24 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 5259

Curanmor Diciduk di Rumah Mertua

Ilustrasi-Curanmor
Ilustrasi-Curanmor

SERGAI, SUMUTPOS.CO – Satreskrim Polres Sergai berhasil menciduk Iswanto (36) warga Dusun XIII, Desa Pulau Gambar, Kecamatan Serba Jadi, Sergai, Rabu (8/5).

Pria yang akrab disapa Kijok ini diciduk di rumah mertuanya, atas kasus pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) yang dilakukan bersama temannya Muhammad Ariyudana alias Ari(18) warga dusun VIII, Desa Pulau Gambar, Kecamatan Serba Jadi, Sergai.

Sebelumnya, Ariyudana sudah meringkuk di balik jeruji atas pencurian sepeda motor yang mereka lakoni pada Jumat (12/4) siang lalu.

Kapolres Sergai, AKBP H. Juliarman Eka Putra Pasaribu melalui Kasat Reskrim, AKP Hendro Sutarno mengatakan, Kijok berhasil diamankan di rumah mertuanya, sekira pukul 15.00 WIB.

”Pelaku merupakan DPO kasus curanmor. Temannya Ari, sudah lebih dulu kami amankan,”kata mantan Kasat Kasat Reskrim Tapanuli Utara ini kemarin, Kamis (9/5).

Dikatakan Hendro, aksi kedua pelaku dilakukan pada Jumat (12/4) sekitar pukul 13:00 WIB. Tepatnya, di Dusun VII, Kampung Lalang , Desa Simpang Empat, Kecamatan Seirampah, Sergai.

Kedua pelaku mencuri sepeda motor Honda Supra 125 BK 5578 XAM milik Harianto (30) warga dusun II, Desa Tanah Raja, Kecamatan Seirampah, Sergai.

Dimana saat itu, sepeda motor korban sedang diparkir di depan di teras rumah milik Saimin (56), mertua korban, dengan kunci sedang tergantung di sepeda motor.

Melihat itu, lanjut Hendro, pelaku Ari mendorong sepeda motor dari teras rumah korban menuju jalan yang kurang lebih kurang 20 meter. Namun korban melihat aksi Ari yang berusaha kabur. Oleh warga, Ari yang dikejar berhasil ditangkap dan diserahkan ke polsek terdekat. “Saat ini pelaku diamankan guna proses lebih lanjut dengan ancaman pasal 363 KUHP,”ujar Hendro. (bbs/han)

Dinas Pertanian Remajakan Sawit di Asahan

no picture
no picture

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Kabupaten Asahan merupakan salah satu kabupaten sentra kelapa sawit rakyat di Sumatera Utara, dengan luas lahan mencapai 77.106 hektare.

“Saat ini memang Asahan memiliki potensi untuk peremajaan sawit rakyat melalui program peremajaan kelapa sawit kebun seluas 33.000 hektarE. Asahan memiliki peluang menjalankan peremajaan, karena luasnya cukup berpotensi,” kata Kadis Pertanian Asahan, Oktoni Eryanto, Kamis (9/5).

Dilanjutkannya, target peremajaan sawit rakyat untuk Kabupaten Asahan tahun 2019 seluas 1.032 hektare, di wilayah Kecamatan Bandar Pulau, Aek Songsongan, Pulau Rakyat, Aek Kuasan dan Kecamatan sentra sawit rakyat lainnya.

“Artinya kondisi potensi program peremajaan telah disosialisasikan kepada 50 peserta dari berbagai pihak yang terkait dengan kelapa sawit, sehingga diharapkan bisa berjalan dengan baik,”bilang Oktoni

Dikatakan Oktoni, sosialiasi peremajaan kelapa sawit dalam kerangka pendanaan badan pengelola dana perkebunan kelapa sawit tahun 2019. Peremajaan itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk dan produktivitas kelapa sawit, pemanfaatan lahan perkebunan menjadi lebih optimal, meningkatkan kerja sama dalam bentuk kemitraan dengan perkebunan besar.

“Dana program peremajaan kelapa sawit pekebun tersebut diberikan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerjasama dengan Ditjenbun,”bilang Oktoni sembari mengatakan program bantuan akan disalurkan berupa dana hibah kepada kelompok tani sebesar Rp25 juta per hektare.

“Artinya kondisi pertanian di Kabupaten Asahan yakni dari sektor kelapa sawit terus melakukan perkembangan,” bilangnya.(omi/han)

Bayar Lahan Eks HGU Telah Hapus Buku, Praktisi: Itu Tindakan Pungli

no picture
no picture

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kebijakan Kantor Wilayah (Kanwil) Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sumatera Utara (Sumut) yang mewajibkan warga untuk membayar lahan eks HGU PTPN 2 yang telah hapus buku menuai kritik. Kritik disampaikan oleh praktisi yang juga akademisi hukum dari Universitas Sumatera Utara, Dr Edi Yunara.

Sebab, kebijakan yang tidak prorakyat ini disebut-sebut kental dengan aroma pungli. Oleh karenanya, Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) harus proaktif untuk meninjau pengalihan lahan PTPN 2 tersebut pasca HGU berakhir.

