LATIHAN: Pemain PSMS melakukan latihan di Stadion Jakabaring, Palembang, sebagai persiapan menghadapi Persita Tangerang, Senin (18/11) sore ini.
LATIHAN: Pemain PSMS melakukan latihan di Stadion Jakabaring, Palembang, sebagai persiapan menghadapi Persita Tangerang, Senin (18/11) sore ini.
SUMUTPOS.CO – Langkah PSMS Medan untuk melaju ke babak semifinal Liga 2 musim ini akan ditentukan saat melawan Persita Tangerang, Senin (18/11) sore ini. Ayam Kinantan pun mengharapkan dukungan dan doa masyarakat Kota Medan.
SAAT ini PSMS memimpin Grup B dengan empat poin dari tiga angka. Mereka unggul head to head dari Persik Kediri di posisi kedua. Sedangkan Persita berada di posisi ketiga dengan tiga angka.
Untuk mengamankan satu tiket ke semifinal, Ayam Kinantan minimal butuh hasil imbang saat melawan Persita. Hasil yang sulit diraih, karena Persita wajib menang untuk mengamankan tiket.
Pelatih PSMS Jafri Sastra mengakui, pertandingan lawan Persita akan berjalan sengit. Pasalnya lawan harus menang untuk lolos ke semifinal. “Persita pasti akan bermain dan berjuang dengan sekuat tenaga untuk meraih kemenangan,” ujar Jafri Sastra.
Untuk itu, Jafri Sastra mengharapkan dukungan suporter agar memberi semangat kepada para pemain PSMS. “Kita berharap suporter PSMS kembali memberikan dukungan kepada pemain di lapangan,” harapnya.
Pelatih asal Sumatera Barat ini mengakui, sebelumnya suporter PSMS memang selalu hadir di Stadion Jakabaring, Palembang untuk mendukung Legimin Raharjo dkk. Bahkan, dia mengakui keberhasilan meraih empat poin dalam dua laga sebelumnya merupakan berkat dukungan suporter.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada suporter PSMS yang telah hadir ke Palembang untuk memberikan dukungan. Kami berharap agar dukungan itu semakin besar saat melawan Persita,” harapnya.
Suporter PSMS memang sudah beberapa hari ini berada di Pelembang. Sekitar 100 orang suporter dari SMeCK Hooligan berangkat ke Palembang menggunakan bus, beberapa hari lalu.
“Ya, ada sekitar ratusan anggota kita di Palembang untuk memberikan dukungan kepada PSMS. Jumlah itu akan bertambang saat melawan Persita,” ujar Ketua SMeCK Hooligan, Lawren Simorangkir.
Lawren mengatakan, suporter PSMS selama di Palembang menginap di markas fans Sriwijaya FC. “Sebenarnya kita mencari rumah sewa, tapi kesulitan. Akhirnya suporter Sriwijaya memberikan tempat, meski jaraknya agak jauh dari Jakabaring,” jelasnya.
Suporter berharap agar PSMS tampil maksimal pada pertandingan melawan Persita dan lolos ke babak semifinal. (dek)
HADIR: Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sumatera Utara Nawal Edy Rahmayadi (tengah) berfoto bersama pada acara Fashion Festival 2019 di Medan, Sabtu (16/11).
HADIR: Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sumatera Utara Nawal Edy Rahmayadi (tengah) berfoto bersama pada acara Fashion Festival 2019 di Medan, Sabtu (16/11).
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Fashion merupakan bagian dari industri kreatif yang perlu ditingkatkan di Sumatera Utara. Ada berbagai cara untuk meningkatkan industry ini, misalnya dengan mengadakan festival fashion atau pagelaran busana. Oleh sebab itu Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumatera Utara, Nawal Edy Rahmayadi mendorong para pelaku industri fashion untuk menggelar acara serupa.
Hal tersebut disampaikan Nawal pada acara YAPMODE FASHION FESTIVAL 2019, di Santika Dyandra Hotel & Convention Centre, Jalan Kapten Maulana Lubis, Medan, Sabtu (16/11) malam. Menurut Nawal, acara festival fashion akan dapat meningkatkan industri fashion, khususnya di daerah.
“Kegiatan seperti ini agar dapat lebih ditingkatkan agar industri fashion kita di daerah dapat lebih dikenal, apalagi dengan konsep budaya lokal yang kita miliki,” ujar Nawal.
Festival fashion diharapkan dapat menjadi motivasi bagi para pelaku industri untuk memamerkan karyanya. Tentu saja hal itu juga bertujuan untuk mempromosikan hasil karyanya masing-masing.
Sepanjang pagelaran busana, Nawal tampak terpukau sewaktu model-model yang mengenakan karya para desainer berjalan di catwalk. Menurutnya, karya para desainer Sumatera Utara semakin hari semakin baik. Diharapkan dapat bersaing dan berdaya guna di tingkat nasional bahkan internasional.
“Kita harapkan karya anak-anak Sumatera Utara berdaya guna dan dapat bersaing di nasional maupun internasional, demi Sumatera Utara yang bermartabat,” kata Nawal usai pagelaran.
Sementara itu founder YAPMODE Gallery dan Fashion School, Yuni Pohan mengungkapkan acara ini menampilkan 28 karya siswa siswa, 18 desainer Kota Medan, dan 3 desainer dari Jakarta. (prn/ram)
Foto: Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu
TAMAN: Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bersama para Kepala Sekolah SMA Kota Medan melihat hewan ternak yang ada di Taman Edukasi Cakra, di kawasan kediaman Gubernur Sumut, Jalan Pantai Bunga, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deliserdang, Jumat (15/11/2019). Ketua TP PKK Sumut Nawal Edy Rahmayadi bersama rombongan PKK juga memetik hasil panen perdana kebun “Edukasi Hidroponik Cakra”.
