25 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 3617

Server Absensi Online Pegawai Pemko Medan Alami Gangguan, Absensi Kembali Gunakan Sistem Manual

Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sistem absensi fingerprint online di jajaran Pemerintah Kota (Pemko) Medan telah bermasalah selama 3 hari terakhir. Karena hal itu, para pegawai di jajaran Pemko Medan, khususnya para ASN terpaksa harus melakukan absensi secara manual.

Ilustrasi

“Iya, sejak Selasa (2/2) memang server absensinya tidak bisa dipergunakan. Tapi absen ya tetap absen, jadinya pegawai pakai sistem manual, tandatangan saja di masing-masing OPD (organisasi perangkat daerah),” ucap Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKDPSDM) Kota Medan, Baginda Siregar kepada Sumut Pos, Kamis (4/2).

Baginda menjelaskan, absensi fingerprint secara Online bukan bermasalah tanpa sebab sehingga tidak dapat dipastikan kapan sistem absensi online dapat kembali diterapkan. Hanya saja, pihaknya sedang melakukan perawatan dan pemeliharaan server kepada sistem online tersebut.

”Bukan rusak sebenarnya, tapi maintenance rutin saja, itu kan biasa dilakukan perawatan rutin setiap tahunnya. Mudah-mudahan dalam beberapa hari ini sudah bisa dipergunakan kembali,” jelasnya.

Ditanya soal sistem absensi bagi para pegawai yang bekerja dari rumah atau work from home (WFH), Baginda menyebutkan jika para pegawai yang WFH tidak perlu hadir ke kantor untuk menandatangani absensinya secara manual.

“Sebab mereka kan sudah ada SPT (surat perintah tugas) untuk bekerja dari rumah yang ditandatangani ma-sing-masing kepala OPD-nya. Itu saja sudah cukup. Nanti saat servernya sudah selesai dalam masa perawatan, ya mereka bisa absensi lagi secara Online,” pungkasnya.

Terpisah, Sekretaris Komisi I DPRD Medan, Habiburrahman Sinuraya meminta kepada Pemko Medan, dalam hal ini BKDPSDM Kota Medan untuk bisa menerapkan sistem pengganti yang lebih baik dari sistem manual dengan metode tandatangan selama sistem fingerprint online masih dalam perawatan.

“Karena sistem tandatangan manual kita rasa tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman yang ada di era digitalisasi,” ujarnya.

Selain itu, Habib menilai, jika sistem absensi dengan tandatangan manual tersebut juga mudah untuk direkayasa. Dengan pertimbangan, pegawai yang tidak hadir dapat menitipkan absensinya kepada para pegawai yang hadir, agar pegawai yang hadir dapat menandatangani absensi pegawai yang tidak hadir.

“Lalu kenapa di saat hari kerja seperti saat ini dilakukan maintenance? Kenapa tidak berketepatan dengan hari libur saja? Misalnya seperti hari libur Imlek di tanggal 12 (Februari) nanti yang tepat jatuh pada hari Kamis, jadi kalaupun maintenance server berjalan selama 3 sampai hari, hari Senin nya absensi fingerprint online nya sudah bisa dipergunakan kembali,” pungkasnya. (map/ila)

Pansus RTRW DPRD Medan: Segera Kaji Ulang Revisi Lahan Medan Utara

Dedy Aksyari Nasution ST.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Panitia Khusus (Pansus) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DPRD Kota Medan mengaku akan segera mengkaji ulang pola ruang peruntukan terhadap perubahan fungsi lahan sebesar 3.560,56 hektare atau sekitar 13,35 persen dari luas keseluruhan Kota Medan yang di ajukan Pemko Medan kepada DPRD Medan. Hal ini dikatakan Ketua Pansus RTRW DPRD Medan, Dedy Aksyari Nasution ST kepada wartawan, Kamis (4/2).

Dedy Aksyari Nasution ST.

“Saya belum setuju untuk perubahan yang dilakukan, khususnya di daerah Medan Utara kalau belum menerapkan aspek yang ramah lingkungan dan mengedepankan kepentingan Masyarakat Medan Utara,” ujarnya.

Apalagi, kata Dedy, pihaknya ingin Pemko Medan bisa mengejar ketertinggalan pembangunan di Medan Utara, tetapi harus tetap dalam koridor pembangunan yang berpihak kepada rakyat, bukan hanya kepada para pengusaha.