Menurut Dr Edi Yunara, secara hukum administrasi negara dan hukum perusahaan, lahan eks HGU yang telah di hapus buku-kan bukan lagi sebagai aset negara. Tidak ada kewajiban hukum bagi pemegang hak yang baru untuk membayar sejumlah uang. Apalagi, berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku surut.

Edi menilai, kebijakan Kanwil BPN Sumut yang mewajibkan warga untuk membayar lahan eks HGU PTPN 2 yang telah hapus buku merupakan tindakan pungli.

“Jika kebijakan itu dilakukan, berarti BPN diduga telah melakukan pung li yang dilegalkan karena bertentangan dengan hukum administrasi negara, hukum perusahaan,” ujar Edi Yunara kepada wartawan, kemarin.

Dia meminta, kepada KPK harus proaktif untuk mencari tahu ada apa dibalik keluarnya kebijakan yang bertentangan dengan hukum tersebut. Sebab, hal ini perlu dilakukan KPK karena sarat dengan aroma korupsi. “Kebijakan BPN ini sarat dengan korupsi, maka kita minta KPK untuk meninjau pengalihan lahan eks HGU PTPN 2,” katanya.

Dijelaskan Edi, kalau eks HGU masih dianggap aset perusahaan dan wajib dibayar tanahnya, maka semua pemegang HGU akan berkelit menguasai lahan sambil menunggu pembayaran setelah HGUnya berakhir. “Inilah sumber konflik pertanahan yang terjadi selama ini. Pembiaran lahan eks HGU oleh PTPN 2 dengan menunda-nunda hapusbuku sebenarnya juga merupakan sebuah pelanggaran, karena menghalangi daerah dan masyarakatnya untuk memperoleh manfaat dari pengelolaan tanah tersebut sebagai penerima hak berikut atas tanah tersebut,” terangnya.

Sebelumnya, baru-baru ini Kanwil BPN Sumut mengingatkan warga yang lahannya masuk dalam daftar nominatif penghapusbukuan lahan eks HGU PTPN 2 seluas 2.216 hektare, agar segera menunaikan kewajibannya membayar sesuai harga yang telah ditetapkan Kantor Jasa Penilai Publik (KJJP). BPN memberi tenggat waktu empat bulan sejak Mei hingga Agustus bagi warga yang ingin menguasai lahan bekas PTPN 2 untuk membayar ke KJJP.

Jika sudah dilakukan, maka KJJP akan mengirimkan surat kepada warga berupa pemberitahuan biaya wajib dibayarkan untuk penghapusbukuan.

Kalau dalam tenggat waktu yang ditentukan ternyata warga bersangkutan tidak juga membayarkan besaran biaya seperti yang disampaikan KJPP, maka itu sama artinya proses penghapusbukuan aset PTPN 2 dibatalkan. Sehingga, status tanahnya akan kembali seperti sebelumnya yakni tanpa status sama nasibnya dengan aset eks HGU yang 3.300 hektare yang belum diproses.

Kebijakan Badan Pertanahan Nasional Sumut ini memicu perlawanan ditingkat petani, karenanya kebijakan tersebut diminta untuk dikaji ulang dan direvisi.

Sementara, Wakil Ketua Kelompok Tani Sada Nioga, Desa Lau Bekeri, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Marlan Sinulingga mengatakan, kebijakan penghapusbukuan tersebut jelas sangat tidak bisa diterima.

“Kami sangat tidak setuju, dari mana uang kami membayarnya. Kalau dibayar ke PTPN 2, apa hak mereka ? Sementara kami sudah menguasai lahan sejak zaman Belanda. Lahan itu merupakan peninggalan nenek moyang kami, tapi kenapa disuruh pula membayar,” ujar Marlan didampingi Yusuf Sembiring sebagai Sekretaris Kelompok Tani Sada Nioga.

Ketua Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) Sumut, Triyanto Sitepu juga mengkritik dan mempertanyakan kebijakan BPN Sumut ini. Trieyanto mengatakan dalam persepsi JPKP, eks HGU merupakan tanah negara bukan lagi aset BUMN berdasarkan Undang Undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Kemudian, Pasal 49 ayat 2 menyatakan, barang milik negara harus dilengkapi dengan bukti status kepemilikan.

Diutarakan Tri, Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai untuk tanah. Dalam pasal 12 ayat 1 huruf (g) dan (h) menyatakan, pemegang hak usaha berkewajiban untuk menyerahkan tanah HGU kepada negara setelah hak guna usaha tersebut hapus. Dan menyerahkan sertifikat hak guna usaha yang telah dihapus tersebut kepada kepala kantor pertanahan.

“Jadi, ketika PTPN 2 sudah habis hak guna usahanya, itu harus dikembalikan kepada negara. Sertifikat HGU tersebut, jadi kalau dianggap aset negara, bagaimana mungkin HGUnya sudah dikembalikan kepada negara masih dianggap sebagai aset PTPN 2 ? Kalau kita lihat semangat Pasal 33 ayat 3 tadi,” cetusnya.

