SERAHKAN: Plh Bupati Asahan, Jhon Hardi menyerahkan piala pemenang MTQ.
LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Kabupaten Langkat akan melaksanakan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-54 tahun 2021 secara terbatas dan sederhana di Kecamatan Stabat, pada 20-24 September 2021.
Ilustrasi.
“MTQ tahun ini akan dilaksanakan secara terbatas,” ungkap Kabag Kesra H. Syahrizal mewakili Sekdakab Langkat, dr. H. Indra Salahuddin, pada rapat persiapan MTQ ke-54 tingkat Kabupaten Langkat, di Ruang Pola Kantor Bupati Langkat, Stabat, Selasa (27/7)
Hal ini, kata Syahrizal, dikarenakan masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Jadi tujuannya, agar tidak menjadi penyebab penyebaran Covid-19.
“Apapun cabang MTQ yang dilaksanakan serta dimanapun acara diadakan, panitia menyediakan alat kesehatan demi kenyamanan bersama untuk memutus mata rantai Covid-19,” tegasnya.
Sedang tempat pelaksanaan MTQ, lanjut Syahrizal, awalnya diagendakan di Kecamatan Pematang Jaya, namun dialihkan di Kecamatan Stabat sebab masih berlangsungnya pandemi.
“Lokasinya, di aula perkantoran Pemkab Langkat dan gedung sekolah yang berada di sekitaran komplek perkantoran Pemkab Langkat,” sebutnya.
Syarizal berharap nantinya pelaksanaan MTQ berjalan lancar meski diselenggarakan di tengah situasi pandemi. “Mari jaga aman, jaga iman dan jaga imun,”katanya.
Diketahui MTQ ke-54 ini mengambil tema mewujudkan insan yang qur’ani dan tangguh dimasa pandemi menuju Langkat maju, sejahtera dan religius.
Rencana penetapan lokasi kegiatan dia ntaranya :Dinas PU PR untuk cabang tilawah dewasa dan remaja. Dinas Perindag untuk tilawah anak dan tartil. Kemenag untuk cabang Syarhil Qur’an.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan untuk cabang Hafiz 20 dan 30 juzz. Bappeda untuk cabang Tilawah 1 juzz. Kesbangpol untuk cabang Tilawah 5 juzz. Disdukcatpil untuk cabang hafiz 10 juzz, SMP N 5 Stabat untuk cabang khattil qur’an. (yas)
BERIKAN: Kepala Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara Kejari Binjai, Sutan Harahap saat memberikan bantuan beras
10 kg kepada masyarakat.
BINJAI, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Binjai, H Amir Hamzah bersama unsur forkopimda menyerahkan bantuan dari Kementerian Sosial kepada masyarakat di Kantor Pos, Jalan Sutomo, Binjai Utara, Rabu (28/7). Bantuan tersebut diberikan kepada mereka yang terdampak kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
BERIKAN: Kepala Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara Kejari Binjai, Sutan Harahap saat memberikan bantuan beras
10 kg kepada masyarakat.
Kepala Kantor Pos Binjai, Waznal Fuadi mengatakan, ada 13.324 keluarga penerima manfaat. Rinciannya, kategori program keluarga harapan sebanyak 5.687 keluarga dan kategori bantuan sosial tunai sebanyak 7.637 keluarga.
“Masing-masing penerima mendapat 10 kilogram beras dan sejumlah uang tunai,” kata dia.
Wali Kota Binjai menambahkan, penyaluran bantuan dari Kemensos sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2021. Hal tersebut dilakukan untuk menunjang kebutuhan pokok masyarakat yang terdampak pandemi.
“Hari ini akan diserahkan secara simbolis bantuan sosial tunai dari kementerian sosial kepada masyarakat Kota Binjai,” ujar Wali Kota.
Dia menambahkan, bantuan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk membantu meringankan beban warga di saat pandemi. Dalam kondisi ekonomi yang belum pulih, maka bantuan ini diharapkan dapat membantu kebutuhan pokok serta mengurangi beban pengeluaran masyarakat.
“Semoga bantuan ini dapat membantu dan mengikuti kebijakan pemerintah dalam rangka mencegah penyebaran covid-19,” tandasnya. (ted/han)
DIABADIKAN: Ketua DPW PAN Sumut, Ahmad Fauzan Daulay dan pengurus diabadikan bersama PW Muhammadiyah dipimpin Prof Hasyimsyah Nasution.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – DPW PAN Sumut mengajak Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Sumut, terus bersinergi dalam memberdayakan umat dengan cara sama-sama menyukseskan program keumatan yang digulirkan Muhammadiyah. Ajakan itu disampaikan Ketua DPW PAN Sumut Ahmad Fauzan Daulay SE, saat memimpin audiensi pengurus PAN ke Kantor PW Muhammadiyah Sumut di Jalan Sisingamangaraja Medan, Rabu (28/7).
DIABADIKAN: Ketua DPW PAN Sumut, Ahmad Fauzan Daulay dan pengurus diabadikan bersama PW Muhammadiyah dipimpin Prof Hasyimsyah Nasution.
Kehadiran Ketua DPW PAN Sumut yang didampingi Sekretaris Hendra Cipta dan pengurus harian lainnya Ihsan Rambe, M Gandhi Faisal Siregar, Kuat Surbakti, Rudi Alfahri Rangkuti, Agus Salim Ujung, Ahmad Khairuddin, Mora Harahap, Suartono, Jahidin Daulay, diterima Ketua PW Muhammadiyah Sumut Prof Dr Hasyimsyah Nasution, Sekretaris Irwan Syahputra MA, dan jajaran pengurus lainnya.
Terkait pentingnya sinergi tersebut, Fauzan selaku pimpinan partai telah meminta semua anggota Fraksi PAN DPRD Sumut agar selalu peduli dan berbuat optimal untuk membantu menyukseskan program program Muhammadiyah. “DPW PAN Sumut juga akan terus mendorong para pimpinan partai di kabupaten/ kota di Sumut untuk menjalin kerja sama dan bersinergi dengan Muhammadiyah di daerah masing-masing,” ujarnya.
