25 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 4078

Lelang Jabatan Pemko Medan, 52 ASN Ikuti Psikotest

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 52 Aparatur Sipil Negara (ASN) mengikuti lelang jabatan eselon II yang dibuka oleh Pemerintah Kota (Pemko) Medan. Kemarin, ke-52 ASN itu menjadi peserta ujian tahap Psikotest di Universitas Sumatera Utara (USU) yang terdiri dari 51 pejabat eselon III dan 1 pejabat eselon II.

Dari total 52 peserta itu, 51 peserta merupakan ASN Pemko Medan, sedangkan 1 peserta lainnya merupakan pejabat dari Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Provinsi Sumut.

“Hari ini ada psikotes di USU untuk peserta lelang 5 jabatan eselon II Pemko Medan. Pesertanya ada 52, ada juga pejabat yang bukan ASN Pemko Medan,” ucap Kepala Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKDPSDM) Medan, Muslim Harahap kepada Sumut Pos, Selasa (20/7).

Muslim menjelaskan, dari total 52 peserta itu ada 1 pejabat eselon II Pemko Medan yang ikut menjadi peserta lelang.

“Pejabat eselon II yang ikut lelang jabatan eselon II itu, pak Muhammad Sofyan, Kasatpol PP Medan. Beliau sudah lama jadi Kasatpol PP, mungkin butuh penyegaran,” jelasnya.

Nantinya, kata Muslim, hanya ada 3 nama dari tiap posisi jabatan yang dilamar yang akan diusulkan kepada kementerian.”Yang akan diusulkan ke KASN hanya ada 3 nama, yaitu yang hasil test nya 3 terbaik di posisi jabatannya.

Kepada Sumut Pos, Kabag Humasy Pemko Medan, Arrahman Pane yang turut menjadi peserta lelang tersebut membenarkan hal itu.”Iya, saya ikut lelang jabatan eselon II itu. Saya ikut untuk jabatan Kadispora dan Kadis DPMPTSP, doakan ya,” ucapnya kepada Sumut Pos, Senin (20/7).

Di sisi lain, Kasatpol PP Kota Medan, Muhammad Sofyan mengaku menjadi satu-satunya pejabat eselon II yang mengikuti lelang jabatan tersebut. “Iya, saya satu-satunya pejabat eselon II yang ikut lelang jabatan itu. Bulan (Juni) lalu saya sudah 8 tahun jadi Kasatpol PP, kita beri kesempatan untuk teman-teman yang lain untuk mengisi posisi itu. Kita yakin akan ada yang lebih baik lagi dari saya,” jawabnya dengan merendah.

Sofyan mengaku, ia hanya mengikuti satu posisi lelang jabatan eselon II, yakni jabatan Asisten Pemerintahan (Aspem) yang kosong karena pejabat sebelumnya, yakni Musaddad Nasution telah meninggal dunia akibat Covid-19.

“Mudah-mudahan nanti banyak yang bisa kita benahi kalau saya terpilih sebagai Aspem. Tanggal 23 ini akan wawancara, lalu nanti akan ada tahap pembuatan makalah dan presentasi, doakan saja ya,” ungkapnya.

Sementara itu, sebanyak empat Belas pejabat Pemko Medan dilaporkan memperebutkan jabatan Sekretariat DPRD (Sekwan) Kota Medan.

Muslim pun membenarkan hal tersebut saat ditanya wartawan usai menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi I DPRD Medan, Senin (20/07). “Kalau untuk formasi Sekretariat DPRD Medan ada 14 orang. Kalau nama-namanya silahkan lihat di website,” jelasnya.