Lanjut Tri, yang menjadi pertanyaan mereka, apakah sudah mengikuti kaedah akuntansi yang baik ? Selain itu, dalam diktum ketiga dan keempat Surat Keputusan Kepala BPN nomor 42, 43, 44, tahun 2002, serta Surat Keputusan Kepala BPN nomor 10 tahun 2004 menyatakan, menyerahkan pengaturan penguasaan pemilikan, pemanfaatan, penggunaan tanah tersebut kepada gubernur yang selanjutnya diproses sesuai ketentuan yang berlaku setelah memperoleh izin pelepasan aset Menteri BUMN.

“Kalau dia dikatakan izin pelepasan aset Menteri BUMN, berarti itu terkesan mengenyampingkan Pasal 33 Ayat 3 tadi. JPKP dalam hal ini, akan meminta kepada Presiden Republik Indonesia agar dapat melakukan peninjauan kembali atas diktum ketiga dan keempat surat keputusan Kepala BPN nomor 42, 43, 44 tahun 2002,” tukasnya. (azw)

Dermaga Tongging Dibangun Tahun Ini

ist MUSRENBANGNAS: Bupati Karo Terkelin Brahmana dan Kepala Bappeda Ir Nasib Sianturi Msi, saat menghadiri Forum Perencanaan Musrenbangnas 2019, dan Rapat Kerja Pemerintah tahun 2020 di Hotel Shangrila, Jakarta Pusat, Kamis (9/5).
ist
MUSRENBANGNAS: Bupati Karo Terkelin Brahmana dan Kepala Bappeda Ir Nasib Sianturi Msi, saat menghadiri Forum Perencanaan Musrenbangnas 2019, dan Rapat Kerja Pemerintah tahun 2020 di Hotel Shangrila, Jakarta Pusat, Kamis (9/5).

KARO, SUMUTPOS.CO – Tahun ini, Dermaga Tongging dipastikan akan dibangun oleh Pemerintah Pusat melalui Kementrian Perhubungan dengan menggunakan dana alokasi dari APBN.

Rencana pembangunan tersebut diungkap Bupati Karo Terkelin Brahmana SH dan Kepala Bappeda Ir Nasib Sianturi Msi usai menghadiri Forum Perencanaan Musrenbangnas 2019, RKP (Rapat Kerja Pemerintah) tahun 2020 di Hotel Shangrila, Jakarta Pusat, Kamis (9/5) pagi.

Acara pembukaan Musrenbangnas ini dibuka oleh Presiden RI Ir Joko Widodo pukul 10.00 WIB dengan dihadiri para Gubernur/Wali Kota/Bupati se-Indonesia.

Bupati Karo Terkelin Brahmana menuturkan, pemerintah pusat tetap fokus dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2020 dengan mengambil tema ‘Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan Berkualitas’.

Menurut Terkelin, lima skala prioritas RKP infrastruktur dan pemerataan wilayah. Untuk itu, Pemda Karo saat ini membenahi infrastruktur, termasuk salah satu pembangunan Dermaga Tongging yang tahap I akan dimulai tahun ini.

“Dalam mencapai target pembangunan perlu daya saing dengan menggunakan infrastruktur untuk dorong pertumbuhan ekonomi. Kuncinya adalah SDM berkualitas dan berdaya saing, terdidik dan berkarakter, terampil, sehat dan produktif,”ujar Terkelin.

Hal senada dikatakan Kepala Bappeda Ir Nasib Sianturi Msi, mengatakan pembangunan Dermaga Tongging sudah final, dan akan dibangun oleh pemerintah pusat melalui Kementrian Perhubungan. Dan saat ini, sedang proses tender tahap I. “Pastinya tahun anggaran 2019 ini harus sudah terealisasi, tidak ada alasan untuk ditunda lagi oleh Kemenhub. Saya pastikan tahun ini Dermaga Tongging sudah mulai berjalan untuk tahap I,”tegasnya.

Sedangkan tahap II, lanjut Nasib, Pemkab Karo telah mengusulkan di Musrenbangnas tahun 2020. “Besaran biaya dana yang diusulkan masih dalam penghitungan,” kata Sianturi.

Maka dari itu, sambung Sianturi, pihaknya terus mendorong pembangunan Kabupaten Karo melalui pemerintah pusat. “Kami juga tetap mengusulkan lagi permohonan pembangunan jalan Tol Medan- Berastagi sebagai jalur alternatif antisipisasi kemacetan, walaupun membutuhkan lobi-lobi kita selalu sudah siap bersama Bupati Karo nantinya,”tandasnya. (deo/han)

Selama Bulan Suci Ramadan, Pemko Binjai Wajibkan ASN 7 Jam Kerja

Triadi Wibowo/Sumut Pos ASN: Beberapa ASN Pemko Medan usai mengikuti upacara, kemarin. Selama Ramadan, ASN Pemko Medan maupun Pemrovsu pulangnya lebih cepat.
Ilustrasi

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Selama bulan suci Ramadan, Pemerintah Kota Binjai memberlakukan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) 7 jam kerja. Hal ini sesuai Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI nomor 394 Tahun 2019 dan Surat Edaran nomor 800-3300 yang ditandatangani Sekretaris Daerah M Mahfullah Daulay pada 30 April 2019.

“Dengan surat edaran yang ditandatangani oleh Sekda, jam kerja ASN Kota Binjai dimulai pukul 8.00 sampai 15.00 WIB. Ini untuk ASN yang memberlakukan lima hari kerja, dari hari Senin sampai Jumat,” ujar Kabag Humas Kota Binjai, Rudi Iskandar Baros, Kamis (9/5).

