25 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 4154

Ketua Komisi III DPRD Medan Kunjungi Medan Zoo: Sebelum Dioperasikan Kembali, Harus Dibenahi

Kunjungan:Rizki Lubis saat memberi makan Gajah koleksi Medan Zoo.
Kunjungan:Rizki Lubis saat memberi makan Gajah koleksi Medan Zoo.
Kunjungan:Rizki Lubis saat memberi makan Gajah koleksi Medan Zoo.
Kunjungan:Rizki Lubis saat memberi makan Gajah koleksi Medan Zoo.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua Komisi III DPRD Medan, M Afri Rizki Lubis mengunjungi Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) di tengah pandemi Covid-19. Komisi III perlu meninjau Medan Zoo untuk dapat dibenahi secepat mungkin sembari menunggu beroperasinya kembali kebun binatang milik Pemko Medan yang dikelola PD Pembangunan selaku salah satu BUMD Pemko Medan tersebut.

“Walaupun sekarang kondisinya masih ditutup, tapi selaku Counterpart PD Pembangunan saya merasa perlu untuk meninjau langsung kondisi Medan Zoo inin Bagaimana kondisi hewan-hewannya, infrastrukturnya dan lain-lain,” ucap Rizki kepada Sumut Pos, Rabu (17/6) sore.

Pantauan Sumut Pos, di tengah rintik hujan sore itu, Rizki pun melihat kondisi Medan Zoo yang sudah kurang terus. Seperti, kondisi jalan di dalam lokasi Medan Zoo yang kurang baik, penerangan, rumput-rumput yang telah panjang, hingga kandang-kandang satwa. Tak hanya itu, Rizki juga menyoroti akses jalan menuju Medan Zoo, tak hanya rusak tetapi juga terdapat beberapa ruas jalan yang berlubang cukup dalam.

“Kita tak tahu kapan pandemi ini berakhir, tetapi kalau Medan Zoo sudah bisa beroperasi kembali, apakah kondisi seperti ini yang harus kita berikan kepada para pengunjung? Banyak yang harus dibenahi disini,” ujarnya.

Sedangkan untuk pakan para satwa, Rizki mengaku bahwa saat ini koleksi satwa di Medan Zoo sudah tercukupi kebutuhan pakannya. Selain mendapatkan bantuan senilai Rp200 juta dari anggaran Covid-19 Kota Medan untuk biaya makan dan perawatan satwa, bantuan pakan juga didapatkan dari sejumlah donatur yang berempati untuk membantu keberlangsungan hidup para satwa disana.

“Anggaran itu tentu masih kurang dan kita berterima kasih atas bantuan masyarakat yang masih peduli akan nasib para satwa disini. Saya sendiri tergerak untuk menjadi ‘bapak angkat’ koleksi Love Bird Medan Zoo ini,” kata Ketua Fraksi Golkar DPRD Medan tersebut.

Usai memberikan makan seekor Gajah yang merupakan salah satu koleksi Medan Zoo, kepada Sumut Pos, Rizki menuturkan bahwa potensi yang terdapat di Medan Zoo sangat besar. Namun sangat disayangkan, potensi itu seakan belum tersentuh dan dimanfaatkan dengan baik.

Tak hanya heran karena terus merugi, kata Rizki, seharusnya Medan Zoo bisa menjdi potensi besar bagi PAD Kota Medan. Ia dan Komisi III juga mengaku akan menyiapkan sejumlah rencana untuk mempromosikan Medan Zoo hingga jauh lebih baik.

Jumlah 300 ribu pengunjung per tahun memang bukan jumlah yang sedikit, tetapi dengan potensi yang besar di Medan Zoo, harusnya jumlah pengunjung bisa jauh lebih besar dari itu.

“Bila perlu event-event pariwisata bisa dilakukan di sini, lokasinya sangat luas, puluhan hektare, sangat memungkinkan, lokasi parkiran juga sangat luas. Kenapa event pariwisata harus di lapangan Merdeka terus? Juga harus ada kerja sama dengan Disdik, anak-anak sekolah harus lebih banyak dibawa ke sini untuk lebih mengenal satwa. Itu semua PAD,” tegasnya.

Terkait minimnya anggaran, Rizki menyebutkan harus ada bentuk-bentuk kerja sama yang bisa dibangun antara PD Pembangunan dengan pihak-pihak lain. Sementara untuk promosi dan pembenahan lainnya, akan dibantu oleh pihak-pihak terkait, salah satunya Dinas Pariwisata juga dengan menggelar event-event di Medan Zoo.

“Tidak harus event besar, tetapi berkesinambungan. Kita juga akan koordinasikan dengan Komisi IV selaku counterpart Dinas PU agar dapat membenahi akses jalan menuju Medan Zoo. Mungkin anggaran di tahun ini sudah tidak mencukupi lagi akibat Covid-19, tetapi sudah perlu dibahas dari sekarang agar di tahun depan bisa segera direalisasikan,” pungkasnya.

