25 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 4771

Menkumham RI Puji Pelayanan Publik Lapas Binjai

INFORMASI: Disaksikan Staf Khusus dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Fajar BS Lase dan Kalapas Binjai Maju Siburian, salah seorang wargabinaan mencoba mencari informasi tentang dirinya sebagai bentuk pelayanan publik yang terbuka. teddy/sumut pos
INFORMASI: Disaksikan Staf Khusus dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Fajar BS Lase dan Kalapas Binjai Maju Siburian, salah seorang wargabinaan mencoba mencari informasi tentang dirinya sebagai bentuk pelayanan publik yang terbuka.
teddy/sumut pos
INFORMASI: Disaksikan Staf Khusus dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Fajar BS Lase dan Kalapas Binjai Maju Siburian, salah seorang wargabinaan mencoba mencari informasi tentang dirinya sebagai bentuk pelayanan publik yang terbuka. teddy/sumut pos

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Staf Khusus dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Fajar BS Lase mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Kelurahan Limau Mungkur, Binjai Barat, Kamis (7/11).

Kedatangannya bersama rombongan dalam rangka melihat, sekaligus penguatan terkait percepatan revitalisasi untuk menangani kelebihan kapasitas daya tampung dan mengembalikan konsepsi pemasyarakatan.

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Sumut, Jahari Sitepu didampingi Kepala Divisi Keimigrasian Silvester Sili Laba turut mendampingi kunjungan Stafsus Kemenkumham Indonesia tersebut. Kedatangan mereka diterima Kalapas, Maju Siburian.

Dalam arahannya, Maju menyampaikan agar seluruh petugas selalu meningkatkan sinergitas dan menjiwai tugas pokok serta fungsi sebagai petugas pemasyarakatan. “Lembaga Pemasyarakatan terus melakukan assesment terhadap warga binaan,” kata Maju dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/11).

“Proses assesment yang dilakukan berdasarkan orientasi pola pikir dan perilaku wargabinaan. Bukan hanya berdasarkan lama hukuman warga binaan, sehingga pembinaan dan penempatan dapat dilakukan secara tepat,” sambung mantan Kepala Rumah Tahanan Tanjung Gusta ini.

Dia menjabarkan proses assesment yang dilakukan oleh wargabinaan. Salah satunya melalui kerja sama dengan pihak balai pemasyarakatan. Jika mengalami kendala kekurangan pembimbing kemasyarakatan untuk melakukan assesment, Maju berharap Lapas Binjai tetap terus melakukan inovasi dan terobosan baru.

“Seperti melakukan profiling, melakukan klasifikasi blok hunian, dan pertimbangan-pertimbangan secara teknis di lapangan demi tercapainya revitalisasi Lembaga Pemasyarakatan,” beber dia. Soal assesment, tambahnya, Lapas Binjai telah melakukan sejumlah program. Seperti untuk melakukan penempatan kamar hunian warga binaan.

Selain itu, Lapas Binjai juga terus membuat kegiatan positif untuk wargabinaan. Seperti pembinaan band dan pramuka. Atas hal ini, Lapas Binjai dinilai mendukung percepatan pemenuhan hak-hak wargabinaan. Stafsus juga melihat fasilitas layanan self service wargabinaan di Pojok Informasi Lapas Binjai persisnya di ruang kunjungan depan. Stafsus Kemenkumham RI tampak antusias melihat pelayanan publik yang dilakukan Lapas Binjai.

Bahkan, apresiasi juga turut disampaikan atas pelayanan tersebut. “Saya berharap para petugas mampu menjaga integritas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,” tukas Stafsus. (ted/han)

Kapal Terbalik Dihantam Ombak Laut, 7 Nelayan Langkat Selamat

Salah satu Nelayan saat di rawat
Salah satu nelayan saat di rawat
Salah satu nelayan saat di rawat

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Adapun ketujuh nelayan tersebut, yakni Zainal Abidin alias Buyung (48) selaku nahkoda kapal dan enam Anak Buah Kapal (ABK) diantaranya Razak (25), M NurLian Syah (20), Zulham (43) Anarullah Putra (26), M Toha (39) serta M Sofyan (18). Mereka tercatat sebagai warga Jalan Babalan, Kelurahan Brandan Timur, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat.