Lebih jauh Fauzan mengatakan, sejak kelahirannya, kader-kader PAN sudah tidak asing lagi dengan Muhammadiyah. Antara PAN dengan Muhammadiyah tidak mungkin bisa dipisahkan, karena secara historis kelahiran PAN dibidani oleh tokoh Muhammadiyah.
Terbukti, saat ini sekitar 50 persen pengurus DPW PAN Sumut merupakan kader Muhammadiyah. “Selain itu, banyak pimpinan PAN di daerah juga berasal dari keluarga besar Muhammadiyah,” ungkap Fauzan.
Sementara, Ketua PW Muhammadiyah Sumut, Prof Hasyimsyah Nasution menyatakan, pihaknya merasa gembira sekaligus menyambut positif kunjungan pimpinan dan jajaran pengurus DPW PAN Sumut di bawah kepemimpinan Ahmad Fauzan Daulay.
Prof Hasyimsyah juga mengapresiasi ajakan DPW PAN Sumut untuk bersinergi dalam menyukseskan program Muhammadiyah. “Insya Allah kami akan segera mengundang anggota Fraksi PAN DPRD Sumut secara khusus untuk mendiskusikan hal-hal yang memungkinkan untuk disinergikan tersebut,” ujarnya.
Prof Hasyimsyah Nasution menambahkan dirinya secara pribadi juga sudah mengenal pimpinan DPW PAN Sumut dan sejak awal pembentukan PAN di Sumut, dirinya pernah diminta memimpin PAN, namun dirinya lebih memilih fokus di Muhammadiyah. “Jadi, secara emosional dan historis, Muhammadiyah dan saya pribadi juga memiliki kedekatan khusus dengan PAN,” kata Hasyimsyah seraya mengharapkan kedekatan PAN dengan Muhammadiyah tidak saja perlu dijaga, tapi harus ditingkatkan. (adz)
BERSAMA: Wabup Langkat, Syah Afandin foto bersama Dirut PT Gemilang Nusa Kreasindo, Dhany Rose.ILYAS EFFENDY/ SUMUT POS.
LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Pangkalan Brandan direncanakan menjadi Kota Batik. Dengan begitu Kabupaten Langkat ke depannya akan memiliki Kampung Batik.
BERSAMA: Wabup Langkat, Syah Afandin foto bersama Dirut PT Gemilang Nusa Kreasindo, Dhany Rose.ILYAS EFFENDY/ SUMUT POS.
Rencana itu disampaikan Dirut PT Gemilang Nusa Kreasindo, Dhany Rose saat beraudiensi dengan Bupati Langkat Terbit Rencana PA melalui Wabup Langkat, H.Syah Afandin, di Kantor Bupati Langkat, Stabat, Rabu (28/7)
Dhany mengatakan, pihaknya akan menggelar pelatihan pembuatan batik serta galeri batik di Pangkalan Brandan. Tepatnya, berlokasi di Jalan Arnan Desa Paya Kiri Pelawi Utara, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat. “Kegiatan ini, rencananya akan diselenggarakan pada 13 Agustus 2021 mendatang,” sebutnya.
Pihaknya sebelum itu berencana melakukan sosialisasi kepada masyarakat Brandan dan sekitar, agar mau mengikuti pelatihan tersebut.
Tujuannya, guna memajukan SDM Kota Brandan khususnya kaum ibu, agar memiliki ketrampilan yang menunjang penghasilan keluarga.
“Semoga dengan pelatihan ini, Langkat ke depan memiliki Kampung Batik Khas Langkat,” ujarnya.
Atas rencana ini, Dhany berharap, mendapatkan dukungan dari Pemkab Langkat atas pencanangan menjadikan Pangkalan Brandan Kota Batik.
Sementara Wabup Langkat, H.Syah Afandin mengapresiasi pencanangan tersebut. Pemkab Langkat melalui Dinas terkait akan mendukung semaksimal mungkin, untuk kesuksesan Langkat memiliki Kampung Batik.
Terimakasih atas rencana ini, semoga Langkat semakin maju dan meningkat SDM nya. “Sembari menghimbau, agar masyarakat Langkat khususnya kaum ibu mengikuti pelatihan ini, agar Langkat banyak memiliki pengerajin batik yang bisa diandalkan.,”pungkasnya. (yas)
BINJAI, SUMUTPOS.CO – Manejemen Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Kota Binjai belum memusnahkan obat kedaluarsa sejak tahun 2014 senilai Rp1 miliar lebih.
Hal tersebut terungkap dari Laporan Hasil Pemeriksaan tahun 2020 oleh Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Sumatera Utara. BPK Sumut menilai, penatausahaan persediaan obat pada RSUD Djoelham belum tertib.
Dalam LHP BPK Sumut, RSUD Djoelham menganggarkan Rp10.100.105.061 pada 2019. Dari jumlah ini, RSUD Djoelham membelanjakan obat sebesar Rp7.517.461.103.
Hasil pemeriksaan pada gudang farmasi di rumah sakit milik Pemerintah Kota Binjai pada 5 Februari 2021, ditemukan 110 jenis obat kedaluarsa senilai Rp465 juta. Obat yang sudah habis masa waktunya ini juga belum dimusnahkan.
Sementara pada 2020, RSUD Djoelham menganggarkan Rp10.130.313.118. Dari jumlah ini, RSUD Djoelham membelanjakan obat sebesar Rp7.869.914.429.
Hasil pemeriksaan yang dilakukan BPK Sumut, terdapat 133 jenis obat yang kedaluarsa. Ironisnya, obat senilai Rp1.090.324.059 yang dinyatakan kedaluarsa sejak tahun 2014. Direktur RSUD Djoelham Binjai, dr David Tambun mengakui adanya obat kedaluarsa yang belum dimusnahkan. “Ya, memang ada temuan terkait dengan obat kedaluarsa ini,” ujar dia ketika dikonfirmasi, Rabu (28/7).
Atas temuan ini, orang nomor satu di RSUD Djoelham dinilai menabrak Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016. David bilang, obat kedaluarsa belum dimusnahkan karena harus melewati sejumlah proses terlebih dahulu.
Meski sejak 2014 obat kedaluarsa, kata dia, proses pemusnahannya membutuhkan anggaran. “Harus melewati proses yang ada terlebih dahulu. Apalagi, kita juga butuh dana untuk melakukan pemusnahan,” ujar dia.