Foto: Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu
TAMAN: Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bersama para Kepala Sekolah SMA Kota Medan melihat hewan ternak yang ada di Taman Edukasi Cakra, di kawasan kediaman Gubernur Sumut, Jalan Pantai Bunga, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deliserdang, Jumat (15/11/2019). Ketua TP PKK Sumut Nawal Edy Rahmayadi bersama rombongan PKK juga memetik hasil panen perdana kebun “Edukasi Hidroponik Cakra”.
SUMUTPOS.CO – Sumatera Utara (Sumut) yang agraris, unggul dengan produksi pertanian melimpah dan ketahanan pangan merupakan salah satu cita-cita yang ingin segera diwujudkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut.
Sebut saja Taman Edukasi Cakra yang dikembangkan oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi di areal kediaman pribadinya di Jalan Pantai Bunga, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deliserdang, merupakan salah satu wadah untuk belajar dan meningkatkan wawasan pertanian melalui edukasi non formal.
“Taman Edukasi Cakra ini diharapkan bisa menjadi semacam tempat belajar bagi masyarakat, untuk meningkatkan wawasan pertanian sekaligus memberi inspirasi untuk melakukan aktivitas pertanian dan ternak,” katanya, saat meninjau dan memperkenalkan Taman Edukasi Cakra kepada para kepala sekolah dan guru SMA, Jumat (15/11) sore. Edy menyayangkan saat ini banyak orang yang tidak minat dan mulai meninggalkan aktivitas pertanian. Beragam faktor menjadi penyebab, salah satunya lahan, memakan waktu lama, dan sebagainya.
“Padahal ini adalah sektor yang menjanjikan karena kita akan selalu makan. Butuh komoditas pangan. Apalagi anak-anak muda kita, harus kita beri pengertian ini. Mudah-mudahan nanti, anak sekolahan kita boleh dibawa dan belajar di sini,” ungkapnya, pada para kepala sekolah dan guru yang hadir.
Apalagi, saat ini inovasi pertanian dan ternak juga sudah semakin canggih. Berkebun, kata Edy, di lahan sempit dan tengah kota bisa mencoba dengan teknik urban farming. Seperti metode hidroponik, teknik vertikultur atau penanaman vertikal, dan lainnya. “Minimal untuk kebutuhan atau sayuran pribadi kita kan lumayan itu dari kebun sendiri,” tambahnya.
Panen Perdana
Selain meninjau dan memperkenalkan Taman Edukasi Cakra, Edy juga mengajak para kepala sekolah dan guru yang hadir untuk memetik hasil panen perdana kebun “Edukasi Hidroponik Cakra”. Bersemangat, mereka berpencar untuk panen di areal hidroponik seluas 700 meter persegi tersebut. Beraneka sayuran tersedia seperti bayam, seledri, sawi, selada, pakcoy dan sebagainya.
Rombongan Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) juga turut bergabung. Dipimpin Ketua TP PKK Sumut Nawal Edy Rahmayadi, para anggota PKK bersemangat memasukkan sayuran ke dalam keranjang yang telah disediakan.
“Ayo ibu-ibu, nanti harus coba mulai tanam sayuran sendiri di rumah. Kita yang rawat, segar dan bisa kita jamin kandungannya. Kalau tanam sendiri juga bisa lebih hemat,” ujar Nawal memotivasi.
Dipandu seorang karyawan Taman Edukasi Cakra Raden Suardi, rombongan kepala sekolah, guru, serta beberapa siswa dari SMAN 13 Medan diajak melihat ternak dan produk-produk pertanian. Beberapa ternak yang ada di areal seluas 12 hektare tersebut yakni kambing, sapi, ayam kampung unggul, bebek, angsa, dan lainnya.
Kepala SMAN 1 Medan Suhairi sangat mengapresiasi pengembangan Taman Edukasi Cakra ini. Berharap, di lain waktu ia akan membawa para siswanya untuk ikut berkunjung dan melihat sisi lain dari pertanian. Sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan minat para siswa di bidang pertanian.
“Seperti tujuan Pak Gubernur, taman ini untuk edukasi. Kami ke depan akan bawa siswa ke sini. Mereka bisa lihat bahwa pertanian tak melulu soal berani kotor, tapi juga inovasi dan penelitian,” ungkap Suhairi.
Kepala Dinas Pendidikan Sumut Arsyad Lubis juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Gubernur Edy Rahmayadi yang telah memberikan kesempatan untuk meninjau Taman Edukasi Buah Cakra kepada guru dan kepala sekolah SMA, sekaligus wadah edukasi non formal yang akan dibuka bagi anak sekolah dan masyarakat umum nantinya.
“Pada pendidikan formal pendekatan sudah kita lakukan lewat revitalisasi SMKN. Nah, model edukasi non formal seperti ini tentu akan mendukung dan mempercepat upaya kita mencapai tujuan menjadikan Sumut provinsi yang berbasis agraris,” ujarnya.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumut Dahler, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut Azhar Harahap. (prn/ram)
TINJAU: Dirut PD Pasar Rusdi Sinuraya saat meninjau pasar ikan di Pusat Pasar Medan, Sabtu (16/11). Dalam tinjauan ini, Rusdi mendengarkan keluhan para pedagang.
