MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah dilakukan rapat internal oleh Badan Musyawarah (Banmus) DPRD Medan tentang pemberhentian dan pengangkatan Pengganti Antar Waktu (PAW) Anggota DPRD Medan periode 2014-2019, diputuskan Paulus Sinulingga menggantikan Bangkit Sitepu. Dalam rapat yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Medan, Iswanda Ramli, dijadwalkan waktu pelantikan pada pekan depan, Selasa (14/5).
Diketahui, Paulus Sinulingga dari Partai Hanura menggantikan Bangkit Sitepu yang telah meninggal dunia pada 8 Februari lalu. Saat meninggal dunia, Bangkit Sitepu menjabat Ketua Fraksi DPRD Medan dan Ketua DPC Partai Hanura Kota Medan.
Anggota DPRD Medan dari Fraksi Hanura, Hendra DS mengatakan, untuk mengisi kekosongan kursi di DPRD Medan, Partai Hanura mengajukan nama Paulus Sinulingga.
“Paulus diajukan bukan tanpa dasar, pertimbangannya karena perolehan suaranya terbesar kedua setelah almarhum Bangkit Sitepu di dapil V (Meliputi Medan Johor, Medan Tuntungan, Medan Selayang, Medan Sunggal, Medan Maimun dan Medan Polonia) pada Pemilu 2014 lalu,” ujarnya, kemarin (9/5).
Seiring dengan itu, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi akhirnya menerbitkan SK No 188.44/216/KPTS/ 2019 tertanggal 2 Mei 2019. Dalam isi SK memutuskan, memberhentikan dengan hormat Bangkit Sitepu (almarhum) sebagai anggota DPRD Medan. Selanjutnya mengangkat Paulus Sinulingga sebagai PAW terhitung sejak pengangkatan sumpah/janji.
Sementara, Paulus Sinulingga yang dikonfirmasi wartawan tak menampik telah menerima SK PAW. Begitu juga terkait undangan untuk jadwal pengangkatan sumpah. “Hari Selasa (14/5) depan sudah diberitahukan oleh pihak sekretariat DPRD Medan,” ucapnya.
Paulus mengaku, akan dilantiknya pada 14 Mei mendatang menyampaikan rasa terima kasih kepada Ketua DPD Hanura Sumut Kodrat Shah, jajaran DPC Hanura Medan dan stakholder. Sebab, dalam proses dan mekanismenya telah berjalan dengan baik penuh dinamika, sehingga Banmus DPRD sudah dapat menjadwalkannya.
“Sebagai anggota DPRD Medan PAW, saya akan menjalankan tugas dengan baik menyerap dan memperjuangkan aspirasi serta kesejahteraan masyarakat. Tidak ketinggalan, menyampaikan terima kasih kepada semua elemen masyarakat. Untuk itu, mohon doa restu agar pelantikan dapat berjalan dengan baik dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa,” ujarnya. (ris/ila)
Istimewa/sumut pos
PARKIR:
Ratusan sepeda motor saat parkir di depan Masjid Raya, pada saat event Ramadhan Fair tahun lalu.
Istimewa/sumut pos PARKIR: Ratusan sepeda motor saat parkir di depan Masjid Raya, pada saat event Ramadhan Fair tahun lalu.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Parkir kendaraan di Ramadhan Fair, di badan Jalan Masjid Raya dikomplain masyarakat yang berkunjung. Bagaimana tidak, tarif parkir untuk sepeda motor dipatok Rp5 ribu. Sedangkan mobil bisa mencapai Rp10 ribu.
Parahnya, petugas parkir yang mengutip tanpa dilengkapi identitas ataupun seragam. Tampaknya, para petugas parkir liar memanfaatkan momen untuk meraup keuntungan pribadi. Padahal, terdapat petugas Dinas Perhubungan Medan bertugas di lokasi. Namun tak membuat gentar atau takut oknum parkir liar.
Fadli, salah seorang pengunjung Ramadhan Fair merasa kecewa. Bahkan, pemuda berusia 34 tahun ini sempat bersitegang dengan oknum petugas parkir liar. “Dimintanya Rp5 ribu untuk parkir sepeda motor, ya jelas saya menolak. Sebab, setahu saya parkir sepeda motor itu Rp2 ribu. Makanya, sempat juga adu mulut sama petugas parkir,” ujarnya, kemarin.
Lantaran buru-buru ada keperluan untuk bertemu dengan temannya, sambung Fadli, dia dengan terpaksa membayarnya. “Pas saya kasih uang Rp5 ribu dan saya minta karcis mana, petugas parkir itu alasan sama kawannya. Karena buru-buru, saya akhirnya memilih pergi meninggalkan lokasi,” tuturnya.
Senada disampaikan pengunjung lainnya, Rozi. Kata dia, tarif parkir sepeda motor sebesar Rp5 ribu terlalu mahal. Kalau terus dibiarkan seperti itu tanpa tindakan dari petugas Dinas Perhubungan, maka pengunjung akan sepi. “Kalau kayak gitu pasti malas orang mau datang ke ramadhan fair. Makanya, harus segera ditindak,” ucapnya.
