LANTIK: Bupati Nias Drs Sokhiatulo Laoli MM saat memimpin pelantikan ASNdi lingkup Pemkab Nias, di lantai III kantor Bupati Nias, Selasa (22/3).
NIAS, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 25 orang Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nias diambil sumpah dan janjinya dalam jabatan administrator, pengawas dan fungsional auditor dan fungsional pengelola pengadaan barang dan jasa. Pelantikan itu dipimpin langsung Bupati Nias Drs Sokhiatulo Laoli MM, di lantai III kantor Bupati Nias, Selasa (22/3).
LANTIK: Bupati Nias Drs Sokhiatulo Laoli MM saat memimpin pelantikan ASNdi lingkup Pemkab Nias, di lantai III kantor Bupati Nias, Selasa (22/3).
Dalam arahannya, Bupati Nias menyampaikan, sosok ASN merupakan unsur utama yang memiliki peran strategis dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan pembangunan, dengan sikap kesetiaan dan ketaatan kepada Pemerintah dan Negara. “Untuk mencapai itu, saudara dituntut memiliki kompetensi dan perilaku baik, bermoral, profesional dan sadar akan tanggung jawab sebagai pelayan publik, serta mampu menjawab tantangan masa depan yang semakin kompleks,” ujar Sokhiatulo Laoli.
Bupati Nias berharap ASN dapat mewujudkan dirinya sebagai aparatur pemerintah yang profesional dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas, sesuai motto kerja Pemerintah Kabupaten Nias yaitu Kreatif Inovatif dan Sinergitas. “Saya kembali mengingatkan fungsi dan peranan ASN sebagai pelaksana kebijakan publik pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa,” harapnya.
Menurut Bupati Nias stigma negatif selama ini dari masyarakatkan yang ditujukan kepada aparatur pemerintah daerah, hanya dapat dihilangkan dengan peningkatan kualitas pelayanan publik.
“Kami menghimbau kepada pejabat yang baru dilantik untuk selalu menaati kode etik ASN sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 53 Tahun 2010. Tingkatkan kualitas dan profesionalime layanan terhadap masyarakat, yang bersih bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.” pesan Bupati. (adl)
Kunjungan : Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara dari Fraksi Golkar, Megawati Zebua (ketiga dari kanan), saat berkunjung ke Mapolres Nisel. Kamis, (25/3).
NIAS SELATAN, SUMUTPOS.CO – Anggota DPRD Sumut dari Fraksi Golkar, Megawati Zebua mengaku prihatin atas peningkatan kasus penyalahgunaan Narkoba di Kabupaten Nias Selatan. Apalagi, kasus tersebut menyasar anak-anak di bawah umur yang merupakan generasi penerus bangsa.
Kunjungan : Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara dari Fraksi Golkar, Megawati Zebua (ketiga dari kanan), saat berkunjung ke Mapolres Nisel. Kamis, (25/3).
“Berdasarkan rapat dengar pendapat DPRD Sumut bersama Kapoldasu, Kejatisu, dan BNNP Sumut beberapa hari lalu, terungkap kalau penggunaan Narkotika di Sumatera Utara, khususnya Kabupaten Nias Selatan mengalami peningkatan,” kata Megawati Zebua saat melakukan kunjungan kerja ke Mapolres Nias Selatan, di Jalan M Hatta, Kamis (24/3).
Untuk itu, Megawati mengaku akan melakukan sosialisasi pertauran daerah (Sosperda) terkait bahaya penggunaan Narkoba di wilayah hukum Nias Selatan, dalam waktu dekat ini. Hal tersebut disambut baik Kapolres Nias Selatan AKBP Arke Furman Ambat, dan dirinya siap bersinergi dalam sosialisasi dan pencegahan terhadap bahaya Narkoba tersebut. “Penindakan terhadap pengguna Narkotika, kita tidak main-main. Bahkan jika itu diindikasikan terjadi di internal Polres, kita akan tindak,” tegas Kapolres.
Dalam pertemuan singkat itu, Kapolres Nisel berharap, Megawati Zebua dapat menyampaikan kepada pihak terkait untuk melakukan penambahan personel anggota Polri di Kabupaten Nisel. Pasalnya saat ini, hanya ada 5 Polsek di Nias Selatan dari 35 kecamatan dengan jumlah jiwa sekitar 500 ribu jiwa lebih. “Kita berharap dalam tahun-tahun yang akan datang, putra-putri dari daerah Kabupaten Nias Selatan supaya banyak diterima menjadi anggota Polri,” harapnya.
Arke Furman Ambat juga mengingatkan, pada April 2021 mendatang akan ada penerimaan baru anggota Polri. Kapolres pun mengimbau agar putra-putri daerah berlomba-lomba mendaftarkan diri masuk sebagai bentuk kecintaan terhadap daerah sendiri. (mag-10)
Irman Oemar,
Koordinator Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Sumut.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Untuk kelimakalinya, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi memperpanjang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di Sumut, mulai tanggal 23 Maret hingga 5 April 2021. Pada perpanjangan PPKM Mikro kali ini, lebih detail menjelaskan tentang kriteria zonasi di 6 kabupaten/kota yang menjadi sasaran yaitu Medan, Binjai, Pematangsiantar, Deliserdang, Simalungun, dan Langkat.
Irman Oemar,
Koordinator Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Sumut.
