TINJAU: Bupati dan Ketua DPRD Karo meninjau lokasi longsor di Desa Nageri, Kecamatan Juhar, Rabu (17/6).
TEDDY AKBARI/SUMUT POS.
TINJAU: Bupati dan Ketua DPRD Karo meninjau lokasi longsor di Desa Nageri, Kecamatan Juhar, Rabu (17/6).
KARO, SUMUTPOS.CO – Bupati Karo Terkelin Brahmana merespons keluhan warga Desa Nageri, Kecamatan Juhar, soal bencana longsor di wilayah mereka. Bersama Ketua DPRD Karo, Iriani Tarigan, Kapolres Tanah Karo AKBP Yustinus Setyo, dan sejumlah pejabat Pemkab Karo, Terkelin meninjau lokasi longsor di Desa Nageri, Rabu (17/6).
“Setelah saya melihat keadaan ini, memang keadaannya sangat memprihatinkan. Namun untuk menangani longsor secara teknis, terlebih dahulu harus ada kajian teknis dari instansi terkait untuk memberi analisa penggunaan dana daerah. Setelah itu baru dilakukan langkah selanjutnya dalam penanganan penanggulangan longsor itu,” kata Terkelin.
Bupati menjelaskan, dari objek tangkapan lokasi, melihat keadaan longsor itu tingkat kesulitan perbaikannya cukup tinggi, terlebih letak lokasi longsor berada di dekat Daerah Aliran Sungai (DAS). “Tentu ini ada OPD atau dinas terkait yang lebih tahu teknisnya,” tegasnya.
Dari peninjauan langsung dan dialog dengan kepala desa, Terkelin mengungkapkan, hal pertama dilakukan antisipasi longsor susulan. “Setelah kita melihat kondisi lokasi dan berembuk dengan kepala desa, kita menawarkan tiga solusi,” katanya.
Adapun solusi pertama, antisipasi longsor susulan untuk mencegah korban jiwa, warga direlokasi dulu. Kedua, perbaikan dengan dana desa (padat karya) dengan bekerja sama dengan masyarakat desa. Ketiga, pembuatan drainase dan sumur serapan, sebagai jalur penampung air hujan guna mencegah air kembali menggerus longsor yang sudah ada.
Dikatakannya, keputusan solusi tersebut dikembalikan kepada warga Desa Nageri dan perangkat desa. “Berpulang kembali kepada warga dan perangkat desa. Namun, sifatnya belum final, masih kita tunggu apa yang disepakati warga nantinya bersama perangkat desa, yang hasilnya akan disampaikan nanti melalui camat,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman, Paksa Tarigan mengungkapkan, adanya dilema dalam pengganggaran penanganan longsor di kawasan pemukiman warga yang berada di DAS. “Sebab ada Permen Perkim mengatakan Pemukiman Dalam Penanganan Longsor yang berada di kawasan DAS, mengisyaratkan dalam jarak 25-30 meter dilarang membangun rumah/gedung yang berpotensi bencana longsor,” katanya.
Ketua DPRD Karo Iriani Tarigan menyatakan pada prinsip sangat mendukung penganggaran jika dapat ditampung di APBD Karo.”Dan saya selaku Ketua (DPRD Karo) akan mengawal dana perbaikan ini. Menyikapi masukan dari dinas terkait, bahwa objek longsor itu sangat sulit ditampung di APBD Karo. Sebab jika dipaksakan akan berpotensi menjadi temuan hukum. Kita berikan dulu kesempatan kepada warga dan perangkat desa untuk melakukan musyawarah mencari jalan keluarnya,” imbuh Iriani.
Warga Desa Nageri terdampak longsor, berharap adanya perbaikan dan penanganan longsor dari Pemkab Karo. “Kami warga sangat berharap ada solusi penanganan longsor didekat pemukiman kami. Ketika malam tiba warga selalu was-was, apalagi turun hujan, menambah kecemasan kami. Karena itu tolong kami, supaya secepatnya longsor itu ada solusinya,” ujar warga kepada Bupati Karo.
Kepala Desa Nageri, Tarpin Kaban mengaku pihaknya sudah pernah menawarkan kepada warga yang rumahnya terancam ambruk itu untuk direlokasi, dicarikan rumah kontrakan untuk ditempati demi keselamatannya menunggu penanganan longsor.
“Namun mereka tidak memberi kepastian. Begitu juga rencana yang telah kami persiapkan, supaya longsor itu tidak semakin melebar, rencana pembuatan drainase desa untuk membuat saluran air yang baru, supaya aliran air ketika hujan turun tidak lagi mengarah ke titik longsor sudah kami persiapkan. Termasuk RKB drainase desa sudah diusulkan dalam anggaran Dana Desa. Tapi, biaya pekerja untuk mengerjakan drainase itu tidak ditampung karena minim Dana Desa. Hanya biaya pengadaan bahan saja yang kami anggarkan, kalau pekerjaannya nanti akan memakai tenaga masyarakat tanpa dibayar,” katanya.
Tarpin Kaban berharap, dalam penanganan longsor ini perlu partisipasi dari warga desa.”Jadi, untuk penanganan longsor ini kami dari pemerintahan desa sangat mengharapkan partisipasi warga desa yang terdampak longsor untuk melaksanakan pekerjaannya. Kalau mereka tidak bersedia sebagi tenaga kerja tidak dibayar untuk mengerjakan drainase itu, tidak akan mungkin dilaksanakan. Namun demikian, kami Pemdes Nageri juga mengharapkan dinas terkait untuk membantu kami dalam hal teknis,” pungkas Tarpi. (deo)
memprihatinkan: Jalan Pasar Inpres Tanjungmorawa yang kondisinya memperihatinkan.
bATARA/SUMUT POS.
memprihatinkan: Jalan Pasar Inpres Tanjungmorawa yang kondisinya memperihatinkan.
bATARA/SUMUT POS.
LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Kondisi jalan Pasar Inpres Tanjungmorawa, Kecamatan Tanjungmorawa B, Deliserdang, memprihatinkan. Ketika hujan turun, jalan menuju pasar tersebut becek dan tergenang, sehingga membuat masyarakat yang bebelanja di sana tidak nyaman.
Kondisi ini diperparah dengan sejumlah pedagang kaki lima berjualan di emperan jalan. Tentu kehadiran pedagang kaki lima (PKL) di sana, semakin memperparah kondisi jalan, karena berlumpur serta tergenangi oleh air yang berasal dari limbah para pedagang di pasar itu.
Dani Putra (34), warga setempat mengatakan, keadaan Jalan Inpres yang berlumpur itu mirip kubangan kerbau, karena kurangnya perhatian Pemkab Deliserdang. “Warga terpaksa melalui jalan tersebut karena sudah kebutuhan sehari-hari berdagang dan warga yang ingin berbelanja “ katanya, Kamis (18/6).
