KOMPAK: Tiga bandar sabu dan dua wanita kompak memperlihatkan barang bukti di Satres Narkoba Polres Tanah Karo.
KOMPAK: Tiga bandar sabu dan dua wanita kompak memperlihatkan barang bukti di Satres Narkoba Polres Tanah Karo.
KARO, SUMUTPOS.CO – Satuan Reserse Narkoba Polres Tanah Karo mengamankan lima orang pelaku narkotika jenis sabu, dua di antaranya perempuan.
Pengungkapan ini berawal dari pendalaman polisi atas informasi masyarakat. Kelimanya ditangkap di dua lokasi.
Pertama di Desa Gurusinga, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo dan di Bungalow R & B, Desa Bandar Baru, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang.
Polisi menyita barang bukti sabu beserta uang tunai jutaan rupiah.
Kasat Narkoba Polres Tanah Karo, AKP Sopar Budiman mengatakan, penangkapan kelimanya berawal dari informasi masyarakat.
Penangkapan awal, kata Sopar, dilakukan di rumah Parlaungan Siregar (39 tahun) di Desa Gurusinga, Kecamatan Berastagi. Saat digerebek, Parlaungan bersama temannya, Imanuel Bangun (38).
Dari rumah Parlaungan, kata Sopar, disita 30 paket sabu dengan berat 31,20 gram.
Dijelaskan AKP Sopar, Imanuel Bangun mengakui sabu diperolehnya dari Joni Ginting (43), warga Desa Bandar Baru.
“Hari itu juga dilakukan pengembangan, jam 23.00 WIB, Joni Ginting ditangkap bersama Sulastri (40) warga Bandar Baru, dan Dermawati br Tarigan warga Desa Singgamanik, Kecamatan Munte, Kabupaten Karo, di Bungalow R & B,” ujar AKP Sopar Budiman kepada wartawan, Sabtu (4/5).
Dari penangkapan Joni Ginting bersama dua perempuan, disita uang tunai sebesar Rp9,8 juta. Polisi masih mendalami keterangan kelima orang tersebut, terutama mencari tahu peran masing-masing dalam pengungkapan kasus sabu itu.
“Kelima tersangka masih menjalani pemeriksaan lanjutan. Apakah memang ada di antara mereka merupakan jaringan bandit shabu, kita tunggu jawaban dari tersangka,” imbuh Sopar.(deo/ala)
foto-foto: istimewa
BERSAMA: Wali Kota Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi MH diabadikan bersama panitia Paskah Oikumene Kota Medan usai acara di Gedung TD Pardede Hall Medan, Jumat (3/5).
foto-foto: istimewa BERSAMA: Wali Kota Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi MH diabadikan bersama panitia Paskah Oikumene Kota Medan usai acara di Gedung TD Pardede Hall Medan, Jumat (3/5).
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi MH mengungkapkan, Kota Medan saat ini masih tetap menjadi panutan bagi daerah lain di Sumatera Utara, bahkan di Indonesia, terutama dalam konteks pluralisme. Untuk itu, suasana kerukunan dan kedamaian yang masih terjaga dengan baik, harus terus dipertahankan dan tingkatkan. Sehingga menjadi modal dasar bagi pelaksanaan pembangunan yang aman, lancar dan berkesinambungan.
“PERKEMBANGAN terhadap nilai-nilai sosial dan etika masyarakat yang cukup membanggakan ini tidak terjadi begitu saja. Semua itu merupakan buah dari sikap hidup masyarakat yang semakin tinggi menerapkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Wali Kota ketika menghadiri perayaan Paskah Oikumen Kota Medan 2019 di Gedung TD Pardede Hall Medan, Jumat (3/5).
Di samping itu, tambah Wali Kota, peran serta tokoh masyarakat maupun tokoh agama juga sangat besar dalam menanamkan sikap hidup yang baik dan harmonis. Termasuk, membantu pemerintah menjaga dan menciptakan kerukunan antar umat beragama di Kota Medan.
Oleh karenanya, Wali Kota berharap agar sinergitas ini hendaknya terus dibangun dan dijaga sehingga menjadi warisan yang dapat dirasakan bagi anak cucu nantinya.
“Sinergitas ini harus kita apresiasi dan perlu terus kita tingkatkan dalam kehidupan masyarakat yang beraneka ragam,” kata Wali Kota.
Di hadapan ribuan jemaat yang menghadiri perayaan Paskah, Wali Kota selanjutnya mengajak seluruh masyarakat agar ikut menjaga dan mendorong upaya Pemko Medan membangun kota.
Seperti, menjaga taman kota, trotoar, lampu jalan, gedung sekolah, rumah sakit maupun fasilitas lainnya.
“Mari kita jaga dan pelihara bersama seluruh fasilitas umum yang ada agar tetap baik kondisinya, sehingga memiliki manfaat dalam jangka waktu yang panjang,” imbaunya.
Selain itu, papar Wali Kota, upaya peningkatan kinerja dan disiplin Aparatur Sipil Negara (ASN) guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat harus terus dilakukan.
“Atas dasar itulah, mari kita manfaatkan momentum Paskah untuk membangun komitmen guna melakukan yang terbaik bagi Kota Medan yang kita cintai ini,” ungkapnya,
Terkait dengan perayaan Paskah Oikumene yang dilakukan, Wali Kota berharap dapat menjadi pendorong bagi umat Kristiani untuk meningkatkan iman sebagai pribadi yang ikhlas dan saling mengasihi.
Selain itu, penuh motivasi untuk terus melakukan yang terbaik bagi Kota Medan. Sehingga menjadi kota metropolitan yang multikultural, berdaya saing, humanis, sejahtera dan religius.
Kemudian, Wali Kota mengajak seluruh umat Kristiani di Kota Medan untuk memaknai perayaan Paskah sebagai wujud kemenangan membangun hati dan jiwa yang bersih.
