP dimaksud. Dan tiba di TKP, korban langsung dilarikan ke RSUP H Adam Malik, menggunakan sepeda motor, guna mendapatkan tindakan pertama penanganan tim medis di rumah sakit. (mbd/saz)

Pasokan Daging Beku Minim di Pusat Pasar, Omzet Pedagang Turun 50 Persen

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Terhambatnya impor daging beku dari India, mengakibatkan harga daging meroket. Hal ini pun dikeluhkan oleh para pedagang daging, khususnya di Pusat Pasar Kota Medan.

Para pedagang mengeluhkan kenaikan harga sudah terjadi selama beberapa bulan terakhir.

Adapun harga daging beku di Pusat Pasar Kota Medan, Minggu (1/8), mencapai Rp100 ribu per kilogram, dan daging segar Rp125 ribun

“Masih tinggi harga daging ini, rata-rata masih di atas Rp100 ribu semua. Belum ada yang normal 2 bulan ini,” ungkap seorang pedagang daging, Agus.

Untuk memenuhi stok daging, Agus mengambil di perusahaan wilayah Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang. Namun saat ini jumlah yang dia dapatkan, tak dapat terpenuhi maksimal.

Tak hanya itu, ternyata dampak PPKM Darurat beberapa waktu lalu, turut berimbas dengan penjualan yang jauh menurun hingga 50 persen.

“Biasa tiap hari bisa jual daging 100 sampai 150 kilogram. Tapi ini merosot jauh 50 persen, paling cuma bisa jual 50 kilogram per harinya. Apalagi PPKM gini, banyak pembatasan, berpengaruh juga ke kami sebagai pedagang,” imbuh Agus.

Agus juga menjelaskan, banyaknya restoran dan cafe yang tutup, menyebabkan turunnya arus transaksi dalam waktu sebulan belakangan.

“Selain karena harga mahal, banyak resto yang tutup karena PPKM. Jadi ya pasti terasa juga yang beli dalam jumlah banyak ini kosong orderan,” ujarnya.

Mengenai omzet yang menurun, dia mengaku hanya bisa pasrah. Menurut Agus, saat ini dia memilih menunggu hingga stok daging masuk ke Indonesia.

“Tak ada cara lain, kami hanya bisa bergerak kalau daging impor sudah bisa masuk ke pasar. Semoga cepat bisa masuk lagi,” harapnya. (tnc/saz)

Usulan Wakil Gubernur Terkait Pengelolaan Limbah B3, Izin Perusahaan Bakal Dipermudah

SUMUT/SUMUT POS RAPAT: Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah mengikuti Rapat Koordinasi Arahan Presiden secara daring di Rumah Dinas Wakil Gubernur Sumut, Rabu (28/7).DISKOMINFO.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah, mengusulkan kepada Pemerintah Pusat, agar Sumut dapat diberi kemudahan dalam pengurusan izin bagi perusahaan untuk mengelola limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

SUMUT/SUMUT POS RAPAT: Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah mengikuti Rapat Koordinasi Arahan Presiden secara daring di Rumah Dinas Wakil Gubernur Sumut, Rabu (28/7).DISKOMINFO.

Hal ini disampaikan Ijeck, sapaan karib Musa Rajekshah, saat menghadiri Rapat Koordinasi Arahan Presiden tentang Pengelolaan Limbah Medis B3, yang dipimpin Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara daring di Rumah Dinas Wakil Gubernur Sumut Jalan Teuku Daud Medan, Rabu (28/7) malam.

Dalam kesempatan itu, Ijeck menjelaskan, sejak 2020, akibat pandemi Covid-19, limbah B3 Sumut mengalami lonjakan signifikan, baik limbah medis maupun non medis.

“Memang, dari 2016 hingga 2021, limbah B3 Sumut melonjak pada 2020, untuk limbah medis,” ungkap Ijeck.

Kendati dipermudah, Ijeck menegaskan, bukan berarti hal itu akan melanggar ketentuan yang berlaku. Karena secara prinsipnya, perusahaan yang mengajukan harus memenuhi ketentuan mendasar yang ditetapkan.

“Agar pengangkutan dapat lebih murah, dan rumah sakit akan semakin mematuhi aturan terkait limbah B3 ini. Sebab, faktanya masih ada (perusahaan) yang nakal. hal ini tentunya dikhawatirkan akan berdampak bagi kesehatan, mengingat banyak masyarakat yang masih menggunakan air tanah,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ijeck menuturkan, Sumut saat ini memiliki 237 rumah sakit yang tersebar di 33 kabupaten kota, baik milik Pemkab, Pemko, Pemprov, dan Pemerintah Pusat. Selain itu, juga terdapat sebanyak 609 Puskesmas.