Dikatakan Politisi Partai Gerindra ini, ada beberapa perubahan lahan yang masih dipertimbangkan. Hal itu karena pihaknya masih mempertimbangkan berbagai aspek, baik aspek sosial maupun aspek ekonomi.”Saya bersama tim pansus akan terus melakukan kajian dan analisa. Akhir bulan Februari ini, Pansus akan turun langsung ke ke lapangan untuk meninjau langsung bersama OPD, masyarakat, dan Polres Belawan untuk mendapatkan masukan yang lebih banyak,” katanya.

Dilanjutkan Dedy, rencana adanya konversi kawasan Mangrove menjadi kawasan peruntukan industri seluas 387,27 hektare di Kecamatan Medan Belawan, hal ini juga akan dikaji oleh pihaknya.

Sebab, pihaknya akan mencoba tetap mempertahankan kawasan tersebut sebagai ekosistem mangrove dan akan mengalihkan kawasan peruntukan industri ke Kecamatan lain.

“Kita berkeinginan juga merevisi pola ruang RTRW, agar dapat mengalokasikan green belt vegetasi mangrove yang memanjang, mengikuti batas sungai/paluh yang berfungsi sebagai daerah penyangga yang membatasi perkembangan suatu penggunaan lahan,” lanjutnya.

Dedy juga menuturkan, pihaknya akan memperhatikan kembali akan fungsi suatu kawasan, apakah sudah sesuai dengan peruntukannya atau tidak. Sebab saat ini, banyak ditemukan pembangunan kegiatan yang sudah tidak sesuai lagi dengan kawasan yang ditetapkan.

“Seperti contoh kawasan perumahan dan pemukiman sekarang ini, banyak sekali yang kita temukan menjadi kawasan industri dan pergudangan. Ini akan kita tertibkan dan akan kita data semuanya sebagai bahan evaluasi Perubahan RTRW,” tuturnya. (map/ila)

Rekomendasi KASN Dikabarkan Sudah Diterima Gubsu, Pejabat Eselon II Harus Segera Dilantik

Baskami Ginting.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi kembali didesak untuk segera melantik pejabat hasil seleksi terbuka jabatan pimpinan tinggi pratama (JPTP) atau eselon II yang sudah mendapatkan rekomendasi dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).

Baskami Ginting.

Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting mengungkapkan, sudah dijanjikan langsung oleh Gubsu Edy akan segera melantik para pejabat hasil seleksi terbuka tersebut. Apalagi kabarnya, rekomendasi KASN sudah diterima oleh Pemprovsu soal hasil seleksi terbuka tersebut.

“Saya sudah menyampaikan kepada gubernur supaya segera dilantik, dan saudara gubernur akan segerakan katanya. Dia yang ngomong sendiri ke saya,” ujarnya menjawab wartawan, Kamis (4/2).

Baskami mengaku malu karena dua tahun lebih kepemimpinan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah masih banyak organisasi perangkat daerah (OPD) yang rangkap jabatan.”Saya sampaikan jangan lagi Plt-Plt lah, malu kita,” ungkap politisi PDI Perjuangan tersebut.

Baskami juga kecewa karena masih banyaknya jabatan yang dijabat pelaksana tugas di lingkup Pemprovsu. Menurut Baskami masih banyak orang Sumut yang memiliki potensi untuk mengisi kekosongan jabatan itu. “Makanya kita kecewa kali. Kita kan maunya jangan Plt, kayak gak ada orang yang berpotensi di Sumut ini,” tegasnya.

Sekadar mengingatkan, Pemprov Sumut sejak Oktober 2020 ada membuka seleksi terbuka 19 posisi JPTP atau jabatan eselon II. Namun hingga proses seleksi selesai dilakukan oleh tim panitia seleksi (pansel), hanya terdapat 15 posisi JPTP yang memenuhi kriteria.

Empat jabatan yang tidak terisi yakni Biro Hukum, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD).

KASN sendiri diketahui sudah menyerahkan rekomendasi mereka terhadap hasil seleksi JPTP Pemprov Sumut kepada tim pansel. Asisten KASN Pengawasan Bidang Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Wilayah 2, Kusen Kusdiana menyebutkan bahwa pihaknya tidak memberi rekomendasi terhadap jabatan kepala Satpol PP.

“Kami sudah mengeluarkan rekomendasi. Sudah (diserahkan). Adalah kepala Satpol PP yang harus mendapat izin sesuai ketentuan yang berlaku, kan ada calon JPTP dari tentara aktif,” katanya, Selasa (19/1).