Zainal Abidin alias Buyung selaku nahkoda kapal mengatakan, saat itu boat yang dibawanya sedang menuju pulang dari tengah laut. Naas, saat tiba di line 2, boat di hantam ombak besar hingga karam di tengah laut.

“Cuaca malam itu sedang hujan deras, angin dan berombak. Tiba-tiba ombak besar langsung menghantam boat kami. Dengan keadaan boat penuh muatan ikan, boat tak sanggup bertahan dan karam,” kata Buyung, Sabtu (9/11).

Dengan keadaan hujan badai dan ombak, tambahnya, baik dirinya dan para ABK berusaha mencari pelampung untuk menyelamatkan diri. Mereka juga saling bergandengan satu dengan yang lainya agar tidak hilang. “Kondisi saat itu memang sangat menaktutkan, apa lagi saat itu cuaca memang benar-benar tidak bersahabat,” jelasnya.

Beruntung, paparnya, saat terombang ambing di tengah laut guna mencari pegangan agar bisa bertahan. Para nelayan yang terombang ambing ini akhirnya mendapatkan tutup palka ikan. Keseluruhan nelayanpun memegang tutup palka yang terbuat dari fiber glass ini.

“Dalam keadaan gelap gulita di tengah laut dan terhempas ombak kesana kemari. Kami berhasil mendapatkan tutup palka ikan yang terbuat dari sterofoam fiber glass. Itulah yang menjadi pegangan kami,” katanya.

Menurutnya, setelah terapung dan terombang ambing selama 10 jam dengan berpegangan tutup palkah dan satu dengan yang lain. Keesokan harinya, mereka pun diselamatkan nelayan lainnnya yang sedang melaut. “Kami diselamatkan nelayan lain sekitar pukul 12 siang kalau tidak salah, karena saat itu matahari sudah cukup terik. Saat diselamatkan itu, keadaan kami sangat lemas dan kedinginan,” kata Anarullah Putra salah seorang ABK.

Saat ditemukan terapung di tengah laut, para nelayan ini harus menempuh perjalan pulang ke kota Brandan lebih kurang 10 jam dari tengah laut. Sehingga mereka menepi di darat sekitar pukul 21.00 malam. Begitu sampai ke darat, para nelayan langsung dilarikan ke RS Pertamina Pangkalan Brandan untuk mendapatkan perawatan medis.

“Alhamdulillah, mereka semua selamat, saat ini mereka masih mendapatkan perawatan medis, 10 jam di dalam air bukan waktu yang singkat, tentunya kesehatan mereka lebih utama dan kini mereka harus diperiksa dan istirahat,” Syahril Suryadi alias Saleh, pengusaha ikan yang tak lain toke dari para nelayan. “Semua dalam kondisi baik,”sambungnya. (bam/han)

Pemkab Karo Miliki Command Center

RESMIKAN: Bupati Karo memberikan sambutan pada peresmian Command Center. bambang/sumut pos
RESMIKAN: Bupati Karo memberikan sambutan pada peresmian Command Center. bambang/sumut pos

KARO, SUMUTPOS.CO – Pemkab Karo kini memiliki Command Center, ruang berbasis teknologi informasi (IT) yang dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat, monitoring, e-budeting, lelang pengadaan barang dan jasa secara elektronik, hingga musyawarah perencanaan pembangunan. Keberadaan Command Center ini makin mengukuhkan Karo sebagai Smart City.

“Command Center ini merupakan terobosan inovatif Pemkab dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan dan meningkatkan sistem administrasi pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat (elektronic –government), sekarang disebut dengan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE).,” kata Bupati Karo Terkelin Brahmana saat meresmikan Command Center, Kamis (7/11).

Lebih lanjut Terkelin menyatakan, Command Center merupakan ruangan yang lengkap dengan infrastruktur berbasis IT, data dan sistem informasi yang terintegrasi dalam data center untuk mendukung pengambilan keputusan, monitoring, koordinasi dan mengontrol seluruh tindakan yang diperlukan sebagai respons terhadap segala permasalahan. Juga, tindakan tanggap darurat, action plan untuk perbaikan dan pemulihan dan langkah penyediaan informasi publik.