Sementara Khairul, tokoh masyarakat Kecamatan Tanjungmorawa mengungkapkan, Bupati Deliserdang Ashari Tambunan mestinya memilih pejabat camat itu yang tahu kerja. “Jalan Pasar Inpres Tanjungmorawa itu sudah lama rusak dan dibiarkan. Pasar itukan pusat perputaran ekonomi masyarakat, mestinya jadi perhatian pemerintah. Jangan hasilnya saja yang diambil. Apalagi keberadaan pedagang kaki lima tidak ditata. Banyak yang menggelar lapak memakan badan jalan. Bupati Deliserdang Ashari Tambunan mestinya menempatkan camat yang bisa kerja,” pungkasnya .
Sementara Camat Tanjungmorawa Marianto Irawadi ketika dikonfirmasi melalui WhatsApp terkait kondisi Jalan Pasar Inpres dan banyaknya PKL berjualan, belum memberikan tanggapan. (btr)
SAMBUTAN: Wakil Bupati Langkat Syah Afandin memberikan arahan dalam acara pencanangan Desa Aman Damai Kecamatan Sirapit sebagai Kampung Tangguh Terasa, Kamis (18/6).ILYAS EFFENDY/ SUMUT POS.
SAMBUTAN: Wakil Bupati Langkat Syah Afandin memberikan arahan dalam acara pencanangan Desa Aman Damai Kecamatan Sirapit sebagai Kampung Tangguh Terasa, Kamis (18/6).ILYAS EFFENDY/ SUMUT POS.
LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Desa Aman Damai, Kecamatan Sirapit, Kabupaten Langkat, secara resmi dicanangkan sebagai Kampung Tangguh Terasa, melawan Covid-19. Pencanangan ini dilakukan Wakil Bupati Langkat Syah Afandin didampingi Kapolres Langkat, AKBP Edy Suranta Sinulingga SIK di Aula Kantor Camat Sirapit, Kamis (18/6 ).
Menurut Syah Afandin, Desa Aman Damai ini terpilih karena kemampuan dalam menghadapi dampak Covid-19. Diantaranya, perekonomian masyarakat tidak terlalu terdampak di tengah pandemi Covid-19. “Kita berharap, semoga desa ini bisa menjadi percontohan di Langkat dan seluruh desa yang ada di Indonesia,” katanya.
Pria yang akrab disapa Ondim ini juga mengajak semua pihak untuk mendukung dan bersama-sama bekerja menyukseskan kampung tangguh tersebut.
Sementara, Kapolres Langkat AKBP Edy Suranta Sinulingga mengatakan, program Kampung Tangguh Terasa ini bukan gawean Polri sendiri. Namun ini adalah konsep yang ditawarkan Polri, sebagaimana telah dilakukan di beberapa daerah, di antaranya Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera Barat. Maka pelaksanaannya, membutuhkan jejaring stekholder serta peran masyarakat sendiri dalam mewujudkan terciptanya kampung tangguh ini.
“Ini bukan acara seremonial, namun ini adalah langkah persiapan Langkat untuk menghadapi Covid-19, yang masih terus berkembang,” kata Kapolres.
Kapolres juga menambahkan, terpilihnya Desa Aman Damai ini sebagai salah satu pilot project dalam menuju masa new normal, disebabkan kemampuannnya hidup berdamai dengan Covid-19, bukan berarti menyerah, namun tetap membentengi diri dengan melaksanakan serta senantiasa menjaga kesehatan.
Camat Sirapit, Endami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan pemerintah mencanangkan Desa Aman Damai salah satu Kampung Tangguh Terasa percontohan di Kabupaten Langkat. Hadir dalam acara pencangan tersebut, Kadis Kominfo, Kadis Perindag, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kadis Sosial, Kepala BPBD, Plt. Kadis PMD, Plt. Kadis Kesehatan, Plt. Kadis Perikanan dan Kelautan, Kadis PUPR, Kabag Ops, Kasat Binmas, Kapolsek se wilayah Langkat Hulu, serta undangan lainnya. (yas)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus positif Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) sudah mendekati angka 1.000 orang. Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah, mengatakan kasus positif yang terkonfirmasi melalui metode Polymerase Chain Reaction (PCR) telah mencapai 993 orang.
“Angka ini naik 23 orang dari hari sebelumnya yang masih mencapai 970 orang,” ujar Aris dalam keterangan persnya melalui video streaming Youtube, Kamis (18/6) sore.
Meski demikian, angka pasien sembuh Covid-19 juga bertambah 7 orang, dari 226 orang menjadi 233 orang. Sementara untuk angka Orang Dalam Pemantauan (ODP) sedikit berkurang, dari 892 orang menjadi 885 orang. Begitu juga Pasien Dalam Pengawasan (PDP), berkurang 1 angka dari 160 orang menjadi 159 orang. Sedangkan yang meninggal masih tetap 67 orang.
Aris menyebutkan, dari jumlah keseluruhan kasus Covid-19 Sumut, sebanyak 3,6 persen penderitanya adalah anak-anak. Oleh karena itu, para orang tua diminta tetap waspadai.
“Di awal pandemi Covid-19, anak-anak memang disebut sebagai kelompok usia yang relatif tidak rentan. Tapi sekarang tingkat penularan virus corona kepada anak-anak di Indonesia tergolong cukup tinggi. Hingga 17 Juni 2020, total kasus anak yang terpapar di Sumut telah mencapai 3,6 persen dari jumlah kasus yang dilaporkan,” sebutnya.
Diutarakan Aris, pada awal Maret 2020 lalu Pusat Pengendalian Pencegahan Penyakit Amerika atau CDC menyatakan, gejala Covid-19 pada anak-anak tidak fatal seperti orang dewasa. Namun, belakangan mereka merevisi pernyataan tersebut dengan menyatakan bahwa gejala anak yang terinfeksi virus corona mirip dengan kondisi Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (Mis-C).
Mis-C ini adalah kondisi ketika ada bagian tubuh anak yang meradang, seperti jantung, otak, kulit, paru-paru, ginjal, hingga organ pencernaan.
CDC menjelaskan, virus corona memang ditemukan pada anak dan orang dewasa yang menderita Mis-C, dengan gejala demam, sakit perut, diare, muntah, sakit leher, muncul ruam dan mata merah serta merasa sangat lelah.
“Bahkan dalam kasus yang parah, juga dapat memperlihatkan tanda kegawat-daruratan, seperti sesak nafas, sakit perut yang parah, bibir dan wajah kebiruan. Bila muncul tanda ini, segera bawa ke rumah sakit. Anak-anak yang memiliki gejala ini bisa berujung komplikasi serius bahkan kematian. Namun sebagian besar anak-anak bisa sembuh dengan pengobatan medis, terutama bila gejalanya ditemukan sejak awal,” bebernya.