Menurutnya, berdasarkan ketentuan, instansi pemerintah daerah tidak boleh diisi oleh TNI/Polri aktif. Akan tetapi, bila mendapatkan izin dari Presiden RI Joko Widodo, bisa saja ketentuan tersebut dikesampingkan.

“Tindaklanjutnya itu pada saat nanti Pak Gubernur menyampaikan, misalnya dapat izin dari presiden RI. Bahwa setiap jabatan pimpinan tinggi pada instansi daerah itu pertama tidak boleh diisi oleh calon JPT tentara aktif atau polisi aktif. Memang di situ ada pasal, kecuali ada izin dari presiden,” jelasnya.

Kusen pun berharap pasca memberikan rekomendasi kepada Pemprov Sumut, gubernur segera melantik hasil seleksi JPTP. “Mudah-mudahan cepat dilantik oleh pak gubernur,” ucapnya. (prn/ila)

Rapim BPJS Ketenagakerjaan Sumbagut, Gubsu Prihatin Gaji Pekerja Hanya Rp2,49 Juta

PUKUL GONG: Gubsu Edy Rahmayadi memukul gong saat membuka Rapat Pimpinan (Rapim) BPJS Ketenagakerjaan (BPJamsostek) di Hotel JW Marriot Jalan Putri Hijau, Medan, Kamis (4/2)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengungkapkan rasa prihatinnya terhadap kondisi sebagian besar tenaga kerja Sumut yang masih menerima gaji sesuai standar upah minimum regional/provinsi (UMR/UMP) sebesar Rp2,49 juta.

PUKUL GONG: Gubsu Edy Rahmayadi memukul gong saat membuka Rapat Pimpinan (Rapim) BPJS Ketenagakerjaan (BPJamsostek) di Hotel JW Marriot Jalan Putri Hijau, Medan, Kamis (4/2)

Padahal kebutuhan yang ada saat ini, setidaknya seorang pekerja terutama yang telah mempunyai tanggungan keluarga (istri dan anak), dapat disebut cukup jika besaran gaji mencapai Rp5 jutan

Hal itu diungkapkan Gubsu saat menghadiri Rapat Pimpinan (Rapim) BPJS Ketenagakerjaan (BPJamsostek) di Hotel JW Marriot Jalan Putri Hijau, Medan, Kamis (4/2). Hadir di antaranya, Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Sumbagut Panji Wibisana, dan para Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kabupaten/Kota.

“Bagaimana kalau anaknya minta susu tidak bisa dibelikan. Untuk makan saja mungkin pas-pasan dengan gaji kecil. Ini yang harus kita perbaiki,” ujar Gubernur, didampingi Kepala Dinas Tenaga Kerja Sumut Baharuddin Siagian dan Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut Irman Oemar.

Untuk itu, Gubsu berharap upaya semua pihak dalam membantu mendongrak perekonomian masyarakat terutama bagi para pekerja agar standar upah yang diterima bisa lebih baik dan menjadikan tenaga kerja Indonesia, khususnya Sumut bisa sejahtera dan bermartabat.

Atas dasar itu, Gubsu juga mengapresiasi hadirnya BPJS Ketenagakerjaan (BPJamsostek) yang memberikan jaminan hidup kepada para pekerja, baik di sektor formal maupun informal. Dengan jumlah pekerja sektor formal sebesar 2,863 juta orang dan informal sebesar 3,448 juta orang, ia berharap badan ini dapat menambah peserta lebih banyak lagi.

“BPJamsostek ini kan berupa asuransi jaminan hidup. Semua terjamin, dan yang begini harus kita sampaikan dan sosialisasikan (terus) kepada rakyat. Agar persoalan perlindungan bagi pekerja bisa terjawab,” jelas Edy Rahmayadi.

Dari data yang disampaikan pihak BPJamsostek Wilayah Sumbagut, sebanyak 769.403 orang atau 26,87 % dari 2,863 juta pekerja formal telah menjadi peserta. Sedangkan dari pekerja informal, 115.565 orang menjadi peserta BPJamsostek atau sekitar 3,35 % dari 3,448 juta orang di Sumut.