Khusus Jumat, kata Rudi Baros, ASN Kota Binjai dibolehkan pulang pukul 15.45 WIB. “Masuk kerjanya tetap sama pada pukul 8.00 WIB,” ujar Rudi.

Dia menambahkan, para ASN dapat menggunakan waktu istirahat selama 30 menit. Pada pukul 12.00 sampai 12.30 WIB. “Tidak boleh lewat dari situ karena ini Ramadan, jam kerjanya sudah diatur melalui SE,” tambah Rudi.

“Untuk jam istirahat pada hari Jumat dimulai pukul 11.45 sampai 13.15 WIB. Porsinya sama, 30 menit. Bedanya sedikit dipercepat saja,” beber Rudi lagi.

Menurut dia, penjelasan tadi untuk ASN yang memberlakukan jam kerja selama 5 hari. Sedangkan untuk ASN yang kerja 6 hari, masuk tetap sama pukul 8.00 WIB. Tapi ASN yang 6 hari kerja akan pulang lebih cepat, yakni pukul 14.00 WIB.

“Seluruh ASN harus mengikuti aturan yang sudah dituangkan dalam surat edaran ini. Jika kedapatan tidak mematuhi aturan, akan diberikan sanksi,”pungkasnya. (ted/han)

Moderamen GBKP dan Kejari Sepakat Berantas Narkoba di Karo

ist BERSAMA:Sekretaris Umum Moderamen GBKP, Pdt Rehpelita Ginting STh MMin foto bersama Kajari Karo Gloria Sinuhaji SH MH, usai melakukan pertemuan terkait pemberantasan narkoba di Karo.
ist
BERSAMA:Sekretaris Umum Moderamen GBKP, Pdt Rehpelita Ginting STh MMin foto bersama Kajari Karo Gloria Sinuhaji SH MH, usai melakukan pertemuan terkait pemberantasan narkoba di Karo.

KABANJAHE, SUMUTPOS.CO – Moderamen Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) yang diwakili Sekretaris Umum, Pdt Rehpelita Ginting STh MMin diskusi bersama Kajari Karo Gloria Sinuhaji SH MH, terkait masalah pencegahan dan penanggulangan peredaran narkoba di kantor Kejari Karo Kabanjahe, kemarin.

Pertemuan keduanya terkait rencana Moderamen GBKP, mengadakan pertemuan seluruh tokoh agama, masyarakat, adat dan Forkopimda untuk membuat langkah strategis tentang maraknya peredaran narkoba di Kabupaten Karo.

Menurut Pdt Rehpelita Ginting, pertemuan itu harus dilakukan segera, karena pencegahan dan penanganan narkoba di Kabupaten Karo adalah tanggung jawab bersama, walaupun ada institusi terkait yang menangani.

Dalam diskusi itu nantinya, dibicarakan tentang penanganan kasus hukum narkoba terkait tuntutan hukuman bagi pengedar yang tertangkap membawa narkoba. Dengan harapan, tindakan hukum tersebut dapat menimbulkan efek jera bagi para pengedar narkoba.

“Kejaksaan dan GBKP akan bekerjasama untuk melakukan sosialisasi pencegahan narkoba terhadap anak sekolah dasar dan SMP termasuk anak KA-KR (sekolah minggu). Membuat pilot project desa sehat, bebas narkoba, judi dan HIV-AIDS,” katanya.

Pdt Rehpelita menambahkan, inti pertemuan tersebut adalah mengajak seluruh pemuka agama, tokoh adat dan forkopimda agar bisa bergandengan tangan secara bersama-sama, serta dapat merasakan bahwa narkoba dan penyakit sosial lainnya adalah masalah kita bersama.

Moderamen GBKP berharap agar seluruh komponen bangsa bisa berkontribusi dalam pencegahan dan penanganan narkoba, khususnya di Kabupaten Karo.

“Dalam pertemuan itu nanti akan diundang para tokoh tokoh lintas agama dan denominasi gereja, tokoh adat, Bupati Karo, Kajari, Kapala PN Kabanjahe, Kapolres Tanah Karo, Dandim 0205, Danyon Simbisa, Kalapas, Direktur rumah sakit, Kadis Kesehatan, Kemenag, Ketua Klasis wilayah Kabupaten Karo dan lainnya,” beber Pdt Rehpelita.

Sementara Kepala Kejaksaan Karo, Gloria Sinuhaji SH MH menyambut baik atas rencana pertemuan yang akan dilakukan Moderamen GBKP. Bahkan pihaknya juga meminta dukungan GBKP atas langkah-langkah yang akan dilakukan Kajari Karo ke depannya.

Bahkan Gloria Sinuhaji siap berkerjasama dengan GBKP dalam mendukung pemberantasan narkoba di Karo, termasuk sangat mendukung acara 15 Mei 2019 yang digagas GBKP. (deo/han)

Jalan Pasar Pangkalan Brandan Rusak Parah

ILYAS EFFENDY/ SUMUT POS BERKUBANG:Warga melintasi badan jalan Pasar Pangkalan Brandan yang rusak parah dan berkubang.
ILYAS EFFENDY/ SUMUT POS
BERKUBANG:Warga melintasi badan jalan Pasar Pangkalan Brandan yang rusak parah dan berkubang.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Infrastruktur jalan menuju pasar pagi Pangkalan Brandan, mulai dari Jalan Wahidin hingga Jalan Babalan dan Jalan Sudirman, rusak parah bak kubangan kerbau. Terlebih lagi saat musim penghujan.