Kendati begitu, Aris menyatakan, anak-anak tetap bisa beraktivitas di luar rumah. Akan tetapi harus dengan protokol kesehatan. Untuk itu, orang tua juga harus mencontohkan pola hidup bersih dan sehat supaya anak mau melakukan hal yang sama, serta selalu mau menggunakan masker apabila ke area publik termasuk ke sekolah. “Bagi anak yang sakit, harus tetap berada di rumah,” ucapnya.
Lebih jauh Aris mengatakan, di masa pandemi ini olahraga yang dianjurkan ialah olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang. Olahraga berat tidak disarankan, karena pasca berolahraga tubuh akan membutuhkan waktu untuk bisa kembali pulih ke kondisi normal. “Tujuan olahraga untuk menyehatkan badan kita, tetapi dimasa pandemi ini perhatikan tingkat kebugaran dan resiko kesehatan kita. Pastikan unsur keamanan dari Covid-19,” cetusnya.
Ia menambahkan, banyak opsi olahraga yang bisa dilakukan di rumah tanpa alat, misalnya senam, yoga dan lain-lain. Akan tetapi, bila ingin olahraga di luar maka diminta agar memastikan unsur keamanan yang berkaitan dengan penularan Covid-19, yaitu menjaga jarak dengan orang lain. “Jangan sampai pulang dengan membawa penyakit. Padahal, tujuan kita berolahraga untuk sehat,” imbuhnya.
Deteksi Dini
Terpisah, juru bicara GTPP Covid-19 Sumut, Whiko Irwan, menyampaikan pentingnya melakukan pendeteksian dini pada warga yang terinfeksi Covid-19. Hal ini dibutuhkan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19 di Sumut.
“Pendeteksian merupakan salah satu hal penting dalam penanggulangan wabah Covid-19. Penderita Covid-19 yang ada ditengah-tengah masyarakat harus segera terdeteksi dan diagnosis walaupun penderita tersebut tanpa gejala atau tanpa keluhan,” ujarnya.
Karena itu pihaknya berharap masyarakat berpartisipasi aktif dalam upaya pendeteksian tersebut, termasuk berinisiatif memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala Covid-19, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas dan nyeri dada serta memiliki riwayat kontak dengan penderita Covid-19.
Whiko juga kembali mengingatkan agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Hal itu disampaikan mengingat angka penderita Covid-19 di Sumut terus meningkat.
Dairi Masih Zona Kuning
Di Kabupaten Dairi, data penyebaran Covid-19 hingga kemarin yakni 1 orang pasien positif, 1 orang status pasien dalam pengawasan (PDP), serta 19 orang dalam status orang tanpa gejala (OTG).
“PDP berjenis kelamin laki-laki berusia 48 tahun merupakan warga Kecamatan Sumbul. Sebelum dirujuk ke rumah sakit Marta Friska Medan, pria tersebut sempat dirawat di rumah sakit umum daerah (RSUD) Sidikalang,” jelas juru bicara GTPP Covid-19 Dairi, melalui Ketua Pokja Humas yang juga Kadis Komunikasi dan Informatika Dairi, Rahmatsyah Munthe, Kamis (18/6).
Apakah si pasien sudah menjalani rapid test sebelum dirujuk, Rahmatsyah mengaku tidak memgetahui pasti. “Informasinya, si pasien ada gejala klinis demam. Sehingga pihak RSUD merujuk pasien dimaksud ke Medan. Sementara 19 warga status OTG menjalani isolasi mandiri di rumah,” katanya.
Sementara tentang pasien positif Covid-19, tim masih terus melakukan pelacakan (tracing) terhadap warga yang pernah kontak dengan si pasien. Pasien positif Covid-19 itu berjenis kelamin laki-laki berusia 34, warga Kelurahan Batangberuh kecamatan Sidikalang. Kini ia menjalani isolasi mandiri di Medan.
“Terkait penyebaran Covid-19, Dairi masih tetap status zona kuning. Tidak ada pelonggaran protokol kesehatan. Masyarakat harus tetap menerapkan atau mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah, yakni mutlak sering mencuci tangan, menggunakan masker bila keluar dari rumah, jaga jarak, menjauhi kerumunan, serta makan makanan bergizi,” tandasnya. (ris/rud/prn)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I Sumatera Utara (Sumut) siap ikut serta dalam program New Normal yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI). Meski demikian, Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Sumut tetap menerapkan kegiatan belajar-mengajar dengan sistim online (daring), di seluruh wilayah yang terdampak Covid-19.
“Kuliah PTS untuk tahun ajaran 2020/2021 mulai aktif kembali pada Agustus atau September. Sedangkan kuliah praktik lapangan atau praktikum dimundurkan di akhir semester. Kuliah daring akan diberlakukan untuk belajar teori, dan sedapat mungkin juga diterapkan untuk mata kuliah praktikum atau praktik lapangan,” kata Kepala LLDikti 1 Wilayah Sumut, Prof Dr Dian Armanto, MPd MA MSc PhD, kepada Sumut Pos di Medan, Kamis (18/6).
Jika pun harus menggelar kuliah praktikum dengan tatap muka di kampus, ditegaskannya, protokol kesehatan harus dilakukan secara ketat. “Prosedur protokol kesehatan pelaksanaan kuliah harus disusun dengan lengkap. Ini juga berlaku untuk mahasiswa baru,” jelasnya.
Ia juga meminta pimpinan setiap PTS agar memastikan pelaksanaan kuliah dengan baik dan benar. Pengenalan kampus saat pendaftaran bagi mahasiswa baru harus dengan protokol kesehatan yang ketat. Dalam hal ini, peraturan akan segera dikeluarkan oleh pihak Dirjen Dikti Kemdikbud.
“Sosialisasi pedoman akademik dan lainnya juga bisa melalui daring. Untuk mahasiswa yang akan menghadapi sidang proposal, sidang ujian skripsi, atau tugas akhir, sedapat mungkin melalui daring juga. Wisuda juga bisa daring. Seperti yang dilakukan Institut Teknologi Bandung (ITB) atau kampus di Jepang,” jelasnya.
Untuk prosedur wisuda, menurutnya perlu terobosan baru yakni wisuda daring atau dengan drive through. “Ini juga bisa diuji coba. Wisuda adalah rapat senat terbuka. Jadi diskusikan di senat tentang gaya wisuda New Normal ini,” imbaunya.
Adapun wisuda drive through, menurut Prof Dian, yakni upacara wisudanya melalui video conference (vicon). Untuk jadwal acara, tetap seperti yang biasa acara wisuda. Untuk aksesoris seperti toga, topi, serta selempang, diberikan di awal sebelum wisuda. Toga dan lainnya dipakai di saat wisuda.