Deputi Direktur BPJamsostek Wilayah Sumbagut Panji Wibisana menjelaskan bahwa Rapim tersebut untuk memberikan arah dan tujuan yang sama guna mencapai, serta melampaui angka (target) 1,8 Juta pekerja (peserta) baru di 2021. Sebagaimana harapan Gubernur, menurutnya, sangat mendukung peningkatan peserta Jamsostek.”Karena beliau itu luar biasa, hadir dan memberikan dukungan kepada pekerja di Sumut. Target ini terus naik setiap tahun, karena ini menantang dan harus kita raih,” ujar Panji.

Menurutnya, banyak potensi pekerja yang masih perlu diajak untuk masuk menjadi peserta BPJamsostek. Khususnya para pekerja yang beraktivitas di malam hari seperti kuliner, juga perlu dilindungi dengan jaminan sosial.

“Langkah strategi kami menjalin kerja sama dengan pemangku kepentingan, serikat pekerja, serikat buruh dan asosiasi pengusaha. Juga peran pemerintah daerah yang sangat dominan bagi kami, karena di beberapa kantong pekerja itu ada di tangan pemerintah daerah,” ujarnya.

Usai sambutan, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Deputi Direktur BPJamsostek Wilayah Sumbagut Panji Wibisana saling berbagi cendera mata. Dilanjutkan dengan foto bersama para pejabat dan peserta rapat dari kabupaten/kota se Sumut. (prn/ila)

FOTO: Gubsu, Edy Rahmayadi membuka Rapim BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Sumatera Bagian Utara Tahun 2021 di Hotel JW Marriot, Jalan Putri Hijau Medan, Kamis (4/2/2021).

Lompat Saat Digerebek Polisi, Aldi Hanyut di Sungai Deli

PENCARIAN: Basarnas Medan dan polisi menurunkan perahu karet untuk melakukan pencarian seorang pemuda yang hanyut di Sungai Deli karena melompat saat digerebek, Kamis (4/2).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang pemuda disebut-sebut bernama Aldi (22) warga Jalan Brigjen Katamso Lingkungan XI, Kelurahan Sei Mati, Medan Maimun, yang hanyut di Sungai Deli karena melompat saat hendak digerebek polisi, belum berhasil ditemukan setelah dilakukan pencarian hingga Kamis (4/2) siang. Pencarian dilakukan tim gabungan Basarnas Medan bersama kepolisian.

PENCARIAN: Basarnas Medan dan polisi menurunkan perahu karet untuk melakukan pencarian seorang pemuda yang hanyut di Sungai Deli karena melompat saat digerebek, Kamis (4/2).

Kepala Kantor Basarnas Medan, Toto Mulyono mengatakan, pencarian tersebut dengan melakukan penyisiran menggunakan perahu karet milik Basarnas dan Polri. Pencarian ini merupakan hari kedua, karena sehari sebelumnya sudah dilakukan tetapi belum membuahkan hasil.

“Tim sudah melaksanakan Operasi SAR sejak kemarin (Rabu 3/2, red) terkait satu orang hilang di Sungai Deli. Namun, hingga pukul 19.00 WIB yang bersangkutan belum ditemukan. Makanya, dilakukan pencarian pada hari kedua,” kata Toto kepada wartawan, Kamis (4/2).

Danru SAR Medan, Jiko Purba menyebutkan, pencarian kali ini dilakukan dari hulu hingga hilir sungai. Kemudian, menyisir di daerah pinggiran sungai yang diperkirakan korban hanyut tersangkut pohon maupun tumpukan sampah. “Pencarian dilakukan sejauh dua kilometer mulai dari titik awal yang bersangkutan dinyatakan hilang atau hanyut,” ujarnya.

Menurut Jiko, berdasarkan informasi dari warga sekitar di lokasi kejadian, sebelum korban hanyut ada proses penggerebekan yang dilakukan polisi. “Penggerebekan polisi, info dari warga terkait narkoba. Sementara pencarian korban dilakukan hingga sore, dan semoga cepat ditemukan,” ujarnya.

Aspi, warga setempat mengaku, pemuda yang hanyut adalah Aldi karena melompat ke Sungai Deli saat digerebek polisi. “Yang hanyut itu memang warga sini. Saat digerebek polisi, dia lagi main judi di bawah (pinggir sungai) terus lompat ke sungai,” ucapnya.