“Kondisi badan jalan yang rusak parah dan sangat memprihatinkan ini, sudah puluhan tahun, dan hingga kini belum ada tanda-tanda perbaikan dari dinas terkait,”ujar Romauli dan Raihani warga sekitar saat ditemui Sumut Pos, Kamis (9/5) pagi.

Menurut keduanya, jalan menuju ke pusat perbelanjaan itu rusak parah. Sehingga warga yang hendak berbelanja mengenakan sepatu boat.

“Kalau kita pakai baju panjang atau gamis bagi yang muslim, dan menggunakan sandal jepit, apa boleh buat. Bajunya harus diangkat sedengkul, dan yang pasti air lumpurnya muncrat ke baju di bagian belakang,”ujar Romauli.

“Semuanya badan jalan berlubang dan penuh digenangi air. Andaikan ingin bercocok tanampun atau kita ingin menanam pohon pisang atau pohon kelapa, pasti tumbuh subur,”sambungnya.

Romauli dan Hj. Raihani Syamsudin menambahkan, yang sangat mengherankan warga, Pemerintah Kabupaten sama sekali tidak perduli atau terkesan sengaja membiarkan keadaan jalan yang rusak parah.

“Apakah para pejabat setempat seperti Lurah dan Camat Babalan tidak pernah melihat keadaan sebenarnya jalan ini. Mengapa kondisi infrastruktur yang rusak parah ini tidak dilaporkan ke Pemkab Langkat lewat Musrenbang,” tanya keduanya mewakili warga yang berdomisili di sekeliling areal tersebut.

Keduanya pun berharap Bupati Langkat Terbit Rencana Parangin-Angin dan Wakil Bupati Langkat H.Syah Afandin, SH, dapat tanggap dan menyentuh kedua jalan menuju pasar Pagi Pangkalan Brandan melalui tindakan perbaikan.

Camat Babalan Yafizham Parinduri saat dikonfirmasi membenarkan keadaan jalan yang rusak parah tersebut, termasuk kondisi pasar paginya yang di dalam.

Saat dipertanyakan apakah kondisi jalan yang sangat rusak parah menuju pasar pagi Pangkalan Brandan ini telah dilaporkan ke Pemkab Langkat?

Yafizham dengan gamblang mengaku bahwa kondisi badan jalan tersebut sudah masuk musrenbang.”Kita tunggu saja mudah-mudahan tahun ini direalisasi pemerintah,”katanya.

Sementara Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin-Angin melalui Wakilnya H.Syah Afandin,SH saat dikonfirmasi Sumut Pos membenarkan kondisi jalan rusak tersebut.

Dikatakan H. Syah Affandin, badan jalan pasar pagi Pangkalan Brandan sudah tidak layak dan tidak representatif lagi untuk berjualan. “Kita bertekad dan berkomitmen akan membenahi infrastruktur jalannya, termasuk tempat berjualan bagi para pedagang,”pungkasnya. (mag-9/han)

Kelapa Sawit Gunakan Lahan Hanya 7 persen

Sutan Siregar/Sumut Pos SAWIT: Pekerja sedang mengangkut Tandan Buah Segar (TBS) sawit di kawasan perkebunan sawit di Serdangbedagai, beberapa waktu yang lalu. Sawit di Indonesia, dikuasai oleh 25 grup taipan.
Sutan Siregar/Sumut Pos
SAWIT: Pekerja sedang mengangkut Tandan Buah Segar (TBS) sawit di kawasan perkebunan sawit di Serdangbedagai, beberapa waktu yang lalu. 

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Saat ini industri kelapa sawit Indonesia merupakan komoditas primadona ekspor yang disayang, namun kerap diserang pihak luar negeri. mulai dari isu deforestasi hingga tuduhan praktik perkebunan yang tidak ramah lingkungan.

“Padahal kelapa sawit justru lebih efisien dalam hal penggunaan lahan dibandingkan komoditas minyak nabati lain,” kata Ir Supriadi, perwakilan manajemen Asian Agri, dalam acara Buka Puasa Bersama Keluarga Besar Asian Agri Group dengan Insan Pers Sumut, di Medan, Kamis (9/5).

Supriadi menjelaskan, kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang paling produktif dan efisien dalam hal penggunaan lahan.

“Data dari Oil World 2018, total luas secara keseluruhan produsen minyak nabati global adalah 290 hektar dengan angka produksi minyak nabati sebesar 221 juta ton. Kelapa sawit hanya menggunakan lahan sebesar 7 persen. Sementara kedelai 43 persen, biji kapas 12 persen, biji rapa 11 persen, bunga matahari 9 persen dan sisanya tumbuhan minyak nabati lainnya 20 persen,” cetusnya.