Sementara, Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin yang dikonfirmasi terkait tarif parkir tersebut mengaku terkejut. Eldin menyebut, pihaknya malah tidak ada mematok biaya parkir alias gratis.
“Tidak ada pengutipan parkir, nanti kita berikan sanksi kepada mereka yang mengutip karena hal itu tetap tidak boleh. Sebab, ada penjagaan petugas (Dishub). Jadi kalau masih ada yang ngutip nanti kita tertibkan,” ujarnya. Eldin juga mengaku, selain tak mematok biaya parkir pihaknya juga tak menetapkan harga stan alias gratis.
Terpisah, Kepala Dishub Medan, Iswar mengaku berang mendengar informasi soal parkir liar tersebut. Iswar berjanji akan langsung melakukan penindakan. “Kalau masih ada masyarakat yang nakal menjadi tugas kita untuk mengamankannya. Petugas kita langsung keliling. Jadi, perhatian kita untuk perketat pengamanan dan akan langsung kita tindak,” tegasnya. (ris/ila)
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumut, Arsyad Lubis.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumut, Arsyad Lubis.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) akan menerapkan sistem zonasi pada penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2019. Hal tersebut disertai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) yang saat ini tengah disiapkan.
Pelaksanaan seleksi PPDB akan diselenggarakan usai Hari Raya Idul Fitri tahun ini, tepatnya, pada 10-15 Juni 2019. Pelaksanaan PPDB tahun ini akan berbeda dengan PPDB tahun 2018 lalu.
“Lagi kita siapkan Pergubnya. Itu kan nanti Juni penerimaan mulainya,” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Sumut, Arsyad Lubis kepada wartawan, Kamis (9/5).
Arsyad mengungkapkan, sistem zonasi sebesar 90 persen pada PPDB ini, akan melibatkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten/Kota. Hal ini, agar sekolah di daerah tersebut, akan memprioritaskan warga setempat.
“Jadi, berdasarkan syarat usia bagi calon peserta didik baru dibuktikan dengan akta kelahiran atau surat keterangan lahir yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang dan dilegalisir oleh lurah/kepala desa setempat, sesuai dengan domisili calon peserta didik. Untuk itulah kita akan mengkoneksikan kepada Disdukcapil nantinya,” jelas Arsyad.
Untuk diketahui, Berdasarkan Peraturan Menterian Pendidikan dan Kebudayaan (Permen Dikbud) kriteria dalam penilaian PPDB yakni 90 persen dari zonasi dan 10 persen dari prestasi. Jadinya, siswa berprestasi ingin melanjutkan pendidikan di sekolah unggulan harus mengikuti tes.
Domisili calon peserta didik sebagaimana dimaksud berdasarkan alamat pada kartu keluarga
yang diterbitkan paling singkat 1 (satu) tahun sebelum pelaksanaan PPDB atau bisa juga diganti dengan surat keterangan domisili dari RT/RW yang dilegalisir oleh lurah/kepala desa setempat yang menerangkan bahwa peserta didik yang bersangkutan telah berdomisili paling singkat 1 (satu) tahun sejak diterbitkannya surat keterangan domisili.
Arsyad menjelaskan, 10 persen itu pun, dibagi pada 2 jalur, yakni prestasi 5 persen, dan jalur perpindahan orang tua/wali 5 persen. Namun, harus mengikuti tes. Contohnya, siswa dari Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) ingin bersekolah di SMA Negeri 1 Medan, terlebih dahulu mengikuti tes siswa.
Ia mengatakan, siswa memiliki nilai Ujian Nasional (UN) 7,0. Disdik Provinsi Sumut akan menempatkan mereka ke sekolah unggulan melalui tes. Begitu juga, sekolah unggulan juga akan dilakukan diseleksi berdasarkan akreditasi.
“Tidak semua sekolah nanti bisa menerima peserta didik baru yang ikut jalur prestasi. Ada beberapa sekolah yang ditunjuk, berdasar akreditasi,” tutur Arsyad.
Ia menambahkan PPDB tahun ini, pihak Disdik Provinsi Sumut ingin menghapuskan stigma di tengah masyarakat prihal sekolah favorit.”Kita ingin menghilangkan adanya sebutan sekolah favorite. Maka itu sistem zonasi seperti tempat tinggal diberlakukan,” pungkas Arsyad.
Terpisah, Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut Abyadi Siregar menyambut baik dengan sistem zonasi pada PPDB 2019. Ia menilai memberikan keadilan bagi masyarakat untuk bersekolah dekat dari rumahnya.
Namun begitu, Abyadi mendorong Disdik Provinsi Sumut harus gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat langsung ke sekolah dan melalui media massa. Dengan itu, masyarakat akan memahmi persyaratan PPDB yang akan diikuti tentang tata cara pendaftaran PPDB yang dilakukan secara online.