Data yang diperoleh dari situs http://bkd.pemkomedan.go.id/seleksijpt, 14 pejabat yang mengincar kursi Sekretariat DPRD Medan, di antaranya, Muhammad Reza Hanafi (RSUD Dr Pirngadi Medan), Riza Zulfi (Dinas Perdagangan Kota Medan), Januari Pane (Dinas Perdagangan), Amran Sanusi Rambe (Camat Medan Polonia), Andi Syukur Harahap (Kabag Umum Sekretariat DPRD Medan), Amarullah (Dinas Perpustakaan dan Kearsipan), Gadombang Diapari (Dinas Pendidikan), Muhammad Ali Sipahutar (Camat Medan Denai), Sariguna Tanjung (Bagian Umum Setda Kota Medan), Ilyan Chandra Simbolon (Camat Medan Baru), Indra Gunawan (Bagian Kesra), Abdul Johan (Dinas Pendidikan), Pahri (Dinas Pertamanan dan Kebersihan) dan Odi Anggia Batubara (Camat Medan Timur),

Seperti diketahui, ada 5 jabatan eselon II Pemko Medan yang sedang dilelang saat ini, yakni Adapun kelima jabatan tersebut antara lain Asisten Pemerintahan dan Sosial Sekretariat Daerah Kota Medan, Sekretaris DPRD Medan, Kepala Dinas Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) serta Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Medan. (map/ila)

23 Juli Razia Besar-besaran, Segera Lengkapi Surat Kendaraan Anda

Ilustrasi
Ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bagi Anda yang mengendarai kendaraan bermotor tapi tak memiliki kelengkapan surat-surat kendaraan, segera lah melengkapinya. Sebab, Poldasu akan menggelar razia Patuh Toba 2020 pada 23 Juli hingga 5 Agustus 2020.

Kasubbid Penmas Bid Humas Poldasu, AKBP MP Nainggolan mengatakan, razia tersebut digelar untuk meningkatkan kedisiplinan masyarakat Kota Medan dalam berlalu lintas.

“Ops Patuh Toba 2020 ini, sebagai langkah kita dalam mengurangi pelanggaran berlalu lintas, mengurangi kemacetan dan penerapan protokol kesehatan, guna pencegahan penyebaran Covid-19,” ujarnya, Senin (20/7) di Mapoldasu.

Dikatakannya, pihaknya akan mengarah kepada razia besar-besaran di Kota Medan. Selain memperhatikan pengguna jalan raya yang tidak menerapkan protokol kesehatan, seperti tidak menggunakan masker, personel Kepolisian yang diturunkan juga akan menindak pengguna jalan raya yang tidak melengkapi surat kendaraan, seperti SIM, STNK, pajak kendaraan dan helm.

Ia mengimbau kepada masyarakat agar memperhatikan kedisiplinan tersebut. Sebab, akan ada sanksi yang diterapkan. “Memang Undang-undang terkait protokol kesehatan belum ada, tetapi menerapkan sanksi seperti dulu, yakni bagi warga yang tidak menggunakan masker wajib push up, kita anggap sah-sah saja. Karena ini sebagai penerapan kedisiplinan kepada warga agar kesalahan itu tidak diulangi lagi.

MP Nainggolan memaparkan, penerapan Ops Patuh Toba 2020 ini, terkait Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) untuk menuju ke kehidupan New Normal. Namun istilah New Normal menjadi polemik di masyarakat. Masyarakat menjadi salah faham dengan mènganggap semua lini dan semua kegìatan sudah normal, atau sudah terbebas dari pandemi Covid-19.

Padahal, lanjutnya, tidak demikian. Masyarakat harus tetap waspada dan antisipasi terhadap pandemi Covid-19. Sehingga, namanya diganti menjadi AKB.

“Sebenarnya sih sama aja, hanya ganti nama. Masyarakat silakan beraktivitas seperti biasa, namun tetap mematuhi protokol kesehatan,” tegasnya.

Menurutnya, penerapan AKB, yakni dengan cara membiasakan diri tidak bersalaman jika bertemu dengan orang lain, menggunakan masker di saat keluar rumah serta menhaga jarak dengan orang lain, merupakan kebiasaan baru yang harus dipedomani, karna virus ini tak akan pernah hilang apalagi belum ditemukan anti virusnya.

“Jadi, selama ini tidak memakai masker sekarang biasakan pakai masker, biasakan sering cuci tangan dan biasakan menjaga jarak. Itu yg harus bisa kita adaptasikan. Itulah yang namanya prorokol kesehatan,” pungkasnya.