Terpisah, Kepada Sumut Pos, Dirut PD Pembangunan Kota Medan, Putrama Alkhairi mengatakan, pihaknya berencana untuk membuka kembali Medan Zoo pada awal Juli mendatang. Pihaknya sedang mengajukan permohonan kepada Pemko Medan dalam hal ini gugus tugas percepatan penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Medan agar dapat membuka kembali Medan Zoo dengan mengikuti protokol kesehatan. “Rencana tanggal 1 Juli 2020 mau kita buka, ini kita sedang mengajukan permohonan,” pungkasnya. (map-1/ila)

Pemasangan Paku Bumi Proyek Tol di Tanjung Mulia Hilir, Puluhan Rumah Warga Retak

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Proyek pembangunan tol seksi I di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Medan Deli yang menghubungkan Binjai – Belawan dan Tanjungmorawa, menuai protes dari masyarakat setempat.

Pasalnya, sebanyak 70-an rumah warga di Lingkungan 18 retak akibat pemasangan paku bumi di sekitar proyek tol tersebut. Selain itu, areal tempat warga kebanjiran bila hujan turun.

Masyarakat menduga, proyek tol yang dikerjakan PT Hutama Karya (HK) melalui anak perusahaan PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) menyalahi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

“Lihat rumah kami, akibat pemasangan paku bumi retak. Kami minta pertanggungjawaban, kami tidak ingin menderita akibat pembangunan ini,” teriak ibu – ibu sambil membentang spanduk di areal lokasi proyek tol tersebut, Kamis (18/6).

Suasana keluhan masyarakat sudah berlangsung sebulan belakangan. Sebab, rumah mereka retak dengan adanya pemasangan paku bumi secara manual. Selain itu, dampak dari pengorekan tanah untuk penimbunan tanah membuat areal tempat masyarakat banjir bila terjadi hujan.

Tokoh masyarakat setempat, Saut Simarare mengatakan, selama berlangsungnya proyek tol dengan pemasangan paku bumi secara manual, ada 70 rumah warga dan 2 rumah ibadah yang rusak.

“Saat ini, masyarakat sudah ketakutan di rumah. Sebab, pemasangan paku bumi getarannya luar biasa, sehingga ada yang lanjut usia dan wanita hamil harus mengungsi dari sini. Itu masih manusia, belum lagi rumah yang retak,” keluhnya.

Seharusnya, kata Saut, pihak proyek melakukan sosialisai dampak yang akan dirasakan ke masyarakat. Tetapi, sejak proyek itu dilaksanakan, tidak ada pemberitahuan ke masyarakat.

“Kenyataannya saat ini, masyarakat jadi korbannya. Setiap hari ada suara bising dan goncangan yang cukup kuat. Kita minta kepada instansi terkait dari Lingkungan Hidup untuk mengecek kembali AMDAL-nya, karena masyarakat sudah menderita akibat dampak lingkungan yang terjadi,” cetusnya didampingi Pimpinan HKBP, ST R Sihaloho.

Apabila nantinya tidak ada itikad baik dari pemilik proyek, lanjut Saut Simarare, masyarakat akan melakukan upaya hukum. Sebab masyarakat telah menyurati PT HKI. Mereka ada berjanji akan memperbaiki rumah warga dan rumah ibadah yang rusak, tapi hanya sebatas janji melalui surat pernyataan.

“Pernyataan itu belum mengikat. Intinya kalau nanti ada ganti rugi, kami minta perbaikan harus seperti semula. Tapi kalau tidak ada kesepakatan, kita akan lakukan jalur hukum,” tegasnya.

Sementara, Ketua Forum komunikasi Tol Mulia Bersatu, Paringan Panjaitan menyesalkan cara kerja proyek tol tersebut. Sebab, paku bumi yang dipancangkan berlangsung secara manual membuat getaran yang luar biasa.

“Harusnya mereka (pekerja proyek), mengerjakan secara press. Bukan menggunakan cara manual, jadi dampak ke masyarakat tidak begitu meluas. Jangan karena cara manual lebih murah, dampaknya ke masyarakat,” ungkap Pariangan Panjaitan.

Terpisah, Humas PT HK, Mawardi dikonfirmasi mengenai itu mengaku, untuk kerusakan rumah warga sebaiknya didata dan dilaporkan ke anak perusahaan mereka PT HKI. “Coba konfirmasi aja langsung ke PT HKI, karena mereka yang turun di lapangan,” katanya melalui via telepon.

Di waktu bersamaan, Humas PT HKI Edy Ardiansyah dikonfirmasi keberatan dimintai keterangan melalui via telepon. Ia meminta kru koran ini untuk datang ke kantornya.

“Kita tidak enak bicara melalui telepon, kalau mau konfirmasi ke kantor. Itu aturan yang kami jalankan, kami tidak bisa kasih keterangan dari telepon. Yang jelas, masalah keluhan masyatakat itu sudah kami lakukan pertemuan. Jadi, untuk lebih jelas ke kantor aja,” katanya. (fac/ila)

Capaian PAD Pemprovsu: Realisasi Jauh dari Target

Misno Adi Syahputra
Misno Adi Syahputra

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemprov Sumut meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun anggaran 2020 enam kali berturut-turut. Meski demikian, ada sejumlah rekomendasi yang diberikan kepada Gubsu dan Wagubsu, Edy Rahmayadi dan Musa Rajeksahah atas capaian oke tersebut.