“Disdik harus lebih gencar menyosialisasikan PPDB, seperti sistem zonasi 90 persen. Apakah zonasi yang dimaksud untuk zonasi miskin, rumah terdekat. Dan kalaupun miskin, kriteria miskin dan syaratnya apa saja. Belum lagi soal anak guru yang diproritaskan dengan catatan menunjukkan kartu keluarga,” ucap Abyadi saat dikonfirmasi Sumut Pos, kemarin.
Abyadi mengungkapkan pihak Ombudsman Perwakilan Sumut juga menghadiri rapat pembahasan draf Pergub tentang cara PPDB online SMA, SMK, dan pendidikan khusus negeri di Kantor Disdik Provinsi Sumut, Rabu (8/5) kemarin.
Abyadi mengatakan diperlukan adanya unit pelayanan pengaduan di setiap sekolah-sekolah. “Tujuannya untuk memudahkan menyelesaikan persoalan masyarakat lebih cepat. Selama ini masyarakat bingung bagaimana cara mendapatkan infromasi dan mengadu tentang persoalan PPDB,” pungkas Abyadi.(gus/ila)
file/sumut pos
KM KELUD: Kapal Kelud yang mengangkut penumpang, saat bersandar di Pelabuhan Belawan, beberapa waktu lalu.
file/sumut pos KM KELUD: Kapal Kelud yang mengangkut penumpang, saat bersandar di Pelabuhan Belawan, beberapa waktu lalu.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – PT Pelni menambah frekuensi kunjungan kapal penumpang KM Kelud ke Belawan untuk melayani mudik Lebaran Idul Fitri 1440 H. Penambahan jadwal akan berlangsung 3 kali seminggu.
Kepala Cabang PT Pelni Medan Belawan Luthfi Israr, Kamis (9/5), mengatakan, untuk persiapan pelayanan angkutan Lebaran 2019, akan ada penambahan frekuensi kunjungan kapal yang sebelumnya hanya satu kali seminggu menjadi 3 kali dalam seminggu.
Penambahan jadwal akan diberlakukan sejak tanggal 28 Mei 2019, lanjut Luthfi, PT Pelni diberi kepercayaan oleh pemerintah untuk melayani angkutan Lebaran tidak menambah armada kapal, tetapi hanya menambah frekuensi kunjungan kapal tersebut.
Dengan penambahan frekuensi kunjungan KM Kelud dari sekali dalam seminggu menjadi 3 kali seminggu, mampu memberi layanan yang baik kepada masyarakat pengguna jasa. “Dengan frekuensi ditambah plus kapasitas kapal 2.607 penumpang harusnya pelayanan bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Selain frekuensi kunjungan kapal ditambah, kata Luthfi, jadwal kunjungan kapal juga diubah. Jika biasanya KM Kelud bersandar di Pelabuhan Belawan setiap hari Senin dan bertolak meninggalkan Pelabuhan Belawan esok harinya, maka sejak Sabtu (11/5/2019) hingga Senin (3/6/2019), jadwal kapal pulang pergi. Artinya, jika kapal bersandar di Pelabuhan Belawan pagi hari, maka akan berangkat sore harinya.
Sejak Selasa (28/5/2019) hingga Senin (3/6/2019), KM Kelud hanya melayani pelayaran Belawan-Batam pulang pergi. Barulah pelayaran Minggu (9/6/2019) KM Kelud melayani pelayaran Belawan-Tajungpriok via Tanjungbalai Karimun-Batam.
Kemudian Jumat (14/6/2019) hingga Selasa (18/6/2019) KM Kelud kembali hanya melayani pelayaran Belawan-Batam. Jumat (21/6/2019) kapal Kelud kembali melayani pelayaran Belawan-Tanjungpriok via Tanjungbalai Karimun-Batam. Masa peak season diperkirakan hingga Selasa (9/7/2019).
Luthfi memprediksi arus puncak mudik Lebaran terjadi 28 Mei hingga 3 Juni 2019. Untuk saat ini, harga tiket tidak ada mengalami kenaikan, sehingga pelayanan tiket berjalan normal. “PT Pelni sudah siap memberi layanan yang baik kepada masyarakat,” katanya. (fac/ila)
ROBOH:
Tembok bagian bawah basement Pasar Kampunglalang roboh sejak beberapa hari lalu. Diduga, kontraktor membangun Pasar Kampunglalang dengan asal jadi atau menyalahi speksi bangunan.
ROBOH: Tembok bagian bawah basement Pasar Kampunglalang roboh sejak beberapa hari lalu. Diduga, kontraktor membangun Pasar Kampunglalang dengan asal jadi atau menyalahi speksi bangunan.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Robohnya dinding basement bagian luar Pasar Kampunglalang menjadi catatan penting untuk dapat dilakukan tindakan terhadap kontraktornya, PT Budi Mangun KSO. Kontraktor tersebut harus diberi sanksi bahkan dipidana.