Sekaligus menjadi bahan untuk merefleksikan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik, khususnya bagi Kota Medan.
“Makna di balik perayaan Paskah Oikumene ini tentu memiliki arti yang mendalam, khususunya bagi umat Kristiani. Oleh karenanya, momentum ini kiranya menjadi refleksi diri dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” kata Wali Kota.
“Dengan demikian, setiap pribadi yang memiliki dan menanamkan nilai-nilai keikhlasan serta penuh kasih, niscaya akan mampu berbuat sesuatu demi mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa khususnya Kota Medan,” sambungnya.
Di akhir sambutannya, Wali Kota menekankan kembali akan pentingnya untuk terus membangun semangat dan kebersamaan dalam upaya memberikan kontribusi terbaik bagi pembangunan kota.
“Terus kita jaga persatuan dan kesatuan serta keharmonisan, Kota Medan Rumah Kita,” pungkasnya.
Dimulai pukul 17.00 WIB, perayaan Paskah Oikumene Kota Medan 2019 berlangsung meriah dan penuh suka cita.
Puncak perayaan Paskah diisi dengan ibadah kebangkitan kebangunan rohani yang dilaksanakan bersama masyarakat Kota Medan dan dilayani Pdt DR (HC) Dr SAE Nababan LLD. Jika tahun lalu konsentrasi pada lansia, maka tahun ini konsentrasi kepada generasi milenial.
Selain ibadah, acara juga dimeriahkan dengan hiburan dengan menghadirkan sejumlah artis. Di antaranya Lea Simanjuntak, Joy Tobing, Nabasa Trio dan Cadenza Chamber Orchestra.
Di sela acara hiburan, Wali Kota sempat menyanyikan lagu Batak berjudul Tangiang ni Dainangi bersama Joy Tobing dan Nabasa Trio yang langsung disambut tepuk tangan meriah dari seluruh jemaat yang hadir.
Kemeriahan bertambah lagi saat panitia membagikan sejumlah hadiah melalui lucky draw.
Sementara itu, Hannalore Simanjuntak selaku Ketua Panitia Paskah Oikumene Kota Medan 2019 dalam laporannya menjelaskan, perayaan Paskah yang mengusung tema, “Kebangkitan Kristus Memampukan Kita Berdiri Teguh dan Terus Melayani Semua’’ dihadiri sekitar 5.000 jemaat.
“Sebelum puncak perayaan Paskah digelar, panitia telah menggelar kegiatan sosial dengan memberikan bantuan berupa sembako kepada tiga panti asuhan di Kota Medan,” kata Hannalore yang juga Kepala Dinas Tenaga Kerja (Kadisnaker) Kota Medan.
Masing-masing, Panti Asuhan Padang Bulan (Muslim) Jalan Harmonika Baru Padang Bulan, Panti Asuhan Gratia Children (Kristen) Jalan Bawang Raya Simalingkar serta Panti Asuhan Elim Anugerah (Kristen) Jalan Tangguk Bongkar V Perumnas Mandala.
Di samping itu, panitia menyerahkan secara simbolis bantuan pembangunan kepada 5 gereja.
Masing-masing, GBKP Jalan Setia Negara, Kelurahan Pulo Brayan (Medan Timur); HKBP Polonia Kelurahan Polonia (Medan Polonia); HKBP Marelan I Jalan Swadaya Lk 22, Kelurahan Rengas Pulau (Medan Marelan); GKPI Cinta Damai Jalan Gereja LK 4, Kelurahan Cinta Damai (Medan Helvetia) dan Gereja Khatolik Stasi St Paulus Jalan Aasrama, Kelurahan Pulo Brayan (Medan Timur). (*)
istimewa/sumut pos
RAZIA TEMPAT HIBUARAN MALAM :
Personel polisi saat melakukan razia tempat hiburan malam, beberapa waktu lalu. Selama Bulan Ramadan, tempat hiburan malam di Kota Medan harus tutup. Kecuali, tempat hiburan malam yang menjadi fasilitas hotel bintang 3,4 dan 5.
istimewa/sumut pos RAZIA TEMPAT HIBUARAN MALAM : Personel polisi saat melakukan razia tempat hiburan malam, beberapa waktu lalu. Selama Bulan Ramadan, tempat hiburan malam di Kota Medan harus tutup. Kecuali, tempat hiburan malam yang menjadi fasilitas hotel bintang 3,4 dan 5.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Pariwisata Kota Medan mengultimatum pelaku usaha tempat hiburan malam (THM) untuk tak beroperasi sementara waktu selama sebulan penuh Ramadan.
Jika kedapatan membandel atau melanggar dengan tetap beroperasi, maka akan dikenakan sanksi tegas.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan, Agus Suriyono mengatakan, pihaknya telah mengimbau kepada pelaku usaha THM untuk tidak beroperasi selama bulan puasa. Imbauan tersebut sudah disampaikan melalui surat edaran dan juga dilakukan rapat bersama baru-baru ini.
“Kita sudah lakukan rapat bersama dengan seluruh perwakilan pelaku usaha tempatn
t hiburan di Kota Medan. Sesuai regulasi yang ada yaitu peraturan daerah (perda) di bulan puasa harus tutup,” tegas Agus kepada Sumut Pos akhir pekan lalu.
Diutarakan Agus, selain tempat hiburan malam, kafe, restoran dan hotel juga harus menghormati bulan puasa ini. Apalagi, mereka memakai live music. “Kita minta komitmen mereka untuk tertib mengikuti aturan selama Bulan Ramadan. Jika tidak, sanksi tegas akan diberikan,” tegas Agus lagi.