Adalah Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Sumut, yang menyoroti beberapa realisasi capaian yang masih jauh dari target yang ditetapkan. Antara lain ada beberapa hal yang masih perlu diperhatikan.

“Pertama di bidang ekonomi, Fraksi PKS berpandangan bahwa gubernur harus lebih serius membuat langkah-langkah taktis dalam upaya pemenuhan target PAD yang telah dicanangkan, serta menutup celah-celah kebocoran,” kata Ketua F-PKS DPRD Sumut, Misno Adi Syahputra kepada Sumut Pos, Kamis (18/6).

Kedua, kata dia, di bidang kesehatan, direkomendasikan kepada gubernur dan jajaran untuk segera mengevaluasi program-program di bidang itu yang terkait dengan perbaikan gizi masyarakat Sumut, terkhusus balita.

“Ketiga, di bidang pendidikan, PKS memberikan catatan terkait ketersediaan SMA dan SMK yang masih sangat kurang jika dibandingkan dengan kebutuhan yang ada. Idealnya minimal ada satu SMA/SMA negeri disetiap kecamatan,” katanya.

Selanjutnya, turut disoroti soal nilai tukar petani Sumut. F-PKS memandang bahwa pemerintah daerah harus lebih serius dalam hal ini dan tidak boleh ada monopoli perdagangan atas komoditas yang sebenarnya dikuasai oleh rakyat. Mengingat, mayoritas penduduk Sumut menggantungkan hidupnya sebagai pelaku usaha tani.

“Kemudian berdasarkan laporan dan rekomendasi Panitia Khusus LKPJ, kami menyoroti dan memberikan beberapa catatan penting untuk ditindaklanjuti. Di antaranya, penyajian data capaian kerja dan fakta di lapangan yang menjadi temuan pansus harus valid serta teruji kebenarannya, perlu upaya konkrit untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan aman serta mengurangi kawasan kumuh, upaya lebih komprehensif dalam mengatasi pencemaran air Danau Toba sehingga dapat mendukung program pariwisata nasional,” terang Misno.

Di samping itu, sambung dia, perlu ada upaya evaluasi terhadap banyaknya pelaksana tugas dan rangkap jabatan pimpinan OPD di lingkungan Pemprov Sumut, evaluasi terkait MoU dengan beberapa perusahaan tambang yang beroperasi di Sumut, serta memerhatikan kesejahteraan guru yang berada di bawah naungan pemprov.

“Terakhir, kami berharap seluruh saran, masukan, dan pertanyaan yang disampaikan bisa mempertajam gambaran pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dilakukan Pemprovsu seperti yang tercermin dalam LKPJ gubernur TA 2019,” harapnya.

Pihaknya tak lupa memberikan apresiasi kepada Gubsu dan Wagubsu Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah, atas perolehan opini WTP dari BPK RI 2020 tersebut.

“Hal ini merupakan langkah baik dalam mewujudkan good governance dan clean governance di lingkungan Pemprovsu. Kami menilai Gubsu telah meletakkan pondasi-pondasi dasar pembangunan Sumut yang berkelanjutan pada posisi yang tepat,” pungkasnya. (prn/ila)

Miris, Tak Dapat JPS, Guru Honorer Non PNS Bukan Kriteria Sejahtera

Ilustrasi: Guru honorer saat demo soal upah/gaji mereka beberapa waktu lalu. Mereka bukan termasuk sejahtera, namun tidak mendapat bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS). istimewa/sumut pos.
Ilustrasi: Guru honorer saat demo soal upah/gaji mereka beberapa waktu lalu. Mereka bukan termasuk sejahtera, namun tidak mendapat bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS). istimewa/sumut pos.
Ilustrasi: Guru honorer  saat demo soal upah/gaji mereka beberapa waktu lalu. Mereka bukan termasuk sejahtera, namun tidak mendapat bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS).  istimewa/sumut pos.
Ilustrasi: Guru honorer saat demo soal upah/gaji mereka beberapa waktu lalu. Mereka bukan termasuk sejahtera, namun tidak mendapat bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS). istimewa/sumut pos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Permasalahan penanggulangan wabah Covid-19 tak ayal telah menimbulkan polemik dalam kehidupan bangsa ini. Salah satunya adalah dalam hal penyaluran Jaring Pengaman Sosial (JPS). Bahkan, guru honorer dan non PNS yang bukan masuk kriteria sejahtera justru tidak mendapat bantuan JPS. Miris!.

Wakil Ketua Pansus Covid-19 DPRD Sumut, Ahmad Hadian Kardiadinata mengatakan, kriteria penerima JPS ini di setiap daerah diketahui tidak sama, tergantung kebijakan dari kepala daerah masing-masing.

“Dengan banyaknya masyarakat yang terdampak secara ekonomi dan munculnya orang miskin baru akibat pembatasan sosial dan terhentinya kegiatan ekonomi telah membuat bingung para pengambil kebijakan di negeri ini. Salah satunya dalam menetapkan kriteria siapa yang berhak menerima bantuan JPS khususnya yang selain bantuan pusat yang telah berjalan (PKH, BPNT dan Prakerja),” kata Ahmad Hadian Kardiadinata kepada Sumut Pos, Kamis (18/6).