Pada instruksi perpanjangan PPKM Mikro tersebut dijelaskan, ada empat pembagian zonasi sesuai dengan kriterianya masing-masing untuk 6 kabupaten/kota itu. “Pembagian empat zonasi dimaksud adalah zona hijau dengan kriteria tanpa kasus di satu rukun tetangga (RT). Kemudian, zona kuning dengan satu hingga lima kasus di satu RT selama tujuh hari terakhir. Selanjutnya, zona oranye dengan enam sampai 10 kasus selama tujuh hari terakhir di satu RT. Terakhir, zona merah dengan lebih 10 kasus di tujuh hari belakangan,” kata Koordinator Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Irman Oemar, di Posko Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Kamis (25/3).
Keempat zona tersebut juga memiliki skenario pengendalian yang berbeda-beda dan khusus untuk zona merah dan oranye penanganan dilakukan secara ketat di tingkat RT. Di kedua zona ini, Satgas setempat diminta untuk menutup tempat ibadah, tempat bermain anak dan tempat umum lainnya, kecuali sektor esensial. Bahkan untuk zona merah diminta untuk melarang kerumunan lebih dari tiga orang, membatasi keluar masuk RT hingga pukul 20.00 WIB, dan meniadakan kegiatan sosial yang menimbulkan kerumunan.
“Menindaklanjuti instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 06 Tahun 2021, Pemprov Sumut kembali memperpanjang PPKM Mikro. Gubernur Sumut menginstruksikan untuk kembali mengoptimalkan Posko Penanganan Covid-19 hingga tingkat desa/kelurahan, RT dan RW, untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 secara lebih ketat,” ujar Irman.
Kata dia, PPKM Mikro juga dilakukan bersamaan dengan PPKM Kabupaten/Kota. Seperti pembatasan tempat kerja dengan Work Form Home (WFH) dan Work From Office (WFO) 50%, kegiatan belajar mengajar daring, pembatasan jam operasional usaha dan lainnya.
Irman mengaku, perkembangan kasus Covid-19 di Sumut masih fluktuatif. Dari 13-19 Maret tercatat rata-rata perhari 88 kasus positif. Sedangkan untuk kesembuhan rata-rata perhari 54 orang dan kematian 2 orang per hari.
“Penyebaran di Sumut masih cukup tinggi, sehingga Pemprov Sumut lebih mengintensifkan lagi PPKM Mikro dan PPKM Kabupaten/Kota. Harapannya tentu masyarakat lebih sadar akan kepentingan bersama menekan penyebaran Covid-19,” sebut dia.
Ke depan, menurut Irman, Pemprov Sumut akan mengevaluasi kembali pelaksanaan PPKM Mikro untuk membuat kebijakan berikutnya. “Kita meminta kepala daerah agar melakukan monitoring ketat, berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan secara berkala untuk mengendalikan Covid-19 di daerah. Setelah itu, kita akan evaluasi kembali untuk membuat kebijakan selanjutnya,” pungkasnya.
Terpisah, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, akumulasi kasus positif corona saat ini mencapai 26.892 orang. Akumulasi ini setelah bertambah 74 kasus baru dari 4 kabupaten/kota. “”Penambahan paling banyak didapat dari Medan 45 orang. Kemudian, Deliserdang 23 orang, serta Karo dan Tapanuli Utara masing-masing 3 orang,” sebutnya.
Terkait angka kesembuhan Covid-19, lanjut Aris, akumulasinya 23.525 orang setelah bertambah kasus baru. Penambahan tersebut didapatkan dari 9 kabupaten/kota, yaitu Medan 65 orang, Deliserdang 15 orang, Binjai 5 orang, Langkat 4 orang, Labuhanbatu Utara 2 orang, Pematangsiantar, Tanjungbalai, Dairi, dan Batu Bara masing-masing 1 orang.
“Untuk angka kematian akibat Covid-19 tidak ada penambahan kasus baru, masih tetap jumlah yang meninggal dunia 900 orang. Begitu juga suspek, dengan jumlah 719 orang. Dengan demikian, jumlah kasus aktif Covid-19 Sumut saat ini 2.467 orang, menurun dibanding hari sebelumnya 2.488 orang,” tandas Aris.
10 Tahanan Terpapar Covid-19
Sementara itu, sebanyak 10 orang tahanan di Lambaga Permasyarakatan (Lapas) Labuhan Ruku, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara dikabarkan terkonfirmasi positif Covid-19. Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Divisi Permasyarakatan (Kadivpas) Kemenkumham Sumut, Agung Krisna, Kamis (25/3).
“Iya di Lapas Batubara ada positif. Jumlahnya kalau tidak salah ada 10 tahanan,” ungkapnya.
Namun ia memastikan keadaan di Lapas Batubara saat ini sudah kondusif dan sudah ditangani dengan sebaik-baiknya. “Saat ini kondusif ya, mereka (tahanan) tidak ada keluhan. Mudah-mudahan setelah diisolasi selama 14 hari, akan sembuh ya,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan Agung, para tahanan yang terkonfirmasi positif Covid-19 sudah diisolasi di ruang isolasi yang berada di dalam Lapas Batubara. “Pak Kalapas sudah berkoordinasi dengan petugas Covid-19. Pak Kalapas minta diisolasi di dalam. ‘Kan nggak mungkin juga diisolasi di luar,” katanya.