TINJAU: Dirut PD Pasar Rusdi Sinuraya saat meninjau pasar ikan di Pusat Pasar Medan, Sabtu (16/11). Dalam tinjauan ini, Rusdi mendengarkan keluhan para pedagang.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Pertanian dan Perikanan (Distanla) Kota Medan mengklaim telah mengubur seluruh bangkai babi yang ada di Kota Medan. Baik itu bangkai yang sengaja dibuang di sungai-sungai, maupun yang dibuang ke sejumlah tempat sampah dan pinggir jalann
“Semua sudah kita kubur. Tak ada lagi yang tersisa, karena kita sudah menyiapkan tim di setiap kecamatan. Tim selalu bersiap mengangkat dan mengubur, bila didapati bangkai babi,” ucap Kadis Pertanian dan Perikanan Kota Medan, Ikhsar Risyad Marbun kepada Sumut Pos, Minggu (17/11).
Ikhsar mengatakan, saat ini volume bangkai babi yang masuk dan di dapati di Kota Medan mulai menurun. “Sabtu (16/11) kita temukan 2 ekor (bangkai babi) lagi di Sungai Bederah. Langsung kita angkat dan kita kubur. Untuk hari ini, alhamdulillah belum ada kita dapati bangkai babi yang dibuang.
Jumlahnya jauh menurun, semoga terus menurun hingga tidak didapati lagi bangkai-bangkai babi lainnya. Bila pun nanti ada ditemukan lagi, petugas kita sudah bersiap untuk mengamankannya,” ujarnya.
Mengenai ketakutan masyarakat Kota Medan mengonsumsi ikan, pascaberedarnya isu ikan-ikan ikut terpapar virus Hog Cholera dari bangkai babi yang dibuang ke sungai, Ikhsar mengatakan, isu tersebut menyebabkan penjualan ikan menurun drastis.
“Kasihan nelayan-nelayan kita. Padahal isu tidak benar. Belum ada ditemukan ikan yang terpapar virus Hog Cholera. Apalagi belum tentu ikan di laut itu memakan bangkai babi. Bangkai pun tidak ada sampai ke laut lepas, sedangkan nelayan kita mencari ikan sampai ke tengah laut. Itu sudah sangat jauh dan kurang realistis,” paparnya.
Untuk itu, pihak Dinas Kelautan dan Perikanan bersama Dinas Kesehatan Kota Medan, turun memberikan edukasi kepada masyarakat Kota Medan, mengenai kabar tersebut. “Kita sudah mengumpulkan kelompok nelayan untuk memberikan sosialisasi. Kita harapkan mereka tetap melaut mencari ikan. Khusus kepada masyarakat, Dinas Kesehatan akan memberikan imbauan dan sosialisasi agar tidak percaya isu-isu yang tidak benar. Masyarakat diminta tidak ragu karena ikan aman dikonsumsi,” tandasnya.
Bangkai Babi Masih Mengapung
Berbeda dengan keterangan Kadistanla Medan, warga Medan Marelan mengatakan, sepekan pasca penguburan ratusan bangkai babi, bangkai babi kembali ditemukan mengapung di sepanjang Sungai Bedera, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Sabtu (16/11).
Penemuan tersebut dilaporkan warga kepada Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumatera Utara. Afri (40), warga setempat mengatakan, terkejut melihat bangkai babi masih mengapung di Sungai Bedera.
“Kami heran, baru kemarin dibersihkan dan dikubur, kenapa masih ada lagi bangkai babi mengapung di sungai,” keluhnya.
Nelayan ini berharap pemerintah serius menangani bangkai babi yang dibuang peternak, sebab mengganggu mata pencaharian nelayan sekitar. “Sekarang ini masyarakat takut makan ikan. Ini berdampak kepada penjualan ikan nelayan kepada penampung,” katanya.
Ketua HNSI Sumut, Zulfahri Siagian, meminta Pemprovsu dan Pemko Medan mengambil langkah tegas menangani bangkai babi yang hanyut di Sungai Bedera dari hulu menuju Paluh Gayau dan Muara Siombak.
Zulfahri tidak ingin masalah itu diselesaikan dengan cara berorasi ke jalan. “Kinerja Dinas Keluatan dan Perikana dan Dinas Lingkungan Hidup saya nilai lemah. Kita minta kepada gubernur untuk mengevalusi,” tegas Zulfahri.
Gelar Aksi Makan Ikan
Terkait ketakutan warga Medan mengonsumsi ikan, Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pasar Medan, Rusdi Sinuraya, bersama MUI Medan dan asosiasi pedagang ikan, mengadakan makan ikan bersama di depan lokasi penjualan ikan di Pusat Pasar Medan, Sabtu (16/11).
Kegiatan ini bertujuan menghilangkan rasa kekhawatiran masyarakat terhadap isu ikan membawa virus Hog Cholera. Dikatakan Rusdi, ikan aman dikonsumsi dan tidak terkontaminasi virus.
Didampingi Kepala Pusar Pasar Medan, Idham Saudi Siregar dan Sekretaris LPPOM MUI Medan, serta Ketua Pedagang Ikan, Rusdi turun ke pasar untuk menanyakan asal-usul ikan yang dijual. Ternyata ikan yang dijual di sejumlah pasar di Kota Medan, berasal dari Aceh, Tanjungbalai, Sibolga maupun dari Danau Toba. “Jadi ikan ini masih segar dan layak dikonsumsi serta halal,” katanya.
Ia menuturkan, sejauh ini belum ada ditemukan dampaknya kepada manusia yang mengonsumsi ikan laut maupun sungai. “Untuk membuktikan ikan ini aman dikonsumsi, saya akan membuktikannya sendiri dengan memakan ikan-ikan ini,” katanya.