Diungkapkannya, di beberapa kabupaten/kota muncul surat edaran kepala daerah terkait ini. Di antaranya, ada yang melarang para tenaga honor sekolah (TKS) yang gajinya dibayar dari pemerintah untuk menerima JPS. Akibatnya banyak guru honorer non PNS yang mengeluh dan menyebutkan ini sebagai tidak memenuhi rasa keadilan. “Sebenarnya mereka (guru honorer non PNS) ini termasuk ke dalam kelompok masyarakat yang sangat terdampak ekonomi dari wabah Covid-19 ini. Ini sungguh miris,” ujarnya.

Hadian mengatakan, memang benar bahwa mereka mendapat gaji dari pemerintah melalui APBN. Namun besarannya minim dan masih di bawah Upah Minimum Kabupaten (UMK), kecuali mereka yang sudah menerima dana sertifikasi bulanan sebesar Rp1,5 juta.

“Kalau yang ini bolehlah, penghasilan mereka dari honor bulanan ditambah dengan dana sertifikasi ini sudah mendekati UMK. Tapi bagi yang belum bersertifikat tentunya sangat jauh dari kriteria sejahtera,” katanya.

Belum lagi, lanjut dia, honor bulanan mereka itu bersumber dari dana BOS yang cairnya tiga bulan sekali. Jadi ada masa-masa mereka kosong tidak menerima upah.

“Kalau dihitung-hitung kasar saja, para guru honorer non PNS yang belum bersertifikasi ini rata-rata paling tinggi menerima honor bulanannya maksimal Rp1,5 juta saja. Itu pun setelah diakumulasikan dari honor bulanan yang hanya maksimal Rp1 juta bahkan banyak yang hanya menerima Rp 500 ribu atau kurang dari itu per bulannya,” ujar politisi PKS tersebut.

Sebab honor mereka, kata dia, ditentukan oleh banyaknya murid di sekolahnya. Untuk sekolah-sekolah favorit yang muridnya banyak mereka bisa bergaji lumayan, namun sekolah yang muridnya sedikit mereka rata-rata menerima gaji berkisar 500 ribuan saja bahkan dibawah itu.

“Sangat miris. Makanya banyak guru honorer yang pontang-panting mencari tambahan di luar jam mengajar mereka. Ada yang mengajar les privat, ojek on line, berladang dan lain sebagainya. Sehingga, konsentrasi mereka terbagi dan tidak fokus kepada aktifitas mengajar di sekolahnya,” paparnya.

Menurut dia, bagaimana kualitas pendidikan di Sumut akan baik jika guru-gurunya saja tidak sejahtera seperti itu. Padahal diharapkan pendidikan jadi ujung tombak pembentukan generasi yang lebih baik untuk melanjutkan kehidupan bangsa ini ke depan. “Jadi ibarat pepatah, jauh panggang dari api untuk merealisasikan harapan tersebut,” katanya.

Kembali kepada pokok permasalahan, lanjutnya, guru honorer non PNS dengan honor maksimal hanya Rp1 juta yang notabene di bawah UMK (Rp2,5-Rp2,7 juta), maka mereka ini termasuk kepada golongan orang miskin yang sepatutnya mendapat perhatian pemerintah.

Terkhusus dalam kondisi wabah seperti ini, mereka telah pula kehilangan mata pencaharian tambahan. Oleh karenanya para kepala daerah hendaknya bijaksana dalam menentukan kebijakan terkait bantuan JPS ini.

“Sesungguhnya sangat mudah untuk mendapatkan data siapa saja guru-guru non PNS yang terdampak. Datanya semua ada pada Dinas Pendidikan, mana guru non PNS yang sudah bersertifikasi mana yang belum, berapa honor bulanan mereka juga datanya ada di sana atau disetiap sekolah,” ungkapnya.

Diakui dia, bukan hanya guru honorer non PNS saja yang mengalami nasib seperti ini. Tapi juga termasuk para TKS di semua instansi pemerintah. Mereka menggantungkan nafkahnya melalui pekerjaannya itu, di mana mereka harus bekerja seharian di situ dan tidak bisa beraktivitas lain.

“Jadi kesimpulannya, tidak semua yang menerima honor dari pemerintah itu sudah sejahtera, masih banyak yang jauh dari kata layak. Pemerintah harus bijak dan adil dalam menyikapi hal ini. Khususnya dalam masa pandemi covid ini nasib mereka makin memprihatinkan. Maka mereka sebenarnya layak memperoleh bantuan JPS,” pungkas mantan guru non PNS tersebut. (prn/ila)

Rektor USU Bantu 300 Unit Rapid Test ke Karo

TERIma: Bupati Karo Terkelin Brahmana menerima bantuan 300 alat rapid test dari Rektor USU melalui Ketua Komisi A DPRD Karo, Inolia br Ginting.
TERIma: Bupati Karo Terkelin Brahmana menerima bantuan 300 alat rapid test dari Rektor USU melalui Ketua Komisi A DPRD Karo, Inolia br Ginting.
TERIma: Bupati Karo Terkelin Brahmana menerima bantuan 300 alat rapid test dari Rektor USU melalui Ketua Komisi A DPRD Karo, Inolia br Ginting.
TERIma: Bupati Karo Terkelin Brahmana menerima bantuan 300 alat rapid test dari Rektor USU melalui Ketua Komisi A DPRD Karo, Inolia br Ginting.