Setelah itu, peserta wisuda boleh berada di mana saja. Di rumah juga diperbolehkan. Saat pemindahan jambul di saat wisuda, dilakukan oleh wisudawan sendiri atau orangtua, dipandu oleh rektor kampus. Upacara wisuda di dalam ruangan dihadiri wisudawan dan keluarga.
“Untuk ijazah, transkrip nilai, serta SKPI, diberikan di akhir acara wisuda atau kapan saja. Boleh seminggu kemudian, atau minggu depannya lagi dan seterusnya,” tandasnya. (mag-1)
DANAU TOBA: Festival Lomba Dayung di Danau Toba, tahun lalu. Mulai Juli, objek wisata Danau Toba di Pulau Samosir kembali dibuka, tapi berlaku untuk wisatawan lokal Sumut.
DANAU TOBA: Festival Lomba Dayung di Danau Toba, tahun lalu. Mulai Juli, objek wisata Danau Toba di Pulau Samosir kembali dibuka, tapi berlaku untuk wisatawan lokal Sumut.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Samosir berencana membuka kembali objek wisata di Danau Toba pada Juli mendatang. Namun hanya berlaku bagi wisatawan lokal dari kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut). Pembukaan kembali objek wisata wajib mengikuti atau mengacu pada protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
“Pembukaan objek wisata di danau terbesar di Asia Tenggara ini akan dilakukan secara bertahap. Jika hasil evaluasi menunjukkann
penyebaran Covid-19 tidak ada, berikutnya wisatawan dari luar provinsi akan diizinkan masuk. Proyeksinya, bulan Agustus sampai bulan Oktober 2020, wisatawan antar kota atau daerah luar Sumut sudah bisa masuk,” tutur Bupati Samosir, Rapidin Simbolon, dalam keterangan pers, Kamis (18/6).
Rapidin mengungkapkan, hingga saat ini Kabupaten Samosir masuk daerah zona hijau atau bebas dari penyebaran Covid-19. Namun dengan dibukanya objek wisata Danau Toba di Samosir, ia tidak mau menjadi pemicu temuan kasus Covid-19 di pulau yang ada di tengah danau tersebut. “Makanya, kita tetap melakukan evaluasi dengan membuka objek wisata Danau Toba di Samosir secara bertahap,” ungkap Rapidin.
Untuk kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Danau Toba, rencananya akan dibuka pada November 2020 atau Januari 2021. Pastinya, Pemkab Samosir akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat dalam mendatangkan para turis yang akan berlibur di danau vulkanik terbesar di dunia itu.
Kendati objek wisata Danau Toba di kawasan Pulau Samosir kembali dibuka, menurut Rapidin, pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada pelaku usaha pariwisata di Samosir untuk selalu menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. “Juni sosialisasi, Juli uji coba dengan timeline wisatawan lokal. Kemudian evaluasi terhadap uji coba pengunjung domestik dan mancanegara,” tandas Rapidin.
Kabupaten Samosir menjadi objek wisata primadona Danau Toba, yang kerap dikunjungi wisatawan mancanegara, wisatawan nasional, maupun wisatawan lokal. Di tengah kondisi pandemi Covid-19, pelaku usaha pariwisata di daerah tersebut sempat mengalami penurunan omset drastis hingga merugi.(*)
BINJAI, SUMUTPOS.CO – Masih jelang penerapan normal baru di Sumut, Binjai Supermall di Kota Bonjai perlahan mulai beroperasi. Namun jam operasional di pusat perbelanjaan termegah di Kota Binjai dan Kabupaten Langkat ini masih dibatasi.
“Sekitar 70 persen tenant yang ada di BSM sudah mulai beroperasi. Jam buka mulai pukul 11.00 WIB sampai pukul 19.00 WIB. Namun untuk bioskop, gym, karaoke, dan permainan anak-anak masih menunggu instruksi pemerintah terkait operasional kembali,” kata Manajer Marketing Komunikasi, Diniasih Nasution, Kamis (18/6).
Perubahan jam operasional ini dilakukan untuk memenuhi permintaan para tenant, yang sebelumnya telah menutup gerainya selama kurang lebih 2,5 bulan.
“Namun demikian kami meminta kepada tenant yang buka agar tetap mengikuti prosedur kesehatan dan keamanan yang kami miliki. Juga memberikan keamanan dan kenyamanan kepada para pengunjung. Binjai Supermall juga tetap menerapkan protokol kesehatan bagi pengunjung dan semua pegawai yang bekerja di lingkungan mal,” tambah dia.
Meski demikian, BSM memberikan toleransi untuk jam operasional Hypermart. Artinya, operasional Hypermart tidak mengikuti waktu operasional gedung. “Hypermart beroperasi mulai dari jam 10 pagi sampai 8 malam,” urai dia.
Jam operasional yang diberlakukan untuk Hypermart demi memenuhi permintaan masyarakat terkait kebutuhan belanja.
Manajemen BSM berharap kerjasama dari masyarakat Binjai dan sekitarnya untuk terus mendukung Pemerintah Kota Binjai dan Sumut, dalam memutus mata rantai Covid-19 dengan menjalankan protokol kesehatan dengan kesadaran dan disiplin yang tinggi,” pungkasnya. (gus/ted)
PASAR: Petugas Satpol PP Kota Medan mengingatkan pengunjung pasar tradisional, agar mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, di Pasar Sei Sikambing Medan, Kamis (18/6). Penertiban dilakukan selama dua hari berturut-turut.
PASAR: Petugas Satpol PP Kota Medan mengingatkan pengunjung pasar tradisional, agar mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, di Pasar Sei Sikambing Medan, Kamis (18/6). Penertiban dilakukan selama dua hari berturut-turut.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jelang penerapan New Normal Juli mendatang, pemerintah daerah se-Sumatera Utara diminta segera memberi masukan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, untuk penyusunan draf new normal yang akan diberlakukan. Masukan ditunggu paling lambat 20 Juni 2020.
“Atas instruksi Gubsu, rancangan Pergub pedoman penerapan New Normal kita serahkan langsung kepada kepala daerah, dengan tujuan agar sesegera mungkin ditindaklanjuti. Masukan dari pemda akan difinalisasi oleh GTPPn
Covid-19 Sumut, sebelum dikirim ke Jakarta,” kata Kabiro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu, Hendra Dermawan Siregar, menjawab Sumut Pos, Kamis (18/6).
Menurut dia, pemda punya waktu yang singkat untuk memberikan masukan mengenai konsep new normal, karena GTPP Covid-19 Sumut harus menggodok Ranpergub tersebut dengan DPRD Sumut pada 21-23 Juni, sebelum diserahkan ke pemerintah pusat.