“Pembangunan Karo Command Center ini adalah komitmen Pemerintah Kabupaten Karo dalam memberikan efisiensi, efektivitas, transparansi dan peningkatan kualitas layanan publik. Dalam Command Center inilah semua layanan publik dan layanan administrasi pemerintahan berbasis elektronik akan terintegrasi,” tegasnya.

Diungkapkannya, dengan adanya Command Center maka Pemerintah Kabupaten Karo meningkatkan pelayanan berbasis eletronik mulai dari e-planning, e-Musrenbang, Sistem Informasi Manajemen Daerah (Simda) Keuangan, e-budgeting, Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), sistem informasi manjemen kinerja pegawai atau e-performance, sistem informasi manajemen absensi pegawai atau e-Absensi, sistem pelaporan masyarakat secara elektronik atau E-Lapor, sistem pelayanan perizinan secara elektronik dengan menggunakan aplikasi Si-Cantik dan layanan perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik dengan seluruh Kementerian/Lembaga Negara atau dikenal dengan Online Single Submission (OSS).

“Hal yang penting bagaimana Command Center untuk memberikan akses informasi yang berasal dari masyarakat. Sehingga Command Center ini harus menjadi sarana untuk mendekatkan masyarakat dengan pemerintah, dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat. (deo/han)

Rutin Setiap Rabu dan Sabtu, Dua Kubu Warga Tj Tiram Tawuran

ilustrasi
Ilustrasi
ilustrasi

BATUBARA, SUMUTPOS.CO – Sejumlah anak-anak, remaja hingga orang dewasa terlibat tawuran di Jalan Rakyat, Kelurahan Tanjung Tiram, Batubara, Minggu (10/11) sekira pukul 03.00 WIB. Dua kelompok warga tersebut saling serang dengan melempar batu hingga mengakibatkan sejumlah rumah di kawasan mengalami kerusakan.

Informasi dihimpun, tawuran serupa bukan lagi kali pertama terjadi. Lurah Tanjung Tiram Khairul Muklis mengatakan, pertikaian antar dua kelompok warga dari kedua lingkungan itu sudah berlangsung lama.

“Biasanya mereka tawuran setiap malam Kamis (Rabu malam) dan malam Minggu (Sabtu malam). Kita sudah berulangkali memediasi kedua kelompok, tapi tetap saja mereka kembali mengulangi tawuran,” katanya.

Muklis pun berharap kepada para orangtua dari kedua kelompok remaja dan anak-anak yang bertikai agar dari para pelaku tawuran, agar lebih tegas mengawasi anak-anak mereka.

“Kalau mereka sudah tawuran, banyaklah ruginya sama warga. Ada seng rumah rusak, kaca jendela pecah, bola lampu, macam-macam lah,” sebut Lurah Muklis.

Tak jarang, lanjut Muklis, terjadi luka-luka di kedua belah pihak yang bertikai, lantaran terkena lemparan batu dari lawannya. Meski begitu, Muklis mengaku tidak mengetahui pasti apa yang menjadi awal mula penyebab tawuran tersebut hingga terus berkepanjangan tak sudah-sudah.

Sementara itu, berdasarkan keterangan warga, tawuran tersebut tidak akan terjadi jika ada pihak kepolisian terlihat melakukan patroli di kawasan itu.

“Tapi begitu polisi sudah gak ada, langsung ‘mainlah’ (tawuran) mereka,” katanya. Pantauan wartawan di lokasi kejadian, hingga pukul 4.00 WIB kedua kelompok masih terlibat aksi saling lempar batu itu.(bbs/ala)

Gang Jati Jalan Denai Digerebek, 13 Mesin Jackpot Diangkut

Ilustrasi
Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Personel Satuan Sabhara Polrestabes Medan melakukan penggerebekan di Jalan Denai, Gang Jati, Kelurahan Tegal Sari I, Kecamatan Medan Area, Jumat (8/11) malam.