Namun, David menepis kalau obat kedaluarsa disimpan bersamaan dengan obat siap edar. Dia menegaskan, obat kedaluarsa ini disimpan di tempat berbeda dan tidak digunakan.
“Kita pastikan tidak ada yang digunakan obat-obatan yang sudah kedaluwarsa itu,” jelas dia.
Pun demikian, David bilang, pihaknya menganggarkan untuk pengadaan obat-obatan tiap tahun. Namun entah bagaimana, masih ditemukan obat kedaluarsa yang belum dimusnahkan sejak tahun 2014.
“Iya, setiap tahun kita belanja obat. Karena sesuai dengan kebutuhan yang ada,” tandasnya. (ted/han)
KAWAL: Personel Brimob Polda Sumut mengawal distribusi vaksin Covid-19 dari terminal kargo Bandara Kualanamu Internasional, Deliserdang, menuju gudang Dinkes Sumut, di Jalan HM Yamin Medan, Selasa (27/7) sore.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dalam dua pekan terakhir, stok vaksin Covid-19 di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) kian menipis. Karenanya, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) menyurati Pemerintah Pusat agar segera mengirim vaksin ke Sumut.
KAWAL: Personel Brimob Polda Sumut mengawal distribusi vaksin Covid-19 dari terminal kargo Bandara Kualanamu Internasional, Deliserdang, menuju gudang Dinkes Sumut, di Jalan HM Yamin Medan, Selasa (27/7) sore.
Permintaan tersebut langsung ditangapi pemerintah pusat. Sayangnya, dari 2 juta dosis yang diminta Pemprov Sumut, pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hanya mengirimkan 3 koli dengan isi 14.500 dosis.
Vaksin tersebut telah tiba di Terminal Kargo Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang, Selasa (27/7) sore. Dengan pengawalan ketat personel Brimob Polda Sumut bersenjara lengkap vaksin Astra Zeneca langsung dibawa menuju gudang Farmasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemprov Sumut, Jalan Prof M Yamin Medan.
“Vaksin tiba di Terminal Kargo pada pukul 16.00 WIB. Vaksin dibawa dengan menggunakan pesawat Garuda GA-118 dan langsung bergerak menuju Gudang Farmasi Dinkes Pemprovsu dengan pengawalan ketat oleh personel Brimob,” kata Kabag Ops Sat Brimob Polda Sumut, Kompol Heriyono.
Dikatakannya, pengawalan tersebut dipimpin Wakasubden Jibom Detasemen Gegana Iptu Budi Setiawan dan dalam pengawalan vaksin, kegiatan berjalan dengan aman dan lancar. “Vaksin tiba di Gudang Farmasi Dinkes Pemprov Sumut pada pukul 17.10 WIB, dan diterima Ibu Hotma Naibaho dan Bapak Reza selaku pembantu pengurus barang Gudang Farmasi Dinkes Pemprovsu,” ungkap Kompol Heriyono.
Vaksin ini, lanjutnya, akan di data oleh Dinkes dan selanjutnya akan didistribusikan ke daerah-daerah yang akan menerima vaksinasi. “Nantinya akan dibagi sesuai dengan instruksi oleh Pemerintah pusat agar masyarakat mendapatkan vaksinasi sebagai antibodi pencegahan Covid-19,” pungkasnya.
Tepisah, Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah ketika dikonfirmasi terkait stok vaksin corona di Sumut yang menipis, mengakui memang ada keterlambatan dalam distribusi vaksin tetapi tetap berlanjut terus. “Masalah vaksin bukan karena stok minim. Vaksin inikan datangnya bergulir terus, karena dari pemerintah pusat akan dibagi ke seluruh provinsi. Jadi, bukan stok yang minim, tetapi setiap masuk langsung didistribusikan. Kita memang tidak stok, kita habiskan sesuai dengan kebutuhan yang akan divaksin,” ungkapnya ketika diwawancarai saat menghadiri kegiatan vaksinasi Covid-19 di kawasan Medan Perjuangan, Rabu (28/7).
Sebelumnya, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan, telah berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk segera mendapat kiriman vaksin Covid-19 tambahan. Agar program vaksinasi tetap bisa berjalan. Edy mengaku, vaksin Covid-19 dari Kemenkes dalam proses pengiriman dari Jakarta. “Vaksin nanti dikirim dari Jakarta. Lagi proses pengiriman. Vaksin belum tahu saya jumlahnya. Rencana sebanyak banyaknya,” ucap Edy, Senin (26/7).
Saat itu Edy menyebut, realisasi vaksinasi di Sumut baru mencapai 13 persen. Sehingga Sumut masih membutuhkan banyak vaksin Covid-19, agar semua warga Sumut bisa tervaksinasi. Semakin banyak banyak masyarakat yang disuntikkan vaksin maka besar kemungkinan tercapai kekebalan imunitas kelompok (herd immunity). “Kita kan sekarang baru 13 persen. Berarti masih butuh banyak lagi,” kata Edy.
Masih 30 Persen
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, saat ini jumlah vaksin Covid-19 di Indonesia baru terpenuhi sebanyak 30 persen dari total yang dibutuhkan. Kebutuhan vaksin Covid-19 Indonesia itu sendiri adalah 426,5 juta dosis. “Yang baru kita terima dari produsen vaksin 150 juta dosis. Baru 30 persen dari kebutuhan kita,” kata Nadia, Rabu (28/7).
Nadia mengatakan, saat ini sebanyak 64 juta dosis vaksin sudah diberikan kepada masyarakat. Kemudian, terdapat 5 juta dosis vaksin yang sudah terdistribusi untuk disuntikkan. “Sementara sisanya masih dalam proses untuk menjadi vaksin jadi dan mengalami proses quality control sebelum didistribusikan,” ujar Nadia.
lanjut Nadia menjelaskan, sisa dosis vaksin yang dibeli akan dikirimkan secara bertahap hingga Desember 2021 nanti. Diharapkan pada waktu itu, total kebutuhan dosis vaksin bisa terpenuhi seluruhnya.