KARO, SUMUTPOS.CO – Komisi A DPRD Kabupaten Karo yang diketuai Inolia br Ginting menyerahkan bantuan dari Rektor USU berupa 300 alat Rapid Test kepada Pemkab Karo. Bantuan ini diterima langsung oleh Bupati Karo Terkelin Brahmana didampingi Wakil Bupati Karo Cory S Sebayang di Ruang Rapat Bupati Karo, Rabu (17/6).

Ketua Komisi A DPRD Karo, Inolia br Ginting menyebutkan, bantuan alat rapid test ini diberikan oleh Rektor Universitas Sumatera Utara Prof Runtung Sitepu kepada Pemkab Karo di sela-sela kunjungan kerja Komisi A DPRD Karo ke Universitas Sumatera Utara (USU), Senin (15/6) lalu.

“Pada saat kunjungan kerja Komisi A DPRD Karo ke USU, Rektor USU Prof Runtung Sitepu menyerahakan 300 unit rapid test untuk Pemkab Karo yang diberikan secara gratis melalui kami. Mudah-mudahan rapid test yang diberikan ini dapat menambah stock rapid test yang ada di Pemkab Karo sehingga berguna bagi masyarakat kita pada masa covid-19 ini,” ungkap Inolia br Ginting.

Bupati Karo Terkelin Brahmana dan Wakil Bupati Karo Cory S Sebayang juga mengucapkan terima kasih kepada Rektor USU atas perhatiannya kepada Kabupaten Karo. Bupati juga mengucapkan terima kasih kepada Komisi A DPRD Kab Karo atas kunjungan kerjanya ke USU sehingga membawa oleh-oleh berupa 300 buah alat rapid test yang sangat berguna bagi masyarakat Karo.

Adapun Komisi A DPDRD Karo yang hadir dalam kegiatan tersebut Inolia br Ginting, Onasis Sitepu, Edi Ulina Ginting, Sipken Ginting, Jani Sembiring, Dody Sinuhaji, Nora Else, Purnama Sagala dan Herty Delima Purba. Turut hadir dari pemkab Karo Asisten Pemerintahan David Tri Mei Sinulingga, Kalak BPBD Martin Sitepu, Kadis Kesehatan drg. Irna Safrina, Kepala Bappeda Ir. Nasib Sianturi, dan Kabag Humas Protokol F.Leonardo Surbakti. (deo)

Pemko Tebingtinggi Masih Berharap Sumber Dana dari Pusat

SERHAKAN: Ketua DPRD Basyaruddin Nasution menyerahkan berita acara pengesahan Perda pelaksanaan APBD TA 2019 Kota Tebingtinggi kepada Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan.
SERHAKAN: Ketua DPRD Basyaruddin Nasution menyerahkan berita acara pengesahan Perda pelaksanaan APBD TA 2019 Kota Tebingtinggi kepada Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan.
SERHAKAN: Ketua DPRD Basyaruddin Nasution menyerahkan berita acara pengesahan Perda pelaksanaan APBD TA 2019 Kota Tebingtinggi kepada Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan.
SERHAKAN: Ketua DPRD Basyaruddin Nasution menyerahkan berita acara pengesahan Perda pelaksanaan APBD TA 2019 Kota Tebingtinggi kepada Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Ternyata kemampuan pendapatan asli daerah (PAD) untuk membiayai pengeluaran belanja langsung maupun tidak langsung di Pemerintah Kota (Pemko) Tebingtinggi peranannya masih sangat kecil, hanya 14,75 persen, sehingga ketergantungan terhadap sumber dana dari pemerintah atasan (pusat) masih sangat diharapkan.

“Berdasarkan kondisi tersebut, berbagai upaya untuk peningkatan dan menggali potensi objek dan subjek pajak serta retribusi daerah perlu dikembangkan dalam rangka memperbesar pendapatan asli daerah,” jelas Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan menyampaikan sambutan pada rapat paripurna dengan agenda Pendapat Akhir Fraksi dan persetujuan penyampaian rancangan peraturan daerah (Ranperda) tentang pelaksanaan APBD TA 2019 Kota Tebingtinggi, di ruang sidang utama DPRD Kota Tebingtinggi, Kamis (18/6).

Dalam rapat paripurna yang dipimpin Ketua DPRD Basyaruddin Nasution tersebut, seluruh fraksi di DPRD Tebingtinggi yakni Fraksi Golkar, PDIP, Nasdem, Gerindra, Nurani Kebangsaan dan Fraksi Demokrat Amanah Keadilan menyetujui rancangan peraturan daerah (ranperda) tentang pelaksanaan APBD TA 2019 Kota Tebingtinggi disahkan menjadi Peraturan Daerah (Perda).