“Pemda hanya punya waktu sedikit membahas ketentuan-ketentuan new normal yang kita rancang. Misalnya seperti daerah Padang Lawas yang baru saja kita berikan ranpergub terkait New Normal, mereka hanya punya waktu tiga hari membahas dan memberikan masukan. Kami yakin pemda bisa memberikan masukan yang tepat untuk daerahnya, karena mereka yang paling mengerti kebutuhan daerahnya,” katanya.
Semua daerah sudah memperoleh ranpergub berjudul Pelaksanaan Pedoman Tatanan Baru Produktif dan Aman Covid-19 pada Rabu (17/6). “Targetnya kemarin semua daerah sudah menerima dan feedback-nya bisa dikirim melalui email ke gugus tugas provinsi, sehingga bisa mempersingkat waktu,” katanya.
Medan Siapkan Perwal New Normal
Selain GTPP Covid-19 Sumut, GTPP Covid-19 Kota Medan juga serius menyiapkan berbagai hal guna menyambut pola hidup normal baru di tengah pandemi Covid-19. Salahsatunya menyusun Perwal (Peraturan Walikota) guna mendukung penerapan New Normal.
“Saat ini kita sedang membahas dan menyusun Perwal untuk penerapan New Normal di Kota Medan,” ucap Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Medan, Ir Purnama Dewi MM, Kamis (18/6).
Pembahasan dan penyusunan Perwal baru tersebut untuk mendukung aturan dan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah pusat. “Tentu poin-poinnya kita sesuaikan dengan protokol kesehatan dan aturan New Normal yang ditetapkan pemerintah pusat,” katanya.
Lantas, bagaimana dengan Perwal No. 11 tahun 2020 tentang karantina kesehatan dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 di Kota Medan?
Purnama mengatakan, Perwal New Normal dibuat bukan untuk menggantikan Perwal No. 11 tahun 2020, melainkan khusus untuk mendukung penerapan New Normal di Kota Medan. “Bukan Perwal tambahan atau Perwal pengganti,” jawabnya.
Menurutnya, tidak ada yang bertentangan antara Perwal No. 11/2020 dengan pola hidup New Normal. Jadi nanti, kedua Perwal sama-sama berlaku. “Keduanya bisa diterapkan secara bersamaan, tidak akan bertolak belakang,” jelasnya.
Namun demikian, Purnama belum bisa menjelaskan kapan Perwal New Normal selesai disusun. Balitbang masih membahas dan meminta masukan dari berbagai pihak. Seperti masukan dari akademisi, Forkopimda, bagian hukum, dan lain-lain.
Terkait jadwal penerapan New Normal di Kota Medan, Purnama mengaku belum dapat memastikan. “Yang jelas kami siapkan Perwalnya dari sekarang. Sehingga bila nanti New Normal akan diterapkan, Pemko Medan sudah punya Perwalnya,” tutupnya.
Sejumlah OPD di Kota Medan mulai mempersiapkan diri jelang pola hidup baru normal di tengah pandemi Covid-19. Salahsatunya Satpol PP Kota Medan.
Kasatpol PP Kota Medan, Muhammad Sofyan, mengatakan saat ini pihaknya tengah fokus mendatangi dan melakukan imbauan serta penertiban di sejumlah lokasi yang menjadi kawasan tempat berkumpulnya masyarakat. Salahsatunya pasar tradisional.
“Imbauan dan penertiban terus kita lakukan hampir di semua tempat masyarakat berkumpul. Salahsatunya pasar tradisional. Di sana, masyarakat seringkali mengabaikan protokol kesehatan, seperti tidak memakai masker, tidak mencuci tangan, dan tidak menjaga jarak (social distancing),” ucap Sofyan.
Karena itu, Satpol PP meminta PD Pasar melalui para kepala pasar, turut serta mengawasi penerapan protokol kesehatan di setiap pasar.
“Satpol PP telah melakukan imbauan dan penertiban pada 8 pasar dari 52 pasar yang ada di Kota Medan. Hal itu sekaligus giat Penegakan dan Sosialisasi terhadap Ketaatan dan Kepatuhan Perwal 11/2020,” kata Sofyan.
Rinciannya, pada Rabu (17/6), Satpol PP mengunjungi 4 pasar, yakni Pasar Sukaramai, Pasar Central, Pasar Marelan, dan Pasar Kapuas. Sedangkan pada Kamis (18/6), Satpol PP mengunjungi 4 pasar lainnya, yakni Pasar Sei Sikambing, Pasar Kampunglalang, Pasar Palapa/Brayan dan Pasar Titi Papan. (prn/map)
Kampung Semut Kota Tebing tinggi direndam banjir, Kamis (18/6). Meski sedang banjir, warga tetap melakukan aktivitas.
Kampung Semut Kota Tebing tinggi direndam banjir, Kamis (18/6). Meski sedang banjir, warga tetap melakukan aktivitas.
SUMUTPOS.CO – Guyuran hujan semalaman sejak Rabu malam hingga Kamis pagi, menyebabkan banjir melanda lima kota/kabupaten di Sumatera Utara, Kamis (18/6) pagi. Kelimanya yakni Kota Medan, Kota Tebingtinggi, Kabupaten Asahan, Kabuaten Batu Bara, dan Kabupaten Simalungun. Di Medan, 4 kecamatan terendam banjir. Di Tebingtinggi, air merendam tiga kelurahan. Di Asahan, 7 desa tergenang banjir. Di Batu Bara, banjir melanda Desa Nenas Siam, Kecamatan Medang Deras. Sementara di Simalungun, banjir terjadi di Sinaksak.
INFORMASI dihimpun di lapangan, pemukiman warga yang dilanda banjir di Kota Medan berada di Kecamatan Medan Maimun, Medan Selayang, Medan Johor, dan Medan Sunggal. Di Medan Maimun, banjir melanda Jalan Brigjen Katamso Gang Merdeka, Kelurahan Sei Mati. Di daerah tersebut, banjir mencapai sekitar 1 meter.
Di Medan Selayang, banjir merendam rumah warga di kawasan Jalan Sari Rejo Kelurahan Beringin. Selanjutnya, di Medan Johor banjir melanda pemukiman di Jalan Luku I Kelurahan Kwala Bekala. Sementara di Medan Sunggal, banjir merendam Jalan Sei Asahan Kelurahan Tanjung Rejo.
Banjir masuk ke dalam rumah, sehingga warga sibuk menyelamatkan harta bendanya agar tidak rusak terkena air.
Ijal, korban banjir di Jalan Brigjen Katamso Gang Merdeka, Kelurahan Sei Mati, mengatakan banjir terjadi sekitar pukul 05.00 WIB. Air masuk ke rumah warga, lantaran debit air Sungai Deli meluap hingga ke pemukiman warga yang dekat. “Memang di sini sudah langganan banjir apabila air Sungai Deli meluap. Apalagi kalau hujannya deras dan cukup lama,” ujarnya.