Namun demikian, lanjut Agus, diharapkan kesadaran dari pelaku usaha untuk taat dan menghormati Bulan Ramadan.”Dengan luasnya Kota Medan, kita tidak mungkin bekerja sendiri untuk melakukan pengawasan. Oleh karenanya, dibutuhkan juga partisipasi masyarakat apabila ada yang mendapati tempat hiburan malam beroperasi atau kafe dan restoran yang live music di malam hari, maka segera diinformasikan agar cepat ditindak. Sementara, bagi pengusaha diminta kesadaran dan komitmennya,” imbaunya.
Hal senada disampaikan Asisten Pemerintahan dan Sosial Wali Kota Medan, Musaddad. Dia mengimbau pengusaha tempat hiburan malam harus menutup tempat usahanya selama Bulan Ramadan. Kecuali, tempat hiburan yang menjadi fasilitas hotel bintang 3, 4 dan 5.
“Kita sudah melakukan rapat bersama dengan pengusaha tempat hiburan. Rapat bertujuan untuk memberikan kenyamanan kepada umat Islam agar dapat fokus dalam menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadan ini. Diharapkan para pemilik tempat hiburan untuk dapat memahami betul apa saja yang sudah ditetapkan dalam peraturan pemerintah,” katanya.
Kata Musaddad, dalam rangka menghormati hari-hari besar keagamaan, maka akan dilakukan penutupan sementara tempat usaha hiburan dan rekreasi dengan melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian yang melibatkan unsur Kepolisian, Forum Keagamaan, Kejaksaan, Denpom, Kodim dan OPD terkait lainnya.
Selama Bulan Suci Ramadan, Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha dan Natal, usaha hiburan dan rekreasi seperti diskotik, klub malam, gelanggang permainan ketangkasan, karaoke, live musik, bar, pub, spa dan panti pijat untuk sementara ditutup sesuai dengan Perda Kota Medan No 04 tahun 2014 tentang kepariwisataan.
“Hanya tempat hiburan tertentu yang boleh buka yakni hotel bintang 3, 4 dan 5 dengan catatan harus memiliki izin dari Wali Kota buka dengan jam operasional tertentu. Bagi rumah makan, kafe ataupun restoran diperbolehkan buka asal menghormati orang yang sedang berpuasa,” paparnya.
Bagi yang melanggar peraturan tersebut, lanjutnya, akan dikenakan sanksi karena semua ketentuan sudah diatur kedalam Perda Kota Medan No 04 tahun 2014.
Jangan Sampai Kecolongan
Sementara itu, Anggota DPRD Medan, H Rajuddin Sagala meminta Pemerintah Kota (Pemko) Medan memperketat pengawasan tempat hiburan malam selama Bulan Ramadan. Hal ini bertujuan agar jangan sampai kecolongan seperti tahun sebelumnya, karena salah satu tempat hiburan ternyata ada yang nekat beroperasi meski sudah jelas-jelas dilarang.
“Instansi terkait harus meningkatkan pengawasan agar tidak ada tempat hiburan malam yang buka selama Ramadan. Pemko Medan jangan sampai kecolongan,” tegas Rajuddin Sagala, kemarin.
Kata dia, keberadaan hiburan malam harus saling menghormati demi kelancaran ibadah umat Muslim di Bulan Ramadan. Untuk itu, instansi berwenang harus benar-benar melakukan pengawasan. “Segera melakukan operasi terhadap hiburan malam dan juga tempat penjualan minuman keras. Jangan sampai masyarakat lebih dulu yang turun lantaran merasa terganggu,” kata mantan Ketua Komisi B DPRD Medan ini.
Dia juga meminta kepada masyarakat yang bernaung dalam organisasi, apabila melakukan aksi sweeping terhadap tempat hiburan malam agar tidak menggunakan kekerasan. Silahkan lakukan sweeping, tapi sifatnya hanya imbauan.”Jangan sampai melakukan kekerasan dan tindakan hukum sendiri ketika sweeping. Sebab, tindakan hukum merupakan wewenang aparat kepolisian. Jadi, lakukan sweeping dengan cara persuasif dan humanis,” cetusnya.
Jika ingin melakukan sweeping, lanjutnya, dapat berkoordinasi dengan pihak kepolisian atau intansi terkait. Hal ini menghindari adanya konflik yang berujung kekerasan. “Lakukan dulu koordinasi dengan kepolisian, Satpol PP dan lurah setempat. Biarkan mereka yang menindak karena sudah kewenangannya,” pungkas Rajuddin. (ris/ila)
Triadi Wibowo/Sumut Pos
ASN: Beberapa ASN Pemko Medan usai mengikuti upacara, kemarin. Selama Ramadan, ASN Pemko Medan maupun Pemrovsu pulangnya lebih cepat.
Triadi Wibowo/Sumut Pos ASN: Beberapa ASN Pemko Medan usai mengikuti upacara, kemarin. Selama Ramadan, ASN Pemko Medan maupun Pemrovsu pulangnya lebih cepat.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Selama Bulan Ramadan, Pemerintah Kota (Pemko) Medan menetapkan jam pulang lebih cepat bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Jam pulang kerja semula pukul 16.00 WIB, namun selama bulan puasa pulang lebih cepat satu jam, yakni pukul 15.00 WIB.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah & Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKDPSDM) Medan, Muslim Harahap mengatakan, pemberlakuan pengurangan jam kerja selama puasa sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Nomor 394 tahun 2019. Aturan tersebut terkait tentang penetapan jam kerja pada Bulan Ramadan yang dikurangi satu jam dari biasanya.
“Selama Ramadan, bagi SKPD jam kerja pada hari Senin sampai Kamis dimulai dari pukul 08.00 WIB hingga 15.00 WIB, dengan waktu istirahat pukul 12.00 sampai 12.30 WIB. Sedangkan hari Jumat masuknya pukul 08.00 WIB dan pulang 15.30 WIB, dengan waktu istirahat pukul 12.00-13.00 WIB,” ujarnya, kemarin.