“Kontraktor yang membangun Pasar Kampunglalang harus diberi sanksi paling tidak sanksi yang diberikan denda atas pembangunan yang dilakukan mereka hingga membuat dinding roboh. Padahal, bangunan pasar tersebut baru terhitung satu bulan lebih diserahterimakan,” ujar Wakil Ketua Komisi D DPRD Medan, Salman Alfarisi, kemarin (9/5).
Menurut Salman, tak hanya denda sanksi lain berupa administratif juga harus diberikan. Misalnya, mem-blacklist perusahaan tersebut untuk tidak diperbolehkan dalam proyek fisik Pemko Medan. “Kenapa bisa sampai roboh. Hal ini patut dipertanyakan perencanaan bangunannya? Mungkin saja, tidak matang perencanaan yang dilakukan kontraktor,” tegasnya.
Salman mengatakan, saat ini memasuki bulan puasa, di mana pasar tradisional selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat untuk membeli kebutuhan bahan pokok. Oleh karena itu, insiden robohnya dinding bagian basement jangan sampai berdampak luas terhadap kondisi bangunan pasar.
“Dinas Perkim-PR harus memberi jaminan kepada para pedagang dan pengunjung, bahwa peristiwa robohnya dinding basement tidak berdampak luas terhadap kondisi bangunan pasar. Artinya, perlu ada jaminan tidak terjadi sesuatu di kemudian hari akibat peristiwa tersebut,” kata Salman.
Sementara, Kepala Dinas Perkim-PR Medan, Benny Iskandar mengaku, pihaknya belum ada membahas sanksi terhadap kontraktor. Namun, tidak menutup kemungkinan sanksi akan diberikan. “Untuk sanksi belum tahu, tapi nanti akan kita bahas,” ujarnya.
Pengamat Hukum, Redyanto Sidi menilai, bila ada indikasi lain atas bangunan tersebut, misalnya spec tidak sesuai maka dapat mengarah kepada tipikor dan bisa dipidana.
Dia menjelaskan, runtuhnya bangunan yang dibangun oleh Dinas Perkim Kota Medan itu, diduga adanya faktor kelalaian atau unsur kesengajaan. “Atau ada pengurangan spek tersebut. Maka ini yang dikatakan dengan kerugian negara karna spek yang tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati. Dan ini bisa mengarah kepada tindak pidana korupsi,” kata Direktur LBH Humaniora ini.
Lebih lanjut katanya, bila benar terjadi demikian, maka kontraktor adalah orang yang paling bertanggungjawab dalam kasus robohnya dinding Pasar Kampunglalang. “Tentu, karna pemenang tender yang jadi pelaksana proyeklah bertanggungjawab atas pekerjaan yang tidak sesuai di indikasikan dari rubuhnya bangunan tersebut. Karna bangunan tersebut kan telah ada standartnya sesuai kontrak,” urainya.
Untuk itu, dia meminta kepada pihak kepolisian maupun kejaksaan untuk melakukan penyelidikan. Menurutnya, penegak hukum tersebut bisa bertindak setelah mendapatkan informasi.
“Sebaiknya Pemko (Medan) atau PD Pasar segera berkoordinasi dengan Kejaksaan, guna melakukan penyelidikan agar terang benderang apa yang menyebabkan bangunan tersebut begitu mudah rubuh. Atau ada faktor lain yang menyebabkannya, dapat pula berkoordinasi dengan kepolisian,” pungkasnya.
Untuk diketahui, revitalisasi Pasar Kampunglalang yang dibangun oleh kontraktor PT Budi Mangun KSO awalnya mulai dikerjakan sekitar pertengahan 2016 lalu. Namun, proyek senilai Rp26 miliar lebih tersebut tak tuntas dikerjakan kontraktor hingga memasuki awal 2017. Padahal, mereka telah menerima uang muka Rp5 miliar lebih. Kontraktor beralasan kios dan lapak pedagang belum dikosongkan.
Singkat cerita, pada 23 Maret 2017, pedagang dipaksa mengosongkan kios dan lapak mereka oleh aparat gabungan. Namun, setelah kosong ternyata lagi-lagi hingga berakhirnya tahun 2017 kontraktor tak kunjung menuntaskan proyek itu. Kontraktor beralasan pembayaran proyek tak ditampung dalam APBD.
Oleh karenanya, proyek pembangunan pasar ini menjadi sorotan sejumlah lembaga pemerintah seperti Lembaga Pengkajian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dan BPK RI. Setelah mendapat petunjuk dari lembaga tersebut, proyek ini pun dikerjakan kembali tetapi dengan kontraktor yang sama.
Pembangunan dimulai terhitung 24 Maret 2018. Namun, hingga berakhirnya 2018 pembangunan tidak juga selesai dikerjakan kontraktor dengan alasan yang tak jelas.