“Namun sejauh ini, baru satu perusahaan pengelola yang beroperasi 2020 lalu, yang sudah bisa melakukan pembakaran incinerator, walaupun ada beberapa rumah sakit yang mengelola sendiri,” bebernya.

Selain itu, dia juga menyebutkan, ada beberapa pengangkut dan pengumpul limbah B3 ke Cileungsi, Tanggerang Selatan. Karena itu, Ijeck merasa senang jika Pemerintah Pusat mempermudah perizinan bagi perusahaan pengelola limbah B3 di Sumut.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengaku, akan menyampaikan keinginan Sumut ini ke Presiden Jokowi. Menurutnya, laporan yang disampaikan oleh Sumut sudah cukup aktual, sehingga bisa dijadikan contoh.

Dia menuturkan, pada dasarnya pembakaran limbah B3 harus dilakukan dengan ketinggian suhu 800 derajat Celsius melalui incinerator. Selama ini, Budi juga mengakui, persoalannya terkendala dengan pengangkut, apalagi bagi daerah pegunungan dan pulau. Penggunaan incinerator, lanjutnya, juga tidak mudah dan membutuhkan waktu. Selain itu, tempat pembuangan juga harus bagus dan terseleksi.

“Semoga apa yang dilakukan ini dapat bermanfaat untuk bangsa,” harap Budi.

Adapun peserta rapat di antaranya Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Lingkungan, Mewakili Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Jawa Timur, Sekretaris Ditjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Wali Kota Medan, Wali Kota Surabaya, Wali Kota Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara, serta hadir mendampingi Wakil Gubernur Sumut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumut Tengku Amri Fadli. (prn/saz)

Teks Foto

DISKOMINFO SUMUT/SUMUT POS

Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah mengikuti Rapat Koordinasi Arahan Presiden tentang Pengelolaan Limbah Medis B3, yang dipimpin Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, secara daring di Rumah Dinas Wakil Gubernur Sumut Jalan Teuku Daud Medan, Rabu (28/7).

Agincourt Resources Raih Best of The Best dalam Ajang CSR Indonesia

Senior Manager Community PTAR, Christine Pepah saat memberikan presentasinya dalam ajang CSR Indonesia Awards 2021 secara daring, Kamis (29/7).

TAPSEL, SUMUTPOS.CO – PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe meraih penghargaan Best of The Best dalam ajang penganugerahan CSR Indonesia Awards 2021 dengan memborong 7 penghargaan dalam ajang yang digelar secara daring, Kamis (29/7) lalu.

Tujuh penghargaan diraih PTAR dari enam kategori, yaitu kategori Cipta Karsa Mandiri (bidang UMKM) untuk program KUB Batik Tapsel yang meraih penghargaan Bronze. Kategori Reka Karsa Sosial (bidang sosial) untuk program Pengembangan Akses dan Fasilitas Pertanian yakni Rambin dan sarana pendukung di Sikua Kua dan Pulo Godang meraih SILVER. Kategori Bangun Karsa Rupa (bidang sosial) untuk program Pengurangan Resiko Bencana melalui program Peningkatan Kapasitas Personel Tenaga Pemadam Kebakaran dan Relawan Desa Tangguh Bencana meraih penghargaan Gold.

Kategori Didakta Pratama Unggul (bidang pendidikan) meraih penghargaan Gold untuk program E-Coaching Jam Martabe dan Bronze untuk program beasiswa Martabe Prestasi. Untuk kategori Karsa Budaya Prima (bidang budaya) melalui program Pelestarian Seni dan Budaya-Musik dan Tarian Tradisional Gondang dan Tari, meraih penghargaan Gold. Sementara untuk kategori Cipta Guna Sehati (bidang kesehatan) meraih penghargaan Silver untuk program peningkatan pelayanan Dokter Spesialis di puskesmas.

Ketujuh penghargaan yang diraih menobatkan PTAR sebagai peraih Best of The Best dalam CSR Indonesia Awards 2021 sebagai perusahaan yang berkomitmen secara utuh dan berkesinambungan menjalankan program CSR yang berkelanjutan.

Pada saat penyerahan penghargaan, Christine Pepah, Senior Manager Community mewakili Management PTAR menyatakan terima kasih atas apresiasi tertinggi yang diberikan kepada PTAR melalui CSR Indonesia Awards 2021.

Christine mengaku sangat bangga di mana semua program yang diikutsertakan dalam ajang CSR Indonesia Awards 2021 ini mendapatkan penghargaan.

“Kami sangat bangga dan bersyukur atas penghargaan yang diterima, ini menjadi penyemangat kami untuk lebih baik lagi dalam menjalankan berbagai program untuk kesejahteraan masyarakat di sekitar kami. Ini adalah kerja keras tim,dan hanya bisa dicapai melalui komitmen perusahaan dan dukungan seluruh departemenserta kerjasama sinergis antara perusahaan, pemerintah, masyarakat sekitar Tambang Emas Martabe, serta pemangku kepentingan lainnya,” kata Christine.