Dalam razia yang dipimpin Kasat Sabhara AKBP Sonny W Siregar tersebut, petugas menyita 13 unit mesin jackpot, sekira pukul 23.00 WIB. Seluruh mesin jackpot itu diamankan dari rumah seorang warga bernama Paluh.

“Saat dilakukan penggerebekan, pemilik rumah atau penyedia tempat tidak ada,” kata Sonny kepada wartawan.

Penggerebekan itu sendiri disaksikan Aisyah Matondang selaku Kepala Lingkungan (Kepling) 10, Kelurahan Tegal Sari I, Kecamatan Medan Area.

Guna proses penyidikan selanjutnya, sambung Sonny, ke-13 mesin judi jackpot tersebut kemudian dibawa ke Kantor Sat Sabhara Polrestabes Medan, Jalan Putri Hijau, Medan.

“Semua barang bukti mesin judi jackpot tersebut kita bawa sebagai barang bukti untuk penyidikan. Sedangkan pemilik mesin jackpot masih terus kita buru,” pungkasnya.(bbs/ala)

Kemenag Binjai Curi Arus Listrik

TEDDY/SUMUT POS DATANGI: Tim P2TL PLN Binjai mendatangi Kantor Kemenag di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Kelurahan Bandar Senembah, Binjai Barat.
DATANGI: Tim P2TL PLN Binjai mendatangi Kantor Kemenag di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Kelurahan Bandar Senembah, Binjai Barat.
 TEDDY/SUMUT POS
DATANGI: Tim P2TL PLN Binjai mendatangi Kantor Kemenag di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Kelurahan Bandar Senembah, Binjai Barat.
TEDDY/SUMUT POS

Perusahaan Listrik Negara Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Binjai kembali mendapati laporan adanya dugaan pencurian arus listrik di Kantor Kementerian Agama, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Kelurahan Bandar Senembah, Binjai Barat. Atas informasi ini, perusahaan plat merah tersebut langsung mendatangi kantor yang membawahi urusan keagamaaan, belum lama ini.

HASILNYA, dugaan curi arus listrik melalui cangkok pun terbukti. Beruntung, perusahaan di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara tersebut tak bertindak lantang.

Mereka masih mengedepankan upaya persuasif demi tetap berjalannya aktifitas di Kantor Wilayah Kemenag Binjai. Informasi dihimpun, daya kwh listrik di Kanwil Kemenag Binjai sebesar 3.500 watt.

Daya tampung ini diduga tidak mampu memenuhi besaran listrik ke salah satu ruang perkantoran tersebut. Sehingga dilakukan jumper langsung tanpa melalui kwh untuk menutupinya.

Manajer Bagian Transaksi Energi Listrik UP3 PLN Binjai, Ruslan Dianto membenarkan adanya dugaan pencurian arus listrik di Kemenag. Namun, dia bilang, Kemenag Binjai sudah membersihkan bekas jumperan untuk mengambil arus listrik melalui kwh.

“Awal kemarin ada pemeriksaan yang daya 3.500 di Depag. Ada denda yang harus dibayar,” ujarnya, Minggu (10/11).

Sementara, Kemenag Binjai belum berhasil dikonfirmasi. Nomor telepon selular Kepala Kantor Kementerian Agama Binjai Abdul Rahman sedang tidak aktif.

Menanggapi hal ini, kalangan lembaga swadaya masyarakat menilai menyayangkan tindakan Kemenag Binjai. Sebab, kantor yang harusnya menjadi panutan malah terendus dugaan pencurian arus listrik atau penyalahgunaan kwh.

“Itu menunjukkan contoh yang tidak pantas,” tandas Ketua LSM LPPAS Binjai, Eka Wahyu.(ted/ala)

102 Warga Deliserdang Kompak Desak Usut Dugaan Pungli

DATANGI: Perwakilan 102 warga yang mengaku menjadi korban dugaan pungli ganti rugi lahan mendatangi kantor DPC PDIP Deliserdang.
DATANGI: Perwakilan 102 warga yang mengaku menjadi korban dugaan pungli ganti rugi lahan mendatangi kantor DPC PDIP Deliserdang.
DATANGI: Perwakilan 102 warga yang mengaku menjadi korban dugaan pungli ganti rugi lahan mendatangi kantor DPC PDIP Deliserdang.