Terkait dengan keberlangsungan lingkungan, proses regenerasi (replanting) pohon kelapa sawit dilakukan sekali dalam kurun waktu 25-30 tahun. Sementara tanaman semusim penghasil minyak nabati lainnya seperti bunga matahari, kedelai dan jagung diregenerasi antara 3-6 bulan. “Dengan demikian, kelapa sawit tentunya lebih ramah lingkungan,” kata dia.

 

Program Kemitraan Asian Agri

Dengan tetap mengedepankan prinsip keberlanjutan, lanjut Supridadi, Asian Agri berupaya meningkatkan produktivitas tanpa perluasan lahan baru, dan melanjutkan Program Kemitraan Asian Agri Berbasis Intensifikasi.

“Pada pertengahan tahun 2017, kami menegaskan komitmen untuk menjalin kemitraan dengan para petani Indonesia melalui Komitmen Kemitraan Satu Banding Satu atau lebih dikenal dengan sebutan One to One Partnership Commitment.

“Melalui ini kami bertekad mewujudkan pengelolaan 1 hektar lahan petani sebanding dengan 1 hektar lahan inti Asian Agri. Terdiri dari 60.000 hektar kebun petani plasma dan 40.000 hektar kebun petani swadaya,” katanya.

Akhir tahun 2018, Asian Agri berhasil melampaui target awal Kemitraan One to One yang semula 40.000 hektar lahan petani swadaya menjadi seluas 41.000 hektar. “Terima kasih kepada sahabat-sahabat insan pers yang terus menyampaikan informasi positif tentang kemitraan, pentingnya memperhatikan keberlanjutan, sertifikasi dan peremajaan bagi industri kelapa sawit Indonesia,” katanya. (mea)

Katarina Siburian Hardono: Strong-willed Banget!

Katarina Siburian Hardono, memiliki kemauan yang kuat sejak masih gadis cilik.
Katarina Siburian Hardono, memiliki kemauan yang kuat sejak masih gadis cilik.

Sejak masih gadis cilik, Katarina Siburian Hardono sudah memiliki strong-willed (keinginan kuat). Apapun yang diingini, ia senang mengejarnya sampai dapat. Masih ABG, ia bahkan sudah menetapkan tahapan-tahapan target sesuai umur: 15 tahun punya uang sendiri, lulus kuliah kerja begini, punya mobil, rumah, dan seterusnya. Bahkan usia pensiun pun sudah ditargetkannya. Kunci sukses bagi seorang Katarina: fokus dan spesifik mengejar yang dimau.

SUMUTPOS.CO – “Ibu saya pernah cerita, saat lahir saya sempat disangka sudah meninggal. Soalnya saya terbungkus ari-ari dan terlilit-lilit tali pusar. Tapi kata paman, saya masih hidup. Lantas ia mengambil bilah sembilu dan menyayat pembungkus itu. Dan saya pun menangis kencang. Saat itulah paman bilang, rezeki saya rejeki dewa, saya akan memperoleh apapun yang saya mau,” kata Senior Manager Corporate Communications PT Agincourt Resources  ini, sambil terkekeh.

Ia mengakui, sejak kecil telah memiliki strong-willed untuk berbagai hal. Semasa gadis SMP, ia telah mencari uang jajan sendiri dengan berinisiatif mengajar anak-anak tetangga les Bahasa Inggris dan berjualan gorengan & es mambo. “Tak ada yang mendorong. Saya lakukan sendiri apa yang saya mau,” kata anak pertama dari enam bersaudara ini dengan mimik serius.

Katarina yang mengaku terkenal ‘sedikit’ galak, sudah menetapkan target saat masih ABG. “Dulu saya pernah menetapkan, umur sekian sudah mulai kerja, umur sekian harus punya penghasilan sekian, punya mobil merek anu, punya rumah sebesar apa di mana, dan seterusnya,” senyumnya lebar.

Ia mengaku, memang tipe yang keras pada diri sendiri. “Prinsip saya, penghasilan harus menyesuaikan gaya hidup, bukan sebaliknya,” kekehnya lagi.

Sempat berniat menjadi Polwan, perempuan yang saat ini menjadi salah satu dari sedikit Senior Manager perempuan di Tambang Emas Martabe di Batangtoru, Tapanuli Selatan ini, menceritakan perjalanan karirnya selama 30 tahun terjun di bidang komunikasi.

“Sambil kuliah, awal 90 saya kerja paruh waktu. Setelah lulus lantas mulai bekerja di sebuah perusahaan Korea bidang garment dan petrochemical,” tutur perempuan kelahiran Sei Bamban, Deliserdang hampir 50 tahun lalu ini.

Katarina Siburian Hardono, menekuni olahraga Thaiboxing.

Sekitar 6 bulan sebagai personal assistant di sana, ia pindah kerja ke Trakindo Utama. Ditempatkan sebagai HR & Internal Publication Officer. “Dari situlah mulai berminat dengan dunia komunikasi,” cetusnya.

Ia lantas berpindah-pindah kerja. Di antaranya Philips Group Indonesia, World Bank Group, IBM Indonesia, AIA Indonesia, World Vision dan terakhir di Agincourt. Semuanya menangani komunikasi.

“Di Philips saya belajar banyak tentang marketing komunikasi. Bedakan fitur produk dari produk lainnya, merancang program promosi paling pas untuk mendukung pemasaran dan sales. Mengkonsep informasi inovasi jasa dan produk yang harus dikomunikasikan ke distributor sampai pelanggan,” katanya.