Ia memastikan, tim satgas Covid-19 akan selalu memantau perkembangan kesehatan para tahanan yang terkonfirmasi positif. “Informasinya sudah dilaporkan ke saya. Nanti tim Satgas Covid-19 setiap hari akan mengecek perkembangan teman-teman tahanan itu,” pungkasnya. (ris/man)
CUCI TANGAN: Siswa mencuci tangan saat akan memasuki area sekolah dalam PTM di SMP Negeri Hindu 2 Sukawati, Gianyar, Bali, Selasa (23/3). Pemkab Gianyar membuka PTM bagi siswa SD dan SMP dengan menerapkan prokes, mengatur jumlah siswa, serta membagi waktu belajar menjadi dua sesi.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah melakukan vaksinasi kepada 500 kepala sekolah (kasek) dan pengawas sekolah di Kota Medan beberapa waktu lalu, Pemerintah Kota (Pemko) Medan melalui Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Medan, melanjutkan vaksinasi kepada ratusan tenaga pendidik (guru) di Kota Medan.
CUCI TANGAN: Siswa mencuci tangan saat akan memasuki area sekolah dalam PTM di SMP Negeri Hindu 2 Sukawati, Gianyar, Bali, Selasa (23/3). Pemkab Gianyar membuka PTM bagi siswa SD dan SMP dengan menerapkan prokes, mengatur jumlah siswa, serta membagi waktu belajar menjadi dua sesi.
KAMIS (25/3) kemarin, tak kurang dari 1.500 guru untuk tingkat SD dan SMP yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan, divaksinasi Covid-19 pada 7 titik yang berbeda.
“Alhamdulillah hari ini (kemarin), kita sudah melakukan vaksinasi kepada 1.500 guru di Kota Medan. Kita lakukan di 7 titik, salah satunya di SMP Negeri 1 Medan. Jadi kalau tempo hari kita sudah tuntaskan vaksinasi untuk Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah di Kota Medan, hari ini sasaran vaksinasinya kepada para guru. Kita lakukan secara bertahap dimulai dari 1.500 guru,” ucap Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan, Adlan SPd MM kepada Sumut Pos, Kamis (25/3).
Dikatakan Adlan, proses vaksinasi ini akan terus berlanjut hingga semua guru tingkat SD dan SMP di Kota Medan selesai divaksin. “Kurang lebih ada 20 ribu guru yang akan divaksinasi di Kota Medan. Kita fokuskan agar selesai secepatnya. Datanya sudah kita serahkan ke Dinas Kesehatan (Dinkes). Teknis pelaksanaan ada sama mereka,” ujarnya.
Adlan menegaskan, pihaknya bersama Dinas Kesehatan Kota Medan terus berupaya agar proses vaksinasi kepada hampir 20 ribu guru di Kota Medan tersebut dapat dirampungkan di bulan Juni 2021. Sebab berdasarkan informasi, bulan Juli mendatang sistem belajar tatap muka di sekolah akan kembali diberlakukan. Untuk itu pihaknya berharap, agar pada bulan Juni proses vaksinasi kepada para guru di Kota Medan sudah selesai.
“Walaupun kita belum mendapatkan instruksi dari pusat (Kemendikbud) soal sistem belajar tatap muka yang akan kembali dibuka Juli nanti, tapi setidaknya kita harus siapkan vaksinasinya di bulan Juni. Jadi kalau bulan Juli sistem belajar tatap muka berlaku, kita bisa melakukannya karena guru-guru sudah divaksin,” tegasnya.
Kata Adlan, proses vaksinasi yang berfokus kepada para guru di Kota Medan ini sekaligus sebagai bentuk persiapan awal Kota Medan dalam memberlakukan sistem belajar tatap muka di sekolah pada bulan Juli mendatang. “Alhamdulillah, saya sendiri juga sudah selesai divaksinasi beberapa waktu lalu. Sudah selesai 2 tahap,” tandasnya.
Terpisah, Ketua Komisi II DPRD Medan, H.Surianto alias Butong, mengatakan menyambut baik proses vaksinasi yang sudah menyasar para guru di Kota Medan. “Saya berharap agar proses vaksinasi dapat diselesaikan bulan Mei. Lebih cepat terealisasi lebih baik, supaya Pemko Medan bisa lebih cepat mengambil kebijakan-kebijakan terkait hal ini ke depannya,” ujar Butong kepada Sumut Pos, Kamis (25/3).
Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Kota Medan ini juga meminta Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kota Medan agar terus meningkatkan kolaborasinya. Hal itu agar proses vaksinasi kepada para guru tidak menemui kendala yang berarti. “Semoga proses vaksinasi selesai sesuai target. Bahkan bisa lebih cepat, lebih bagus lagi,” tegasnya.
Terakhir, Butong berharap agar Dinas Pendidikan Kota Medan terus menambah perbekalan ilmu kepada para guru di Kota Medan. Sehingga, kualitas pendidikan di Kota Medan dapat meningkat dari waktu ke waktu. “Apalagi di masa pandemi saat ini, sistem belajar daring masih terus berjalan. Harapan kita para guru dibekal ilmu yang lebih, agar memiliki inovasi dalam mengajar lewat sistem daring. Hal ini tentu akan menambah semangat para siswa saat belajar dengan sistem daring,” pungkasnya.
Disiapkan dalam 5 Tahap
Sementara itu, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pelaksanaan pembukaan sekolah tatap muka di 14 provinsi harus dipersiapkan secara bertahap. Tahapan itu juga sesuai dengan prinsip pembukaan sektor sosial ekonomi untuk masyarakat yang produktif dan aman Covid-19.