Hal senada juga dikatakan Direktorat Lalulintas (Ditlantas) Polda Sumut, Kombes Pol Wibowo SIK. Ia memaparkan, akan melakukan Operasi Patuh Toba 2020 yang dilaksanakan pada 23 Juli sampai dengan 5 Agustus 2020. “Kita akan melakukan Operasi Patuh Toba 2020, selama 14 hari dan ini dilakukan serentak di seluruh kepolisian daerah di Indonesia,” ujarnya.

Dijelaskannya, Operasi Patuh Toba 2020 kali ini dilakukan untuk meningkatkan kedisiplinan pada masyarakat akan berlalulintas.

“Tujuannya agar masyarakat bisa disiplin berlalulintas dan juga untuk mengurangi terjadinya kemacetan, pelanggaran dan kecelakaan lalulintas,” pungkasnya. (mag1/ila)

Curi Ikan, Dua Kapal Asing Ditenggelamkan

DITENGGELAMKAN: Proses pemusnahan duakapal asing yang dibakar dan kemudian ditarik kapal petugas agar cepat tenggelam. Dua kapal asing itu ditenggelamkan karena mencuri ikan.
DITENGGELAMKAN: Proses pemusnahan duakapal asing yang dibakar dan kemudian ditarik kapal petugas agar cepat tenggelam. Dua kapal asing itu ditenggelamkan karena mencuri ikan.
DITENGGELAMKAN: Proses pemusnahan duakapal asing yang dibakar dan kemudian ditarik kapal petugas  agar cepat tenggelam. Dua kapal asing itu ditenggelamkan karena mencuri ikan.
DITENGGELAMKAN: Proses pemusnahan duakapal asing yang dibakar dan kemudian ditarik kapal petugas agar cepat tenggelam. Dua kapal asing itu ditenggelamkan karena mencuri ikan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua unit kapal ikan asing yang ditindak dalam kasus illegalfishing (pencurian ikan) di kawasan perairan Belawan beberapa waktu lalu, akhirnya dimusnahkan tim gabungan Kejari Belawan, Senin (20/7). Prosesi penenggelaman kapal ikan berbendera Malaysia, yakni KM PKFB 1870GT dan KM KHF 1960 GT 65, dilaksanakan di Bouy 1 perairan Belawan, sekitar pukul 10.00 WIB.

“Pemusnahan barang bukti hasil kejahatan ini setelah status hukumnya dinyatakan inkraah,” ungkap Kepala Kejari Belawan, Ikeu Bachtiar.

Melalui langkah pemusnahan, kata dia, diharapkannya dapat memberikan efek jera bagi pelaku ilegal fishing, terutama bagi warga negara asing.

Bahkan dalam perkara ini, pihaknyan

juga telah mengeksekusi pelaku pencurian ikan itu yang merupakan dua orang nakhoda asal Thailand.

Tidak hanya itu, ke depan bangkai kapal asing yang ditenggelamkan dapat dimanfaatkan menjadi tempat kembangbiak ikan. Sehingga menciptakan lahan baru bagi nelayan tradisional untuk mencari nafkah.

Dari pantauan, proses pemusnahan kapal di tengah laut, dimulai dengan cara mengisi air, batu dan pasir ke dalam palka kapal. Kemudian kapal itu dibakar dan dibantu kapal petugas ditarik agar cepat tenggelam. (fac)

Permudah Kinerja Wartawan, Dua Hakim Ditunjuk jadi Humas PN Medan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Immanuel Tarigan dan Safril Batubara ditunjuk Ketua Pengadilan Negeri (PN) Medan Sutio Sumagi Akhirno sebagai Humas. Kedua hakim tersebut ditunjuk menggantikan Erintuah Damanik yang pindah ke PN Surabaya.

Menurut Sitio, kedua Humas baru tersebut tetap dibawah kendali koordinator Humas T Oyong. Ketiga humas tersebut dibagi dalam tiga bidang perkara yakni Perdata, Pidana dan Pidana Khusus (Pidsus) serta PHI.“Jadi kalau wartawan bertanya soal perkara pidana akan berhubungan dengan humas yang ditunjuk sesuai bidangnya,” ujarnya kepada wartawan, Senin (20/7).