Sekretaris LPPOM MUI Kota Medan, Muhammad Basri, mengimbau masyarakat tak perlu khawatir memakan ikan. “Ikan halal untuk dikonsumsi dan menyehatkan. Ikannya dari tengah laut dan jauh dari bibir pantai,” katanya.
Kepala Pusat Pasar, Idham Saudi Siregar menyebutkan, pihaknya tidak ingin para pedagang ikan terus merugi akibat isu yang tidak benar. “Makanya kita buat makan ikan bersama ini. Habis kita beli, langsung kita goreng dan bakar. Lalu kita makan,” ucapnya.
Pedagang ikan, Ivo mengatakan, selama seminggu ini omset mereka turun drastis. “Biasa bisa habis 1 ton sehari, sekarang 200 kg sehari saja susah. Masyarakat ditawari makan ikan, katanya takut ada babinya. Padahal ikan ini nggak ada dari Belawan. Lebih murah harga ikan di sini daripada di Belawan,” katanya. (map/prn/fac)
LEGO BOLA
Striker PSMS, M Renggur melego bola saat bertanding melawan Babel, belum lama ini.
LEGO BOLA
Striker PSMS, M Renggur melego bola saat bertanding melawan Babel, belum lama ini.
SUMUTPOS.CO – Peluang PSMS Medan untuk melaju ke babak semifinal akan ditentukan saat melawan Persita Tangerang di Stadion Jakabaring, Palembang, Senin (18/11) sore ini. Ayam Kinantan hanya membutuhkan hasil imbang untuk mengamankan satu tiketn
Saat ini tiga tim masih berpeluang lolos dari Grup B. PSMS dan Persik berada di atas dengan empat poin.
Sedangkan Persita berada di posisi ketiga dengan tiga angka. Hanya Martapura FC yang sudah tersingkir karena dua kali kalah.
Melihat posisi tersebut, PSMS hanya membutuhkan hasil imbang untuk mengunci satu tiket. Namun, ambisi tersebut tidak akan mudah, karena Persita wajib menang agar bisa lolos ke semifinal.
Tidak mau mengambil resiko untuk memaksakan laga berakhir imbang, PSMS justru memasang terget menang.
“Melawan Persita merupakan laga penting dan istimewa. Laga ini merupakan pertandingan terakhir di Grup B. Kami pantang kalah untuk lolos ke semifinal,” ujar Jafri Sastra, Minggu (17/11).
Persita bukanlah lawan asing bagi PSMS. Pada musim ini, mereka sudah dua kali bertemu tim berjuluk Pendekar Cisadane itu. Hasilnya, Ayam Kinantan menang di Medan dan kalah di Tengerang.
“Persita merupakan tim kuat dan solid. Ini bukan pertandingan mudah bagi kami. Tapi, kami akan berusaha maksimal,” tegas pelatih asal Sumatera Barat tersebut.
Sadar dengan potensi lawan, Jafri meminta para pemainnya bisa fokus dan disiplin. “Kami harus betul-betul bisa fokus dan disiplin dalam game ini. Dan kami harus bisa mengontrol diri kami sendiri,” paparnya.
PSMS sendiri belum bisa tampil dengan kekuatan penuh pada laga ini. Kesuma Satria dipastikan absen karena akumulasi kartu merah. Sedangkan Rendi Sahputra masih sakit. “Kita sudah menyiapkan penggantinya,” sebut Jafri.
Sedangkan Persita menjadikan duel ini sebagai laga hidup mati. Pasalnya kemenanganlah yang bisa mengantarkan anak asuh Widodo C Putro ini ke babak semifinal.
Pelatih Persita Widodo C Putro mengaku timnya sudah siap menghadapi PSMS. Dia juga sudah melakukan evaluasi atas kekalahan dari Persik Kediri.
“Kita sudah melakukan evaluasi setelah kekalahan dari Persik. Pemain sudah bangkit dari kekalahan ini. Kami harus tetap semangat dan berjuang untuk meraih kemenangan,” tegas Widodo.
Laga penentuan ini akan kick off pukul 15:30 WIB. PSMS mengharapkan dukungan dan doa seluruh masyarakat Kota Medan. “Kami mengharapkan doa dari masyarakat Medan agar bisa lolos ke semifinal,” ucap kapten tim PSMS, Legimin Raharjo. (bbs/dek)
istimewa
WAWANCARA: Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto, ketika diwawancarai di Sabtu (16/11) sore.
WAWANCARA: Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto, ketika diwawancarai di Sabtu (16/11) sore.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Serangan bom bunuh diri yang dilakukan Rabial Muslim Nasution alias Dede (24) di depan Gedung Bag Ops Mapolrestabes Medan, mendapat kecaman dari masyarakat. Ledakan bom yang melukai 4 personel Polrestabes Medan, 1 PHL, dan 1 warga ini berujung pada penolakan warga untuk memakamkan jenazah pelaku di Medann
“Saya selaku tokoh agama yang mewakili Kota Medan menolak pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan dikuburkan di Kota Medan dan sekitarnya,” ujar seorang tokoh agama yang mewakili masyarakat Kota Medan, Ustaz Muhammad Sofian, Minggu (17/11).
Hal senada disampaikan Presidium Garuda Merah Putih Community Sumut, Dedi Harvisyahari. Dedi dengan tegas menolak pelaku bom bunuh diri dikuburkan di Medan. Menurutnya, aksi bom bunuh diri itu membuat publik marah dan mengecam tindakan-tindakan teror di Sumatera Utara khususnya Kota Medan.
“Aksi itu sangat membahayakan masyarakat. Ketika radikalisasi yang menimbulkan dampak dan efek domino, masyarakat menjadi was-was akibat teror pelaku bom bunuh diri ini,” katanya.