“Secara prinsip ada lima tahapan yang harus dilalui sebelum melakukan pembukaan sektor pendidikan. Yang pertama adalah tahapan prakondisi,” ujar Wiku dalam konferensi pers daring melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (25/3).
Secara sederhana, kata dia, tahapan pertama ini dapat dipahami sebagai pemberlakuan kebiasaan baru. Pemerintah berusaha menjamin proses adaptasi berjalan dengan baik melalui fasilitas dan sarana pendukung protokol kesehatan untuk memudahkan masyarakat. Kedua, adalah timing atau proses dalam menentukan waktu yang tepat.
Wiku menyebut tahapan ini mengacu kepada data epidemiologi, kesiapan institusi pendidikan dan ketersediaan fasilitas kesehatan. Ketiga, adalah tahapan penentuan prioritas. Tahapan ini dilakukan dengan simulasi pembukaan oleh institusi percontohan terlebih dulu. “Ini sebagai bahan pembelajaran bagi institusi lain untuk dapat diperluas cakupannya secara bertahap,” ungkap Wiku.
“Pastikan simulasi dilakukan oleh semua elemen yang mencakup setiap aspek kegiatan belajar, baik dari berangkat sampai dengan pulang ke rumah. Karena peluang penularan bisa terjadi di mana saja,” jelasnya.
Wiku pun mengingatkan bahwa nantinya transparansi operasional institusi percontohan pendidikan bisa menjadi bahan bagi institusi pendidikan lain bahkan kebijakan daerah maupun nasional.
Keempat adalah tahapan koordinasi pusat dan daerah, yang diimplementasikan secara timbal balik. Menurut Wiku, antara pemerintah pusat dengan daerah, yakni dinas kesehatan, dinas pendidikan, institusi pendidikan serta orangtua murid.
“Koordinasi yang baik adalah kunci identifikasi masalah sedini mungkin agar dapat dicarikan solusinya dengan gotong-royong anggota masyarakat maupun pemerintah,” ungkapnya.
Kelima adalah tahapan monitoring dan evaluasi pemantauan pelaksanaan kegiatan dan evaluasi berdasarkan skenario dengan prinsip kebijakan gas dan rem.
Wiku menuturkan, setiap pelaporan yang diberikan akan menjadi input berharga dalam perluasan pembukaan sektor pendidikan maupun sektor lainnya.
Pada Januari 2021, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyatakan ada 14 provinsi yang sudah siap melaksanakan kegiatan tatap muka. Keempatbelas provinsi yang dimaksud yakni Jawa Barat, DIY, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Bali, NTB, Maluku Utara, Bangka Belitung, Kepulauan Riau dan Sulawesi Barat. (map/kps)
KONSEP: Foto tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden: konsep desain ibu kota baru Nagara Rimba Nusa, pemenang sayembara Kementerian PUPR.
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pembangunan ibu kota negara baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, rencananya akan dimulai tahun ini. Mengawali proyek tersebut, pemerintah akan membangun istana kepresidenan yang baru.
KONSEP: Foto tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden: konsep desain ibu kota baru Nagara Rimba Nusa, pemenang sayembara Kementerian PUPR.
“Kita berharap tahun ini kita bisa meletakan batu pertama. Kita lakukan groundbreaking di ibu kota negara, dan itu ditandai dengan peletakan batu pertama untuk istana presiden sebagai titik nol dari ibu kota negara yang baru itu,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa dalam tayangan Kompas TV, Kamis (18/3).
Suharso mengatakan, pembangunan ibu kota negara baru, khususnya infrastruktur inti, ditargetkan rampung dalam 3 tahun. Selain istana presiden, infrastruktur inti adalah kantor-kantor kementerian, perumahan yang terdiri dari rumah jabatan dan perumahan umum, serta pusat-pusat pelayanan publik seperti kesehatan hingga pendidikan.
“Mudah-mudahan tahun ini kita sudah bisa mulai (pembangunan ibu kota negara baru) dan 17 Agustus 2024 kita bisa berharap memperingati Indonesia merdeka pada tahun itu di ibu kota negara,” ujar Suharso.
Adapun desain dari ibu kota negara baru akan mengacu pada gagasan desain pemenang sayembara ibu kota negara yang telah diumumkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada akhir 2019 lalu. Sayembara tersebut dimenangkan oleh tim Urban+ yang mengusung konsep desain berjudul Nagara Rimba Nusa.
Bocoran desain ibu kota negara baru yang diusung Urban+ itu ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden sejak 24 Desember 2019. Dari tayangan video tersebut nampak bahwa konsep desain ibu kota negara baru mendekati tepi air. Nampak di depan beranda istana presiden terdapat danau. Sementara, pada sisi kanan istana ada kantor staf presiden, dan tidak jauh dari situ terdapat masjid.
Dalam konsep desain juga terlihat bahwa bangunan lembaga eksekutif atau istana kepresidenan diapit oleh bangunan lembaga yudikatif (mahkamah agung) dan legislatif (MPR/DPR/DPD). Terlihat pula adanya sejumlah infrastruktur seperti danau Pancasila, kebun botani, plaza Bhineka Tunggal Ika, kawasan diplomatik, hingga kawasan bisnis dan komersil.