Menurut Muslim, pengurangan satu jam kerja bagi ASN agar mereka bisa menjalankan ibadah puasa dan berbuka bersama keluarga. Selain itu, biasanya akan ada kunjungan yang dilakukan Pemko Medan ke masjid-masjid di kecamatan.”Masuknya tetap sama seperti hari-hari kerja biasanya, pukul 08.00 WIB. Hanya dipercepat satu jam pulangnya,” katanya.
Kepala Bidang Pengadaan dan Data Kepegawaian, Hendra Ridho menuturkan, berdasarkan surat edaran MenPAN-RB yang diterima, ada dua kebijakan yang disampaikan. Pertama, bagi SKPD yang memberlakukan 5 hari kerja maka yaitu Hari Senin sampai dengan Kamis, maka jam kerjanya pukul 08.00 – 15.00 WIB, dengan waktu istirahat pukul: 12.00-12.30. Sedangkan hari Jumat pukul 08.00 -15.30, waktu istirahat pukul: 12.00 – 13.00 WIB.
Kedua, bagi SKPD yang memberlakukan 6 hari kerja yaitu Hari Senin sampai dengan Kamis dan Sabtu pukul: 08.00 – 14.00 WIB, dengan waktu istirahat pukul 12.00 – 12.30 WIB. Untuk hari Jumat pukul 08.00 – 14.30 WIB, waktu istirahat pukul 12.00 – 13.00 WIB. “Tergantung masing-masing SKPD mau menerapkan yang mana, apakah 5 jam kerja atau 6 jam kerja. Hal ini sudah diatur di dalam surat edara MenPAN-RB,” papar Hendra.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sudah menyampaikan surat edaran ke seluruh pemda se Sumut tentang penetapan jam kerja aparatur sipil negara (ASN) selama Ramadan 1440 Hijriyah.
Surat bernomor 800/14528/BKD/II/2019 itu, ditandatangani Sekdaprovsu R Sabrina pada 30 April kemarin. Dimana merujuk sesuai Surat Edaran Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), Nomor 394 Tahun 2019 tertanggal 26 April 2019.
Berdasarkan SE Kemepan RB, diketahui bagi instansi pemerintah yang memberlakukan lima hari kerja, jam masuk untuk Senin-Kamis yaitu pukul 08.00-15.00 WIB, dengan waktu istirahat pukul 12.00-12.30 WIB. Sementara, jam kerja untuk Jumat berlaku pukul 08.00-15.30 WIB, dengan waktu istirahat pada 11.30-12.30 WIB. Untuk instansi yang memberlakukan enam hari kerja, ASN diharuskan masuk pada pukul 08.00-14.00 WIB pada Senin-Kamis, dan Sabtu.
Waktu istirahat berlangsung selama 30 menit, pada pukul 12.00-12.30 WIB. Pada setiap Jumat, jam masuk yang berlaku bagi ASN di lembaga dengan enam hari kerja adalah pukul 08.00-14.30 WIB, dengan waktu istirahat pada pukul 11.30-12.30 WIB. Total waktu kerja efektif selama Ramadan bagi ASN minimal 32,50 jam.
“Mekanisme pengaturan jam kerja ASN pada Ramadan tahun ini, hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Dan memang diatur masuknya agak lama satu jam, dan jam pulang lebih cepat satu jam,” ujar Kepala BKD Setdaprovsu, Kaiman Turnip menjawab Sumut Pos, Minggu (5/5).
Pihaknya meminta seluruh ASN taat dengan waktu jam kerja selama Ramadan, meski dalam kondisi menjalani ibadah puasa semua tugas dan tanggung jawab tak boleh ditinggalkan. Terlebih pemerintah sudah memberikan toleransi waktu kerja bagi ASN yang melakukan ibadah di bulan suci ini. “Jangan lagi terlambat masuk kerja. Kerjakan semua tugas sebagaimana mestinya, karena puasa tak boleh jadi alasan bermalas-malasan,” katanya.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengajak seluruh ASN di lingkungan Pemprovsu untuk terus meningkatkan kinerja terutama dalam pelayanan publik. Katanya, ukuran pekerjaan ASN bukan hanya sekadar waktu kehadiran, melainkan hasil pekerjaannya. “Ini ukuran pekerjaan kita bukanlah waktu, melainkan hasil pekerjaan,” ungkapnya ketika memberikan arahan dan bimbingan kepada para ASN di lingkungan Pemprovsu, Kamis (2/5).
Selain itu, Gubsu juga mengingatkan agar ASN bekerja secara praktis dan tidak bertele-tele. Hal tersebut dilakukan agar pelayanan kepada masyarakat tidak lambat. Jika bisa dilakukan dengan ringkas, tidak perlu dilakukan secara lambat. “Saya kepengin yang praktis-praktis, tidak bertele-tele, jika bisa sehari kenapa harus seminggu? Yang penting bertugas benar-benar Lillahi Ta’ala,” katanya.
Edy mengatakan, bahwa dirinya dan ASN yang mengawaki Sumut. Untuk itu ia mengajak para ASN bersama-sama dirinya membangun Sumut dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. “Ayo, saat ini Sumut kita yang atur, berikan saran kepada saya, saya tidak bisa berpikir sendiri membangun Sumut yang kita cintai ini,” katanya.
Kepada para ASN, Edy juga berpesan, agar tidak melakukan pekerjaan dengan terpaksa. Karena hidup tidak akan bahagia bila melakukan sesuatu dengan terpaksa. “Gimana hidup kalian terpaksa, dimana nikmatnya,” katanya mengharapkan agar para ASN introspeksi diri, apalagi menjelang Ramadan. “Bulan puasa penuh magfirah penuh ampunan, semuanya saya mohon maaf, saya mohon maaf kepada rakyat Sumut, karena sebentar lagi puasa, karena bulan Ramadan penuh pengampunan,” ujarnya.