Adapun untuk vaksin-vaksin di daerah yang mengalami kekurangan, pihaknya sudah mulai mendistribusikannya. Pasalnya saat ini di beberapa daerah banyak masyarakat yang sudah disuntik dosis pertama, tetapi belum mendapat suntikan dosis kedua karena ketersediaan vaksin yang tidak ada. “Nanti segera kita sudah mulai distribusi untuk penyuntikan dosis kedua,” ucap Nadia. Sebelumnya, pemerintah menargetkan agar vaksinasi Covid-19 dapat rampung pada Agustus 2021. Baca juga: Kemenkes: Vaksin AstraZeneca 92 Persen Efektif Cegah Risiko Dirawat di RS Akibat Varian Delta Pemerintah juga menargetkan vaksinasi Covid-19 dilakukan kepada 181,5 juta penduduk atau 70 persen dari populasi penduduk Indonesia. Hal tersebut ditujukan untuk membentuk herd immunity atau kekebalan komunitas dalam menghadapi pandemi Covid-19. (mag-1/bbs)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menemukan jenis varian baru Virus Corona di Indonesia, yaitu varian Delta Plus. Varian yang memiliki nama lain B.1.617.2.1 atau AY.1 ini ditemukan di Jambi dan Mamuju, Sulawesi Barat. Varian ini merupakan mutasi turunan dari Virus Corona varian Delta yang masuk variant of concern WHO, karena sifatnya yang mudah menular dan menimbulkan gejala berat.
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Jambi, Nirwan Satria kaget saat mendapatkan kabar varian Delta Plus ditemukan di daerahnya. Berdasarkan informasi yang dia terima, varian ini memiliki kemampuan tingkat penularan yang lebih cepat.
“Jujur kami kaget bahwa varian Delta Plus itu munculnya di Jambi,” kata Nirwan dalam konpers mengenai update kondisi dokter oleh Tim Mitigasi IDI yang digelar secara virtual, Rabu (28/7).
Mulanya, menurut Nirwan, laju penularan kasus Covid-19 di Provinsi Jambi mengalami kenaikan signifikan. Pada 18 Juli lalu, kata Nirwan, tiba-tiba positif Covid-19 meningkat menjadi 442 kasus dalam satu hari.
Padahal, pada hari-hari sebelumnya rata-rata kasus harian di Jambi berada di bawah 100 kasus. “Biasanya rata-rata kami di bawah 100, itu pada 18 Juli tiba-tiba naik menjadi 442 orang kasus positifnya,” kata Nirwan.
Mulanya Nirwan merasa heran mendapati kasus Covid-19 di wilayahnya melonjak tajam. Beberapa waktu kemudian, ia mengetahui bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan genome sequence, ternyata ditemukan varian Delta Plus di wilayahnya. “Polanya inikan meningkat terus, dipikir apa masalahnya meningkat? Nah, dari Kemenkes biasanya ada genome sequence, diekstrak ternyata muncullah (Delta Plus),” ujarnya.
Nirwan mengatakan, temuan varian Delta Plus ini disampaikan salah satunya oleh Ketua Eijkman Profesor Amin Soebandrio. Hingga saat ini, Nirwan mengatakan pihaknya belum mengetahui jumlah pasien yang terpapar varian tersebut, di mana mereka dirawat, serta bagaimana kondisinya. “Jujur kami tidak punya data detail begitu, tapi kami infokan bahwa di Jambi sudah masuk varian Delta Plus, sama dengan di Mamuju,” jelas Nirwan.
Meski demikian, Nirwan menyebut saat ini jumlah kasus positif di wilayahnya menurun menjadi sekitar 200 kasus per hari. Virus corona varian delta plus adalah jenis teranyar dari virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Varian ini disebut-sebut sudah menyebar di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Covid-19 Provinsi Jambi Johansyah mengungkapkan, ada tujuh pasien di RS Raden Mattaher yang telah terkomfirmasi virus corona varian delta. Dari jumlah itu, dua orang terjangkit varian AY.1 atau varian delta plus. “Kita akan lakukan pelacakan segera terhadap pasien yang terserang varian delta,” kata Johansyah melalui sambungan telepon, Rabu (28/7).
Ia mengatakan, informasi terkait Covid-19 varian delta ini sudah diterima Pemprov Jambi pada Selasa (27/7) kemarin. Kasus ini ditemukan saat RS Raden Mattaher mengirimkan 454 sampel ke Lembaga Biologi Molekuler Eijkman pada akhir Juni lalu. Dari tujuh pasien yang positif varian delta ini, menurut Johansyah, dua orang terjangkit varian AY.1 atau delta plus dan lima orang terserang varian AY.3.
Sudah Sembuh
Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, tiga pasien yang positif Covid-19 dari varian delta plus atau AY.1 sudah sembuh. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, tiga kasus Covid-19 akibat varian delta plus ini terdeteksi di dua provinsi, yaitu dua kasus di Jambi dan satu kasus di Sulawesi Barat. “Sehat, kan sampelnya diambil satu bulan lalu,” kata Nadia, Rabu (28/7).
Nadia mengatakan, tiga kasus tersebut ditemukan pada Bulan Juli ini, karena sampel yang diperiksa diambil pada Bulan Juni. Selain itu, ia mengatakan, kasus Covid-19 dari varian delta plus terjadi karena adanya transmisi lokal. “Ini karena transmisi lokal,” ujar dia.
Lebih lanjut, Nadia mengatakan, varian delta plus ini masuk kategori variant of concern (VoC) sama seperti varian delta B.1.617.2. Bahkan, keduanya memiliki kecepatan penularan yang sama. “Ini masuk VoC ya. Tidak ada (perbedaan), hanya mutasi spike-nya saja, (kecepatan penularan) sama,” ucap Nadia.
Lantas, apa perbedaan varian Delta dengan Delta Plus?
Menurut Kepala Ilmuwan WHO Dr Soumya Swaminathan dalam Twitter resmi WHO, varian Delta pertama kali terdeteksi di India, dan tercipta akibat gabungan mutasi. Sehingga menyebabkan varian tersebut menjadi lebih menular dibandingkan virus aslinya.