Perwakilan Urban+, Sibarani Sofian mengatakan, timnya mengusung konsep Nagara Rimba Nusa karena terinspirasi dari hutan yang ada di Kalimantan, lokasi ibu kota negara baru. “Kami melihat negara sebagai perwakilan pemerintah dan juga rakyat ada di situ, rimba adalah karakter hutan yang memang ada di lokasi kita di Kalimantan, dan nusa adalah satu hal yang identitasnya selalu bisa kita miliki sebagai bangsa Indonesia karena kita tinggal di kepulauan,” kata Sibarani dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Desember 2019.
“Ini adalah sebuah upaya bagaimana kami mewujudkan keseimbangan antara pembangunan fisik, pembangunan manusia, sifat manusia, dan proses adaptasinya dengan alam,” tuturnya. (kps)
BERSAMA: Dua istri terduga teroris di Sumut bersama kuasa hukumnya dari TPUA Sumut, di Mapolda Sumut, Medan Amplas, Kamis (25/3).
dewi/sumut pos.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua istri dari 18 terduga teroris yang ditangkap Detasemen Khusus 88 Anti Teror Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Densus 88 AT Mabes Polri) di sejumlah wilayah di Sumatera Utara (Sumut), Kamis (25/3) kemarin mendatangi Polda Sumut, Jalan Sisingamangaraja, Medan Amplas.
BERSAMA: Dua istri terduga teroris di Sumut bersama kuasa hukumnya dari TPUA Sumut, di Mapolda Sumut, Medan Amplas, Kamis (25/3).
dewi/sumut pos.
Didampingi pengacaranya dari Tim Pembela Ulama Aktivis Sumatera Utara (TPUA Sumut), kedua wanita itu berniat menanyakan keberadaan suami mereka setelah ditangkap.
“Kami ingin tahu, apakah benar ditangkap pihak kepolisian dan dibawa ke Polda Sumut atau dibawa ke mana? Bagi kami ini dianggap sebagai penculikan. Setelah ini kami akan mengambil langkah-langkah hukum yang lain, untuk membela hak-hak para istrin
terduga teroris ini,” kata anggota TPUA Sumut, Ade Lesmana SH, didampingi kedua rekannya M Adriansyah Hasibuan SH dan Adri Muhammad Ginting SH, saat menemani kedua istri terduga teroris tersebut, kepada wartawan.
Namun, jelas Ade, mereka tidak mendapatkan jawaban pasti dari Mapoldasu. Kata dia, pihak Polda Sumut ada yang menjawab dibawa ke Mabes Polri. Ada juga yang menjawab dibawa ke Ditreskrimum Polda Sumut. “Hingga kini belum ada pemberitahuan kepada pihak keluarga,” tandasnya.
Sementara itu, salahseorang istri terduga teroris berinisial NH (40), warga Komplek Graha Deli Permai Namorambe, Deliserdang, yang berprofesi sebagai guru mengatakan, suaminya berinisial ST dibawa pada Jumat (19/3) lalu usai salat subuh. Katanya, yang membawa dari pihak Polda Sumut.
“Saya hanya disuruh menunggu kabar. Namun hingga kini sudah 7 hari belum dapat kabar. Bagaimana keadaannya, posisinya di mana. Tentu saya khawatir karena saya tidak tahu,” ujar ibu dari tiga orang anak ini.
NH berharap, dirinya dapat segera bertemu dengan suaminya. Dia mengaku, selama ini suaminya bekerja dengan memberikan pengobatan refleksi kepada warga yang membutuhkan pertolongan di rumah orang tuanya. Selain itu, mereka juga berjualan di rumahnya.
Disinggung apa penyebab suaminya ditangkap, NH mengaku tidak tahu. Menurutnya, selama ini suaminya baik-baik saja dan tidak ada hal-hal yang mencurigakan. “Selama ini baik-baik aja, seperti suami-suami lainnya, mencari nafkah untuk keluarganya. Tidak ada yang mencurigakan,” tuturnya.
Hal senada juga dikatakan istri terduga teroris lainnya, TN (42), warga Jalan Karya, Karang Berombak, Medan Barat. Ibu rumah tangga inj mengungkapkan, suaminya berinisial IW bekerja di sebuah bengkel, dan ditangkap pada Minggu (21/3) usai saolat maghrib menjelang isya.
TN mengaku mendatangi Polda Sumut untuk mencari keberadaan suaminya. “Kami hanya ingin tahu keberadaan suami saya, dan bagaimana keadaannya,” ucap ibu dari empat orang anak ini.
Ia juga mengaku tidak tahu sebab suaminya ditangkap. “Selama ini tidak ada yang mencurigakan dari suami saya. Selama ini sehari-harinya dia hanya bekerja di bengkel,” ujarnya.
Sebelumnya Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, menyebutkan, Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri mengamankan 18 terduga teroris di sejumlah daerah di Sumut. Rinciannya, 2 orang ditangkap di Tanjung Balai dan 6 di Medan. Kemudian Minggu, 21 Maret 2021 kembali ditangkap 3 terduga teroris.
Selanjutnya pada Senin, 22 Maret 2021, Densus 88 kembali menangkap 7 terduga teroris. Total 18 terduga teroris ditangkap Densus 88 di Sumut.
Total terduga teroris yang ditangkap Densus 88 di tiga provinsi yakni di Jakarta, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, ada 22 orang. Karopenmas Mabes Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan puluhan orang yang ditangkap itu terafiliasi dengan Kelompok Jamaah Islamiyah. Mereka ditangkap dari pengembangan operasi penangkapan yang dilakukan Densus 88 di Jawa Timur beberapa waktu lalu. (mag-1)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tiga terdakwa masing-masing Muhammad Taufik alias Taufik (27), Zuriaman alias Man, (23) dan M Jafar alias Bang Pon (37) diadili secara virtual di Ruang Cakra 7 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Rabu (24/3). Ketiganya terancam mendapatkan hukuman mati, karena nekat menjadi kurir sabu seberat 10 kilogram (kg).