Memasuki pertengahan Maret 2019, proyek tersebut akhirnya dituntaskan oleh kontraktor. Namun, pembayaran belum bisa dilakukan karena tak dianggarkan dalam APBD. Pembayaran baru bisa dilakukan pada pertengahan tahun ini dalam Perubahan APBD 2019. (ris/ila)
BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sejauh ini belum mendapat koordinasi dari Pemko Medan maupun Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II, terkait rencana pembangunan tanggul rob, Belawan.
Kepala Bidang Fisik Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumut, Anda Subrata, mengungkapkan bahwa informasi yang diperolehnya bahwa sudah ada rencana pembangunan tanggul rob Belawan pada saatn
Rapat Koordinasi Teknis, di Jakarta beberapa waktu lalu. Hanya saja secara teknis dan detil, pihaknya belum ada koordinasi dengan BWSS II dan Pemko Medan.
“Sebenarnya kalau untuk urusan tanggul tanggung jawab BWS, pemprov tidak dilibatkan. Tapi kalau saya tidak salah, waktu Rakortek tempo hari program tersebut ada masuk namun belum diketahui kapan realisasinya. Dan sejauh ini juga tidak ada koordinasi ke kami dari instansi terkait,” ujarnya menjawab Sumut Pos, Kamis (9/5).
Menurutnya tidak hanya persoalan tanggul, bendungan dan normalisasi sungai notabene urusan dan tanggung jawab tersebut ada di BWS. Karenanya Pemprovsu dalam hal ini tidak ada beririsan langsung akan urusan dimaksud. “Jika pun ada tentu hanya sebatas koordinasi. Tapi ya kembali lagi, setahu kami belum ada untuk urusan rencana pembangunan tanggul rob melibatkan pemprov,” katanya.
Diketahui, pembangunan tanggul rob Belawan sebagai upaya meminimalisir dampak air pasang atau rob yang kerap dirasakan masyarakat Medan Utara. Namun sayang sejak beberapa tahun lalu Pemko Medan mengusulkan rencana tersebut ke pusat, belum ada respon yang konkrit hingga kini.
Sayangnya, Kepala BWSS II Roy Panagom Pardede enggan memberi keterangan mengenai rencana pembangunan tanggul rob Belawan. Berulangkali dihubungi ke nomor seluler dan via pesan singkat WhatsApp, ia tidak menjawab.
Sekda Kota Medan, Wiriya Alrahman sebelumnya mengatakan, pihaknya tetap mendesak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk pembangunan tanggul rob Belawan. Pasalnya sampai kini memang belum ada tanda-tanda pembangunan infrastruktur tersebut kapan dikerjakan.
“Kita sudah berupaya keras mengusulkan permohonan pembangunan tanggul rob. Tapi memang belum ada jawaban dari pusat melalui Kemen PUPR. Pada prinsipnya Pemko tetap mendesak,” ujarnya.
Pihaknya sudah dengan banyak cara mengusulkan kepada pemerintah pusat. Baik secara langsung pada beberapa kali kesempatan, maupun via perwakilan DPR dapil Sumut dan anggota DPD RI. “Bahkan kita sudah serahkan konsep dan gambarnya lengkap. Ke legislatif kita di sini (Sumut) dan DPD pun sudah kita coba. Tapi tetap saja masih menunggu sampai sekarang,” ujarnya.
Menurutnya memang harus dana APBN yang mampu membangun tanggul rob di Belawan. Sebab jika menggunakan APBD Medan tidak akan sanggup untuk membiayainya. “Anggarannya sangat besar. APBD kita tak akan sanggup. Semua cara sudah kita lakukan dan tempuh, tapi memang sampai sekarang belum ada jawaban,” katanya.
Bahkan ia juga mengungkapkan, pernah di satu acara penting yang dihadiri stakeholder dari Kemen PUPR, BNPB dan lainnya, Wali Kota Dzulmi Eldin kembali menanyakan usulan tersebut. “Jawabannya selalu iya, tapi sampai sekarang belum ada progres sama sekali,” kata mantan Kepala BPPT Medan itu. “Intinya Pemko tidak pernah menyerah untuk menggolkan program tersebut. Tetap mendesak dan meminta pusat segera merealisasikannya,” pungkas Wiriya. (prn/ila)
file/sumut pos
PERBAIKI: Proses perbaikan Curent Trafo (CT) di PLTU Belawan, Kamis (9/5). Padamnya listrik pada Kamis dini hari (9/5), akibat sejumlah pembangkit listrik mengalami trip atau padam sehingga terpaksa dan harus dilakukan recovery.
file/sumut pos PERBAIKI: Proses perbaikan Curent Trafo (CT) di PLTU Belawan, Kamis (9/5). Padamnya listrik pada Kamis dini hari (9/5), akibat sejumlah pembangkit listrik mengalami trip atau padam sehingga terpaksa dan harus dilakukan recovery.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masyarakat umat Islam yang kesal dengan padam listrik itu lantas menumpahkan kekesalan mereka di media social, baik di Whatsupp (WA) maupun Facebook dengan melontarkan kata-kata sumpah serapah hingga caki-maki kepada PLN. “Sebelum Ramadan listrik gak pernah padam, kenapa sekarang malah dua kali mati, ini sangat menggangu kita menjalankan puasa,” keluh Hendra, warga Medan Marelan, Kamis (9/5).