Menurut Wali Kota Umar Zunaidi Hasibuan, selain menggiatkan pemungutan, menyempurnakan sistem dan prosedur serta memperbarui perda dibidang pendapatan yang tak sesuai dengan kondisi sekarang, hal yang perlu dilakukan adalah melakukan efesiensi belanja.

Sebelumnya, juru bicara Fraksi Nurani Kebangsaan, Kaharuddin Nasution, saat memberikan pendapat akhirnya meminta Dinas PUPR terkait retribusi pemakaian kekayaan daerah yang tidak tercapai target dikarenakan ketidakaktifan alat berat. “Dari 5 unit alat berat yang ada, hanya tiga yang disewakan sedangkan dua lagi rusak berat. Hal ini harus segera diperbaiki,” katanya.

Pada kesempatan itu, Umar Zunaidi menyampaikan terimakasih kepada pimpinan dan seluruh anggota DPRD Tebingtinggi yang telah menyetujui Ranperda tentang pelaksanaan APBD TA 2019 Kota Tebingtinggi menjadi Peraturan Daerah (Perda) untuk disampaikan ke Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. (ian)

Martuani Minta Pemkab Karo Support Desa Kandibata

DISAMBUT: Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin dan Ketua Bhayangkari Polda Sumut Ny Risma Martuani Sormin disambut saat tuba di Kampung Tangguh, Desa Kandibata, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Kamis (18/6).
DISAMBUT: Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin dan Ketua Bhayangkari Polda Sumut Ny Risma Martuani Sormin disambut saat tuba di Kampung Tangguh, Desa Kandibata, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Kamis (18/6).
DISAMBUT: Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin dan Ketua Bhayangkari Polda Sumut Ny Risma Martuani Sormin disambut saat tuba di Kampung Tangguh, Desa Kandibata, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Kamis (18/6).
DISAMBUT: Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin dan Ketua Bhayangkari Polda Sumut Ny Risma Martuani Sormin disambut saat tuba di Kampung Tangguh, Desa Kandibata, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Kamis (18/6).

KABANJAHE, SUMUTPOS.CO – Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin meninjau Kampung Tangguh di Desa Kandibata, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Kamis (18/6). Kampung Tangguh ini didirikan pertama kali di Sumut, bahkan di Indonesia dalam menangani masalah penyebaran Covid-19.

Kunjungan Kapolda Sumut ini didampingi Ketua Bhayangkari Sumut, Risma Martuani Sormin dan rombongan. Kapolda langsung disambut Bupati Tanah Karo Terkelin Brahma. Dan juga Kapolres Tanah Karo AKBP Yustinus Satyo Indriono, Ketua DPRD Tanah Karo, dan Polisi Cilik Polres Tanah Karo.

“Desa Kandibata ini merupakan Kampung Tangguh, didirikan pertama sekali di Sumut bahkan di Indonesia dalam menangani masalah penyebaran Covid-19,” kata Martuani.

Namun, ungkap Martuani, karena tidak dipublish media, dirinya sengaja datang ke sana untuk melihat keberadaan Desa Kandibata, serta meninjau langsung dan memberikan apresiasi kepada kepala desa dan masyarakat, karena berhasil menangani masalah Covid-19.

Martuani kemudian meminta agar Pemerintah Kabupaten Tanah Karo bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara turut memberikan support terhadap Kampung Tangguh. “Saya sudah berkoordinasi dengan unsur pemerintah setempat untuk mememberikan bantuan kepada masyarakat Kampung Tangguh Desa Kandibata. Sebab, anggaran dana desa telah habis digunakan untuk program pencegahan Covid-19,” ungkap Martuani.

Sementara itu, Bupati Tanah Karo Terkelin Brahman, sangat mengapresiasi kunjungan kerja Kapolda Sumut, Ketua Bhayangkari Polda Sumut dan rombongan. “Kedatangan Kapolda Sumut ini sebagai bentuk perhatian dan kepedulian terhadap seluruh masyarakat di Kabupaten Karo memberikan support dalam menghadapi pandemi Covid-19,” ujar Terkelin.

Turut hadir dalam kunjungan kerja tersebut diantaranya Dir Binmas Polda Sumut Kombes Pol Hondawan Naibaho, Dir Res Narkoba Polda Sumut Kombes Pol Robert Da Costa, Dir Reskrimsus Polda Sumut Kombes Pol Rony Samtana, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, dan Dir Intelkam Polda Sumut. (mag-1)

Pj Bupati Hibahkan Tanah Pemkab kepada BPS

SERAHKAN: Pj Bupati Pakpak Bharat Asren Nasution menyerahkan dokumen tanah yang dihibahkan kepada Kepala BPS Pakpak Bharat, Ratnauli Naibaho, Kamis (18/6). Tamba Tinendung/Sumut Pos.
SERAHKAN: Pj Bupati Pakpak Bharat Asren Nasution menyerahkan dokumen tanah yang dihibahkan kepada Kepala BPS Pakpak Bharat, Ratnauli Naibaho, Kamis (18/6). Tamba Tinendung/Sumut Pos.
SERAHKAN: Pj Bupati Pakpak Bharat Asren Nasution menyerahkan dokumen tanah yang dihibahkan kepada Kepala BPS Pakpak Bharat, Ratnauli Naibaho, Kamis  (18/6). Tamba Tinendung/Sumut Pos.
SERAHKAN: Pj Bupati Pakpak Bharat Asren Nasution menyerahkan dokumen tanah yang dihibahkan kepada Kepala BPS Pakpak Bharat, Ratnauli Naibaho, Kamis (18/6). Tamba Tinendung/Sumut Pos.