Gubernur lantas berpesan agar ASN selalu berdoa, beribadah dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan iman, negara akan makmur. “Makanya jangan tinggalkan berdoa, kalian salat, kebaktian, saya ngomong begini, karena tanpa iman rusak negara ini,” katanya. (ris/prn/ila)
Triadi Wibowo/Sumut Pos
ASN: Beberapa ASN Pemko Medan usai mengikuti upacara, kemarin. Selama Ramadan, ASN Pemko Medan maupun Pemrovsu pulangnya lebih cepat.
Triadi Wibowo/Sumut Pos ASN: Beberapa ASN Pemko Medan usai mengikuti upacara, kemarin. Selama Ramadan, ASN Pemko Medan maupun Pemrovsu pulangnya lebih cepat.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara masih menunggu secara resmi Peraturan Menteri Keuangan (PMK), terkait pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) bagi aparatur sipil negara (ASN). Namun, dikabarkan bahwa pemerintah mulai membayarkan THR pada 24 Mei nanti.
“Kabar tersebut kan baru kami baca di media massa namun secara resmi PMK dan petunjuk teknisnya secara resmi belum ada kami terima. Kita tunggulah,” kata Sekretaris Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPAKD) Setdaprovsu, Raja Indra Saleh menjawab Sumut Pos, Minggu (5/5).
Raja Indra mengatakan, pada prinsipnya BPKAD sudah siap melakukan pembayaran THR seluruh ASN Pemprovsu. Namun mengenai alokasi yang disiapkan untuk itu, ia mengaku tidak mengingat persis. “Kalau anggarannya sudah ada, tidak ada masalah. Tapi berapa jumlahnya yang tahu Bagian Perbendaharaan dan Kas Daerah,” katanya.
Pentingnya menunggu PMK dan juknis pembayaran THR ini, sambung dia, akan diketahui detil adakah tunjangan lain yang ikut dibayarkan. Harapannya, tunjangan penambahan penghasilan (TPP) ikut dibayarkan sama seperti tahun lalu.
“Itu yang kami belum tahu. Apakah TPP juga ikut dibayarkan tahun ini. Harapannya kalau bisa ikut juga dibayarkan sekaligus THR seperti tahun lalu. Makanya kita tunggu PMK-nya dulu. Kalau untuk pembayaran gaji 13 biasanya dilakukan awal Juli seperti pada tahun-tahun sebelumnya “ katanya.
Kepala BPKAD Setdaprovsu, Agus Tripriyono sebelumnya mengungkapkan, sekitar Rp100 miliar lebih pihaknya sudah siapkan alokasi THR bagi ASN tahun ini melalui APBD Sumut. Dia menekankan, ketika sudah ada instruksi membayar dari pemerintah pusat, maka pihaknya segera menindaklanjutinya.
Pengamat Anggaran Elfenda Ananda mengingatkan agar Pemprovsu jangan sampai mencairkan THR untuk ASN setelah Lebaran. Hal itu dikarenakan THR merupakan bentuk apresiasi atas hak ASN terutama ASN Muslim jelang Hari Raya Idul Fitri. “Apalagi kan setiap tahun sudah dianggarkan di APBD. Jadi saya pikir tidak alasan untuk lama-lama diberikan,” katanya.
Menurut dia, peran OPD tidak terlepas dalam hal mempercepat pencairan THR ini. Karena kalau tidak diusulkan SPM oleh OPD maka bagian keuangan juga tidak bisa memproses pencariannya.
Catatan Sumut Pos, pada 2018, Pemprovsu sediakan anggaran sebesar Rp 129,890 miliar untuk membayar THR dan gaji ke-13 seluruh ASN. Pembayaran THR dan gaji ke-13 diperoleh dari anggaran Dana Alokasi Umum (DAU) sekitar Rp2 triliun. (prn/ila)
SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
MANASIK HAJI: Calhaj mengikuti bimbingan kegiatan manasik, beberapa waktu lalu. Sebanyak 7.774 calhaj Sumut sudah melakukan pelunasan.
(thawaf) di Asrama Haji Medan, Kamis (12/7). Bimbingan diberikan untuk memberikan bekal pengetahuan dan pemahaman bagi jemaah calon haji.
SUTAN SIREGAR/SUMUT POS MANASIK HAJI: Calhaj mengikuti bimbingan kegiatan manasik, beberapa waktu lalu. Sebanyak 7.774 calhaj Sumut sudah melakukan pelunasan. (thawaf) di Asrama Haji Medan, Kamis (12/7). Bimbingan diberikan untuk memberikan bekal pengetahuan dan pemahaman bagi jemaah calon haji.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menjelang berakhirnya tahap dua pelunasan calon jamaah haji (calhaj) Sumut pada Jumat (10/5) pekan depan, tercatat sebanyak 7.774 calhaj telah melakukan pelunasann
“Hingga Jumat kemarin, tersisa 578 orang yang belum melakukan pelunasan,” ujar Kepala Seksi Pendaftaran dan Dokumen Haji, Erinofa kepada Sumut Pos, Minggu (5/5).
Sampai saat ini, pihaknya masih menunggu input data dari seluruh Kabupaten/kota, untuk melakukan pelunasan. “Untuk Kabupaten/kota belum pasti jumlah kuota, gelombang terakhir nanti baru nampak semua. Kalau kuota Sumut 8.292 ditambah 175,” kata Erinofa.
Selain itu, lanjutnya, kuota cadangan yang berjumlah 415 dari 24 Kabupaten/kota di Sumut, tercatat baru 39 orang yang melunasi. Sisanya, sebanyak 376 orang belum melunasi. “Kuota cadangan ini yang akan menggantikan jamaah yang berhalangan, sakit dan meninggal,” terang Erinofa.
Erinofa menjelaskan, nantinya calon jamaah cadangan ini harus membuat surat pernyataan terlebih dahulu. “Jamaah cadangan bisa melunasi apabila terlebih dahulu membuat surat pernyataan di Kementerian Agama Kabupaten/kota, lalu dikirim ke Kanwil untuk di buka blokirnya baru melunasi di Bank penerima setoran biaya perjalanan ibadah haji,” paparnya.