Ia berharap, pemerintah daerah memberi perhatian mengatasi persoalan banjir di daerah itu.
Hal senada disampaikan K Sihombing, warga Jalan Sari Rejo Gang Mandor Kelurahan Beringin. Ia menyebutkan, banjir datang saat warga masih tidur terlelap. “Sekitar pukul 5 pagi mulai banjir, banyak warga sempat enggak tahu banjir datang,” ucapnya.
Diutarakan dia, banjir di daerahnya disebabkan volume air Sungai Babura meluap. “Tinggi banjir setinggi bahu orang dewasa. Warga pun sibuk menyelamatkan diri dan barang-barangnya,” tutur dia.
Surut Kamis Siang
Manajer Pusdalops BPBD Medan, Nurly mengatakan, air yang membanjiri rumah warga mulai surut pada siang harinya. Karena itu, belum ada warga yang mengungsi. “Di Gang Merdeka Kelurahan Sei Mati ada sekitar 50 rumah, Jalan Luku 1 70 rumah, Jalan Sari Rejo Kelurahan Beringin 70 rumah, Jalan Sei Asahan Kelurahan Tanjung Rejo 50 rumah dan Jalan Dr Mansyur Kelurahan Tanjung Rejo belakang Hotel Grandika 50 rumah,” ujarnya.
Petugas BPBD Medan dan instansi terkait sudah terjun ke lokasi membantu warga yang rumahnya terendam banjir. “Sejauh ini korban jiwa nihil. Petugas kami bersama pihak terkait masih berada di lokasi banjir guna membantu warga,” tukasnya.
Selain merendam pemukiman warga, banjir juga menggenangi sejumlah ruas jalan di Kota Medan. Tinggi air bervariasi, mulai dari setinggi mata kaki hingga hampir setinggi lutut orang dewasa.
Jalan Gatot Subroto KM 8 menjadi salahsatu ruas jalan yang tergenang air hingga hampir setinggi lutut. Areal banjir cukup panjang, mulai dari SPBU di depan kantor Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan hingga di depan kantor Kanwil Kementerian Agama Sumut.
Pantauan Sumut Pos, Kamis (18/6), walaupun air telah surut, masih terlihat genangan air setinggi mata kaki di kawasan tersebut. “Tapi tadi malam tinggi airnya sampai selutut. Di sini ya memang gitu. Hujan deras dikit aja, ya langsung banjir sampai selutut atau setinggi batas pulau jalan itu. Pokoknya kalau udah (banjir) gitu, banyak kalilah orang yang keretanya (sepeda motor, Red) mogok karena mesin keretanya kemasukan air,” ucap salahsatu penarik becak di depan Alfamidi di kawasan itu, Kamis (18/6).
Kritisi Fungsi Drainase
Terkait banjir di Kota Medan, anggota DPRD Medan mengkritisi fungsi drainase di Kota Medan yang menurutnya dibiarkan tidak maksimal.
“Dari zaman dulu kita sudah tahu kondisi Kota Medan ini, pantang hujan deras sebentar saja, langsung banjir. Dari dulu kita semua tahu betul, banyak fungsi drainase yang tidak berjalan baik di kota ini. Tapi faktanya, sampai sekarang ya begitu-begitu terus,” ujar anggota Komisi IV DPRD Medan, Dedy Aksyari Nasution, kepada Sumut Pos, Kamis (18/6).
Dijelaskan Dedy, kondisi banjir di Kota Medan sudah jadi masalah klise sejak dulu. Namun normalisasi drainase tidak berjalan dengan baik. “Padahal dulu tidak sedikit anggaran untuk normalisasi drainase di Dinas PU. Tapi hasilnya tetap tidak kelihatan. Apalagi sekarang, di saat sebagian besar anggaran di setiap OPD —termasuk di Dinas PU— sudah di-refocusing untuk anggaran Covid-19,” terangnya.
Pun begitu, Dedy meminta agar Dinas PU Kota Medan bisa memaksimalkan sisa anggaran yang ada untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan di drainase, atau setidaknya memperbaiki sumbatan yang membuat drainase tidak berfungsi mengalirkan debit air dalam jumlah yang tinggi.
“Kalau tahun ini sudahlah. Jangan kita harap lagi ada pembangunan. Anggaran pun sudah tak ada. Tapi setidaknya untuk perbaikan-perbaikan, kita yakin sisa anggaran masih bisa dimaksimalkan. Intinya, jangan sampai ada drainase yang tidak berfungsi dengan baik. Harus ada perbaikan demi perbaikan. Tidak boleh pasrah dengan minumnya anggaran,” tutupnya.
Plt Kepala Dinas PU, Zulfansyah Ali Syahputra ST M.Eng, mengatakan awalnya Dinas PU sudah merencanakan pembangunan beberapa jaringan drainase di Kota Medan, guna mengatasi beberapa titik persoalan genangan air di beberapa lokasi di Kota Medan. “Tapi qadarrullah, ada bencana wabah Covid-19 yang menyebabkan kegiatan tersebut gagal dilaksanakan,” ujarnya kepada Sumut Pos, Kamis (18/6).
Namun begitu, pihaknya tetap akan bekerja dengan memaksimalkan sumber daya yang ada, seperti memanfaatkan material, peralatan, dan tenaga Pekerja Harian Lepas (PHL) yang ada di Dinas PU. “Material, peralatan, dan tenaga PHL yang ada akan kita maksimalkan untuk melakukan normalisasi saluran drainase. Juga untuk membuat crossing saluran jika memang diperlukan, untuk mengatasi genangan di beberapa titik lokasi,” pungkasnya.
Banjir di Tebingtinggi
Selain di Kota Medan, banjir juga terjadi di Kota Tebingtinggi, Kamis (18/6). Akibat banjir kiriman dari luapan Sei Padang, ratusan rumah terendam di tiga kelurahan di kota lemang itu. Kelurahan yang banjir yaitu Kelurahan Bandar Utama dan Kelurahan Badak Bejuang di Kecamatan Tebingtinggi Kota, dan Kelurahan Satria di Kecamatan Padang Hulu.
Warga terdampak di Kelurahan Bandar Utama sebanyak 97 KK, Badak Bejuang 45 KK, dan Kelurahan Satria ada 65 KK. Warga sempat mengungsi ke areal yang lebih tinggi.
Pascabanjir, anggota Bhabinkamtibmas dan Bhabinsa turun ke lapangan untuk mengecek kondisi warga.
Salahseorang warga Kelurahan Bandar Utama Kampung Semut, Neli, mengatakan banjir kerap dialami warga yang tinggal di dekat Sungai Sei Padang.
Pada Kamis siang, banjir mulai menurun hingga 30 cm, sehingga warga kembali ke rumah untuk membersihkan rumahnya dari genangan lumpur yang terbawa arus.