Dijelaskannya, penunjukan humas sesuai bidangnya itu untuk menglengkapi dan mempertajam informasi ke masyarakat. “Mudah-mudahan dengan humas sesuai bidangnya itu akan memberikan informasi lengkap dan utuh ke masyarakat,” kata Sitio.

Selain itu, katanya, penunjukkan tiga humas tersebut untuk mempemudah wartawan untuk mendapatkan informasi tentang PN Medan. “Kalau humas yang satu sedang menangani perkara, kebetulan ditanya wartawan gak mungkin humas tersebut memberi ketera-ngan. Tapi dialihkan ke humas yang lain agar objektif,” jelasnya.

Menurut dia, hubungan PN Medan dengan wartawan unit hukum sudah berjalan baik dan diharapkan bisa di-tingkatkan lagi. Namun demikian pengadilan tidak mengekang kebebasan pers.

Sementara itu, Immanuel Tarigan mengucapkan terimakasih atas penunjukkan dirinya sebagai humas baru di PN Medan. “Saya akan koordinasi dengan teman-teman wartawan. Apalagi saya orang baru, perlu masukan dan kritikan,” ujarnya. Immanuel yakin, hubungan wartawan dan PN Medan sudah berjalan baik dan akan ditingkatkan lagi di masa mendatang. (man/ila)

Warga Dairi Keluhkan BST Macet

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Sejumlah warga di kelurahan Kabupaten Dairi yang menerima manfaat Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi mengeluh. Mereka mengaku hingga kini belum menerima BST tahap II.

Warga mengaku sejak menerima BST tahap pertama pada pertengahan bulan Mei 2020, hingga kini (Juli-red), belum juga ada tanda-tanda akan menerima pencairan tahap II. Padahal, pencairan bantuan langsung tunai (BLT) desa maupun BST Kementerian Sosial (Kemensos) menunggu pencairan tahap ketiga.

“Siapa yang tidak resah, hingga kini kita belum ada menerima penjelasan, kapan kita menerima BST tahap II, sudah hampir dua bulan, setelah pencairan tahap pertama belum ada kejelasan,” beber Sidabutar, warga Panji Dabutar yang mengaku penerima manfaat BST Kabupaten Dairi, Senin (20/7).

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Dairi, Parulian Sihombing dihubungi wartawan mengakui keterlambatan pencairan BST tahap II.

Parulian Sihombing yang belum ada satu bulan menjabat di dinas sosial itu menjelaskan, bahwa keterlambatan pencairan BST tahap dua tersebut, akibat adanya verifikasi kembali data penerima BST dimaksud. Seperti data double, meninggal dunia, pindah, pensiunan janda, termasuk warga yang mundur dengan kesadaran sendiri.

“Sebelumnya, jumlah penerima manfaat dana BST Kabupaten untuk 8 kelurahan yang ada di Kabupaten Dairi pada tahap pertama sebanyak 3.921 kepala keluarga, namun setelah kita lakukan verifikasi ulang, jumlahnya berkurang sebanyak 132 KK,” jelas Sihombing.

Menurut Sihombing, selain karena verfikasi ulang data penerima BST, keterlambatan penyaluran BST disebabkan lambatnya data usulan baru calon penerima BST kabupaten dari kecamatan maupun desa.

Hingga kini, diakui masih ada enam kecamatan dari 15 kecamatan yang belum menyerahkan 100 persen data usulan baru calon penerima BST kabupaten untuk warga desa. “Namun demikian, pencairan BST kabupaten untuk  tingkat kelurahan, kita harapkan dalam Minggu ini sudah dapat kita realisasikan,” tandas Sihombing.

Pada kesempatan itu, Kadis Sosial Parulian Sihombing yang mengaku belum menguasai sepenuhnya permasalahan sosial yang ada, karena baru menjabat beberapa hari saat itu.

Dia mengimbau agar seluruh camat yang belum menyerahkan data usulan baru calon penerima BST kabupaten untuk desa agar segera menyampaikannya ke dinas yang dipimpinnya. Tujuannya, agar BST kabupaten untuk desa segera dapat direalisasi.