Jaksa Penuntut Umum (JPU) Abdul Hakim Sori Muda Harahap menguraikan dalam dakwaannya, pada 11 Oktober 2020, petugas Direktorat Serse (Ditser) Narkoba Polda Sumut mendapat informasi bahwa ada tiga pria yang akan membawa dan menjadi perantara jual beli sabu dari Aceh menuju Sumut.
Tak lama, ketiga terdakwa tiba di Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat dan petugas langsung menuju ke lokasi yang dimaksud. “Namun, petugas mendapat informasi lain bahwa ketiga terdakwa diketahui berbalik arah menuju Aceh,” ujarnya.
Sehingga petugas melakukan pengejaran terhadap ketiga terdakwa di Jalan lintas Medan-Banda Aceh Kampung Beusa Seberang Kecamatan Peurelak Barat Kabupaten Aceh Timur. Tak lama, petugas melihat ketiga terdakwa sedang mengendarai becak motor (betor) merk Honda Win tanpa plat.
Petugas langsung menghadang perjalanan betor itu dan melakukan penangkapan terhadap ketiga terdakwa.
“Saat digeledah di dalam bagasi betor, petugas menemukan satu karung goni plastik warna putih berisi 10 bungkus kemasan teh cina warna hijau merk CHINESE PIN WEI yang didalamnya terdapat sabu seberat 10.000 gram (10 kg),” jelasnya.
Kepada petugas, ketiga terdakwa mengakui sabu tersebut diperoleh dari seseorang tidak dikenal bernama Mustafa. Selain itu, ketiga terdakwa mengaku dikendalikan oleh Raja Salman alias Tuan (DPO) untuk menjadi perantara jual beli sabu. Rencananya, sabu itu akan dibawa dari Aceh menuju Sumut. (man/azw)
Apabila ketiga terdakwa berhasil menyerahkan sabu tersebut kepada penerima, maka mereka akan memperoleh upah sebesar Rp 10.000.000, dari Raja Salman. Ketiga terdakwa baru menerima biaya perjalanan sebesar Rp 2.000.000.
“Perbuatan ketiga terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 114 ayat (2) atau Pasal 112 ayat (2) jo Pasal 132 ayat (1) UU Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Usai mendengarkan dakwaan, JPU menghadirkan saksi dari pihak kepolisian. (man/azw)
PAPARKAN. Kapolsek Tigalingga AKP SP Siringoringo, Kasubbag Humas Polres Iptu Donny Saleh serta Kanit Reskrim Ipda Rukur Sidabutar memaparkan tersangka, Lambok Nadapdap warga Dusun Lau Kitik Desa Bukit Lau Kersik, Kecamatan Gunung Sitember, Kabupaten Dairi. RUDY SITANGGANG/SUMUT POS.
DAIRI, SUMUTPOS.CO – Polres Dairi melalui Polsek Tigalingga menangkap tersangka pelaku penganiayaan berat yang menyebabkan korban, Wasington Tampubolon (32) warga Dusun Lau Kitik Desa Bukit Lau Kersik Kecamatan Gunung Sitember meninggal dunia. Tersangka ditangkap usai pulang merantau setelah enam tahun masuk daftar pencarian orang (DPO). Tersangka, Lambok Nadapdap (35) ditangkap di kediaman abangnya, Senin (22/3).
PAPARKAN. Kapolsek Tigalingga AKP SP Siringoringo, Kasubbag Humas Polres Iptu Donny Saleh serta Kanit Reskrim Ipda Rukur Sidabutar memaparkan tersangka, Lambok Nadapdap warga Dusun Lau Kitik Desa Bukit Lau Kersik, Kecamatan Gunung Sitember, Kabupaten Dairi. RUDY SITANGGANG/SUMUT POS.
Kapolres Dairi AKBP Ferio Sano Ginting melalui Kapolsek Tigalingga AKP Sarbanua P Siringoringo didampingi Kanit Serse Ipda Rukur Sidabutar bersama Kasubbag Humas Polres Iptu Donny Saleh, Kamis (25/3) menerangkan, kronologis kejadian penganiayaan terjadi pada Jumat 3 April 2015 lalu. Di hari itu korban Wasington Tampubolon bersama rekannya Ojak Siburian datang mengendarai sepeda motor ke warung Mak Marsel di Dusun Lau Kitik Desa Bukit Lau Kersik.
Tersangka Lambok Nadapdap saat itu sudah lebih dulu berada di warung. Begitu tiba di warung, korban mengajak tersangka minum ke dusun lain. Ajakan korban ditolak tersangka, sembarai berkata, “Duluanlah kalian.”
Selanjutnya korban mengucapkan kata tidak senonoh terhadap tersangka. Mendengar jawaban korban, tersangka tersinggung. Dia balik bertanya, “Apa maksudmu?”
Mendengar itu, korban menantang tersangka dengan berkata, “Apa maumu, ayo kita main,” kata AKP SP Siringo menirukan perkataan korban. Lambok kemudian menerima tantangang tersangka.