Di Philip ia belajar sambil praktek. “Capek tapi senang. Soalnya suasananya cenderung hiruk-pikuk dan meriah,” kenangnya mengingat masa lalu.

Awal 1998 saat krismon, ia pindah kerja ke World Bank. Ditempatkan sebagai Communication Specialist and PR. Di sana ia menanggungjawabi penanganan komunikasi di Unit Sosial Monitoring and Early Response. Unit ini membantu para pejabat World Bank memutuskan, di mana, bagaimana, dalam bentuk apa dan perlu atau tidaknya menyalurkan bantuan/pinjaman ke Indonesia.

“Di WB saya banyak belajar berbagai cara mengambil sampel riset dan menggali data. Tujuan riset untuk membantu pengambilan keputusan. Juga belajar bikin laporan komprehensif untuk dokumen maha formal mengenai berbagai hal, semuanya pakai Bahasa Inggris ‘kromo inggil’ loh,” katanya.

Selama bekerja di WB, ia juga semakin fasih memahami bahasa Inggris dalam beragam aksen, serta pemilihan kata yang tepat dalam Bahasa Inggris. “Bedanya, suasana kerja di World Bank cenderung kalem, tenang. Tidak terlalu dinamis dan tidak punya riak,” lanjutnya.

Suasana kerja seperti ini justru akhirnya membuatnya jenuh. Empat tahun di World Bank, ia memutuskan pindah ke AIA Group sebagai Head of Corporate Communication. “Membantu para agen berjualan produk asuransi. Saya belajar membedakan segmentasi pasar berbagai produk asuransi dan investasi dan jalur pemasarannya,” kata perempuan penggila olahraga ini.

Tak ingin terlalu lama di zona nyaman, lima tahun kemudian Katarina pindah kerja ke IBM. Namun hanya bertahan setahun. Pasalnya, ia menemukan dirinya kurang ‘klik’ dengan dinamika komunikasi produk dan jasa IT.

Katarina Siburian Hardono dengan seragam kerjanya di Tambang Emas Martabe.

Ada satu waktu di mana Katarina menemukan bahwa ia mengidap tumor payudara. Setelah operasi dan sembuh, ia ingin melakukan sesuatu yang beda, di mana ilmunya bisa bermanfaat bagi yang membutuhkan. Karena itulah,  ia menerima tawaran kerja di World Vision Indonesia, sebuah NGO internasional bidang kemanusiaan. Jabatannya Direktur Komunikasi.

“Di sana saya merasa paling tersentuh secara personal. Merasa berarti karena melakukan sesuatu bagi hidup orang lain,” kisah perempuan kelahiran 25 Juli ini.

Di World Vision, ia banyak traveling ke seluruh penjuru Indonesia dan berbagai belahan dunia, mengomunikasikan berbagai program kemanusiaan, membantu ibu dan anak mendapatkan haknya atas akses kepada kesehatan, ekonomi, pendidikan, dll. “Di World Vision saya banyak digembleng, belajar menangani komunikasi saat krisis dan bencana. Juga pernah memimpin satu kampanye anti diskriminasi terhadap pengidap HIV/AIDS bertajuk One Life Evolution,” tuturnya.

Setelah 3 tahun kepuasan jiwanya terpenuhi, Katarina mengaku akhirnya tergoda dengan tawaran kerja di PT Agincourt Resources.  Sembari tertawa ngakak, ia mengaku ujung-ujungnya income menjadi alasan beralih kerja. Di samping –seperti biasa– tidak ingin terlalu lama di zona nyaman.

Meski belum pernah kerja di industri pertambangan, ibu dari Nathanael Satrio Wibowo ini pede saja pindah kerja ke Tambang Emas Martabe. Ia percaya, kekayaan ilmu yang didapatnya di berbagai industri lain tentu bisa diaplikasikan di dunia tambang.

“Berbekal rasa percaya diri yang tinggi dan keterbukaan manajemen Agincourt pada pendekatan komunikasi yang baru, pertengahan tahun 2010 saya resmi bergabung,” cetus perempuan menyuka tantangan ini.

Pelan-pelan, Katarina membangun divisi Corporate Communications di Tambang Emas Martabe, hingga saat ini ia menjabat sebagai Senior Manager. Petakan lingkungan, petakan masalah, menyusun program, melakukan perekrutan SDM, pengaruhi lingkungan kerja, masyarakat, dan para pemangku kepentingan dan sebagainya.

“Meski masih banyak yang perlu diperbaiki, tapi saat ini banyak program komunikasi Tambang Emas Martabe yang dijadikan acuan tambang lain. Saya sendiri tetap belajar meluaskan wawasan, karena dunia komunikasi terus berkembang, sambil melakukan evaluasi ke dalam,” cetusnya manis.

Katarina Siburian Hardono bersama suami, Bambang Hardono (kiri) dan anak semata wayang Nathanael Satrio Wibowo (kanan). Baginya, keluarga adalah nomor satu.

Ia menyebut, berbagai tantangan dalam pekerjaan justru memicu kreativitas dalam dirinya. “Jika ada potensi krisis, semangat dan adrenalin malah terpacu. Jadi lebih kreatif dan inovatif,” katanya penuh semangat.