Akibat pemahaman negatif dari orang-orang yang menebarkan faham radikal ini, menurutnya, korban-korban pemahaman itu menjadi martir untuk melakukan tindakan-tindakan dalam bentuk teror terhadap masyarakat dan merongrong wibawa pemerintah.
“Banyak masyarakat termasuk saya meminta agar pelaku bom bunuh diri ini agar tidak dimakam kan atau di kuburkan di Medan. Karena apa yang di lakukan pelaku sangat merusak nilai-nilai agama terutama agama Islam,” urainya.
“Saya menentang pelaku bom bunuh diri ini dimakamkan di perkuburan muslim. Karena secara umum, pelaku tidak membawa nama Islam ketika dia melakukan tindakan bom bunuh diri tersebut,” tegasnya.
Masyarakat Medan, lanjutnya, diharapkan untuk mempercayakan kasus bom bunuh diri ini kepada aparat keamanan, agar para pelaku radikal yang lainnya bisa ditangkap dan dihukum seberat-beratnya. (man)
LOKASI PENANGKAPAN:
Lokasi penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 di Jalan Besar Paluh Manan, Dusun 1, Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparanperak, Deliserdang.
LOKASI PENANGKAPAN:
Lokasi penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 di Jalan Besar Paluh Manan, Dusun 1, Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparanperak, Deliserdang.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri dibantu Polda Sumut, terus mengungkap jaringan teroris yang melakukan aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan pada Rabu (13/11) pagi lalu. Pengungkapan terbaru, jaringan teroris itu disebut berbaiat ke Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
“MEREKA ini berbaiat langsung kepada ISIS. Pimpinan ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi ‘kan meninggal, diganti pemimpin baru. Mungkin ini adalah bagian dari upaya untuk menunjukkan eksistensi mereka,” ujar Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto ketika diwawancarai di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Tingkat II Medan, Jalan KH Wahid Hasyim, Sabtu (16/11) sore.
Disinggung jaringan mana pelaku ini, Agus enggan membeberkan. “Soal itu nanti dari Densus 88 yang menyampaikan. Secara umum, hasil penangkapan akan disampaikan oleh Mabes Polri. Apa yang saya sampaikan hanya informasi awal,” sambungnya.
Menurut Agus, usai kejadian bom bunuh diri di Mako Polrestabes Medan, hingga hari ini tim telah mengamankan 18 orang dan menyita sejumlah senjata api.
Sabtu (16/11) pukul 11.30 WIB, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri bersama Polda Sumut menangkap tiga jaringan teroris di Jalan Besar Paluh Manan, Dusun 1, Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparanperak, Kabupaten Deliserdang. Ketiganya berinisial A, K, dan P. Mereka ini masih ada kaitannya dengan pelaku yang meledakkan bom di Mapolrestabes Medan.
“Pada saat penangkapan, ketiganya melawan menggunakan senjata rakitan dan senjata tajam. Karena membahayakan dan melukai petugas, dua dari ketiga pelaku ditembak hingga akhirnya tewas,” terang Agus. Satu orang ditangkap dan satu orang berhasil kabur.
Dalam penangkapan itu, tiga petugas mengalami luka tusuk di pinggang dan paha sedalam 4 centimeter. Saat ini, anggota sudah dirawat di RS Bhayangkara Tingkat II Medan. Jenazah kedua pelaku juga dibawa ke rumah sakit tersebut. Sementara pelaku yang masih dihidup diboyong ke Markas Brimobdasu untuk pemeriksaan lebih lanjut.
“Hubungannya dengan pelaku awal (Rabbial Muslim Nasution alias Dedek), ketiga orang tersebut yang merakit bom. Mereka juga membawa senjata api rakitan kaliber 22 milimeter. Selain itu, mereka yang selama ini membaiat (mengucapkan sumpah setia) para teman-temannya,” bebernya.
Keterangan diperoleh Sumut Pos dari warga Hamparanperak, saat itu empat terduga teroris mengendarai 2 sepeda motor dihadang petugas antiteror berpakaian preman. Penyergapan mendapat perlawanan. Petugas pun menembak ke arah komplotan terduga teroris.
“Seorang petugas mengalami luka sayatan pisau,” kata Sardan, warga sekitar yang menyaksikan penyergapan tersebut di depan rumahnya.
Tak hanya di Hamparan Perak, tim juga menangkap jaringan teroris di kawasan Jalan Jermal 6 sebanyak2 orang. Kemudian di Aceh ada 3 orang yang diamankan.
“Jadi, totalnya ada 18 orang yang diamankan dan semuanya tersangka, termasuk istri RMN, DA. Peran mereka yang ditangkap saling membantu. Satu hari, dua hari, orang bisa menjadi ‘pengantin’. Untuk itu, masyarakat harus lebih mewaspadai. Indonesia dan Sumut adalah milik bersama. Karena itu, mari kita jaga keamanan dan ketertiban upaya bisa beraktifitas normal,” cetusnya.
Agus menuturkan, dari penangkapan yang dilakukan beberapa hari terakhir ini, disita barang bukti 1 senjata api rakitan dan 2 senjata tajam. Selain itu, rangkaian bom yang dibuang di Sicanang juga berhasil ditemukan, serta beberapa bahan (diduga untuk peledak) yang sudah siap dirakit. “Tim masih lanjut terus bekerja di lapangan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat,” tegasnya.
Waspadai Kelompok Eksklusif
Menurut Agus, pasca-aksi bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Medan, jaringan pelaku cukup banyak yang ada di Sumut. Tak hanya di Sumut, di daerah Indonesia lainnya juga.