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Pembangunan jalan tol Tanjung Morawa-Tebingtinggi masih meninggalkan sejumlah persoalan. Meski sudah lama beroperasional, ganti rugi lahan untuk pembangunan jalan tol tersebut diduga menjadi ajang pungli terhadap sejumlah warga di Kabupaten Deliserdang.

Kasus itu saat ini sedang ditindaklanjuti Pemkab Deliserdang pasca adanya pengaduan warga ke Satgas Saber Pungli Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam).

Kabag Hukum Pemkab Deliserdang, Era Permatasari ketika dikonfirmasi, mengakui kalau Pemkab sudah tiga kali dipanggil oleh Satgas Saber Pungli Kantor Kemenpolhulkam. “Benar (ada warga yang mengadu). Kita sudah tiga kali dipanggil ke Kantor Menkopolhukam. Ada perkiraan dugaan pungli. Saat ini masih ditelaah dari Inspektorat dengan tim Saber Pungli,” jelas Era kepada wartawan seusai menghadiri upacara peringatan Hari Pahlawan di makam Pahlawan di Lubukpakam, Minggu (10/11).

“Yang dilakukan ya memeriksa, menelaah dokumen-dokumen yang sudah pernah dikeluarkan. Memang, enggak ada batas waktu untuk kita. Tapi nanti dilaporkan kembali ke sana dan mungkin nanti akan ada panggilan lagi untuk memastikan benar tidak tudingan itu (terjadi pungutan liar),” ungkapnya.

Sementara itu, informasi yang dihimpun, sebanyak 102 kepala keluarga yang mengaku menjadi korban pungli. Mereka sebelumnya memiliki lahan di 6 desa/kelurahan di dua Kecamatan.

Untuk di Kecamatan Tanjung Morawa, lokasi lahan berada di Desa Bangun Sari Baru, Buntu Bedimbar, Tanjungmorawa A, Tanjungmorawa B serta Desa Perdamean.

Sementara untuk Lubukpakam berada di Kelurahan Paluh Kemiri. Belum diketahui secara pasti, siapa yang diduga menjadi pelaku pungli tersebut.

Untuk diketahui, sebanyak 102 Kepala Keluarga dari enam desa/kelurahan di Kabupaten Deliserdang mendatangi kantor DPC PDIP, Selasa (5/11). Mereka mengaku sedang berjuang untuk mendapatkan keadilan atas pembayaran lahannya sejak tahun 2009 hingga 2011 silam.

Salah seorang warga yang diduga telah menjadi korban pungli adalah Masitah, warga Desa Tanjung Morawa A. Anaknya, Mandarintan Lubis mengatakan, bahwa lahan orangtuanya yang terkena dampak tol seluas 408 m2.

Sesuai kesepakatan, saat itu lahan orangtuanya itu harusnya mendapat ganti rugi sebesar Rp220 juta. Namun, pada kenyataannya, uang yang diterima masih Rp210.750.000.

Selain jumlah yang dibayar masih kurang, pembayarannya juga dilakukan secara mencicil. Menurut Mandarita, mereka sebelumnya juga sudah pernah melakukan aksi unjukrasa ke kantor Bupati dan DPRD Deliserdang. (bbs/ala)

Pesantren Adnan Terbakar

IST/SUMUT POS MINTA KETERANGAN: Polisi meminta keterangan warga di sekitar lokasi bangunan yang terbakar.
IST/SUMUT POS
MINTA KETERANGAN: Polisi meminta keterangan warga di sekitar lokasi bangunan yang terbakar.
IST/SUMUT POS MINTA KETERANGAN: Polisi meminta keterangan warga di sekitar lokasi bangunan yang terbakar.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gedung Yayasan Pesantren Adnan di Kelurahan Sei Sekambing B, Medan Sunggal, terbakar, Minggu (10/11) sekira pukul 09.30 WIB. Suasana di sekitar lokasi pun mendadak heboh oleh warga sekitar dan pengguna jalan yang melintas di sana.

Informasi di lokasi menyebut, kobaran api terlihat berawal dari salah satu atap ruangan ruangan gedung. Api kemudian langsung membesar lalu merembet ke beberapa ruangan yang terbuat dari kayu.