Diketahui, pada Rabu siang sekitar pukul 14.00 WIB Aldi melompat ke Sungai Deli saat terjadi penggerebekan narkoba di pinggir sungai tersebut, Kelurahan Sei Mati, Medan Maimun. Polisi bersama warga telah melakukan pencarian sekitar 1 jam, namun tak juga ditemukan. Diduga korban hanyut karena tak pandai berenang, sehingga terbawa arus sungai yang deras. (ris/ila)

Bahas Pelabuhan Kualatanjung dengan Menko Marves, Gubernur: Segera Tuntaskan Ganti Rugi Lahan

Permasalahan pembebasan lahan untuk pembangunan Pelabuhan Kualatanjung, mulai memperlihatkan titik terang. Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, meminta agar masalah ini segera diselesaikan, agar proyek strategis nasional bisa berjalan dengan baik.

Pertengahan 2018 proses ganti rugi lahan untuk pembangunan Pelabuhan Kualatanjung sudah dimulai, namun terkendala terkait harga yang menurut warga tidak sesuai. Awal 2019 usai mediasi, masih terjadi penolakan dari masyarakat, walau PT Pelindo I telah melakukan ganti rugi 10 hektare. Kini ganti rugi kembali dilakukan, PT Pelindo I membentuk Panitia 9, dan telah memeroses pembebasan lahan seluas 50 hektare milik warga. Mereka menargetkan tahun ini pembebasan lahan mencapai 100 hektare.

Edy saat rapat koordinasi (rakor) tentang pembangunan Pelabuhan Kualatanjung secara virtual bersama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Kabinet Indonesia Maju lainnya, Rabu (3/2) malam, meminta agar hal ini cepat diselesaikan.

“Tahap pertama baru 10 hektare yang terealisasi. Tahap kedua dihentikan karena belum ada kepastian. Ini sudah terkendala sejak 2019. Kami harap ini cepat diselesaikan,” ungkap Edy melalui teleconference dari Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Nomor 41 Medan.

Ada sekitar 1.128 hektare pengadaan lahan yang direncanakan PT Pelindo I untuk pembangunan keseluruhan Pelabuhan Kualatanjung. Kendala pada pembebasan lahan ini, menurut Edy, menghambat pembangunan proyek strategis nasional tersebut.

“Tanahnya itu cukup luas, jadi bila masalah ini tidak selesai-selesai sejak 2019, tentu akan mengganggu pekerjaan ke depan,” jelasnya, didampingi Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, Pembangunan, Aset, dan SDA Pemprov Sumut, Agus Tripriyono.

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, juga mengamini hal tersebut. Dia tidak ingin ada makelar-makelar dan masalah lainnya, karena pembangunan pelabuhan ini merupakan proyek strategis nasional.

“Lahan itu harus ada dan harus clear. Harus segera dituntaskan dan tidak ada mekelar-makelar. Tidak sedikit dana yang dikucurkan untuk pembangunan Pelabuhan Kualatanjung, karena ini merupakan proyek strategis nasional,” tegasnya.

Selain masalah lahan, Luhut juga menyinggung soal pembangunan pelabuhan yang efektif dan efesien, baik secara biaya, transportasi, masalah distribusi, dan integerasi dengan kawasan ekonomi yang ada di dekatnya. Selain itu, dia juga ingin agar pembangunan proyek ini melibatkan universitas setempat, agar memberikan ilmu baru kepada mahasiswa.

“Perhatikan secara teliti, lakukan studi benar-benar agar tidak ada kesalahan dalam pembangunannya. Libatkan kampus, jadi mahasiswa-mahasiswa kita bisa bertambah ilmunya, tahu teknologi-teknologi modern saat ini di bidang pelabuhan,” jelas Luhut lagi.

Dirut Pelindo I, Dani Rusli Utama mengatakan, saat ini pihaknya sedang fokus pada pembebasan lahan tahap pertama seluas 50 hektare. Targetnya, mereka bisa menyelesaikan pembebasan lahan sekitar 100 hektare tahun ini.

“Uangnya sudah tersedia tahun ini, dan sudah diturunkan kepada anak perusahaan kami, PT Prima Pengembangan Kawasan, dan itu dalam proses. Mudah-mudahan schedule (jadwal) yang kami berikan kepada Pak Gubernur itu, bisa terealisasi. Untuk yang 50 hektare, kami sedang proses di administrasi, mudah-mudahan selesaikan semester ini,” harapnya.