Manager Komunikasi PLN UIW Sumatera Utara Rudi Artono menjelaskan, pada waktu dini hari pukul 02.45 WIB terjadi kerusakan terjadi pada Current Transformer (CT), peralatan yang mengubah besaran arus dari besar ke kecil ataupun sebaliknya sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, dengan arus 150kV. Namun dengan mengerahkan seluruh tim, PLN berhasil memulihkan dengan cepat kondisi sistem kelistrikan Sumbagut.
“Kondisi kelistrikan saat ini sudah pulih sejak pukul 06.38 WIB dengan menyediakan tim untuk recovery yang dilakukan di lokasi CT tersebut. Semua sistem sudah sinkron dan kini pelanggan dapat beraktivitas kembali. Mohon maaf jika sempat mengalami gangguan,” ujar Rudi.
Rudi memaparkan, bahwa pukul 04.47-06.38 WIB dilakukan pemulihan beberapa sistem kelistrikan dengan daya listrik yang sudah pulih sekitar 24 MW. Sempat mengalami kekurangan daya listrik sebesar 80 MW, namun pukul 06.38 WIB seluruh sistem kelistrikan sudah recover dan listrik sudah dapat dinikmati kembali oleh masyarakat.
Dikatakan Rudi, bahwa beberapa Pembangkit seperti PLTU Nagan Raya 1 dan 2, PLTU Pangkalan Susu 2, PLTGU Belawan, ST 2.0, PLTG Marine Vessel Power Plant dan Belawan, serta PLTD AKE mengalami trip atau padam sehingga terpaksa dan harus dilakukan recovery dengan waktu yang cukup lama.
“PLN berupaya cepat dalam memulihkan sistem kelistrikan di Sumbagut dan PLN meminta maaf atas ketidaknyamanannya dalam penggunaaan listrik di waktu subuh ini (kemarein,Red),” ucap Rudi.
Gubsu Edy Rahmayadi menanggapi perihal padam listrik tersebut. Dia berharap tidak ada lagi pemadaman saat bulan puasa hingga perayaan Idul Fitri awal Juni 2019.”Saya sudah cek PLN tadi pagi Kamis, mereka sudah lakukan perbaikan,” ujar Gubernur Edy di arena Musrenbang di Hotel Shangri-La Jakarta Kamis (9/5/2019). Dia meyakini masalah kerusakan di pembangkit milik PLN segera diatasi. Berdasarkan laporan yang diterimanya, pihak PLN sudah melakukan perbaikan pada unit pembangkit dimaksud.
PLN Medan Lakukan Pemeliharaan
Sementara itu, untuk menambah keandalan listrik dan menjaga listrik tidak terjadi padam, PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Medan melakukan pemeliharaan jaraingan. Meskipun, saat melakukan pemeliharaan tersebut, PLN terpaksa melakukan pemadaman beberapa jam di wilayah yang tengah dilakukan pemeliharaan.
Adapun pemeliharaan tersebut dilakukan pada Sabtu (11/5) di Rayon PLN Medan Kota, dengan wilayah padam di JL. Diponegoro, Jl. T. Daut,, Jl. Hang Tuah, Jl. Hang Kesturi, Jl. Hang Jebat,Jl. Cik Ditiro, Jl. Kartini, Ktr Gubsu, Ktr BII, Ktr Dep Keuangan, Univ Metodis SMAN.1. Kemudian, Jl. Zainal Arifin, Jl. T. Umar, Jl. Muara Takus, Jl. Pagaruyung, Jl. Cik Ditiro, Jl. Taruma, Jl. S. Parman, Jl. Abd Lubis. Pemadaman di wilayah ini mulai pukul 14.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
Kemudian, Selasa (14/5), pemeliharaan di wilayah Medanbaru dan Medan Selatan. Sedangkan lokasi pemadaman di Jl Seibatanghari, Gajah Mada, Setiabudi simp Murni, Jl Setia, Dwikora, Intisari, Jl. Selambo Toba, Jl.Dame, Jl. MG. Manurung, Jl.SM.Raja Km.8 s/d 11 . MAPOLDASU, Jl. Martoba, Jl. Bendungan I, Perumahan Rivera, Komplek ATC. Dilokasi ini pemadaman dimulai pukul 09.00 WIB-13.00 WIB.
Selanjutnya, pada Rabu (15/5), pemeliharaan di rayon PLN Medan Selatan dengan wilayah padam di Jl.Tritura, ASRAMA WIDURI,Jl.SM.Raja, Jl. Bajak II s.d Jl. Bajak VIII, Jl. Garu VI s.d Garu VIII RS. MITRA MEDIKA. Di lokasi ini pemadaman mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.