PAKPAK BHARAT, SUMUTPOS.CO – Guna menunjang kinerja urusan pemerintahan di Kabupaten Pakpak Bharat, khususnya urusan statistik, Pemkab Pakpak Bharat menyerahkan aset tanah miliknya kepada Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pakpak Bharat yang nantinya pemanfaatannya sebagai dukungan penyelenggaraan tugas dan fungsi BPS.

Penandatanganan ini dilakukan langsung Pj Bupati Pakpak Bharat, Dr H Asren Nasution MA, bersama Kepala BPS, Ratnauli Naibaho SE MSi di Ruang Rapat Sindeka, Gedung Sigellem Rempu, Kompleks Perkantoran Panorama Indah Sindeka Salak, Kamis (18/6).

Pj Bupati menyatakan rasa terima kasihnya atas terlaksananya proses penandatanganan ini dan berharap kerja-kerja urusan statistik untuk menunjang pembangunan di Kabupaten ini akan semakin baik ke depannya. “Mudah-mudahan ini juga akan semakin mempererat kerjasama di Kabupaten ini sehingga cita-cita mensejahterakan masyarakat akan semakin mengalami percepatan,” katanya di hadapan Sekda, Sahat Banurea SSos MSi, beserta jajaran terkait.

Dalam kesempatan itu, Kepala BPS juga memaparkan sedikit tentang laporan pencapaian Sensus Penduduk Online 2020 di Kabupaten Pakpak Bharat yang sangat diapresiasi oleh Pj Bupati. Menurut Pj Bupati, data yang disampaikan BPS menjadi data pegangan utama untuk melanjutkan pembangunan di Kabupaten Pakpak Bharat sehingga dasar-dasar pelaksanaan pembangunan semakin kuat ke depannya. (tam)

Kisruh Pembagian BLT-DD di Kabupaten Madina, Warga Desa Huta Dame Blokir Jalinsum

BLOKIR JALAN: Warga Desa Hutapuli, Kecamatan Siabu (foto kiri) dan warga Desa Huta Dame, Kecamatan Penyabungan Utara, Kabupaten Madina.
BLOKIR JALAN: Warga Desa Hutapuli, Kecamatan Siabu (foto kiri) dan warga Desa Huta Dame, Kecamatan Penyabungan Utara, Kabupaten Madina.
BLOKIR JALAN: Warga Desa Hutapuli, Kecamatan Siabu (foto kiri) dan warga Desa Huta Dame, Kecamatan Penyabungan Utara, Kabupaten Madina.
BLOKIR JALAN: Warga Desa Hutapuli, Kecamatan Siabu dan warga Desa Huta Dame, Kecamatan Penyabungan Utara, Kabupaten Madina.

MADINA, SUMUTPOS.CO – Pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa (DD) untuk warga terdampak pandemi Covid-19 di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), berujung pemblokiran jalan lintas Sumatera (Jalinsum).

Setelah Warga Desa Hutapuli Kecamatan Siabu, Selasa (16/6) lalu memblokir Jalinsum, kali ini giliran warga Desa Huta Dame, Kecamatan Panyabungan Utara, Madina. Warga memblokir jalan dengan meletakkan sopo (pondok) dan membakarnya di tengah Jalinsum yang menyebabkan kemacetan lalu lintas, Kamis (18/6).

Berdasarkan informasi yang diperoleh, permasalahan ini diduga dipicu dari pembagian BLT-DD 2020 di Desa Huta Dame yang dilakukan kepala desa (Kades). Sesuai data yang ada, sebanyak 56 KK penerima BLT-DD 2020 sebesar Rp600.000 dan sesuai rapat warga, akhirnya dibagikan kepada 130 KK dengan jumlah BLT-DD sebesar Rp237.000.

Dan ujung dari kekecewaan tersebut, warga melakukan pemblokiran Jalinsum dan meminta agar Kades Huta Dame, Albert Sihombing berhenti dari jabatannya. Setelah aparat pemerintah dan Kepolisian melakukan dialog dengan warga, akhirnya sekira pukul 11.55 WIB, pemerintah dan kepolisian berhasil membujuk warga agar memindahkan sopo (pondok) yang berbeda di tengah Jalinsum untuk diangkat dan dipinggirkan dari jalinsum, sehingga lalulintas kembali normal.

Kapolres Madina AKBP Horas Tua Silalahi kepada wartawan membenarkan kejadian itu. “Iya kita bersama pemerintah masih melakukan upaya mediasi,” ujarnya.

Menyikapi kisruh pembagian BLT-DD ini, Ketua DPRD Madina, Erwin Efendi Lubis meminta semua elemen masyarakat bersama stakeholder untuk duduk bersama, mencari solusinya. “Demo warga Desa Hutapuli dan Huta Dame yang berujung pemblokiran Jalinsum, ini hanya sebagian kecil yang terjadi. Situasi ini pecah bukan murni masalah BLT, ini semestinya harus ada hubungaan timbal balik antara yang menuntut dan yang dituntut,” ucap Erwin.