Turut serta pada rakor ini Menteri BUMN Eric Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BPR/ATR Sofyan A Djalil, Menteri ESDM Arifin Tasrif, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar. Juga hadir Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, Gubernur Maluku Murad Islmail, Dirut Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan R Agus Purnomo, dan Kepala BKPM Bahlil Lahadallia. (prn/saz)

Harga Cabai Merangkak Naik, Kenaikan Harga Diprediksi Sesaat

TUNGGU: Pedagang cabai menunggu pembeli di Pusat Pasar Medan, belum lama ini. Harga komoditas ini merangkak naik, namun diprediksi kenaikan harga hanya sesaat.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pekan pertama Februari 2021, harga cabai merah di pasar tradisional Kota Medan, terpantau mulai merangkak naik dengan kisaran harga Rp48 ribu hingga Rp50 ribu per kilogram. Sebelumnya, komoditas cabai merah turun dan dibanderol Rp28 ribu per kilogram.

TUNGGU: Pedagang cabai menunggu pembeli di Pusat Pasar Medan, belum lama ini. Harga komoditas ini merangkak naik, namun diprediksi kenaikan harga hanya sesaat.

“Naik lagi harga cabai. Padahal sudah sempat turun, tiba-tiba naik lagi. Sampai hari ini (kemarin, red) masih bertahan di harga Rp50 ribu per kilogram. Kalau cabai rawit, masih di harga Rp60 ribu per kilogram,” ungkap seorang pedagang di Pusat Pasar Medan, Sadrak Tamba, Kamis (4/2).

Sadrak menjelaskan, keniakan harga cabai tersebut, sudah terjadi sejak 1 Februari dan terus mengalami kenaikan hingga saat ini. Dia juga menjelaskan, komoditas lainnya, seperti tomat masih berada di harga Rp8 ribu hingga Rp10 ribu per kilogram, cabai hijau Rp32 ribu per kilogram.

Hal yang sama diungkapkan seorang pedagang di Pasar Sei Sikambing Medan, Umi. Menurutnya, kenaikan harga tersebut tidak terlalu lama, dan nantinya segera kembali turun.

“Ada yang Rp40 ribu, ada yang Rp50 ribu per kilogram. Bedanya, kalau yang murahnya barang kemarin, kalau yang mahalnya yang baru datang hari ini,” jelasnya.

Saat ditanya apa penyebab kenaikan harga, Umi menyebutkan, harga sudah mahal di tingkat agen.

Ketua Tim Pemantau Harga Pangan, Gunawan Benjamin menjelaskan, kenaikan harga cabai ini tidak akan terjadi terlalu lama. Karena menurutnya, kondisi stok cabai mencukupi dari hasil panen pertanian di Kabupaten Karo.

“Saya rasa, kenaikan harga ini, akan berlangsung sesaat. Karena lompatan harga cabai ini lebih banyak karena kendala distribusi, atau penundaan panen oleh petani,” pungkasnya. (gus/saz)

Bea Cukai Dukung GPEI Sumut

DIABADIKAN: Ketua GPEI Sumut Hendrik H Sitompul didampingi Wakil Ketua GPEI Sumut Condrad A Naibaho, Job Purba, Badan Hukum Donsisko Perangin-angin, diabadikan bersama Kepala Kantor Bea Cukai Belawan Tri Utomo Hendro Wibowo, saat menyerahkan Majalah Eksport News.
DIABADIKAN: Ketua GPEI Sumut Hendrik H Sitompul didampingi Wakil Ketua GPEI Sumut Condrad A Naibaho, Job Purba, Badan Hukum Donsisko Perangin-angin, diabadikan bersama Kepala Kantor Bea Cukai Belawan Tri Utomo Hendro Wibowo, saat menyerahkan Majalah Eksport News.

Fasilitasi Sekolah Ekspor dengan Klinik Ekspor dan Ajak Tertibkan ‘Jasa Ekspor’

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sumut, yang dipimpin Ketua GPEI Sumut Hendrik H Sitompul, didampingi Wakil Ketua GPEI Sumut Condrad A Naibaho, Job Purba, Badan Hukum Donsisko Perangin angin, dan Staff Egi Simarmata, berkunjung ke Kantor Bea Cukai Belawan, akhir pekan lalu.