Ditanya perhatian dari pemerintah setempat, warga setempat mengatakan, belum ada bantuan yang datang. “Biasanya, bantuan pemerintah baru datang dua hari kemudian, itupun cuma beras 2 mug dan 2 bungkus mie instan,” ucapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tebingtinggi, Wahid Sitorus, belum bersedia memberikan komentar.
Banjir di Asahan
Di Asahan, banjir merendam sekitar 114 rumah warga di tujuh desa, akibat luapan air Sungai Silau yang tak sanggup menampung debit air.
“Data sementara, ada 114 rumah di tiga kecamatan dan tujuh desa. Pendataan masih berlangsung. Ketinggian genangan air bervariasi, dengan rata-rata masuk ke dalam rumah setinggi 30-50 cm dan di luar rumah 80-115cm,” kata Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Asahan, Khaidir Sinaga, kepada wartawan Kamis (18/6).
Daerah yang terdampak banjir di antaranya Kecamatan Setia Janji meliputi Desa Bangun Sari, Desa Silau Tua, Kecamatan Buntu Pane meliputi Desa Prapat Janji, Desa Mekar Sari, Desa Sei Silau Timur serta Kecamatan Tinggi Raja meliputi Desa Piasa Ulu, dan Desa Terusan Tengah.
Desa yang terendam banjir umumnya daerah yang bersempadan langsung dengan aliran Sungai Silau. Air naik mulai pukul 01.00 WIB, di mana hujan sudah mulai deras turun pada malam sebelumnya pada pukul 22.00 WIB. Kemudian, pagi harinya sekitar pukul 05.00 WIB air telah masuk ke pemukiman warga hingga ke dalam rumah.
“Di samping intensitas hujan tinggi yang turun di daerah hulu, yakni kawasan Simalungun dan sekitarnya sungai Silau juga mengalami pendangkalan, menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir,” tambah Khaidir.
Mengantisipasi kemungkinan banjir yang lebih luas, BPBD Asahan menyiagakan posko untuk warga yang hendak mengungsi.
Banjir di Batu Bara
Di Batu Bara, sejumlah rumah terendam banjir akibat meluapnya Sungai Magung/Sungai Pagurawan, di Desa Nenas Siam, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batubara. Banjir juga merusak akses jalan utama di daerah tersebut.
“Banjir mulai dari kemarin. Air kiriman dari hulu (pegunungan) sehingga sungai Magung dan Pagurawan meluap. Ada 6 rumah yang terendam. Jalan juga rusak akibat ada pengikisan air dibahu jalan,” kata Camat Medang Deras, Syarijal, Kamis, (18/6).
Ketinggian air di jalan utama mencapai mata kaki orang dewasa. Sementara di beberapa titik, air mencapai ketinggian betis orang dewasa.
Rudi, warga Kecamatan Medang Deras, mengatakan akibat banjir, akses masyarakat menjadi terganggu. “Soalnya, jalan rusak akibat banjir,” ujarnya.
Kepala Dinas PUPR Batu Bara, Khairul Anwar, mengatakan bantuan alat berat akan segera datang. “Hari ini kita kirim alat berat. Tapi bukan ampibi. Kalau ampibi menunggu air sungai surut,” imbuhnya.
Banjir di Simalungun
Di Simalungun, hujan deras menyebabkan warga di Gang Perjuangan, Simpang Ebenezer, Sinaksak Simalungun dilanda banjir. Ketinggian air mencapai perut orang dewasa, Kamis pagi,
Menurut warga sekitar, banjir sudah kerap terjadi di perkampungan mereka. Hingga Kamis siang, air masih mencapai perut orang dewasa.
Suparmin, warga setempat mengatakan, perkampungan mereka memang berada di dataran rendah. “Airnya turun dari atas, dan di sini airnya ngga ngalir ke luar. Akhirnya banjir,” katanya.
Lurah Sinaksak, Rapolo Sitio, menuturkan, sedikitnya 37 kepala keluarga (KK) yang terdata mengalami dampak banjir.”Setiap turun hujan, banjir. Ini karena gorong-gorong PJKA di sana sumbat, sehingga air tak mengalir,” tuturnya.
Pemerintah setempat telah menyurati pihak terkait untuk mengatasi ancaman banjir di Sinaksak. Namun belum ada eksekusi dari pihak terkait. (ris/ian/map/mbo/net)
Prof. Dr. Amroeni Drajat, M.Ag Taushiyah Kebangsaan Secara Daring.(ist)
Prof. Dr. Amroeni Drajat, M.Ag Taushiyah Kebangsaan Secara Daring.(ist)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wakil Rektor (WR) 3 UIN Sumut, Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Prof. Dr. Amroeni Drajat, M.Ag mengungkapkan akan pentingnya generasi bangsa Indonesia untuk tahu hakikat sebenarnya dari pancasila dan proses lahirnya.
Hal itu, diungkap Prof. Amroeni Drajat, yang merupakan Guru besar Filsafat Islam, baru-baru ini, pada taushiyah kebangsaan tentang pancasila pada acara halal bihalal keluarga besar Mathla’ul Anwar secara virtual atau daring.
“kita sebagai generasi bangsa harus paham apa itu pancasila yang sebenarnya, dan bagaimana pancasila itu lahir. Sebab, sikap yang salah terhadap pancasila itu bisa diawali karena ketidakfahaman akan hakikatnya dan lupa sejarahnya. Kalau kita sudah faham, maka menjadi imun terahdap pikiran-pikiran yang salah akan pancasila,” jelas Prof. Amroeni, yang juga calon Rektor UIN SU Medan 2020-2024.
Dalam kegiatan tersebut, dihadiri oleh Ketua Umum PBMA KH Ahmad Sadeli Karim, Lc, Sekjen H Oke Setiadi, dan pengurus lainnya, serta Ketua Majelis Amanah KH. Irsjad Djuwaeli, Ketua Majelis Fatwa KH. Abdul Wahid Sahari.
Kemudian, para pengurus Wilayah Mathla’ul Anwar, Pengurus DPP Muslimat dan pengurus DPP Generasi Muda Mathla’ul Anwar dalam Negeri dan Luar Negeri.
Prof. Amroeni menjelaskan bahwa pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara lahir dari kompromi antara relijiusitas dan nasionalitas. Oleh karena itu, semangat relijiusitas dan nasionalisme harus tertanam pada diri anak bangsa.
Maka selain pelajaran kewarganegaraan, ia mengatakan pelajaran agama menjadi kewajiban dalam penyelenggaraan pendidikan, sehingga pikiran untuk menyingkirkan pelajaran agama tentu bertentangan dengan pancasila.