Varian tersebut disebut dua kali lebih menular dari virus corona biasa. Artinya, apabila seseorang terpapar varian ini, mereka mungkin punya lebih banyak viral load atau muatan virus.
Menurut Soumnya, viral load atau muatan virus tersebut dapat lebih mudah menularkan ke orang lain. “Kemungkinan satu orang tidak hanya dapat menularkan virus ke dua orang, tetapi dapat menularkan virus ke empat, enam, atau bahkan delapan orang,” kata Soumya seperti yang dikutip dari Twitter, Rabu (28/7).
Sedangkan Delta Plus, menurut Soumnya lebih berbahaya dibandingkan varian Delta. Hal ini dikarenakan varian ini memiliki mutasi lain, yang juga terlihat pada varian Betta yang pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan dan Gamma dan pertama kali teridentifikasi di Brasil. Itulah sebabnya mengapa ada penyematan kata plus di belakang namanya.
“Disebut plus karena memiliki mutasi lain, yang juga terlihat pada varian Beta dan gamma, yang berpotensi juga berdampak pada pembunuhan antibodi virus. Jadi ada sedikit kekhawatiran bahwa strain ini mungkin menjadi lebih mematikan karena resisten terhadap vaksin dan obat,” kata Soumya.
Lalu, apa perbedaan gejala yang dirasakan penderita varian Delta dan Delta Plus? Adapun gejala yang dari Varian Delta yakni, Demam, Batuk, Kehilangan penciuman atau rasa, Sakit tenggorokan, Nyeri otot, Diare,dan Mual. Sedangkan gejala dari Varian Delta Plus yakni, Batuk, Diare, Demam, Sakit kepala, Ruam kulit, Perubahan warna jari tangan dan kaki, Nyeri dada, dan Sesak napas. Gejala lain yang teridentifikasi oleh para ahli dan dikaitkan dengan varian ini adalah, sakit perut, mual dan kehilangan nafsu makan.
Sementara itu, ahli virologi Louisiana State University, Jeremy Kamil menyatakan sejauh ini belum ada studi yang secara spesifik membahas corona varian delta plus.Begitu pula untuk efektivitas vaksin. Peneliti masih terus mengkaji efektivitas vaksin terhadap corona varian delta plus. Studi pada varian delta sebelumnya, vaksin terbukti bisa membantu meringankan kondisi Covid-19.
Dikutip dari Medical News Today, vaksin Pfizer dan AstraZeneca sangat efektif mencegah varian delta. Vaksin Pfizer memiliki efektivitas 96 persen dan AstraZeneca 92 persen setelah dosis kedua. Orang-orang yang belum divaksin juga lebih rentan terkena virus corona varian delta.(kps/cnn/cnbc/bbs)
ASRAMA HAJI MEDAN:
Salah satu gedung baru di Asrama Haji di Komplek Asrama Haji, Jalan AH Nasution Medan. Gubsu berencana memindahkan Asrama Haji Medan ke Kawasan Kualanamu, sedangkan Balai Kota dipindahkan ke Asrama Haji Medan.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lonjakan kasus Covid-19 di Provinsi Sumatera Utara, masih belum terkendali hingga saat ini. Bahkan Sumut masuk dalam 5 besar di luar Pulau Jawa dan Bali. Mengantisipasi keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate(BOR), Pemprov Sumut mempersiapkan 1.000 tempat tidur di Asrama Haji dan Wisma Atlet sebagai lokasi menampung pasien Covid-19.
Asrama Haji di Komplek Asrama Haji, Jalan AH Nasution Medan.
MENURUT Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, tingkat keterisian tempat tidur (BOR) untuk penanganan pasien Covid-19 di Sumut saat ini mencapai 65 persen. Kemudian tingkat keterisian kamar ICU penanganan Covid sebesar 59 persen. Karena itu, Wakil Gubernur Musa Rajekshah mengatakan, Pemprov Sumut akan menyiapkan rumah sakit darurat untuk penanganan Covidn
“Sedang mempersiapkan rumah sakit darurat isolasi Covid terpusat untuk 1.000 tempat tidur tahap pertama,” kata Musa Rajekshah kepada wartawan usai Rapat Koordinasi PPKM Level 4 di Luar Jawa Bali secara virtual, di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Medan, Rabu (28/7).
Wagubsu yang karib disapa Ijeck ini menargetkan, persiapan Asrama Haji dan Wisma Atlet di Jalan Wiliem Iskandar/Jalan Pancing Medan, rampung dalam dua pekan ini. “Target kita paling lama mudah-mudahan dua minggu ini sudah selesai. Asrama Haji dan Wisma Atlet,” kata Ijeck.
Menurutnya, persiapan ini sebagai langkah antisipasi saja. Penekanannya, seluruh lapisan masyarakat mesti disiplin dan taat dengan protokol kesehatan (prokes). “Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, harus ada kesadaran masyarakat untuk menjaga prokes. Harus ada kesadaran masyarakat menjaga kesehatan imun dia juga, serta vaksin. Kita paham kondisi ini sulit, banyak masyarakat kita yang mencari nafkah untuk makan hari ini,” katanya.
Karenanya dalam rakor yang turut diikuti lima provinsi di luar Jawa dan Bali, lanjut Ijeck, pemerintah saat ini sedang menyalurkan berbagai bantuan kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19. “Kami juga imbau kepada masyarakat berpenghasilan lebih, untuk membuat kegiatan sosial di lingkungannya masing-masing. Bagi pengusaha-pengusaha, organisasi-organisasi, bantulah masyarakat kita yang masih banyak kekurangan baik bantuan sembako, nasi bungkus gratis dan bentuk lainnya. Supaya juga pemerintah terbantu karena kami ada keterbatasan,” ajaknya.
Mengenai jaring pengaman sosial (JPS), Ijeck menyebut sesuai arahan pihak Kejagung bahwa seluruh kepala daerah jangan ragu untuk segera menyalurkannya.
“Selama tidak ada niat tertentu, Kejagung melalui Jamintel dalam rakor tadi bilang tak usah ragu-ragu bagi kepala daerah, salurkan saja selama tidak ada niat tertentu. Dan sekarang (sembako beras) itu sudah berjalan,” ujarnya.