DIABADIKAN: Ketua GPEI Sumut Hendrik H Sitompul didampingi Wakil Ketua GPEI Sumut Condrad A Naibaho, Job Purba, Badan Hukum Donsisko Perangin-angin, diabadikan bersama Kepala Kantor Bea Cukai Belawan Tri Utomo Hendro Wibowo, saat menyerahkan Majalah Eksport News.
DIABADIKAN: Ketua GPEI Sumut Hendrik H Sitompul didampingi Wakil Ketua GPEI Sumut Condrad A Naibaho, Job Purba, Badan Hukum Donsisko Perangin-angin, diabadikan bersama Kepala Kantor Bea Cukai Belawan Tri Utomo Hendro Wibowo, saat menyerahkan Majalah Eksport News.

Kunjungan yang merupakan Program awal 2021 GPEI Sumut itu, diterima Kepala Kantor Bea Cukai Belawan, Tri Utomo Hendro Wibowo.

Pada pertemuan itu, Tri Utomo menyambut baik, serta mendukung rencana GPEI Sumut. Di antaranya, membuka sekolah ekspor, merancang market place untuk mempromosikan produk-produk ekspor yang ada di Sumut.

“Kami setuju dan mendukung dengan adanya membuka sekolah ekspor, karena sekarang semua didorong pakai digital. Serta rencana membuat market place dari hulu sampai ke hilir. Kami akan bersinergi untuk menggali potensi ekspor di Sumut,” ungkap Tri Utomo.

Lebih lanjut Tri Utomo mengatakan, pihaknya juga telah merancang dan akan membuat Klinik Ekspor. Diharapkan dapat bekerja sama dengan GPEI Sumut.

“Kami harapkan juga kerja sama dengan GPEI Sumut melalui Klinik Ekspor, sekaligus untuk menertibkan Jasa Ekspor,” harapnya.

Sebelumnya, Ketua GPEI Sumut, Hendrik H Sitompul mengaku, Bea Cukai Belawan mendukung penuh untuk membuka sekolah ekspor dan market place.

“Kami ingin menyampaikan sesuatu yang kami harapkan nanti menjadi program dukungan bagi GPEI Sumut, dan mendongkrak ekspor agar ekspor di Sumut bisa lebih meningkat,” jelasnya.

Dengan adanya sekolah ekspor ini, sekaligus Klinik Ekspor di Bea Cukai, sangat membantu, terutama dalam mengajarkan hal-hal praktis, yang tidak bisa didapatkan di sekolah umum.

Di Sumut, lanjut Hendrik, ada 2 pelaku usaha, yang pertama pelaku usaha jasa ekspor dan yang kedua pelaku usaha pemilik barang.

“Kewajiban kita sebagai pengusaha harus dilaksanakan. Pemilik barang tidak tahu proses barang mereka, proses logistik. Kita harus kembangkan para pemilik barang supaya bisa mandiri,” jelas Hendrik lagi.

Dalam kesempatan itu, Hendrik juga menyampaikan sinergitas dengan Bea Cukai Belawan melalui media yang dimiliki GPEI Sumut, di antaranya Majalah Export News dan media online Geosiar.com.

Di akhir pertemuan, Hendrik menyerahkan secara simbolis Majalah Export News, kepada Kepala Kantor Bea Cukai Belawan, Tri Utomo Hendro Wibowo. (adz/saz)

17 Hari Ditahan di Malaysia, 5 Nelayan Akhirnya Dipulangkan

TIBA: Lima nelayan asal Kabupaten Langkat saat tiba di Pelabuhan Perikanan Samudra Belawan, Kamis (4/2). fachril/sumut pos.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Setelah sempat ditahan selama 17 hari di Malaysia, lima nelayan asal Kelantan, Kabupaten Langkat, Sumut tiba akhirnya dipulangkan.

TIBA: Lima nelayan asal Kabupaten Langkat saat tiba di Pelabuhan Perikanan Samudra Belawan, Kamis (4/2). fachril/sumut pos.

Pemulangan nelayan tersebut dijemput kapal patroli milik PSDKP dari laut perbatasan Indonesia dan Malaysia, mereka tiba di Pelabuhan Perikanan Samudra Belawan, Kamis (4/2) pukul 09.00 WIB.