“Pancasila adalah hasil ijtihad para pendiri bangsa kita, antara yang relijius dan nasionalis. Kalau kita perhatikan keduanya memiliki landasannya masing-masing. Kalau kita mendekatinya dari sisi nasionalitasnya, pancasila itu adalah hasil penggalian akar kebudayaan, akar peradaban bangsa kita sendiri yang memiliki keanekaragaman karakter yang luar biasa,” tutur Prof. Amroeni.
Selanjutnya, dari sisi relijius, Prof. Amroeni menjelaskan memiliki dasar seperti pada sila pertama, ketuhanan yang maha esa, sebagai karakter bangsa kita yang memiliki kecenderungan untuk beragama.
“Kemudian datang dari Islam, pernyataan alquran: qulhuwallahu ahad punya garis merah dengan sila yang pertama itu. Maka pelajaran agama itu wajib, disamping pelajaran kewarganegaraan,“ kata Prof. Amroeni.
Lebih jauh, Prof. Amroeni menyampikan bahwa Pancasila memiliki fungsi sebagai alat pemersatu bangsa. Setiap anak bangsa dimanapun berada, dengan latar belakang agama yang berbeda tentu punya rasa pancasila, artinya jiwanya bergetar jika disebutkan pancasila.
“Sila-sila yang ada dalam pancasila, merupakan kesepakatan bersama, sebagai kontrak sosial bangsa Indonesia dengan latar belakang agama, suku, dan bahasa. Oleh karena itu, pancasila adalah sumber nilai dan hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Prof. Amroeni.
Diakhir taushiyahnya Prof. Amroeni menegaskan bahwa pancasila sebagai kompromi relijiusitas dan nasionalisme yang diijtihadkan oleh pendiri bangsa ini harus dijaga dari ideologi dan gerakan yang bertentangan dengan pancasila, semisal komunisme.
“kita harus paham bahwa sila-sila yang ada dalam pancasila itu digali dari karakter kebangsaan yang beragam dan nilai-nilai relijiusitas yang luhur, maka tidak boleh ada ideologi atau gerakan yang ingin merubah itu. Komunisme adalah salah satunya, maka harus disingkirkan,” tandas Prof. Amroeni.
Untuk diketahui, Prof. Dr. Amroeni Drajat, M.Ag menjadi salah satu tokoh yang pantas dijadikan roll model untuk generasi muda sekarang bahkan masa mendatang. Ia merupakan salah satu guru besar di UIN Sumatera Utara sekaligus Wakil Rektor (WR) III UINSU, bidang kemahasiswaan dan kerjasama saat ini. Kiprahnya dalam dunia pendidikan dan jasanya terhadap lingkungan akademisi kampus membuatnya dikenal sebagai tokoh berwibawa, menginspirasi, hingga kaya karya. Dengan itu, Prof. Dr. Amroeni Drajat, M.Ag merupakan sosok pendidikan massa kini.
Amroeni kecil lahir di Bala Pusuh, Brebes, Jawa Tengah pada 12 Februari tahun 1965. Anak kedua dari 12 bersaudara ini diketahui sangat rajin membantu orang tuanya yang hanya bekerja sebagai kusir dokar saat itu.
Amroeni menimbah ilmu pendidikan di Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur sampai selesai pada tahun 1986. Selanjutnya ia kemudian mengajar di Pesantren Darul Arafah selama setahun, setelah sebelumnya tidak pernah berpikir akan melanjutkan kuliah. Kondisi ekonomi keluarga saat itu terpaksa harus dipertimbangkan jika ingin menempuh studi lagi.
Namun keinginan Amroeni menekuni dunia pendidikan akhirnya tercapai kembali pada 1987, di mana ia memutuskan kuliah di IAINSU (sekarang UINSU) di Fakultas Ushuluddin dengan mengambil jurusan Aqidah Filsafat.
“Setelah mengajar di pesantren, saya mau melanjutkan kuliah saya, walaupun saya awalnya tidak pernah berpikir akan kuliah, memikirkan kondisi kedua orang tua saya yang tidak memungkinkan, kan masih banyak adik-adik di bawah saya,” tutur Amroeni.
Selama di IAINSU, Penulis The Wisdom of Nature ini pun membiayai kuliahnya sendiri melalui program beasiswa yang tersedia di kampus tersebut.
Cikal bakal menjadi pemikir bahkan kian tampak ketika Amroeni melanjutkan program S2-nya di IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (sekarang UIN), dengan mengambil Jurusan Kajian Islam. Tak berhenti di situ, ia kemudian melanjutkan S3-nya di kampus yang sama, dengan jurusan yang sama pula. Selama program S3 Amroeni diketahui telah menyelesaikan sembilan buku beserta buku terjemahannya.
Sekarang Amroeni telah menyelesaikan banyak karya-karya cerdas untuk dinikmati pemikirannya, dijadikan panduan kedisiplinan ilmu. Perjalanan panjang seorang Amroeni membuatnya dikenal sebagai salah satu tokoh inspiratif di kalangan masyarakat termasuk UIN Sumatera Utara Medan.
Selain itu Prof. Dr. Amroeni yang juga merupakan pendiri Pesantren Jabal Rahmah tahun 1992 ini pun dikenal sebagai tokoh santun, yang amat lembut tutur katanya hingga sangat disukai pergaulannya.
Termasuk selama berkiprah di UIN Sumatera Utara Medan, Prof. Dr. Amroeni kerap kali dimintai pemikirannya menjadi pembicara dalam berbagai kegiatan seremonial maupun nonseremonial. Penulis dan pemikir adalah dua kata yang pantas disematkan pada beliau.
UIN Sumatera Utara Medan bukan lagi tempat asing bagi Prof. Dr. Amroeni, beliau sudah malang melintang di kampus itu bahkan saat masih menjadi mahasiswa. Perjalanannya pun berlanjut sampai menjadi tenaga pendidik hingga sekarang menjabat sebagai wakil rektor di sana.
Pun begitu dalam catatan kiprahnya. Prof. Dr. Amroeni Drajat, M.Ag diketahui pernah menerima penghargaan sebagai Dosen Terbaik I Fakultas Ushuuddin, pernah menjabat di Senat Fakultas Ushuluddin, Senat IAINSU, Ketua Program Studi Pemikiran Islam, hingga menjadi Wakil Dekan I Fakultas Ushuluddin.
Jejak karir itu menunjukkan amat besarnya kepercayaan UIN Sumatera Utara Medan pada beliau di masanya, besarnya harapan UINSU akan pikiran-pikiran intelektualnya.
Sekarang dalam posisinya sebagai calon rektor UIN Sumatera Utara Medan Periode 2020-2024, Prof. Dr. Amroeni Drajat, M.Ag., diminta terus memberikan edukasi positif bagi masyarakat dan kampus, menuangkan ide-ide cerdas ke bentuk literasi ilmiah maupun teknis lapangan, sehingga berguna bagi pemajuan dunia pendidikan.(gus)