Katarina kemudian mengakui, bisa jadi ramalan pamannya ada benarnya. “Meski tidak kaya, tetapi secara materi saya telah mendapatkan hampir semua yang saya inginkan. Dulu pernah mengagumi perumahan di lingkungan elit. Pengen punya rumah bagus di situ, saya pun mengejarnya. Sekarang sudah tercapai, ya cukuplah” katanya lagi, sembari tertawa lebar.

Inti kesuksesan, cetus perempuan bertubuh atletis dengan tinggi 167 cm ini, yakni fokus mengejar yang diingini. And be specific!  “Kata suami, saya perempuan dengan seratus juta kemauan. Tapi begitupun, dia tetap hanya mau saya aja loh… hahahaha….,” katanya.

Meski demikian, kekayaan terpenting buat seorang Katarina adalah keluarga. Keluarga kecilnya adalah yang utama dan segalanya baginya.

Di akhir obrolan, istri Bambang Hardono itu menegaskan, untuk sukses, seseorang perlu terus menyemangati diri dan tidak berhenti belajar. “Keep on fire. Ada banyak cara untuk belajar. Bukan hanya baca buku beratus halaman. Sharing and listening juga bentuk pembelajaran. Teruslah update diri sendiri dengan berbagai informasi; biar jangan bodoh,” ungkapnya bersemangat. (mea)

Linda Siahaan: Healthy Life is About Balancing

Linda Siahaan melakukan yoga di pagi hari.
Linda Siahaan melakukan yoga di pagi hari.

SUMUTPOS.CO – Usianya sudah 58 tahun. Tapi lihatlah penampilannya. Kulit putih bersih, segar, dan belum banyak kerutan. Rambut tebal dan sehat. Bodi ramping tanpa lemak berlebih. Ia juga belum memiliki banyak keluhan soal kesehatan. Apa rahasianya?

“Healthy life! Hidup sehat. Healthy life is about balancing of spiritual, emotional, and physical. Saya menerapkan pola hidup sehat dengan menjaga keseimbangan antara spirit, emosi, dan fisik,” kata Linda Siahaan, Direktur External Relation PT Agincourt Resources yang mengelola Tambang Emas Martabe di Batangtoru Tapsel, pekan lalu.

Wanita karir yang memiliki 4 anak ini mengatakan, untuk menjaga kondisi spiritualnya tetap sehat, ia melakukan yoga dua kali seminggu. Waktunya pagi hari. “Yoga menjadi bagian meditasi pribadi untukku. Saat ‘me time’. Cukup satu jam setiap , pada Sabtu dan Minggu,” katanya seraya tersenyum manis.

Usai yoga, Linda mengaku perasaannya lebih ringan. “Saat yoga, meditasi diselaraskan dengan musik lembut bernuansa alam. Capek kerja pun hilang. Semangat pun kembali setelah kerja selama 6 hari,” cetus salahsatu top manajemen di Tambang Emas Martabe ini. Praktek yoga sudah digelutinya selama 15 tahun terakhir.

Mengapa memilih yoga? Menurutnya, stres adalah tentang mindset, tentang pikiran. Jika pikiran stres, perasaan akan tertekan. Dengan yoga, perasaan menjadi relaks.

Linda Siahaan menerapkan pola makan sehat.

Untuk kesehatan emosional, wanita yang senang berbelanja ini mengaku, menyeimbangkan karir dengan traveling. “Saya kalau nggak traveling dalam periode waktu tertentu, bisa low mood. Jadi biasanya saya menjadwalkan traveling bersama suami atau keluarga, saat cuti kerja,” lanjutnya.

Untuk kesehatan fisik, ia memilih menerapkan pola hidup makan sehat dipadu dengan  olahraga. Untuk olahraga, ia tidak ribet. Cukup jalan kaki di pagi hari sebelum berangkat ke kantor. “Jalan pagi itu kan relatif tidak perlu persiapan yang banyak. Menikmati udara bersih. Bertemu orang-orang. Suasananya menyenangkan dan menyehatkan,” ungkapnya kalem.

Untuk makanan, Linda cenderung memilih makanan sehat. “Pagi hari, juice dan buah harus ada. Plus roti. Siang makan biasa satu porsi, tapi harus ada sayur. Kalau bisa pakai nasi merah. Kurangi yang manis-manis. Banyak minum air. Malam makan buah dan sayur-sayuran. Utamakan protein nabati,” katanya.

Bagi wanita yang memiliki berat badan 55 kilogram dengan tinggi badan 162 cm ini, ia makan karena keharusan. Bukan karena hobby. “Ada frasa yang mengatakan, you are what you eat. Jika ingin fit dan sehat, makanlah makanan sehat,” katanya berfilsafat..

Untuk menjaga kesehatan, ia juga rajin jamu-jamuan, yang rutin dikonsumsinya sejak masih gadis remaja.

Linda Siahaan bersama kedua cucunya.

Lantas, apa manfaat yang dirasakannya dengan penerapan keseimbangan hidup itu?

“Happiness. Kebahagiaan. Saya bahagia melakukannya. Dan saya senang dengan manfaatnya. Balance life is beautiful,” tutupnya. (mea)