“Mereka menyebar di mana-mana, mereka ada di sekitar kita. Jadi tolong mewaspadai. Dan diimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan apabila ada kelompok yang eksklusif, tidak mau bersosialisasi, selalu bertentangan dengan negara ini. Sebab siapapun bisa menjadi korban, dan di mana pun bisa dilakukan aksinya,” pinta dia.
Kepada tim di lapangan, Agus mengharapkan agar jangan tanggung dalam melakukan pengejaran. “Kita akan terus melakukan pengejaran serta pengembangan terhadap jaringan mereka,” ucapnya.
Menurut Agus, hingga saat ini total ada 3 jenazah yang diamankan di RS Bhayangkara Tingkat II Medan. Nantinya, setelah selesai dilakukan pemeriksaan laboratories oleh tim, maka akan dikembalikan kepada pihak keluarga. “Kepada pihak keluarga diminta untuk datang ke rumah sakit untuk dicek DNA dan lain sebagainya,” tandas jenderal polisi bintang dua ini.
Sebelumnya, Agus mengatakan, kasus teroris atau penangkapan yang dilakukan polisi terhadap pelaku teror selalu disebut pengalihan isu. “Sebelum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024 lalu, Polri ada menangkap tiga orang terduga teroris. Hasil kerja keras tim di lapangan dibilang pengalihan isu dan sebagainya. Ternyata ada kejadian ‘kan? Lagian tidak ada untungnya dari pengalihan isu,” ketusnya.
Ia mengatakan, selain benar-benar ada di sekeliling, jaringan teroris telah kehilangan rasa kemanusiaan. Hak asasi dan hak hidup sebagai hak dasar manusia mereka ambil. “Lihat saja korbannya, tidak melihat status sosial atau siapapun. Artinya tak hanya aparat, masyarakat bisa menjadi korban. Oleh sebab itu, mereka merupakan musuh kita bersama dan mari kita bahu-membahu perangi mereka,” bilangnya.
Dia menambahkan, tak hanya mengisolasi diri atau tidak bersosialisasi dengan masyarakat lain, modus mereka tinggal di rumah kontrakan. Mereka juga selalu berpindah-pindah tempat. “Tidak ada ajaran agama yang mengajarkan seperti ini (terorisme), dan ini bukan ajaran agama,” tandasnya. (ris/fac)
TERCIDUK: Seorang parbetor terciduk hendak membuang dua ekor bangkai babi ke sebuah parit di Helvetia.
m idris/sumut pos
TERCIDUK: Seorang parbetor terciduk hendak membuang dua ekor bangkai babi ke sebuah parit di Helvetia.
m idris/sumut pos
MEDAN, SUMTPOS.CO – Seorang penarik becak bermotor (parbetor) tertangkap basah personel Polsek Medan Sunggal, saat membuang bangkai babi di parit besar kawasan Dusun 2, Desa Helvetia, Kecamatan Sunggal, Deli Serdang, Minggu (17/11) dini hari sekira pukul 01.30 WIB.
Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Eko Hartanto menyebutkan, pelaku pembuang bangkai babi tersebut adalah Sinar Hati Bulolo (59), warga Jalan Turi Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Labuhan.
Penangkapan bermula dari penelusuran tim Polsek Sunggal atas temuan sebelumnya, di mana dua ekor bangkai ditemukan di parit Dusun 2 Desa Helvetia, Kecamatan Sunggal.
“Tim mendapatkan informasi dari masyarakat, bahwa seorang pengemudi becak bermotor yang sedang membawa bangkai babi. Menindaklanjuti informasi tersebut, tim melakukan penyelidikan dan menangkap pelaku saat akan membuang bangkai babi tersebut,” ungkap Eko.
Saat diperiksa, ditemukan dua karung goni berisi bangkai babi di dalam becak. Pelaku pun langsung diboyong ke Mapolsek Sunggal untuk proses hukum lebih lanjut.
“Dari pelaku ini, disita 2 ekor bangkai babi yang dimasukkan ke dalam goni. Saat diinterograsi, pelaku mengaku disuruh oleh pemilik bangkai babi dari Simpang Jalan Karya 7/Jalan Kapten Sumarsono, Desa Helvetia,” sebut Eko.
Namun pelaku berdalih tak mengenal orang yang menyuruhnya. “Pelaku ini diberi upah Rp500.000 untuk membuang 2 ekor bangkai babi tersebut. Otak pelakunya masih kita kembangkan dan diburon,” tukasnya.
Sebelumnya Kapolda Sumut, Irjen Agus Andrianto yang diwawancarai saat berada di Markas Brimodasu Jalan KH Wahid Hasyim akhir pekan lalu mengatakan, tim dari Polda Sumut, Polrestabes Medan, Polresta Deli Serdang dan Polres Pelabuhan Belawan bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat, melakukan penyisiran di sungai. Selain itu, melakukan pendataan terhadap peternak-peternak babi yang ada.
“Mudah-mudahan penyelidikan yang dilakukan oleh tim di lapangan bisa mengungkap siapa-siapa saja pelaku pembuang bangkai babi ke sungai maupun di pinggir jalan. Mohon bersabar karena tim terus bekerja,” ujarnya.
PPNS DLH Masih Lakukan Penelusuran
Terkait pembuangan bangkai babi ke sungai dan tempat sampah, Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanganan Kolera Babi Sumut, mengatakan mempercayakan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) pada Dinad Lingkungan Hidup (DLH) Sumut maupun 11 kabupaten/kota yang terpapar wabah Hog Cholera, untuk meringkus pelakunya.
Hingga saat ini, sekitar 5.800 ekor babi di seluruh Sumatera Utara, mati karena virus Hog Cholera. Adapun jumlah populasi babi di Sumut sebanyak 1,2 juta ekor.