Sementara itu, terkait kuota haji Sumut yang semula berjumlah 8.292, mendapat tambahan sebanyak 175 kuota pada tahun 2019. Dengan demikian, total kuota haji Sumut untuk tahun ini berjumlah 8.467.
Penambahan kuota itu ditandatangani Menteri Agama RI, Lukman Hakim Syaifuddin, dalam Surat Keputusan Nomor 176 Tahun tentang Pembagian Alokasi Tambahan Kuota Haji untuk tiap Provinsi.
“Kuota ini hanya untuk yang usia lanjut sebanyak 88 orang, sedangkan 87 untuk nomor porsi berikutnya. Jadi kuota ini bukan untuk dibagi-bagi Kabupaten/kota, tapi untuk yang berusia lanjut,” pungkasnya. (man/ila)
PRAN HASIBUAN/SUMUT POS
BERSAMA: Kakanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumut, Bakhtaruddin (dua dari kiri) nersama para narasumber Seminar Hasil Kajian Fiskal Regional Sumut yang diinisiasi pihaknya, di Aula Kanwil DJPb, Gedung Keuangan Negara Lantai III, Jalan Pangeran Diponegoro Medan, Kamis (2/5).
PRAN HASIBUAN/SUMUT POS BERSAMA: Kakanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumut, Bakhtaruddin (dua dari kiri) nersama para narasumber Seminar Hasil Kajian Fiskal Regional Sumut yang diinisiasi pihaknya, di Aula Kanwil DJPb, Gedung Keuangan Negara Lantai III, Jalan Pangeran Diponegoro Medan, Kamis (2/5).
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Instansi di Pemerintah Daerah di Sumatera Utara, mayoritas dinilai belum cukup baik dalam hal kemandirian fiskal. Dimana pada umumnya masih bergantung dari dana transfer yang bersumber melalui APBN.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sumut, Bakhtaruddin mengatakan, dari data yang dimiliki antara rasio pendapatan asli daerah (PAD) Pemda di Sumut dengan rasio dana transfer masih banyak terjadi ketimpangan. Di antaranya lain daerah di Sumut yang terjadi ketimpangan rasio PAD dan dana transfer, seperti Kabupaten Nias Selatan, Kota Tebingtinggi, Kabupaten Nias Barat, Pakpak Bharat, dan Kota Gunung Sitoli.
“Untuk Nisel rasio PAD cuma 1,77% dengan rasio dana transfer 98,23%. Tebingtinggi rasio PAD 3,07% dengan rasio dana transfer 96,89%. Nias Barat rasio PAD 3,12% dengan rasio dana transfer 96,88%, Pakpak Bharat rasio PAD 3,26% dengan rasio dana transfer 96,88%, dan Gunung Sitoli rasio PAD 4,31% dengan rasio dana transfer 95,69%,” katanya dalam Seminar Hasil Kajian Fiskal Regional Sumut yang diinisiasi pihaknya, di Aula Kanwil DJPb, Gedung Keuangan Negara Lantai III, Jalan Pangeran Diponegoro Medan, baru-baru ini.
Tak hanya itu, kata dia, Pemprovsu sampai sejauh ini masih bergantung pada dana transfer pusat. Dimana, sebutnya, dari jumlah total APBD Sumut senilai Rp53,68 triliun, sebesar Rp36,95 triliun atau 68,82 persen dibiayai dana transfer.
“Ketergantungan pada dana transfer memang masih sangat tinggi. “Untuk itu, kami harapkan pemda lebih inovatif dan kreatif dalam meningkatkan PAD melalui identifikasi dan ekstensifikasi pajak maupun retribusi daerah, jangan melulu harapkan dana transfer,” ucapnya.
Kesempatan itu turut dilakukan Fokus Grup Diskusi (FGD) dengan Kakanwil DJPb Sumut, Bakhtaruddin sebagai moderator. Bertindak sebagai narasumber antara lain; Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi, Regional Economics Kemenkeu Sumut, Wahyu Ario Pratomo, dan Kadiv Pengawasan Bank Indonesia, Yura Djalins. Turut hadir Sekda Kota Medan, Wiriya Al Rahman, Sekda Langkat, Indra Salahudin, perwakilan Pemkab Binjai, perwakilan Pemko Binjai, dan perwakilan Pemprovsu.
Syech Suhaimi dalam pemaparannya menyampaikan, lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Sumut berada diangka 5,18 persen di atas nasional, yakni 5,17 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut menurutnya sangat ditopang pada tiga sektor, yaitu pertanian (21 persen), industri sekitar 20 persen dan perdagangan.
“Kalau kita lihat dari sumbernya, pertanian juga sangat tinggi, lebih dari 1,67 persen. Berarti kalau kita ingin memacu pertumbuhan ekonomi kita, jangan sampai mengesampingkan sektor yang lain. Tapi tiga sektor ini ditambah sektor konstruksi sudah sangat berpengaruh terhadap ekonomi Sumut,” katanya.
Ia menambahkan, sektor pertanian dan industri memang sangat berpengaruh memberikan dampak seperti pada bidang perbankan, dunia usaha sampai transportasi. “Kalau tiga sektor tumbuh di atas rata-rata, pertumbuhan ekonomi Sumut bisa tembus 6 persen,” katanya.
Sementara Wahyu Ario mengamini, sebenarnya pertumbuhan ekonomi Sumut dalam lima tahun belakangan pernah menembus 6 persen. Hanya saja perlu ada beberapa perbaikan untuk kembali mendongkrak pertumbuhan tersebut, dimana antara lain faktor birokrasi yang bersih, meningkatkan anggaran pendidikan atau pemberdayaan masyarakat, akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, probabilitas agraria, akses permodolan hingga peningkatan industri pariwisata.