Sementara rekan bersama korba, Ojak Siburian disuruh pulang oleh orangtuanya
Singkat cerita keduanya bertemu di pinggir jalan. Mereka bergumul. Tersangka memegang leher korban dan menghantamkan kepala korban ke aspal berulang kali hingga korban tidak bisa lagi melawan.
Warga melihat itu mencoba melerai dan membawa korban ke Puskesmas Tigalingga. Karena luka di bagian kepala korban serius, lalu dilarikan ke RSUD Sidikalang. Dari RSUD Sidikalang, korban kembali dirujuk ke rumah sakit di Medan dan meninggal dunia, pada 15 April 2015.
AKP SP Siringoringo mengatakan, sebelum tertangkap, tersangka selama ini berada di Palembang dan berprofesi sebagai sopir truk.
”Selama di sana tersangka telah menikah, padahal sebelum tersangka suda menikah di kampungnya. Atas perbuatanya, tersangka dijerat Pasal 351 ayat 3 KUHPidana dengan ancaman pidana penjara paling lama 7 tahun,” pungkas AKP AKP SP Siringoringo. (rud/azw)
ASAHAN, SUMUTPOS.CO – PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara yang mengelola sektor ketenagalistrikan, mendapat tugas untuk meningkatkan porsi energi baru dan terbarukan di tanah air dalam bauran bahan bakar pembangkit listrik. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan 3 merupakan salah satu proyek energi baru dan terbarukan yang dikelola oleh PLN, berada di bawah pengawasan PLN UIP KITSUM. Pembangunan proyek PLTA Asahan 3 ini telah dimulai pada Maret 2019 dan ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2023 mendatang.
“Proyek PLTA Asahan 3 secara resmi dimulai pada 2019, setelah melalui tahapan yang cukup berliku dengan segala dinamikanya. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air yang memanfaatkan aliran sungai Asahan ini, nantinya akan memproduksi energi listrik sebesar 1.477 GWh setiap tahun,” ujar General Manager PLN UIP KITSUM Weddy B Sudirman yang memangku jabatan ini sejak periode September 2017 s/d Januari 2021. Saat ini Weddy B Sudirman dipromosikan menjabat sebagai EVP Konstruksi Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi pada Direktorat Mega Project PT PLN (Persero) Kantor Pusat.
Pembangunan proyek PLTA Asahan 3 yang membentang di dua Kabupaten yaitu Kabupaten Asahan dan Toba ini, berkapasitas 174 MW yang memanfaatkan energi potesial Sungai Asahan ini, mengalir dari Danau Toba. Beroperasinya PLTA ini akan meningkatkan jumlah pelanggan baru sebanyak 167.000 dengan kategori 1.300 VA pelanggan. Di samping itu, beroperasinya PLTA ini maka akan meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan sebesar 3,3 % dan merupakan kontribusi nyata dalam pencapaian bauran energi baru dan terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 mendatang.
PLTA Asahan 3 mempunyai tipe Run off River, lanjutnya, di mana aliran air Sungai Asahan diarahkan ke intake dan dialirkan melalui saluran terbuka (headrace channel) sepanjang 1.2 Km menuju headpond dan selanjutnya air menuju saluran bawah tanah (tunnel) sepanjang 7,8 km menuju power house untuk memutar turbine. Kemudian air akan dialirkan menuju tail race sehingga air kembali ke sungai Asahan.
“Untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di Sumatera Utara, studi kelayakan proyek PLTA Asahan 3 ini dibuat pada tahun 2004. Hasil Studi Geologi di sepanjang Sungai Asahan tergolong baik dengan debit air sekitar 100 m3/s yang mengalir secara kontinu setiap tahun. Kondisi geologi yang bagus nantinya dapat mengurangi risiko-risiko kegagalan desain, terutama saat masa konstruksi. “Inilah satu anugerah yang patut disyukuri oleh masyarakat sekitar sungai Asahan,” ujar Weddy.
Menurut Weddy, PLTA ini didedikasikan kepada Bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Sumut. Di tahun 2010 PLN telah membangun Gardu Induk Simangkuk, di mana evakuasi daya dari PLTA ini nantinya akan disalurkan ke GI Simangkuk melalui saluran udara tegangan tinggi 150 kV. Meningkatnya taraf perekonomian dan kualitas kehidupan masyarakat serta pengembangan transfer of knowledge dan teknologi, merupakan tujuan utama pembangunan Proyek PLTA Asahan 3. “Disisi yang lain, Pembangkit Listrik Tenaga Air akan berkontribusi langsung terhadap keandalan sistem kelistrikan Sumatera Bagian Utara serta meningkatkan porsi energi baru dan terbarukan dalam tata kelola bauran energi nasional,” pungkas Weddy.
Sementara itu, Project Manager Nippon Koei Koei sebagai Konsultan Proyek PLTA Asahan 3, Koji Baba mengatakan, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Asahan 3 ini didesain dengan type run off river yang memanfaatkan beda elevasi permukaan bendungan dengan turbin sebesar 193 meter yang akan memutar 2 buah turbin Francis dengan total kapasitas 174 MW.
Camat Aek Songsongan, Aliyudin Marpaung sangat mensyukuri dengan adanya pembangunan proyek PLTA Asahan 3. Harapan dia tidak ada lagi istilah lampu mati, sehingga bisa melancarkan anak-anak sekolah belajar di rumah dan aktivitas ekonomi lainnya.