Diakui Ijeck, mengenai penyaluran dana bansos ini memang menjadi penekanan pemerintah pusat. Lalu soal ketersediaan tempat tidur sebagai upaya persiapan lonjakan pasien Covid. Yakni untuk Sumut, sebutnya, tingkat BOR sudah mencapai 60 persen dan ruang ICU sudah 59 persen. “Lalu tindaklanjut dari PPKM di daerah kita, yakni Kota Medan (masih) level IV, 22 kabupaten/kota level III, dan sisanya di level II,” katanya.
Selain Sumut, ada Kaltim, Sumbar, NTT, dan Papua sebagai peserta rakor virtual, mengingat lima provinsi tersebut kini menjadi perhatian pemerintah pusat atas lonjakan kasus Corona yang terjadi belakangan ini, diluar Pulau Jawa dan Bali. “Namun inikan fluktuatif ya, setiap hari perkembangannya dinamis, selain lima provinsi tersebut ada juga sejumlah kabupaten dan kota di Indonesia. Maka dari itu kita imbau agar masyarakat selalu disiplin prokes 5M,” sebutnya.
Adapun tindaklanjut PPKM ini, imbuh Ijeck, akan ada sejumlah bantuan dari Kemenko Perekonomian. Yakni program kartu sembako, subsidi internet, diskon listrik, kartu prakerja, bantuan beras, dan bantuan UMKM. “Kita berterimakasih kepada bapak presiden melalui Kemenko Perekonomian, Bapak Airlangga Hartanto, karena memang selama ini kita tau bagaimana sulitnya masyarakat selama PPKM ini,” katanya.
Melalui bantuan itu, menurutnya, menjadi satu solusi dan harapan masyarakat atas kehadiran pemerintah di masa sulit seperti ini. Kepada bupati dan wali kota di Sumut, Ijeck ingatkan sesuai instruksi Gubsu Edy Rahmayadi dua hari yang lalu, untuk segera menyalurkan bantuan melalui APBD-nya masing-masing.
“Data benar-benar supaya dalam pendataannya tidak salah sehingga tepat sasaran. Kita pastikan Insyaallah Sumut siap untuk pembagian itu dan kita serahkan (datanya) ke pusat untuk mendapat bantuan itu. Semua tergantung kita, berapa data yang masuk. Berbeda bantuan untuk (masyarakat terdampak) di level IV dengan level III. Memang yang paling besar untuk daerah yang level IV. Harapannya selain bantuan pusat, ada juga penyerapan dana bansos di kabupaten dan kota,” pungkasnya.
5 Daerah Masih Zona Merah
Hingga saat ini, lima daerah di Sumatera Utara (Sumut) belum mampu keluar dari zona merah (risiko tinggi) penyebaran Covid-19. Kelima kabupaten kota itu adalah Medan, Deliserdang, Karo, Dairi, dan Padangsidimpuan. Status zona merah lima wilayah tersebut, berdasarkan hasil pembobotan skor dan zonasi risiko daerah seluruh Indonesia yang disampaikan pada website https://covid19.go.id/peta-risiko. Data ini diperbaharui per 25 Juli.
Peta zonasi risiko daerah dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan. Indikator yang digunakan adalah epidemiologi, yaitu penurunan jumlah kasus positif, suspek dan sebagainya. Kemudian, indikator surveilans kesehatan masyarakat, seperti jumlah pemeriksaan sampel diagnosis meningkat selama 2 minggu terakhir. Selanjutnya, indikator pelayanan kesehatan, yakni jumlah tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit rujukan mampu menampung sampai dengan lebih dari 20% jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat.
Dari zonasi itu juga, tercatat 23 kabupaten/kota di Sumut masuk dalam zona oranye (risiko sedang). Jumlah ini sedikit menurun dibanding dengan hasil zonasi pada minggu sebelumnya. Adapun 23 daerah zona oranye itu, Pakpak Bharat, Samosir, Tanjung Balai, Tebing Tinggi, Tapanuli Tengah, Toba, Sibolga, Labuhanbatu, Mandailing Natal, Serdang Bedagai, Batu Bara, Padang Lawas, Gunungsitoli, Tapanuli Selatan, Simalungun, Humbang Hasundutan, Labuhanbatu Utara, Nias Utara, Binjai, Tapanuli Utara, Langkat, Asahan, dan Pematangsiantar.
Untuk zona kuning (risiko rendah) berjumlah 5 daerah, yaitu Nias Barat, Nias, Padang Lawas Utara, Labuhanbatu Selatan, dan Nias Selatan. Jumlah zona kuning ini meningkat 2 daerah dari minggu sebelumnya sebanyak 3 kabupaten. Sedangkan zona hijau (tidak ada kasus) di Sumut, jumlahnya tetap bertahan seperti minggu lalu yaitu nol.
Sementara itu, berdasarkan data Kemenkes RI yang disampaikan BNPB, penambahan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumut masih terus mengalami kenaikan signifikan. Sumut tercatat memperoleh 1.588 kasus baru positif, pada Rabu (28/7). Dengan penambahan tersebut, membuat total kasus Covid-19 Sumut naik dari 54.499 menjadi 56.087 orang. Sumut juga menjadi provinsi terbanyak kedelapan dalam menyumbangkan 47.791 kasus baru nasional.
Untuk angka kesembuhan, Sumut bertambah 535 kasus baru, sehingga akumulasinya naik dari 38.784 menjadi 39.319 orang. Namun Sumut hanya menjadi daerah ke-14 terbanyak yang menyumbangkan 43.856 kasus sembuh di Indonesia. Lalu untuk kasus kematian, Sumut kembali menambah 23 kasus baru, sehingga membuat akumulasinya naik menjadi 1.427 orang sekaligus menjadi provinsi terbanyak ke-11 yang menyumbangkan 1.824 angka kematian di tanah air. Karena itu, melalui data tersebut maka saat ini kasus aktif Covid-19 Sumut juga kembali melonjak dari 14.311 menjadi 15.341 orang. (prn/ris)
WAWANCARA: Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah diwawancarai wartawan usai mengikuti rakor secara virtual bersama Msnko Perekonomian, Airlangga Hartanto dari ruang kerjanya lantai 9 Kantor Gubsu, Jalan Pangeran Diponegoro Medan, Rabu (28/7) sore. PRAN HASIBUAN/SUMUT POS.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) baik secara darurat maupun dengan tingkatan level yang diterapkan pemerintah, berdampak signifikan terhadap usaha perhotelan dan restoran di Sumut, khususnya Kota Medan. Menurut Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumut, sejak diberlakukannya PPKM hunian kamar hotel di Kota Medan, turun drastis.