Ada 11 kabupaten/kota yang ditemukan terpapar virus tersebut. Yakni Kabupaten Karo, Dairi, Humbang Hasundutan, Deliserdang, Kota Medan,Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Samosir.
“PPNS pada DLH kita termasuk yang di 11 kabupaten/kota sudah bekerja menegakkan hukum atas kasus pembuangan limbah babi, baik ke sungai ataupun ke jalan-jalan. Dasarnya karena sudah ada pencemaran air dan lingkungan atas limbah yang dibuang tersebut. Mereka masih terus menelusuri,” kata Kepala Biro Hukum Setdaprovsu, Andy Faisal menjawab Sumut Pos, Minggu (18/11).
PPNS akan bekerja sama dengan Satpol PP Kota Medan dalam penegakan Peraturan Daerah Kota Medan tentang pelarangan ternak hewan kaki empat di Kota Medan. Sedangkan pada 10 kabupaten lainnya, kerja sama melibatkan aparatur setempat dan aparat penegak hukum.
“Kami juga melibatkan komunitas intelijen yang ada, sebagai pintu masuk informasi dalam menelusuri oknum-oknum yang melakukan pembuangan babi. Tetapi seperti sebelumnya saya sampaikan, mesti ada istilah disengaja (pelaku sengaja membuang limbah) agar penegakan hukumnya tidak menjadi bias,” ujarnya.
Diakui Andy Faisal, saat ini pihaknya bersama para pemangku kepentingan lainnya tengah fokus melakukan penyelidikan dan penyidikan atas pembuangan limbah babi. “Kami bicara penegakan hukum. Sementara Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumut melakukan pencegahan wabah dan pembinaan terhadap peternak,” kata dia.
Mantan Kajari Belawan ini sebelumnya mengungkapkan, dari hasil koordinasi dan verifikasi yang dilakukan, terdapat 61 nama peternak babi di Kota Medan yang terindikasi sengaja membuang limbah tersebut. Disusul peternak babi di Deliserdang delapan orang, dan di Langkat ada empat orang.
“Untuk jumlah babinya ini variatif. Seperti di Medan ada tersebar di beberapa kecamatan. Tapi dominan ada di Kecamatan Hevetia. Di Deliserdang di Kecamatan Hamparanperak, dan Langkat di Kecamatan Stabat. Di Medan untuk babi yang mati sebanyak 515 ekor, sementara Deliserdang dan Langkat masih kami verifikasi,” kata pria yang tergabung dalam TRC Penanganan Kolera Babi Sumut ini.
Upaya Pemprovsu ini, kata dia, berjalan paralel dengan pihak kepolisian. “Kami berharap Polri bisa mengambil langkah terkait kewenangan yang ada pada mereka,” katanya.
Selain di ketiga daerah itu, pihaknya sedang lakukan verifikasi data peternak babi di Kabupaten Dairi dan Karo, dengan melibatkan Badan Intelijen Daerah. “Penanganan kasus kematian babi dan pembuangan limbah babi ini, mesti dilakukan secara integrasi baik antara instansi terkait provinsi maupun kabupaten/kota. Selain DKPP ada DLH, Badan Kesbangpolinmas, termasuk Satpol PP Kota Medan dalam hal penegakan perda pelarangan ternak babi di wilayah Medan,” katanya.
Sebelum melakukan upaya inventarisir ihwal data peternak di Kota Medan, Deliserdang dan Langkat, TRC telah menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah instansi terkait lainnya. Baik dari provinsi sendiri maupun instansi terkait lain pada 11 kabupaten dan kota di Sumut, yang terpapar wabah tersebut. (ris/prn)
SALAT:
Gubsu Edy Rahmayadi ikut mendoakan jenazah almarhum Tuan Guru Besilam Babussalam Syekh H Hasyim Al-Syarwani, di Babussalam, Langkat, Minggu (17/11).
SALAT:
Gubsu Edy Rahmayadi ikut mendoakan jenazah almarhum Tuan Guru Besilam Babussalam Syekh H Hasyim Al-Syarwani, di Babussalam, Langkat, Minggu (17/11).
LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Sumut berduka. Sosok ulama kharismatik cucu dari Syekh Abdul Wahab Rokan sekaligus pimpinan Thariqah Naqsabandiyah Babussalam ke X, Tuan Guru Syekh H. Hasyim Al-Syarwani, meninggal dunia. Sosok yang digelari Tuan Guru Besilam Babussalam ini tutup usia di usia 82 tahun di Rumah Sakit Colombia Medan, Sabtu (16/11) sekitar pukul 11.30 WIB.
TUAN Guru Besilam adalah pimpinan Pondok Pesantren Tuan Guru Babussalam, tarekat Naqsabandiyah terbesar di Asia Tenggara yang berpusat di Besilam, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Jenazah Tuan Guru Besilam disalatkan dan diantar ribuan jemaah dari berbagai daerah di Indonesia ke pemakaman di Kompleks Nosah Pesantren Babussalam, Padangtualang, Langkat, Minggu (17/11) usai salat zuhur. Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi, ikut mengantarkan jenazah almarhum.
Zamroni mengatakan, selama ini Tuan Guru Besilam Babussalam Syekh H Hasyim Al-Syarwani memang memiliki riwayat penyakit jantung. Namun, penyakit tersebut tidak pernah dikeluhkan oleh almarhum.
“Kami sempat jalan-jalan ke Jakarta, di sana kami bertemu Dahlan Iskan. Kemudian kita sempat ke salah satu rumah sakit dan saat itu dokter mendiagnosa jika beliau mengidap penyakit jantung,” ucap M. Zamroni.