Erwin meminta kepala desa memperlakukan masyarakat sebagaimana mestinya dan jangan buat blok antara masyarakat. Dan masyarakat juga, tuntutlah hak mu sebagai mestinya jangan kaitkan dengan kepentingan apapun. “Selanjutnya, mulai dari camat sampai pemkab juga harus objektif mengkaji, baru mengambil tindakan atas situasi yang terjadi di seluruh Kabupaten Madina yang dapat dipastikan terjadi permasalah di setiap desa,” ucapnya.

Dia melihat, permasalahan di desa ada beberapa faktor, yang pertama inspektorat tidak transparan dalam melaksanakan tugas. Apapun permasalahan di desa, inspektorat itu tidak bisa lapas tanggungjawab. “Kalau inspektroat menjalankan tugasnya sebagai mana mestinya, dan membuat laporan pengawasan yang murni, jangan laporannya ada ditemukan indikasi fiktif atau temuan lain, dibuat tidak ada inilah yang membuat situasi ini ribut seolah-olah terpeliahara,” ujarnya.

Kalau tidak ada peluang kepala desa untuk memainkan anggaran desa, masyarakatnya juga akan nyaman, kalau masyarakatnya nyaman tidak akan terjadi keributan seperti ini. “Jika ada permasalahan desa kembalikan kepada siapa yang menginvestigasi, supaya bupatipun jangan terlalu pusing memikirkan itu, semua desa ingin mendatangi bupati menyampaikan kepala desa itu tidak benar,” imbuhnya.

“Kapan lagi masyarakat ini terbenahi dan kapan lagi pemerintahan ini akan nyaman kalau terus menerus aduan itu diterima,” ucapnya.

Dan Kejadian seperti ini seharusnya tidak boleh dilakukan masyarakat menutup jalan lintas Sumatera. “Ini bukan jalan daerah, ini jalan negara. Kangan karena kepentingan mereka, orang lain dirugikan. Itu tidak boleh ditoleransi. Kalau ada yang tidak cocok antara warga dengan pemerintahannya lakukan komunikasi, kalau tidak bisa komunikasi lakukan pengaduan jangan merugikan kepentingan masyarakat luas,” pungkasnya. (mbo)

ASN Disdukcapil Langkat Patungan Bangun Musala

BATU PERTAMA: Bupati Langkat diwakili Sekdakab Indra Salahuddin meletakan batu pertama pembangunan musala di halaman Disdukcapil Langkat, Rabu (17/6). ILYAS EFFENDY/SUMUT POS.
BATU PERTAMA: Bupati Langkat diwakili Sekdakab Indra Salahuddin meletakan batu pertama pembangunan musala di halaman Disdukcapil Langkat, Rabu (17/6). ILYAS EFFENDY/SUMUT POS.
BATU PERTAMA: Bupati Langkat diwakili Sekdakab Indra Salahuddin meletakan batu pertama pembangunan musala di halaman Disdukcapil Langkat, Rabu (17/6). ILYAS EFFENDY/SUMUT POS.
BATU PERTAMA: Bupati Langkat diwakili Sekdakab Indra Salahuddin meletakan batu pertama pembangunan musala di halaman Disdukcapil Langkat, Rabu (17/6). ILYAS EFFENDY/SUMUT POS.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Langkat patut diapresiasi. Pasalnya, mereka secara patungan membangun musala di halaman Kantor Disdukcapil, Jalan Proklamasi, Kelurahan Kwala Bingai, Kecamatan Stabat, Langkat, Rabu (17/6).

Peletakan batu pertama musala ini dilakukan Sekdakab Langkat, Dr H Indra Salahuddin mewakili Bupati Langkat Terbit Rencana PA, disaksikan Plt Kadisdukcapil H Mulyono, Inspektur H Amril, Kadis Pengajaran H Saiful Abdi, Kepala BPKAD M Iskandar, dan sejumlah pejabat Pemkab Langkat lainnya. Dalam sambutannya, Sekda Indra Salahuddin sangat mengapresiasi pembangunan musala ini. Sebab, ini sejalan dengan visi misi Bupati Langkat, mewujudkan Langkat Religius.

Indra juga mengucapkan terimakasih kepada keluarga besar Disdukcapil yang turut berpartisipasi membangun musala ini. “Semoga siap tepat waktu, kami akan senantiasa mendukung pembangunannya. Semoga musala ini nantinya memudahkan warga untuk beribadah, saat mengurus administrasi kependudukan,” harap Indra.

Sementara, Plt Kadisdukcapil Langkat, Mulyono dalam laporannya mengatakan, pembangunan musala ini membutukan dana Rp150 juta. Di mana dana tersebut diperoleh dari sumbangan keluarga besar ASN Disdukcatpil. “Ditargetkan selesai pembangunannya kurang lebih 1,5 bulan, mohon doa kelancarannya,” pungkasnya.

Acara peletakan batu pertama pembangunan musala ini diisi tausyiah dan doa syukur oleh Ustad Ardiansyah. (yas )