Salah satu ruangan yang ikut dilahap si jago merah berisi arsip-arsip. Sehingga kobaran api semakin membara.

“Yang terbakar ruangan kepala sekolah, ruangan guru, ruangan arsip, ruangan belajar TK dan kantin,” beber Robi, seorang saksi mata di lokasi.

Warga yang kemudian mengetahui adanya kebakaran sempat mencoba memadamkan api menggunakan peralatan seadanya sembari menghubungi petugas Damkar.

Tak kurang dari 6 unit mobil pemadam kebakaran Pemko Medan kemudian tiba di lokasi. Disusul personel Polsek Sunggal. Setelah 30 menit, api akhirnya berhasil dipadamkan.(bbs/ala)

Kapolres Asahan Peduli Anak Tersangka Narkoba

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Kapolres Asahan AKBP Faisal F. Napitupulu, SIK, MH bersama Ketua Bhayangkari cabang Asahan Ny. Dodot Faisal Napitupulu berkunjung ke Panti Asuhan Muhammadiyah Kisaran, Sabtu (9/11).

Dalam kunjungannya, Kapolres Asahan yang didampingi oleh sejumlah Perwira Polres Asahan, Ketua KNPI Asahan Anda Tanjung, serta beberapa Tokoh Pemuda Kabupaten Asahan, menyerahkan bantuan sembako.

Selain itu, menitipkan seorang anak berinisial DR (9) warga kota Kisaran, untuk dirawat di panti asuhan Muhammadiyah tersebut.

“DR kita titip ke panti asuhan Muhammadiyah karena orangtuanya sedang tersandung permasalahan hukum,” ujar Kapolres kepada awak media didampingi Waka Polres Kompol M. Taufik, Kasat Narkoba AKP Antony Tarigan dan Kasat Lantas AKP Rusbenny.

“Dengan pertimbangan dan memperhatikan masa depan anak tersebut, kami sepakat untuk menitipkan nya di panti asuhan. Jangan sampai karena permasalahan orangtua nya, sang anak menjadi korban terlebih masa depan nya,” sambungnya.

Kapolres mengatakan, pihaknya sudah bekerjasama dengan panti asuhan Muhammadiyah untuk merawat, membina dan mendidik anak tersebut. (ala)

Pembunuhan Warga Labuhanbatu Diotaki Humas Perkebunan PT Amelia

M IDRIS/SUMUT POS KETERANGAN: Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto didampingi Direktur Reskrimum Kombes Pol Andi Rian, Kasubdit III Jatanras AKBP Maringan Simanjuntak dan Kasatreskrim Polres Labuhanbatu AKP Jama Kita Purba memberikan keterangan pers terkait kasus pembunuhan di Labuhanbatu, Jumat (8/11).
KETERANGAN: Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto didampingi Direktur Reskrimum Kombes Pol Andi Rian, Kasubdit III Jatanras AKBP Maringan Simanjuntak dan Kasatreskrim Polres Labuhanbatu AKP Jama Kita Purba memberikan keterangan pers terkait kasus pembunuhan di Labuhanbatu, Jumat (8/11).
 M IDRIS/SUMUT POS
KETERANGAN: Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto didampingi Direktur Reskrimum Kombes Pol Andi Rian, Kasubdit III Jatanras AKBP Maringan Simanjuntak dan Kasatreskrim Polres Labuhanbatu AKP Jama Kita Purba memberikan keterangan pers terkait kasus pembunuhan di Labuhanbatu, Jumat (8/11).
M IDRIS/SUMUT POS

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Dua warga Labuhanbatu yang dibantai di Perkebunan Sawit, Dusun VI Sei Siali, Desa Wonosari Kecamatan Panai Hilir, Rabu (30/10) lalu, ternyata dilakukan oleh pembunuhan bayaran. Nyawa Martua P Siregar alias Sanjay (48) dan Maraden Sianipar (55) dibanderol Rp40 juta.

PELAKU pembunuhan berjumlah 8 orang, 7 di antaranya merupakan otak pelaku dan eksekutor. Sedangkan 1 orang lagi perannya sebagai dalang dibalik aksi pembunuhan tersebut.