Menurut Christine, menjalankan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di masa pandemi tentu ada tantangannya, yakni harus menyesuaikan dengan kenormalan baru dan protokol kesehatan yang ketat sehingga prosesnya tidak seperti saat normal dalam menjalankan program dan keterbatasan berinteraksi dengan masyarakat serta semua stakeholder.

“Tapi sebenarnya masa pandemi ini adalah saat di mana program untuk masyarakat sangat dibutuhkan serta membuka banyak peluang.Melalui kemitraan dengan seluruh pemangku kepentingan, kami berusaha memberi yang terbaik, menjalankan semua program yang sudah direncanakan dan mendukung penanganan Covid-19 seperti penyediaan alat kesehatan,vaksinasi, promosi kesehatan, donasi, dan upaya lainnya ” kata dia.

Sementara itu Senior Manager Corporate Communications, Katarina Siburian Hardono sangat bangga karena salah satu program CSR yang sudah berjalan konsisten selama 7 tahun, E- Coaching Jam Martabe berhasil mendapatkan pencapaian penghargaan lebih tinggi dari sebelumnya.

Menurutnya apresiasi tertinggi yang diraih PTAR dalam CSR Indonesia Awards 2021 ini menunjukkan bahwa seluruh rangkaian program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan perusahaan telah memberikan dampak positif dan signifikan bagi masyarakat Indonesia dan Sumatera Utara umumnya dan khususnya masyarakat yang berada lingkar Tambang Emas Martabe.

Sebagai contoh, kata Katarina, Program E-Coaching Jam (ECJ) Tambang Emas Martabe yang meraih penghargaan Gold, merupakan bentuk kontribusi perusahaan dalam bidang pendidikan di Indonesia. ECJ merupakan wadah bagi mahasiswa pertambangan di seluruh Indonesia untuk membekali diri dengan pengetahuan praktis dan aplikatif dari para pakar dan praktisi pertambangan.

Diluncurkan pada tahun 2014, saat ini program ECJ tercatat telah melibatkan 43 pembina, 3.481 mahasiswa aktif dari ITM Medan, TP Medan, USU Medan, ITB & UNISBA Bandung, UNSRI Palembang, UNSYIAH Aceh, UGM, UNDIP, UPN, UNSOED, IST AKPRIND, ITB, UPN Yogyakarta dan beberapa lainnya.

“ECJ telah diakui oleh masyarakat luas serta mendapatkan penghargaan dalam ajang Indonesia CSR Awards 2019, dan di era pandemi Covid-19 ini kami masih terus berkomitmen menyelenggarakan ECJ secara daring,” kata Katarina.

“Kami bangga program-program kami mendapat pengakuan melalui apresiasi CSR Indonesia Awards 2021 ini, semoga tahun depan bisa kembali memberikan yang terbaik,” kata Katarina.

CSR Indonesia Awards adalah sebuah ajang penghargaan bagi para penggiat CSR baik personal, perusahaan maupun pemerintah daerah (Pemda) Provinsi, Kabupaten maupun Kota. CSR Indonesia Awards 2021 ini digelar untuk ke-4 kalinya. Sebelumnya Majalah CSR Indonesia & Media Online Csr-Indonesia.com dan Meprindo Communications menggelar secara sukses dalam ajang CSR Indonesia Awards sejak 2017 di Jakarta, Bandung, Bali dan kini yang menjadi tuan rumah adalah Banten.

Dalam ajang CSR Indonesia Awards, salah satu poin pembuktian/verifikasinya adalah publikasi dalam berbagai bentuk (reports) & channel termasuk di media massa, baik melalui siaran pers yang ditayangkan, ataupun tulisan jurnalistik hasil kunjungan dan/atau investigasi media massa.
Pada kali ini tema yang diusung CSR Indonesia Awards 2021 adalah Challenges and Responsibilities of Companies to the Surounding Environment in The Era of The Covid-19 Pandemic Tantangan dan Tanggungjawab Perusahaan Terhadap Lingkungan Sekitar di Era Pandemi Covid-19.

Selain menyiapkan 10 kategori penghargaan, dalam ajang ini juga diberikan Best of The Best, di mana semua yang terbaik dari seluruh program secara utuh dan berkesinambungan yang dijalankan oleh korporasi paling tidak selama 2 tahun berkelanjutan.

Tahun ini, penilaian CSR Indonesia Awards 2021 yang melibatkan tim penilai aktivis CSR dari Akademisi, Pengamat, Praktisi dan juga Media menobatkan penghargaan Best of The Best bagi korporasi yang sustainable secara khusus, yakni kepada PT Agincourt Resources. (san)