“Pertumbuhan 5,18 persen itu sebenarnya dibawah potensi Sumut. Kita punya Danau Toba yang menjadi KSPN. Potensi pariwisata itu sangat luar biasa bila serius untuk dikembangkan ke depan. Kemudian saya lihat pemanfaatan dana desa pada 2019 dan tahun-tahun mendatang, mesti digeser untuk kegiatan yang bersifat pemberdayaan masyarakat sehingga taraf hidup dan ekonomi masyarakat ikut meningkat,” katanya.
Untuk diketahui, diseminasi kajian fiskal regional merupakan kegiatan perdana yang diselenggarakan Ditjen Perbendaharaan Kantor Wilayah Sumut. Dimana seluruh masukan, ide, gagasan dan juga kritikan akan menjadi sebuah rekomendasi yang disampaikan ke pemerintah pusat melalui Kementerian Keuangan.
Selain penggalian sumber PAD baru, pemda di Sumut diharapkan melalui rekomendasi tersebut untuk menopang kecenderungan kenaikan alokasi APBN setiap tahun, dimana perlu dicari sumber pemasukan negara melalui sektor perpajakan.
Selanjutnya melakukan optimalisasi anggaran belanja berbasis value for money (VFM), dimana pemerintah harus mengedepankan prinsip-prinsip ekonomi, efektivitas, efisiensi dan berkeadilan sehingga memperoleh output yang diharapkan dengan biaya maupun input yang minimal. VPM merupakan bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada pembayar pajak, pendonor dan penerima hibah. (prn/han)
M IDRIS/sumut pos
KETERANGAN: Kadis Pariwisata Kota Medan, Agus Suriyono memberikan keterangan terkait Medan Tourism Vlog dan Video Contest.
M IDRIS/sumut pos KETERANGAN: Kadis Pariwisata Kota Medan, Agus Suriyono memberikan keterangan terkait Medan Tourism Vlog dan Video Contest.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Pariwisata Kota Medan menggelar Medan Tourism Vlog and Video Contest, mulai 3 Mei sampai 27 Juni 2019. Total hadiah yang disediakan Rp54.500.000 dan hadiah lainnya tropy beserta sertifikat.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan, Agus Suriyono menjelaskan, Medan Tourism Vlog dan Video Contest ini digelar untuk kedua kalinya setelah 2018 lalu. Tujuannya, untuk mempromosikan objek dan daya tarik pariwisata Kota Medan melalui media digital.
“Kompetisi ini sengaja digelar dan sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan industri 4.0 di bidang pariwisata,” ujar Agus saat membuka lomba di Taman Ahmad Yani, Jalan Imam Bonjol, Medan, akhir pekan lalu.
Dijelaskan Agus, pariwisata Kota Medan tidak hanya identik dengan destinasi wisata. Namun, juga kuliner, fashion, tarian dan lainnya. Hal ini mengingat di Medan tidak hanya memiliki sejumlah destinasi wisata saja untuk menunjang daya tarik wisatawan datang, baik domestik maupun mancanegara.
“Kontes ini tidak hanya bisa menonjolkan destinasi wisata saja tapi juga kuliner, fashion dan lainnya bisa jadi objek. Pokoknya, apa saja yang bisa daya tarik orang ke Medan maka bisa menjadi objek untuk mengikuti kontes ini,” jelasnya.
Ketua Pelaksana Medan Tourism Vlog and Video Contest, Muhammad Aulia mengungkapkan, tahun ini kontes video terkait pariwisata di Kota Medan itu bertambah satu kategori, yakni kategori vlog. Sebab, di tahun lalu kategori yang diperlombakan hanya video dan foto.
“Tahun ini kita tambah lagi kategorinya yakni vlog. Objek kontesnya tentang pariwisata Kota Medan, karena tujuannya untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan mem-viral-kan segala hal berkaitan dengan pariwisata di Medan,” paparnya.
Aulia menambahkan, narasi kontes vlog dan video itu boleh menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Khusus bagi peserta yang menggunakan Bahasa Inggris dalam narasinya, akan mendapatkan nilai tambah. “Tahun lalu, kontes videonya murni cuma pakai Bahasa Indonesia saja. Namun tahun ini bisa pakai Bahasa Inggris dan bisa dapat nilai tambah,” pungkasnya.
Sementara, Kordinator Lomba, Fahrurozy menuturkan, Medan Tourism Vlog and Video Contest menjadi sarana bagi para peserta untuk mengembangkan kreativitas di bidang media digital. Para peserta dibebaskan berkreasi untuk mempromosikan segala hal tentang pariwisata di Kota Medan.
“Objek kontes tersebut murni hanya terkait pariwisata di Kota Medan. Kalau pun nanti ada peserta yang menampilkan objek Bandara Kualanamu, hanya diperbolehkan sebagai objek pembuka dalam vlog dan video yang akan dilombakan. Karena Bandara Kualanamu berada di Deliserdang bukan di Kota Medan,” ungkapnya.
Fahrurrozy mengatakan, durasi vlog dan video tersebut mulai dari 1 sampai 5 menit. Peserta boleh mengirimkan vlog dan video lebih dari satu. Selain itu, produksi vlog dan video tersebut untuk periode Mei hingga Juni 2019.
Peserta bisa mengambil formulir pendaftaran di Kantor Dinas Pariwisata Kota Medan, Jalan Prof M Yamin, Medan di saat jam kerja. Adapun syarat-syarat lainnya bisa menghubungi panitia di 081375820267 dan di 06142907967.
“Hadiahnya berupa uang pembinaan. Untuk kategori pelajar juara I sebesar 7 juta Rupiah. Juara II 5 juta rupiah dan juara III 3 juta rupiah. Untuk kategori jurnalis, juara I 8 juta rupiah, juara II 5 juta rupiah dan juara III 3 juta rupiah. Sedangkan untuk kategori umum, juara I 8 juta rupiah, juara II 5 juta rupiah dan juara III 3 juta rupiah,” pungkasnya. (ris/ila)
SOPIAN/SUMUT POS
MENJUAL: Kabag Ekbang Zahidin melayani masyarakat yang datang ke operasi pasar.