Dari 8 pelaku, 5 orang telah ditangkap tim gabungan Satreskrim Polres Labuhanbatu dan Subdit III Jatanras Reskrimum Polda Sumut. Sedangkan 3 orang lagi masih buron.

Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto mengungkapkan, 5 pelaku yang telah ditangkap, 2 orang di antaranya dibekuk oleh Satreskrim Polres Labuhanbatu.

Keduanya masing-masing,Victor Situmorang alias Pak Revi (55) dan Sabar Hutapea alias Pak Tati (55), warga Sei Siali Desa Wonosari, Kecamatan Panai Hilir, Labuhan Batu.

Kedua pelaku ini merupakan petugas security PT Amelia, perusahaan yang menggarap lahan perkebunan sawit.

Sedangkan tiga pelaku lainnya ditangkap Subdit III Jatanras Reskrimum Polda Sumut. Ketiganya masing-masing, Janti Katimin Hutahaean alias Katimin alias Jamti Hutahaean (42) warga Pasar Nagor Dusun 5 Perdagangan, Simalungun. Kemudian, Daniel Sianturi alias Niel (40) warga Desa Pardomuan Kasindir, Kelurahan Nagori Kasindir, Kecamatan Jorlang Hataran, Simalungun, security PT Amelia.

Serta, Harry Padmoasmolo alias Harry (40), warga Jalan Juanda Kelurahan Jati, Kecamatan Medan Maimun. Harry merupakan pengelola PT Amelia dan juga menantu dari salah satu pemilik perusahaan tersebut.

“Motif dari kasus pembunuhan ini terkait perebutan lahan antara korban dengan PT Amelia. Perusahaan tersebut membayar orang (Rp40 juta) untuk merekrut beberapa pelaku guna menghabisi nyawa kedua korban,” ungkap Agus didampingi Direktur Reskrimum Kombes Pol Andi Rian, Kasubdit III Jatanras AKBP Maringan Simanjuntak dan Kasat Reskrim Polres Labuhan Batu AKP Jama Kita Purba saat memberikan keterangan pers di Mapolda Sumut, Jumat (8/11).

Diutarakan Agus, dalam aksi pembunuhan ini bapak dan anak terlibat. Keduanya adalah Victor Situmorang alias Pak Revi (55) dan Joshua Situmorang alias Jos (20).

“Bapaknya telah ditangkap, sedangkan anaknya masih dalam pengejaran bersama dua pelaku lagi yang juga buron yaitu Riki Pranata alias Rikki (20) warga Kasindir Tiga Balata Pematang Siantar dan Hendrik Simorangkir (38), security perkebunan PT Amelia, warga Perdagangan, Simalungun,” beber Agus.

Ia menyatakan, kepada tiga pelaku yang masih kabur diimbau untuk menyerahkan diri. Sebab, identitas mereka sudah diketahui dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

“Kita kasih waktu satu minggu untuk menyerahkan diri, kalau tidak kita tidak akan ragu melakukan tindakan tegas dan terukur terhadap pelaku kejahatan. Apalagi sampai melawan serta membahayakan nyawa personel,” tegasnya.

Direktur Reskrimum Polda Sumut Kombes Pol Andi Rian menjelaskan, aksi pembunuhan terhadap kedua korban dilakukan atas perintah dari pelaku Harry. Harry memerintahkan Jamti Hutahaean untuk mengusir kedua korban.

Apabila melawan, maka habisi dan akan diberi upah Rp40 juta. Jamti kemudian mengajak dan merekrut 6 orang untuk menghabisi korban.

“Jadi, tahun 2005 PT Amelia menduduki lahan seluas 720 hektare dengan menanam sawit. Namun, pada 2018 lahan tersebut dieksekusi oleh Kementerian Kehutanan karena masih termasuk kawasan hutan,” terang Andi Rian.

Akan tetapi, lantaran lahan tersebut sudah ditanami sawit sehingga PT Amelia berusaha menjaga tanaman. Disaat bersamaan, ada kelompok masyarakat yang dikoordinir oleh korban untuk menanam sawit dan lainnya, sekaligus memanennya.