Seperti diketahui, dana BST Kabupaten Dairi tahap pertama sudah disalurkan khusus untuk warga masyarakat kelurahan yang terdampak langsung Covid -19 pada Mei 2020 lalu.

Belum lama ini, Pemerintah Kabupaten Dairi membuat kebijakan baru  dengan menyalurkan BST yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Dairi untuk warga desa yang yang seharusnya layak menerima bantuan Covid, akan tetapi sama sekali tidak menerima bantuan, baik BST dari pusat, provinsi, maupun BLT desa. (bbs/azw)

Catut Nama Gubernur AAU, Napi Lapas Sibolga Tipu Warga Yogyakarta

Penipuan-Ilustrasi.
Penipuan-Ilustrasi.

SUMUTPOS.CO – Satreskrim Polresta Yogyakarta mengungkap kasus penipuan yang mencatut nama gubernur Akademi Angkatan Udara (AAU) dan pejabat di Dirjen Bea Cukai. Dua orang tersangka yang masih memiliki hubungan keluarga JS dan ES ditangkap di Kota Sibolga, Sumatera Utara (Sumut).

Tersangka JS merupakan seorang narapidana kasus pencabulan yang divonis 12 tahun penjara di Lapas Sibolga. Selama mendekam di penjara, dia menyembunyikan handphone di dalam ruang tahanan. Aksi penipuan ini dilakukannya dari dalam lapas dengan menghubungi korban. “Tersangka ini sudah empat tahun menjalani masa penahanan di sana dan sudah kami bawa ke Yogyakarta,” kata Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Sudjarwoko, Senin (20/7).

Pelaku menipu dengan terlebih dulu menghubungi para korban secara acak. Akhirnya pelaku menghubungi nomor ponsel milik korban Indah Pastini, warga Pakualaman, Yogyakarta. Pelaku mengaku sebagai gubernur AAU dan memasang foto profil gubernur AAU untuk meyakinkan korban.

“Modusnya dia mengacak nomor telepon dan mengaku gubernur AAU yang mencari keluarganya untuk dimintai uang,” katanya. Dalam percakapan ini, pelaku berdalih meminjam uang untuk lelang mobil yang ditangani oleh Dirjen Bea Cukai. Korban yang memang memiliki hubungan keluarga dengan Gubernur AAU langsung mengirimkan uang Rp10 juta ke nomor rekening ES. Pelaku kemudian meminta korban untuk menunggu karena ada pegawai dari Dirjen Bea Cukai yang akan menghubunginya. Pelaku kemudian mengganti nomor, dan menelepon korban dengan mengaku sebagai orang Bea Cukai. Pelaku kembali minta dikirimi uang Rp10 juta dan pulsa Rp500.000. Total kerugian yang dialami korban senilai Rp20,5 juta.

“Korban sadar, karena pelaku terus meminta uang dan melaporkan ke polisi,” katanya. Atas perbuatannya, pelaku akan dijerat dengan pasal 378 KUHP dengan ancaman hukuman penjara 4 tahun. (bbs/azw)

Tujuh Rumah Hangus Terbakar

KEBAKARAN: Sejumlah masyarakat menyaksikan kebakaran rumah di Jalan WR Kampung Labuhan Rantauprapat, Minggu (19/7).
KEBAKARAN: Sejumlah masyarakat menyaksikan kebakaran rumah di Jalan WR Kampung Labuhan Rantauprapat, Minggu (19/7).
KEBAKARAN: Sejumlah masyarakat menyaksikan kebakaran rumah di Jalan WR Kampung Labuhan Rantauprapat, Minggu (19/7).
KEBAKARAN: Sejumlah masyarakat menyaksikan kebakaran rumah di Jalan WR Kampung Labuhan Rantauprapat, Minggu (19/7).

RANTAUPRAPAT, SUMUTPOS.CO – Tujuh unit rumah di Lingkungan Labuhan Jalan WR Kampung Labuhan Rantauprapat, Kelurahan Padangmatinggi, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, terbakar Minggu (19/7) malam. Tidak ada korban jiwa kebakaran itu, namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

Kebakarannya yang menghanguskan tujuh rumah warga lingkungan itu terjadi jelang magrib. Ratusan warga turun ke lokasi menyaksikan amukan si jago merah.