SOPIAN/SUMUT POS MENJUAL: Kabag Ekbang Zahidin melayani masyarakat yang datang ke operasi pasar.
TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan, Pemerintah Kota Tebingtinggi melalui Bagian Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) menggelar Operasi Pasar (OP) selama dua hari, 4-5 Mei di Lapangan Merdeka.
Kabag Ekbang Pemerintah Kota Tebingtinggi Zahidin mengatakan, bahan-bahan pokok yang dijual di antaranya beras 5 Kg seharga Rp 53.000, minyak goreng Rp11.000 per kilogram, gula pasir Rp11.000 per kilogram, tepung terigu Rp 11.000 per kilogram, bawang putih Rp 40.000 per kilogram dan daging beku Rp 80.000 per kilogram.
“Kami berharap dengan operasi pasar ini dapat membantu warga masyarakat Tebingtinggi dalam menghadapi bulan suci Ramadan ini,”katanya.
Dari bahan kebutuhan yang harganya dibawah harga pasar, yakni bawang putih di pasar tradisional Tebingtinggi berkisar Rp60.000 per kilogram sampai dengan Rp70.000 per kilogram, pada operasi pasar tersebut dijual Rp40.000 per kilogram.
Dari pantauan di lokasi, masyarakat lebih banyak membeli bawang putih dan daging beku. (ian/han)
Istimewa/sumut pos
GATHERING: Chief Operating Officer IJN Akmal Arief Fauzi saat membuka gathering networking mitra IJN di Istana Koki Medan, Jumat (3/5) malam.
Istimewa/sumut pos GATHERING: Chief Operating Officer IJN Akmal Arief Fauzi saat membuka gathering networking mitra IJN di Istana Koki Medan, Jumat (3/5) malam.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Berdasarkan laporan badan Kesehatan Dunia (WHO), saat ini penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu secara global.
Menyadari akan pentingnya perawatan terhadap penyakit jantung, Hospital Institute Jantung Negara (IJN) yang berada di Kuala Lumpur Malaysia siap memberikan pelayanan terbaik untuk kesembuhan penderitanya.
“Kami siap membantu pasien khusus yang memiliki masalah atau keluhan pada jantung bagi masyarakat Medan, Sumatera Utara dengan memberikan pelayanan terbaik,” kata Chief Operating Officer IJN Akmal Arief Fauzi pada gathering networking mitra IJN, Jumat (3/5) malam di Istana Koki Jalan T Cik Ditiro Medan.
Didampingi Country Manager Marketing & Medical Tourism Muhammad, Hizami Aizat, Akmal menyebutkan, networking session berthemakan ‘healthy life, favor life’ n
ini untuk saling berbagi informasi tentang IJN, dalam menangani perawatan berbagai macam keluhan jantung dan penyakit lainnya
“Rumah sakit IJN yang didirikan pada 1992, adalah rumah sakit jantung terbesar di Malaysia dan di Asia Pasifik. Memiliki sekitar 461 beds, 2000 staff dan140-an dokter spesialis jantung dewasa dan anak. IJN hadir untuk membantu jika ada masalah di jantung. Bahkan IJN sudah mampu menangani 4 juta lebih pasien dari berbagai penjuru dunia,” katanya.
Keunggulan IJN, katanya untuk membantu dengan memberikan pelayanan perawatan kepada penderita jantung mulai dewasa hingga anak- anak. Bahkan IJN bisa mendeteksi dan menangani kasus penanganan penyakit jantung bayi saat dalam kandungan.
Untuk pasien dari Indonesia, disebutkannya dalam satu tahun bisa menerima sekitar 3 hingga 4 ribu pasien khusus untuk keluhan penyakit jantung. Dokter yang menanganinya memiliki kualitas kerja dan skill sebagai dokter spesialis jantung.
Akmal menyebutkan, biaya yang dikeluarkan bila berobat di IJN juga tidak terlalu mahal dibanding rumah sakit yang ada di Malaysia lainnya. Karena IJN adalah rumah sakit pemerintah.
“Harga yang dibebankan ke pasien sifatnya menyeluruh. Mulai dari dokter, kamar, konsultasi, hingga obat,” ungkap Akmal.
Selain itu di IJN, pasien bisa dapat treatment dengan asuransi di Indonesia. Melalui kantor perwakilan, mereka akan menangani semuanya mulai dari dokter dan berapa biaya yang dikenakan hingga pengobatan apa yang harus dijalani serta penjemputan maupun kepulangan.
Di usianya yang relatif cukup lama saat ini IJN selain sudah bekerja sama dengan Indonesia juga Myanmar, Bangladesh, Vietnam, Filipina, Afrika hingga India.
Dijelaskannya, IJN sebagai rumah sakit siap untuk membantu perawatan dan penyembuhan pasien dengan dilengkapi alat yang canggih dan beberapa fasilitas antara lain layanan non-invasive jantung & ruang operasi jantung sebanyak 6 ruang, Pusat Pelayanan Pasien Internasional, layanan fisioterapi & rehabilitasi, farmasi, bank darah dan lainnya.
Untuk mempermudah proses transaksi pembayaran biaya perobatan, IJN Malaysia juga menjalin kerjasama dengan Bank Mandiri. Dengan demikian bagi penderita penyakit jantung yang menjalani perawatan medis bisa menggunakan Mandiri kartu kredit atau transfer dana langsung ke rekening IJN.
“Semuanya itu kami lakukan sebagai bentuk komitmen untuk memberikan pelayanan standar tinggi dalam pengobatan bagi pasien jantung dewasa dan anak-anak,” ujarnya. (rel)