Lalu, pada Kamis (16/5), pemeliharaan di rayon Medan Kota dan Medan Sunggal. Sedangkan wilayah padam di Jl. AR Hakim, Komp Asia Mega Mas sebagian, Jl. Denai sebagian, Jl. Puskesmas, Jl. BLK, Jl. Perwira, Jl. Elang, Jl. Aluminium, Gg. Resmi, Jl. Gatsu, Serba Setia,Jl. Binjai Kp Lalang, Psr V. Komplek cina, Psr V Cinta Damai, Psr III Cinta Damai, Psr I Cinta Damai,Gg. Harapan, Gatsu simpang Sei Sekambing, Komplek Tomang Elok, Jl. Raja Wali, Jl. Murai,Jl. Garuda, Kodam I BB, Jl. Cenderawasih, Jl. TB Simatupang, Jl. Wakaf, Jl. Swadaya, JL. PU, Jl. Gg. Kapur, Jl. Bunga Raya, Jl. Pantai Harapan, Jl. Lembah Berkah, Polsek Sunggal, Jl. Seroja. Di lokasi ini, pemadaman mulai pukul 10.00 WIB-13.00 WIB. (fac/ila)
RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
SAMBUTAN: Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu sampaikan sambutan saat menerima LHP-LKPD Dairi tahun 2018 yang mendapat opini WTP dari BPK RI perwakilan Sumut.
RUDY SITANGGANG/SUMUT POS SAMBUTAN: Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu sampaikan sambutan saat menerima LHP-LKPD Dairi tahun 2018 yang mendapat opini WTP dari BPK RI perwakilan Sumut.
SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu menegaskan program seratus hari kepemimpinannya, akan memfokuskan pembenahan Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang dan Pasar Sidikalang.
Demikian dikatakan Bupati Eddy kepada wartawan di sela-sela penerimaan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) Dairi tahun anggaran 2018 di kantor BPK RI Perwakilan Sumut, Selasa (7/5).
“Kita sudah berkomitmen akan melakukan perhatian khusus kesehatan dan pasar ini sejak awal. Agar masyarakat sehat dan sejahtera melalui program Dairi Unggul” ucapnya.
Dari awal, kata Eddy, pihaknya sudah menyusun beberapa target atau bancakan untuk melakukan perbaikan pembangunan yang bermuara pada kesejahteraan.
“Mudah- mudahan dalam waktu dekat sudah ada progres pembenahan RSU Sidikalang. Sementara, Pasar Sidikalang nantinya bisa dijadikan contoh bagi pasar lainnya yang ada di kecamatan-kecamatan,”bilang Eddy.
Menurut Eddy, selama ini, Pasar Sidikalang hanya ramai pembeli pada Rabu dan Sabtu. Namun nantinya, setelah dilakukan pembenahan, pasar tersebut bisa berjalan setiap hari seperti pasar- pasar yang ada di Jakarta.
“Di sana pasar setiap hari ramai dengan pembeli. Kita berupaya akan memperbaiki Pasar Sidikalang lebih baik dari Jakarta,”pungkasnya. (mag-10/han)
int
PERIKSA KESEHATAN: Tim medis saat melakukan pemeriksaan kesehatan para calon haji sebelum berangkat menunaikan ibadah ke tanah suci.
int PERIKSA KESEHATAN: Tim medis saat melakukan pemeriksaan kesehatan para calon haji sebelum berangkat menunaikan ibadah ke tanah suci.
SUMUTPOS.CO – Sebelum berangkat naik haji, seperti biasa calon jamaah dilakukan pemeriksaan kesehatan.
Di Kota Tanjungbalai, calon jamaah haji dipungut biaya sebesar Rp250 ribu per orang. Kutipan itu terungkap dalam rapat Panitia Khusus (Pansus) LKPJ TA 2018 DPRD Tanjungbalai yang dipimpin Hj. Nessy Ariyani di gedung dewan, Kamis (9/5).
Ketua DPRD Tanjungbalai H Maralelo Siregar mengatakan, terungkapnya kutipan tersebut setelah beberapa calon haji Tanjungbalai melapor bahwa biaya pemeriksaan kesehatan di rumah sakit bervariasi dengan tarif Rp150.000 hingga Rp250.000 per orang, sedangkan melakukan pemeriksaan di Puskesmas sebesar Rp 50.000 per orang.
“Kutipan itukan membebani calon haji, dan apakah biaya pemeriksaan kesehatan itu sudah ditarif atau ditentukan,”ujar Maralelo.
“Saya menerima laporan langsung dari para calhaj, dan mustahil pihak Dinas Kesehatan Tanjungbalai tidak mengetahuinya tentang apa yang dikerjakan pihak Rumah Sakit dan Puskesmas,”sambung Maralelo.