Ratusan warga datang melihat kepulan api dari bahu jalan WR Supratman, sekitar 50 meter ke titik kebakaran, mengakibatkan jalan menjadi macet.

Kepolisian Satlantas Polres Labuhanbatu turun ke lokasi untuk menertibkan arus lalu lintas.

Menurut Udin warga setempat mengatakan api bermula dari rumah warga yang memiliki usaha depot air minum. Sebentar saja api langsung marak, membesar dan menjalar ke rumah Amal, H Juasin, dan yang lain.

“Tadi rumah depot air minum itu pertama terbakar yang di ketahui pemilik depot air minum bernama Idris yang di ketahui bekerja sebagai pegawai PDAM Tirtabina. Sebentar saja sudah menjalar ke rumah-rumah tetangganya,” sebutnya.

Selanjutnya, pantauan awak media ini di lokasi, warga sekitar yang ikut membantu rumah warga yang terbakar menemukan tabung gas elpiji 3 kg di lokasi rumah yang terbakar. “Untung saja tabungnya tidak terbakar, kalau terbakar bisa meledak,” sebut Sutris warga WR Supratman.

Sampai saat ini, belum diketahui penyebab kebakaran. Sebagian warga menduga akibat arus pendek (korsleting listrik). Petugas pemadam awalnya kesulitan memadamkan kobaran api di karenakan lokasi yang padat penduduk dan jalan yang sempit.

Petugas pemadam kebakaran berserta Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Labuhanbatu dan dibantu warga yang berjibaku memadamkan api. Pukul 20.00 WIB, api sudah dapat di padamkan. Namun barang-barang seisi rumah korban tidak terselamatkan. (bbs/azw)

Tiga Warga Dairi Positif Covid-19

Ketua Pokja Humas Gustu Covid-19 juga Kadis Komimfo Dairi, Rahmatsyah Munthe.
Ketua Pokja Humas Gustu Covid-19 juga Kadis Komimfo Dairi, Rahmatsyah Munthe.
Ketua Pokja Humas Gustu Covid-19 juga Kadis Komimfo Dairi, Rahmatsyah Munthe.
Ketua Pokja Humas Gustu Covid-19 juga Kadis Komimfo Dairi, Rahmatsyah Munthe.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Warga Kabupaten Dairi terkonfirmasi positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) terus bertambah. Sejak kemarin bertambah menjadi 3 orang. Pasien dalam pengawasan (PDP) ada 1 orang.

Ketua Pokja Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 juga Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Dairi, Rahmatsyah Munthe, Senin (20/7) mengatakan, data sampai, Minggu (19/7), jumlah Warga Dairi terkonfirmasi positif bertambah menjadi 3 orang di mana sebelumnya 2 orang. “Data terbaru, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 itu berjenis kelamin perempuan berusia 32 tahun beralamat di Kecamatan Sumbul Pegagan,” ucap Rahmatsyah.

Rahmatsyah menjelaskan, perempuan terkonfirmasi positif itu sebenarnya sudah 4 tahun tinggal di Medan tetapi dia masih tercatat atau memiliki KTP Dairi. “Sehingga, pelacakan terkait kontak si pasien dilakukan di Medan bukan di Dairi,” ungkapnya.

Rahmatsyah menyebut, ketiga pasien positif Covid-19 yakni 2 orang warga Kecamatan Sumbul Pegagan 2 orang dan 1 orang warga Kecamatan Gunung Sitember. Kini ketiga pasien dirawat di Medan dan perawatanya otoritas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut.