Nelayan terdiri dari nakhoda, Sahputra Ujung dan anak buah kapal (ABK) KM Inkamina 1, Ridwan, Andi, Asnan serta Syahrial telah dikembalikan ke rumahnya masing – masing. “Kami diserhakan di laut perbatasan dari kapal patroli Malaysia ke kapal patroli kita dan kami sempat ditahan selama 14 dengan sebutan tahanan preman,” kata salah satu nelayan, Syahputra Ujang

Saat acara pemulangan, Kepala PSDK Belawan Andre Fahrulsyah meminta nelayan untuk memahami masalah laut perbatasan agar hal yang sama tidak terulang lagi. “Saat ini tingkat pelanggaran di laut naik, baik yang dilakukan oleh kapal lokal maupun asing. Oleh karena itu kami akan terus meningkatkan pengawasan,” katanya didampingi penyidik Josua Sembiring.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) memberi ucapan terima kasih kepada semua pihak yang membantu proses pemulangan nelayan.”KM Inkamina 1 ini merupakan kapal bantuan PSDKP tahun 2012 dan awalnya proses pemulangan dilakukan melalui jalur Imigrasi yang bisa memakai waktu hingga tiga bulan. Namun setelah berbagai negosiasi mereka bisa pulang dengan cara sederhana,” kata Zulfahri didampingi Sekertaris Ali Sakti Siregar dan Ketua HNSI Medan Abdul Rahman.

Ketua Asosiasi Pengusaha Perikanan Gabion Belawan (AP2GB) Muller Gultom mengajak semua pihak untuk bersinerji membangun kehidupan nelayan. “Bantuan ini kami berikan sebagai bentuk tali asih kami mewakili pengusaha dan mari kita terus bekerjasama membangun nelayan,” katanya didampingi Sekretaris Alfian MY. (fac/ila)

Pascapertandingan Futsal Melanggar Prokes, Kapolsek Percut Seituan dan Kanit Reskrim Medan Kota Dicopot

Kombes Pol Hadi Wahyudi Kabid Humas Polda Sumut

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pasca viralnya pertandingan babak final futsal di Gor Mini Pancing, Medan yang melanggar protokol kesehatan (prokes), Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapolda Sumut) Irjen Pol Martuani Sormin mencopot jabatan dua perwira di jajaran Kepolisian Sektor (Polsek) Polrestabes Medan. Kedua perwira tersebut, yakni Kapolsek Percut Seituan AKP Ricky P Atmaja, dan Kanit Reskrim Polsek Medan Kota Iptu Ainul Yaqin.

Kombes Pol Hadi Wahyudi, Kabid Humas Polda Sumut.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan, pihak Polrestabes Medan telah menahan dan menetapkan panitia penyelenggara berinisial BG sebagai tersangka. “Dalam keterangannya, tersangka BG nekat menyelenggarakan turnamen futsal karena mencatut nama dan logo Polda Sumut karena tersangka sebelumnya pernahn

menjadi PHL (honorer) di Mapolda Sumut,” katanya kepada sejumlah wartawan di Medan, Kamis (4/2).

Setelah diselidiki dari pengakuan tersangka BG, lanjut Hadi, ternyata Polda Sumut maupun Polrestabes Medan tidak pernah mengeluarkan izin keramaian untuk menyelenggarakan turnamen futsal tersebut.

“Akibat dari penyelenggaraan turnamen futsal ini, Kapolda Sumut mengambil langkah tegas mencopot jabatan Kapolsek Percut Seituan dan Kanit Reskrim Polsek Medan Kota,” tegasnya.

Dijelaskannya, pencopotan Kapolsek Percut Seituan dikarenakan lalai serta tidak mengetahui adanya turnamen futsal di Gor Mini Pancing yang merupakan wilayah hukum Polsek Percut Seituan. Sedangkan pencopotan terhadap Kanit Reskrim Polsek Medan Kota karena ikut dalam turnamen tersebut sebagai peserta. “Sesuai instruksi Kapolda Sumut, setiap yang melanggar aturan prokes, baik sipil maupun anggota Polri akan diberikan sanksi tegas,” tegasnya lagi.

Disinggung siapa pengganti keduanya, Hadi mengungkapkan, keduanya dari Brimob. Namun, ia enggan memberitahukan siapa personel Brimob yang akan menggantikan mereka. “Dua-duanya dari Brimob. Pastinya akan ada serah terima jabatan dan akan segera dilakukan prosesinya,” bebernya.

Mengenai adanya dua anggota Polri yang dicatat namanya, Hadi mengaku, saat ini sedang didalami oleh pihak Propam Polda Sumut. “Kita dalami semuanya, apakah tandatangan itu dipalsukan atau tidak. Berdasarkan keterangan yang disampaikan panitia penyelenggara, diakui bahwa itu dipalsukan,” pungkasnya. (mag-1/ila)