WAWANCARA: Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah diwawancarai wartawan usai mengikuti rakor secara virtual bersama Msnko Perekonomian, Airlangga Hartanto dari ruang kerjanya lantai 9 Kantor Gubsu, Jalan Pangeran Diponegoro Medan, Rabu (28/7) sore. PRAN HASIBUAN/SUMUT POS.
“Kondisi (kamar hotel) kita saat ini, di bawah 10 persenlah. Untuk restoran kondisinya, tidak menutupi operasional, karena tidak boleh makan di tempat,” kata Ketua Badan Pengurus Daerah PHRI Sumut, Denny S Wardhana saat dikonfirmasi Sumut Pos, Rabu (28/7).
Meski usaha hotel dan restoran terpuruk di tengah pelaksanaan PPKM, Denny ,mengatakan pihak nya tetap mengikuti kebijakan pemerintah dalam menekan penyebaran Covid-19 di Sumut, khususnya di Kota Medan. “Kita mengikuti apa penetapan dari Pemerintah, kita berhadapan tetap bisa berusaha lah,” jelas Denny.
Denny meminta kepada seluruh lapisan masyarakat dapat membantu pemerintah dalam menekan dan menuntaskan penyebaran COVID-19. Agar ekonomi masyarakat dan usaha kembali berjalan dengan normal. “Untuk menekan penyebaran COVID-19 diikuti oleh semua lapisan masyarakat, untuk sama-sama mematuhi protokol kesehatan,” katanya.
Denny menjelaskan, kondisi usaha hotel dan restoran sudah mengalami penurunan drastis sejak tahun 2020 lalu. Dengan begitu, banyak karyawan yang harus dirumahkan tanpa menerima gaji setiap bulannya. “Kita harapkan ada bantuan diberikan pemerintah seperti memberikan pengurangan biaya beban listrik oleh PLN. Begitu juga, bantuan yang lain dari pemerintah,” tuturnya.
Denny berharap dengan berakhirnya PPKM Level IV di Kota Medan pada 2 Agustus 2021, dapat memberikan peningkatan hunian kamar hotel dan menambah penjualan makanan dan minuman di restoran. “Kita berharap tanggal 2 Agustus 2021 ini, berkahirnya PPKM Level IV ini diberikan kelonggaran bagi kita, dibukalah. Bukan berarti sekarang tidak bisa berusaha. Kita masih buka, tapi tamunya tidak ada. Orang meeting, nikah dan membuat pertemuan sudah tidak ada di Hotel. Tamu tidak banyak, terlihat dari kamar terisi. Tamu ada, paling orang melakukan perjalanan dinas saja,” jelasnya.
Denny menambahkan, pihak juga mengikuti arahan pemerintah agar seluruh karyawan yang masih menjalani tugas dan bekerja di hotel dan restoran dilakukan vaksin Covid-19. “Karyawan kita sudah divaksin, begitu juga kita di Hotel dan Restoran untuk menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Tinggal dari masyarakatnya sekarang sama melakukan hal yang sama,” tandasnya.
Pemerintah Disebut Tak Adil
Bukan Cuma usaha hotel dan restoran yang merasakan dampak PPKM di Kota Medan. Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Medan, mengaku para sopir angkot di Kota Medan juga sangat terdampak, bahkan hingga terpuruk akibat diterapkannya PPKM Darurat yang diperpanjang dengan PPKM Level IV. Tak tanggung-tanggung, penghasilan para sopir angkot menurun hingga 70 persen. Akibatnya, para sopir sangat kesulitan dalam memenuhi berbagai kewajibannya.
“Sekarang jangankan untuk setoran kredit (mobil) angkot, untuk kebutuhan makan keluarganya saja banyak sopir angkot yang tak mampu lagi. PPKM ini bukan lagi membuat sopir angkot terdampak, tapi juga terpuruk. Hancur-hancuranlah penghasilan sopir-sopir angkot ini, anjlok penghasilan mereka antara 60 sampai 70 persen, entah mau makan apa lagi anak istri sopir-sopir ini,” ucap Ketua Organda Medan, Mont Gomery Munthe kepada Sumut Pos, Rabu (28/7).
Ditutupnya mal di masa PPKM, kata Gomery, juga sangat berdampak kepada merosotnya penghasilan para sopir. Dengan ditutupnya mal, maka ribuan karyawan terpaksa dirumahkan sehingga tidak melakukan perjalanan kerja dari rumah menuju mall yang biasanya menggunakan jasa angkot. “Belum lagi sudah lama anak sekolah juga tak belajar tatap muka di sekolah, mereka daring dari rumah, jadi siapa lagi yang naik angkot? Tapi kan tak mungkin juga sopir-sopir ini tak beroperasi, memangnya siapa yang mau ngasih makan anak-istri mereka? Makanya saya bilang, sangat terdampak sopir-sopir angkot ini,” ujarnya.
Dikatakan Gomery, tak cuma membuat sopir angkot merosot penghasilannya, PPKM dengan berbagai aturannya juga membuat para sopir angkot merasa diperlakukan secara tidak adil oleh pemerintah. Pasalnya, saat ini sejumlah jalan dilakukan penyekatan, para angkot pun terpaksa harus mengikuti penyekatan itu. Tetapi di lapangan, khusus untuk Bus Trans Metro Deli atau yang merupakan Bus BTS (Buy The Service), para petugas di lokasi penyekatan mengizinkannya untuk lewat.
“Sudah banyak di depan mata kami terjadi, kalau Bus Trans Metro Deli yang lewat, langsung sibuk petugas buka penyekatan itu. Tapi kalau angkot yang lewat, ya kami harus ikut penyekatan itu. Dimana keadilan untuk kami? Apa bedanya angkot sama Bus BTS? Sama-sama melayani masyarakat nya,” katanya.