Rahmatsyah menambahkan, pasien yang sudah sembuh di Dairi 2 orang. Selain pasien positif bertambah, satu warga Kecamatan Tigalingga saat ini berstatus PDP dan sedang perawatan di salah rumah sakit di Medan. “Sementara orang tanpa gejala (OTG) sebanyak 20 orang yang tersebar di Kecamatan Gunungsitember 6 orang, Siempat Nempu Hilir satu orang, Sumbul Pegagan 13 orang,” pungkasnya. (rud/azw)

BPBD Masih Mencari Satu Korban Lagi yang Hanyut di Sungai Bahapal

CARI KORBAN HANYUT: Tim gabungan masih mencari korban hilang akibat terseret arus deras di Sungai Bahapal, Huta Sipanga Nagori Bandar Selamat, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, Minggu (19/7).
CARI KORBAN HANYUT: Tim gabungan masih mencari korban hilang akibat terseret arus deras di Sungai Bahapal, Huta Sipanga Nagori Bandar Selamat, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, Minggu (19/7).
CARI KORBAN HANYUT:  Tim gabungan masih mencari korban hilang akibat terseret arus deras di Sungai Bahapal, Huta Sipanga Nagori Bandar Selamat, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, Minggu (19/7).
CARI KORBAN HANYUT: Tim gabungan masih mencari korban hilang akibat terseret arus deras di Sungai Bahapal, Huta Sipanga Nagori Bandar Selamat, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, Minggu (19/7).

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – BADAN SAR Nasional (Basarnas) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI dan Polri, Senin (20/7), melanjutkan pencarian satu orang lagi warga yang belum ditemukan hanyut di Sungai Bahapal, Huta Sipanga Nagori Bandar Selamat, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut).

Sebelumnya pada Minggu (19/7) sore, sudah ditemukan lima orang lainnya dalam kondisi meninggal dunia hanyut di sungai tersebut. Lima orang korban sudah dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia terdiri dari satu keluarga yakni Evi Naibaho (44), Firli Ayu (12), Fitri Ayu (10), Febi Ayu (8) dan Rizki (8). Seluruhnya warga Paya Bagas, Tebingtinggi. Sementara itu, Rahman (38), keluarga dari lima orang korban tersebut, masih belum ditemukan oleh petugas gabungan yang melakukan pencarian.

“Proses pencarian terhadap Rahman, korban yang hilang masih dilanjutkan. Dengan berkoordinasi dengan TNI/Polri, BPBD Simalungun dan dibantu sejumlah warga, regu SAR yang turun menggunakan membawa rescue car double cabin D-Max, LCR, alat selam, Handy Talky, GPS dan kantong mayat,” ujar Humas SAR Medan, Hisar Turnip di Medan, Senin (20/7).

Hisar mengatakan, satu keluarga yang merupakan warga Paya Bagas Kecamatan Tebing, Kabupaten Serdang Bedagai. Awalnya, mereka berkunjung ke rumah familinya di Huta Sipanga Nagori Bandar Selamat, Kecamatan Batu Nanggar. Sore harinya, mereka pergi untuk mandi – mandi di Sungai Bahapal. Saat itu, arus sungai sangat deras.

Kapolsek Serbelawan, Iptu Abdullah Yunus menyampaikan, Yogi merupakan korban hanyut pertama sesuai keterangan sejumlah saksi yang melihat kejadian. Dia berhasil diselamatkan oleh Lisnawati (41). Namun, arus sungai semakin deras menghanyutkan Rizki, Fitri dan saudaranya yang lain. Orangtua mereka, Rahman, berusaha memberikan pertolongan.

“Rahman pun terseret arus deras sungai. Lima orang keluarganya sudah dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia. Sampai siang hari, Rahman belum ditemukan. Sementara itu, lima jenazah korban hanyut sudah diserahkan kepada pihak keluarga. Dengan kejadian ini, kami mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati – hati jika berwisata ke pinggiran sungai,” sebutnya. (bbs/azw) 

PPM Kabanjahe Bantu Penderita Hidrosefalus

SERAHKAN: Pengurus PPM Kabanjahe menyerahkan bantuan pada orangtua anak penderita hidrosefalus.deo/sumut pos.
SERAHKAN: Pengurus PPM Kabanjahe menyerahkan bantuan pada orangtua anak penderita hidrosefalus.deo/sumut pos.
SERAHKAN: Pengurus PPM Kabanjahe menyerahkan bantuan pada orangtua anak penderita hidrosefalus.deo/sumut pos.
SERAHKAN: Pengurus PPM Kabanjahe menyerahkan bantuan pada orangtua anak penderita hidrosefalus.deo/sumut pos.