Menaggapi perihal kutipan yang dinilai terlalu membenahi calon haji tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Tanjungbalai Burhanuddin Harahap mengaku belum mengetahui perihal pungutan biaya pemeriksaan kesehatan haji tersebut.
“Tentang pembayaran itu belum ada laporannya, dan setahu saya tidak ada pemungutan di Rumah Sakit dan Puskesmas,”tandasnya.(bbs/han)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Saat ini usia sebagian besar tanaman kelapa sawit petani dan perusahaan sudah mencapai usia tua – rata-rata di atas 25 tahun. Hal ini menyebabkan penurunan produktivitas. Guna menjaga kelangsungan suplai dan kualitas minyak mentah kelapa sawit atau CPO, Asian Agri bersama petani dan dengan dukungan pemerintah, berusaha meningkatkan produksi crude palm oil dan turunannya melalui program peremajaan pada tanaman sawit yang sudah tua.
“Peremajaan kelapa sawit merupakan salah satu upaya dalam prinsip keberlanjutan atau sustainability. Karena selain banyak tanaman yang sudah tua dan kurang produktif. Program peremajaan juga diperlukan untuk merehabilitasi tanaman yang tidak tumbuh sehat karena pengelolaan yang kurang baik, terserang penyakit antara lain yang disebabkan Ganoderma. Dan penggunaan bibit palsu atau bibit yang tidak tersertifikasi,” kata Ir Supriadi, perwakilan manajemen Asian Agri, dalam acara Buka Puasa Bersama Keluarga Besar Asian Agri Group dengan Insan Pers Sumut, di Medan, Kamis (9/5).
Berbicara tentang pemilihan benih atau bibit kelapa sawit berkualitas, ada beberapa hal penting yang perlu untuk diperhatikan. Yakni bibit asli bersertifikasi – karena menyangkut masa tanam sepanjang 25 hingga 30 tahun.
“Sampai saat ini masih ada petani yang terjebak menggunakan bibit palsu. Maraknya promosi dan penjualan melalui media online juga perlu disikapi secara cermat, karena seringkali klaim keberhasilan tanaman tidak didukung data riset/fakta di lapangan,” cetusnya.
Menurutnya, di sinilah pentingnya pengawasan dan tindakan tegas pihak berwenang terhadap peredaran benih sawit palsu, yang marak dijual melalui situs jual beli online. Peran media massa juga turut membantu mengedukasi para pekebun akan hal ini.
“Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut (dan juga masalah teknis lainnya di lapangan seperti penanaman dan pemeliharaan) adalah melalui bentuk kemitraan untuk mendukung dan mendampingi para petani dalam mengelola kebun termasuk dalam memilih bibit yang merupakan salah satu faktor kunci yang mempengaruhi produktivitas kebun petani untuk jangka 25 tahun mendatang. Sosialisasi mengenai bibit palsu, dengan mengajarkan petani untuk mampu mengidentifikasi bibit asli dan palsu,” kata Supriadi.
Komitmen Kemitraan One to One pun memungkinkan Asian Agri turut mendampingi petani meremajakan kebun mereka secara optimal. Sebagai salah satu contoh, Asosiasi Petani Swadaya Petapahan Maju Bersama di Riau, berhasil memperoleh penghargaan kategori kelompok tani dengan produktivitas kebun tertinggi yang diserahkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo pada acara 14th Indonesian Palm Oil Conference pada Oktober 2018 di Bali.
“Dengan umur tanaman 9 hingga 10 tahun dan rotasi panen 3 kali sebulan, kebun asosiasi petani tersebut mampu mencapai hasil rata-rata 22,16 ton/ha/tahun pada masa penilaian Januari –September 2018, dengan perkiraan produktivitas di akhir tahun mencapai 30 ton/ha/tahun,” jelasnya.
Sejalan dengan program peremajaan kelapa sawit yang didukung pemerintah, Asian Agri menghimbau petani agar membeli benih dari sumber benih yang bersertifikat, di antaranya benih yang diproduksi oleh PT Tunggal Yunus Estate (benih Topaz).
Yang paling penting untuk dipahami adalah bagaimana potensi produktivitas bibit dan kesesuaiannya dengan kondisi agroklimat sehingga bisa menghasilkan hasil produksi lebih tinggi. Dalam hal ini Topaz telah teruji dan terbukti memberikan produktivitas yang lebih tinggi dan adaptif terhadap berbagai kondisi lingkungan.
“Asian Agri juga menyediakan benih unggul Topaz GT yang moderat tahan ganoderma. Saat ini ganoderma masih menjadi penyakit kelapa sawit yang sangat ditakuti petani karena bila jamur ini menyerang akan sangat sulit dikendalikan penyebarannya. Namun penyebarannya bisa kita cegah secara dini dengan teknik pengendalian penyakit terpadu (Integrated Disease Management) sebagaimana diterapkan Asian Agri,” katanya. (mea)