Ia mengatakan, jemaah hadir dari berbagai daerah, seperti baik dari Langkat, antar provinsi, nasional hingga dari luar negeri. “Tadi ada yang datang dari Malaysia, Riau, tokoh-tokoh Sumut, dan banyak lagi. Ke depan diminta tahlilan kalau bisa tujuh hari, juga zikir selama tujuh hari,” katanya.
Sebelum jenazah disalatkan, Gubernur Edy Rahmayadi duduk di samping jenazah dan keluarga. Sambil mengangkat tangan, Gubernur pun memanjatkan doa.
Saat menyampaikan ungkapan belasungkawa, Edy Rahmayadi mengutip sebuah ayat Alquran, Surah Al A’raaf ayat 34. “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya,” ucap Edy di hadapan ribuan jemaah.
Gubernur juga mengungkapkan kesedihan mendalam yang ia rasakan, ditinggalkan oleh sosok Tuan Guru kharismatik, sosok ayah, sosok guru bagi semua umat muslim. “Siapa yang tidak sedih, sosok seorang ayah, seorang guru telah meninggalkan kita. Kita semua bersedih, namun ilmu yang sudah diberikan almarhum hendaknya senantiasa kita ingat dan amalkan di dunia ini, di mana tujuannya untuk kebaikan seluruh umat,” tambah Edy mengingatkan.
Bergabung dengan ribuan jemaah, Edy pun turut mengantarkan jenazah ke pemakaman di area yang tak jauh dari pesantren. Lantunan kalimatullah pun menggema mengiringi jenazah ke tempat pemakaman.
Bupati Langkat dan rombongan turut mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya dan berharap baik kepada keluarga dan kerabat, dapat melepas kepergian almarhum Syekh Hasyim dengan ikhlas.
Mewakili keluarga almarhum, Buya KH. Amiruddin MS didampingi istri dan anaknya, mengucapkan terimakasih kepada seluruh pelayat.
Almarhum meninggalkan 4 orang anak terdiri dari 3 orang pria dan 1 orang wanita.
Turut hadir pada pemakaman Tuan Guru Besilam Babussalam Syekh H Al-Syarwani yakni Sekdaprov Sumut R Sabrina, Ketua MUI Sumut H Abdullah Syah, Plt Walikota Medan Akhyar Nasution, Wakil Bupati Langkat Syah Afandin, Sekda Langkat Indra Salahudin, unsur Forkopimda dan OPD Pemprov Sumut, anggota DPRD dan OPD Langkat, tokoh agama, ribuan warga dan jemaah tarekat Naqsabandiyah.
SOPIAN/SUMUT POS
MENGELUH: Pedagang rujak yang mangkal di Jalan Pahlawan Kota Tebingtinggi, mengeluh atas kenaikan harga kacang tanah, karena kelangkaan pasokan.
MENGELUH: Pedagang rujak yang mangkal di Jalan Pahlawan Kota Tebingtinggi, mengeluh atas kenaikan harga kacang tanah, karena kelangkaan pasokan. SOPIAN/SUMUT POS
TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Sejumlah pedagang mi pecal dan rujak keliling di Kota Tebingtinggi mengeluh karena rugi. Hal ini disebabkan keberadaan komoditas kacang tanah yang mengalami kelangkaan. Alhasil harganya pun naik cukup signifikan, hingga menembus Rp32.000 per kilogram, dari sebelumnya hanya Rp22.000.
“Sudah seminggu lebih, kacang tanah sangat sulit ditemukan di pasar-pasar tradisional,” ungkap seorang pedagang mi pecal, Supiah (54), Minggu (17/11).
Supiah juga menyatakan, akibat kelangkaan tanaman ini, selama sepekan terakhir, pihaknya mengalami penurunan omzet penjualan. “Biasanya dalam sehari, saya bisa memeroleh hasil penjualan hingga Rp400 ribu. Tapi, sejak kacang tanah langka dan harganya naik, omzet penjualan pecal saya pun turun drastis, sekitar Rp200.000 saja per hari saya dapat,” keluhnya.
Hal senada juga disampaikan pedagang rujak keliling, Aseng (62), yang mengaku sudah 15 tahun berjualan di Kota Tebingtinggi. Menurutnya, kendati kacang tanah tersebut ada dijual pedagang tertentu di pasar, namun harganya sangat mahal dari biasanya. “Sebelum langka, harganya Rp22.000 per kilogram. Tapi hampir seminggu ini, harganya naik jadi Rp32 ribu,” bebernya.
Dari kondisi ini, kedua pedagang itu mengharapkan kelangkaan kacang tanah dapat sesegera mungkin ditanggulangi oleh pemerintah, melalui dinas terkait. Sehingga keberlangsungan mata pencarian mereka tidak terganggu.
Sementara pedagang grosir di Pasar Tradisional Gambir, Kota Tebingtinggi, Acuan mengatakan, kenaikan harga kacang tanah disebabkan pasokan dari suplaier saat ini berkurang, harga masuk ke tingkat pedagang dinaikkan. “Memang naik harga kacang tanah sudah seminggu ini, dari pemasok naik. Pedagang terpaksa naikan harga juga,” jelasnya.
Kabag Ekbang Kota Tebingtinggi Zahidin, via telepon selular, mengatakan, pihaknya belum ada menerima laporan kalau harga kacang tanah mengalami kenaikan. Melaui informasi ini, pihaknya bersama Dinas Perdagangan dan Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) Kota Tebingtinggi, selanjutnya akan melakukan pemantauan di pasar-pasar tradisonal. (ian/saz)