“Karena merasa terganggu, Harry juga pengelola PT Amelia memerintahkan dan membayar pegawainya untuk mengusir korban. Bahkan, apabila tidak mau maka diminta untuk menghabisi nyawanya,” jelas Andi Rian.

Setelah berhasil melakukan pembunuhan, Jamti lalu menerima kiriman uang dari Bendahara PT Amelia, Wati, sebesar Rp40 juta. Jamti lalu mengambil bagiannya sebesar Rp7 juta.

“Setelah mengambil bagiannya, Jamti membagikan sisa uangnya kepada pelaku Josua Situmorang (DPO) Rp7 juta. Kemudian, Daniel Sianturi Rp17 juta dan Hendrik Simorangkir (DPO) Rp9 juta. Sedangkan sisanya untuk operasional,” ujar Andi.

Ia menyebutkan, awalnya ditangkap dua pelaku oleh Satreskrim Polres Labuhanbatu yakni Victor Situmorang dan Sabar Hutapea. Selanjutnya, tiga pelaku oleh Subdit III Jatanras Reskrimum Polda Sumut yaitu Daniel Sianturi, Jamti Hutahean, dan Harry.

“Daniel Sianturi ditangkap dari tempat persembunyian di rumah saudaranya Desa Janji, Kecamatan Parlilitan, Humbahas, Selasa (5/11) malam pukul 19.30 WIB. Sedangkan, Jamti Hutahaean di kos-kosan Jalan Jamin Ginting, Kabanjahe, Karo, Rabu (6/11) malam pukul 22.30 WIB,” sebut Andi. “Sementara, Harry diringkus di Komplek Perumahan CBD Kelurahan Suka Damai, Kecamatan Medan Polonia, Kamis (7/11) sekira pukul 14.00 WIB,” saambungnya.

Dijelaskan dia, otak pelaku kasus pembunuhan ini adalah Jamti Hutahaean, yang merupakan Humas PT Amelia. Jamti merencanakan pembunuhan di rumahnya bersama Josua Situmorang (DPO), Rikki (DPO) dan Hendrik Simorangkir (DPO).

Rencana tersebut dilakukan karena menerima instruksi dari Harry, yang menyebutkan kedua korban sedang berada di perkebunan pada Selasa (29/10) sekitar pukul 13.00 WIB.

“Di perkebunan, kedua korban ditemui oleh para pelaku yang telah membawa senjata tajam masing-ma sing, seperti klewang, parang dan benda tumpul. Para pelaku lalu mengusir korban dari perkebunan, namun korban menolak hingga terjadi cekcok dan kemudian dihabisi,” papar Andi.

Dia menambahkan, barang Bukti yang diamankan dari kelima pelaku, antara lain 1 unit Honda Revo BK 5158 VAB, 1 unit sepeda motor Honda Supra X BK 2220 IO, 1 potong kaos berlumuran darah, 1 potong kaos warna hitam, 1 sepeda warna coklat dan 5 unit handphone yang digunakan. “Kelima pelaku dijerat Pasal 340 juncto Pasal 338, Pasal 55, dan 56 KUHP, dengan ancaman hukuman mati, penjara seumur hidup atau selama-lamanya 20 tahun penjara,” tandasnya.

Diketahui, kedua korban ditemukan tewas mengenaskan dengan kondisi luka benda tajam hampir seluruh tubuhnya di perkebunan sawit Dusun VI Sei Siali, Desa Wonosari, Kecamatan Panai Hilir, Rabu (30/10).

Sebelum ditemukan tewas, keduanya pada Selasa (29/10) meminjam sepeda motor milik rekannya bernama Burhan Nasution untuk berangkat ke perkebunan tersebut. Namun, karena tak kunjung pulang, maka Burhan melaporkan ke pihak kepolisan.

Polisi lalu melakukan pencarian dna menelusuri jejak ke jalan yang dilalui keduanya. Setelah ditelusuri, polisi menemukan mayat Maraden Sianipar di parit bekoan perkebunan tersebut. Sedangkan mayat Sanjay tidak jauh dari penemuan mayat Maraden.(ris/ala)