Domu Sianipar, tokoh warga masyarakat Dusun 3 Tangga juga mengatakan hal yang sama. Setelah masuknya Proyek Asahan 3, membawa dampak positif bagi warga sekitar. Sebab, masyarakat desa banyak dipekerjakan di Proyek PLTA Asahan 3. “Infrastruktur jalan juga sudah baik,” ujarnya.
Dengan adanya proyek PLTA Asahan 3, selain menunjang keandalan penyediaan tenaga listrik, memiliki banyak manfaat, antara lain untuk mengurangi angka pengangguran di masyarakat sekitar dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, PLN serta seluruh insan kelistrikan akan bekerja keras menciptakan pembangkit yang handal serta ramah lingkungan untuk menerangi negeri, karena energi PLN untuk pelanggan. (rel/ila)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jasa pengirimanan atau ekspedisi IDexpress kini hadir di Kota Medan. Untuk meningkatkan pelayanan selama pandemi Covid-19, Gerai IDexpress secara resmi dibuka di Jalan Gatot Subroto Nomor 311 A-B, Kelurahan Sei Sikambing D, Medan Petisah, Kamis (25/3).
Grand Opening Flagship IDexpress Medan ditandai dengan pemotongan nasi tumpeng dan pemotongan pita. Dalam acara persemian tersebut turut dihadiri Ceo Group IDexpress , Charles Lim, dan General Manager IDexpress Sumatera Utara, Suryadi serta seluruh undangan.
Dalam kesempatannya, Ceo Group IDexpress, Charles Lim mengatakan, pihaknya terus berusaha untuk memunculkan terobosan baru bagi perkembangan dunia ekspedisi di Indonesia. Dengan membuka terobosan inovasi guna terwujudnya peningkatan mutu dan kualitas pada proses pengiriman menggunakan layanan IDexpress.
“Saat ini, kita sedang dialami bencana nonalam pandemi Covid-19. Kita sudah menyiapkan layanan drive thru atau layanan tanpa harus datang ke gerai. Layanan ini untuk memudahkan layanan kepada konsumen, terobosan itu akan segera kita luncurkan di Kota Medan,” jelasnya.
IDexpress merupakan layanan ekspedisi yang berorientasi pada kepuasan pelanggan melalui menu layanan dan sarana-prasarana penunjang lain. Diharapkan dapat dikenal di masa yang akan datang sebagai ekspedisi hasil prestasi anak bangsa di Asia Tenggara.
“Sejak awal hingga kini, kami sudah melakukan berbagai inovasi pada menu layanan. Kami berani memberikan garansi kalau menu layanan IDexpress sangat menguntungkan untuk pembeli dan penjual,” ungkap Charles Lim.
Saat ini, IDexpress melalui menu layanan, lanjut Charles Lim, telah berhasil diterima di masyarakat dan menjadi idola baru bagi para penjual dan pembeli yang gemar berbelanja secara online.Selain kualitas dilakukan peningkatan infrastruktur yang menjadi aspekbagi IDexpress untuk merealisasikan visi perusahaan menjadi layanan ekspedisi yang dapat diandalkan oleh masyarakat Indonesia.
“Selain menghadirkan layanan drive thru yang dapat diakses selama 24 jam dan didukung dengan menu layanan dengan tarif ekonomis, IDexpress juga menjamin kenyamanan dalam pengiriman paket secara drop off melalui gerai dengan standar premium,” pungkasnya.
Saat ini kebutuhan masyarakat akan layanan ekspedisi sudah semakin tinggi, seiring dengan perubahan gaya belanja secara online yang semakin masif. Volume pertumbuhan paket yang kami proses untuk area Medan dan sekitarnya juga mengalami peningkatan drastis setiap harinya.
IDexpress sebagai penyedia sarana yang nyaman bagi para penjual dan pembeli dengan pengantaran secara mandiri, IDexpress menyediakan gerai dengan fasilitas terbaik melalui gerai Flagship dan Super Flagship yang saat ini sudah tersebar di berbagai provinsi di Indonesia.
“Saat ini, di Kota Medan sudah ada 54 gerai. Gerai yang kita resmikan ini untuk memberikan pelayan untuk kenyamanan servis layanan kepada masyarakat. Keunggulan layanan IDlite, tarif setengah harga untuk paket dengan berat 500gr atau 1/2 kg, IDexpress memberikan opsi lain dengan meluncurkan menu layanan baru yaitu IDkepo. Pada menu layanan IDkepo, pengiriman dengan berat mulai dari 4kg bisa mendapatkan gratis ongkir 3kg. Tarif ini berlaku ke seluruh wilayah Indonesia,” terangnya.
Selain itu, katanya, IDexpress siap untuk memperluas jaringan demi mewujudkan pelayanan secara menyeluruh dengan menghadirkan IDexpress di marketplace Shopee. “Kami juga mempersiapkan diri untuk bisa menjangkau lebih banyak pelanggan melalui paltform belanja online lainnya.” tambah Charles Lim.
Sementara, General Manager IDexpress Sumatera Utara , Suryadi sangat bangga telah dipercayakan untuk membuka gerai IDexpress di Medan. Ia akan berkomitmen memberikan pelayanan dan kepuasan bagi masyarakat pengguna jasa IDexpress di Kota Medan.
“Seluruh program yang ada, akan kita orientasikan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Dengan adanya gerai yang telah diresmikan nantinya akan memudahkan dan meningkatkan layanan kepada masyarakat di masa pendemi Covid-19,” ungkap Suryadi. (fac)