Gomery pun terus memprotes langkah pemerintah yang masih menggratiskan tarif Bus BTS ke 5 koridor Bus BTS di Kota Medan. Padahal gratisnya tarif Bus BTS, akan sangat berdampak kepada volume penumpang angkot. “Bus BTS gratis, angkot bayar, tujuannya sama. Siapapun ditanya pasti pilih Bus BTS, namanya juga gratis. Makin terpuruk lah angkot-angkot ini, tapi gak ada juga perhatian pemerintah untuk kami. Maka kami tanya lagi, dimana keadilan untuk kami?” tanya Gomery.
Untuk itu, Gomery meminta agar pemerintah, khususnya Pemerintah Kota Medan agar berkenan untuk lebih serius dalam memperhatikan nasib para sopir angkot di Kota Medan. Sebab saat ini, setidaknya ada lebih dari 5.000 sopir angkot di Kota Medan yang sedang mengalami keterpurukan ekonomi, bahkan sekadar hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya.
“Artinya ada 5.000 lebih keluarga yang terancam tak makan, anak-anak tak sekolah, karena tak ada perhatian dari pemerintah kepada sopir-sopir angkot ini. Mohon lah, ada keadilan dan perhatian lebih untuk sopir-sopir angkot di Kota Medan ini,” harapnya.
Menanggapi hal ini, Pimpinan DPRD Medan H.Rajuddin Sagala, meminta kepada pemerintah untuk bisa bersikap adil kepada para sopir angkot di Kota Medan. “Saya rasa kalau di penyekatan itu perlu saya cari tahu dulu, betul gak Bus BTS boleh lewat tapi angkot tidak? Kalau betul, maka benar bahwa pemerintah tidak adil, dan ini harus diluruskan oleh pemerintah,” ucap Rajuddin kepada Sumut Pos, Rabu (28/7).
Diterangkan Wakil Ketua DPRD Medan asal Fraksi PKS itu, pemerintah juga harus mulai memberi perhatian lebih kepada nasib para sopir angkot yang tidak terpuruk dalam masa PPKM Level IV ini. Sebab dirumahkannya ribuan pegawai mal, anak sekolah belajar daring, dan berbagai faktor lainnya, dinilai sangat berpengaruh dalam merosotkan penghasilan para sopir angkot
Rajuddin menegaskan, sudah saatnya setiap sopir angkot di Kota Medan wajib masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang didata oleh Dinas Sosial Kota Medan, supaya nantinya mmpara sopir angkot bisa mendapatkan berbagai bantuan, baik dari pemerintah pusat, provinsi, maupun Pemko Medan. “Stimulus dalam bentuk apapun saat ini sangat penting, kita berharap mereka termasuk dalam golongan masyarakat yang berhak mendapatkan berbagai jenis bantuan itu,” pungkasnya. (gus/map)
DISELIMUTI VULKANIK: Abu vulkanik menyelimuti Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, usai Gunung Sinabung bererupsi, Rabu (28/7) siang. Sedikitnya empat kecamatan yakni Berastagi, Kabanjahe, Simpang Empat dan Neman Teran diguyur hujan abu vulkanik dari erupsi Gunung Sinabung tersebut.
KARO, SUMUTPOS.CO – Gunung Api Sinabung kembali erupsi, Rabu (28/7) siang pukul 13.20 WIB. Selain meluncurkan abu vulkanik, erupsi kali ini juga disertai guguran awan panas. Warga dan wisatawan diminta waspada dan menjauhi zona merah.
DISELIMUTI VULKANIK: Abu vulkanik menyelimuti Desa Perteguhen, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, usai Gunung Sinabung bererupsi, Rabu (28/7) siang. Sedikitnya empat kecamatan yakni Berastagi, Kabanjahe, Simpang Empat dan Neman Teran diguyur hujan abu vulkanik dari erupsi Gunung Sinabung tersebut.
Data yang dihimpun dari Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), Sinabung erupsi dengan tinggi kolom abu 4.500 m di atas puncak (± 6.960 m di atas permukaan laut). Hal ini juga diakui Pengamat Gunung Api Sinabung, Armen Putra. Dijelaskan Armen, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan selatan.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 120 mm dan durasi ± 12 menit 22 detik. Erupsi diikuti awan panas ke arah timur sejauh 1.000 meter dan 1.000 meter ke arah tenggara.
Saat ini Gunung Api Sinabung masih berada pada status Level III Siaga. Karena itu, masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi.
Tidak masuk ke lokasi di dalam radius 3 km dari puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara.Jika terjadi hujan abu, masyarakat dihimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik.
Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar.
Pantauan kru koran ini, abu vulkanik Sinabung sempat menghujani beberapa desa di Kecamatan Barusjahe. Namun kondisi ini tak sempat msngganggu aktifitas warga. Debu juga tidak sempat merusak tanaman petani, karena sore harinya hujan mengguyur Kabupaten Karo.
Erupsi Gunung Sinabung mengakibatkan sejumlah kecamatan di Kabupaten Karo diguyur hujan abu vulkanik. Dari informasi yang dihimpun, Kecamatan Kabanjahe, Berastagi, Simpang Empat, dan Naman Teran, ikut terpapar abu vulkanik. Hujan abu vulkanik mulai menyelimuti kawasan tersebut sekitar 30 menit setelah erupsi Gunung Sinabung.
Salah seorang warga Kabanjahe, Dodi Ginting, hujan abu vulkanik mulai melanda Kecamatan Kabanjahe sekitar pukul 14.00 WIB. Kondisi tersebut, membuat warga terpaksa menghentikan aktivitas sejenak. “Hujan abu vulkanisnya tidak terlalu tebal. Tapi cukup menganggu saat beraktivitas di luar ruangan,” katanya.
Hal senada juga dikatakan Longgena Tarigan, salah seorang petani di Kecamatan Berastagi. Dia menuturkan hujan abu vulkanis membuat aktivitas bertaninya berhenti sementara waktu. “Saya tadi membersihkan lahan pertanian saya dari rumput liar. Tiba-tiba abu Gunung Sinabung turun dan membuat aktivitas berhenti,” ucapnya. (deo)