KABANJAHE, SUMUTPOS.CO – Pemuda Panca Marga menyerahkan donasi kebersamaan kepada keluarga Gihon Efrata Purba (3), seorang penderita hidrosefalus, di Desa Singa, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Jumat (17/7). Aksi sosial yang digagas Sekretaris Maran PPM Kabanjahe Kiki Sembiring menjelaskan, awal rencana pengumpulan amal dilakukan setelah mendapat info viral di media sosial atas kondisi bayi usia 3 tahun itu.

Dan pada akhirnya, aksi ini mendapat dukungan dari berbagai kalangan, termasuk Pemuda Panca Marga melalui Maran PPM Kabanjahe. Mereka pun mendonasikan sejumlah Rp10 juta dari hasil pengumpulan amal kepada Gihon Efrata Purba.

Diketahui, Gihon Efrata Purba adalah anak kedua dari Edison Purba (30) dan Isda Br Sembiring (24). Menurut penuturan mereka, derita Gihon sudah terjadi sejak usia dini.

Dijelaskan, usahanya untuk mengobati Gihon hingga sekarang sudah dilakukan berulang kali, dan bahkan berpindah-pindah rumah sakit. Meski demikian, kisah ibunda Gihon, para dokter di beberapa rumah sakit tidak mampu memberi jalan keluar, dan menyarankan keluarga untuk membawa Gihon pulang. Dikatakan, awalnya Gihon Efrata Purba dirawat di RS Efarina Etaham, kemudian dirujuk ke RS Adam Malik dan bahkan RS Bhayangkara Medan, tetapi tetap tidak menemukan jalan keluar.

Meski mendapati jalan buntu di sejumlah rumah sakit, kedua orangtua Gihon tetap tabah dan mencoba merawat anaknya melalui pengobatan alternatif dengan menggunakan rempah-rempah yang dipelajari dari Nenek Karo Gihon Efrata Purba.

Menurut ibunda Gihon, setelah menggunakan rempah-rempah meski ada penurunan gejala, namun yang kerap membuatnya cemas karena kondisi Gihon yang mengalami kepala membesar dan belum ada perubahan, serta belakangan Gihon mengalami kejang-kejang dan demam tinggi.

Turut hadir dalam penyerahan donasi itu Ketua Maran PPM Kabanjahe Efan Sembiring Meliala, Sekretaris Kiki Sembiring, Bendahara Defri Barus dan Ketua Karang Taruna Desa Singa Wahyu Surbakti.

Penderitaan buah hati Adison Purba dan Isda br Sembiring ini sebenarnya sudah terlihat sejak dia lahir. Ditandai dengan perubahan ukuran pada kepala. Seiring waktu, ukuran kepala anak bungsu dari dua bersaudara ini kian membesar. Kedua bola matanya pun seperti terlihat keluar.

Sebagai orangtua, Adison Purba telah melakukan berbagai upaya. Bersama istrinya Isda Sembiring, dia telah membawa anaknya berobat ke Rumah Sakit Amanda Berastagi, Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

Terakhir pada bulan November 2019, Gihon Efrata dibawa berobat ke Rumah Sakit H Adam Malik Medan. Sayang, kondisi Gihon Efrata belum pulih. Belakangan ini, kondisi kesehatan anak balita malang itu kian melemah.

Isda Sembiring kini hanya bisa berharap doa kesembuhan dan uluran tangan dari berbagai pihak untuk menyelamatkan nyawa anaknya. “Saya mohon doa untuk kesembuhan anak kami, pak,” ujar Isda Sembiring. Penderitaan tak hanya dirasakan pasien, tapi juga keluarga. Beban mereka pun semakin bertambah lantaran penanganan hidrosefalus membutuhkan banyak tindakan, dengan biaya yang tidak sedikit.

Bahkan Isda Sembiring sempat merasa putus asa. Pasrah karena telah berobat ke sana kemari, namun anaknya belum juga mendapat kesembuhan. (deo/han)