25 C
Medan
Tuesday, December 30, 2025
Home Blog Page 5313

Tingkatkan Taraf Hidup Warga Miskin, Tahun Ini 800 Unit Rumah Dibedah

Istimewa/sumut pos sosialisasi: Anggota DPRD Medan, Proklamasi K Naibaho menggelar sosialisasi Perda Tentang Penanggulangan Kemiskinan di Sunggal. III Tapian Nauli Kelurahan Sunggal, Medan Sunggal baru-baru ini.
Istimewa/sumut pos
sosialisasi: Anggota DPRD Medan, Proklamasi K Naibaho menggelar sosialisasi Perda Tentang Penanggulangan Kemiskinan di Sunggal.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemko Medan diminta tetap fokus memperjuangkan peningkatan taraf hidup warga miskin. Karena sampai saat ini masih banyak warga Medan yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Dengan upaya ini diharapkan taraf hidup masyarkat bisa meningkat dan mengurangi angka kemiskinan di Kota Medan.

Hal itu dikatakan Anggota DPRD Medan, Proklamasi K Naibaho saat menggelar sosialisasi Perda Nomor 5/2015 Tentang Penanggulangan Kemiskinan di Jalan Pasar III Tapian Nauli (Sopo Gabe Bersama) Kelurahan Sunggal, Medan Sunggal yang dihadiri seratusan warga baru-baru ini.

Dalam kesempatan itu, sejumlah warga mempertanyakan syarat penerimaan bantuan dari pemerintah dan kriteria warga miskin agar bisa mendapatkan bantuan tersebut.

Menjawab itu, politisi Partai Gerindra itu mengatakan, setiap tahun dialokasikan dana Rp24,2 miliar untuk warga miskin. Namun di lapangan susah menyalurkannya kalau data warga miskin tidak ada. “Harusnya warga mengusulkan di Musrenbang agar ada pendataan warga miskin setiap tahunnya,” ujarnya.

Disebutkan Proklamasi, pemerintah sudah memperjuangan warga miskin yang hanya memiliki rumah tidak layak huni yang dinamakan program bedah rumah. Memang untuk tahun ini ada 800 unit rumah yang ditargetkan dibedah. “Untuk bulan ini masih ada 200 unit rumah yang tersisa dan 600 unit rumah tinggal pelaksanaan. Pemerintah juga memperhatikan warga lanjut usia (Lansia),” kata Wakil Ketua DPC Partai Gerindra Kota Medan ini.

Disebutkan dia, khusus pelajar hingga mahasiswa, pemerintah pusat juga menganggarkan bantuan warga miskin. Namun, bagi memiliki semangat belajar yang ditunjukkan dengan nilai tinggi di sekolah dan perguruan tinggi.

Ia menambahkan, terkait warga yang menerima bantuan sudah ada aturan penerimanya. Dalam aturan itu dijelaskan, kriteria warga miskin, di antaranya luas lantai bangunan kurang dari 8 meter persegi, lantai tanah/bambu/kayu murahan, dinding dari bambu atau tembok tanpa plester.

Kemudian, tidak memiliki jamban, tidak memakai listrik, air minum berasal dari sumur, sungai atau air hujan, masak dengan kayu bakar, konsumsi daging 1 kali seminggu, tidak sanggup bayar biaya pengobatan, sumber pendapatan Rp600 ribu per bulan dan lainnya. “Kita siap membantu warga yang miskin untuk mengurus penerimaan bantuan tersebut,” janjinya. (ris/ila)

Kios di Pasar Kampunglalang Terbakar

idris/sumut pos TERBAKAR: Kios sepatu di lantai 1 Pasar Kampung lalang terbakar akibat korsleting listrik.
idris/sumut pos
TERBAKAR: Kios sepatu di lantai 1 Pasar Kampung lalang terbakar akibat korsleting listrik.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pedagang yang berjualan di Pasar Kampunglalang, Medan Sunggal, mendadak panik dan ketakutan. Bagaimana tidak, salah satu kios yang terletak di lantai satu terbakar, Selasa (16/4) petang.

Kebakaran melanda kios yang menjual sepatu, sendal dan tas sekira pukul 18.00 WIB saat sudah tutup. Belum diketahui pasti api muncul di bagian mana dari kios tersebut. Akan tetapi, diduga kuat api berasal dari hubungan arus pendek atau korsleting listrik.

Api kemudian membakar seisi ruangan di dalam kios. Beruntung, api tidak menjalar ke kios di sebelahnya karena cepat dipadamkan oleh petugas pemadam kebakaran yang datang. Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kebakaran tersebut, namun kerugian ditaksir mencapai puluhan juta.”Kejadiannya pas kios itu tutup. Api diduga akibat korsleting listrik,” ujar Ketua Persatuan Pedagang Pasar KampungLalang, Erwina Pinem, kemarin.

Kata Erwina, pedagang sempat panik dan ketakutan mendengar kabar ada kios yang terbakar. Para pedagang yang sudah pulang langsung kembali lagi ke pasar untuk melihat kondisinya. “Untungnya cepat dipadamkan, dan petugas pemadam kebakaran cepat datang. Sempat juga pedagang menyiramkan air,” tuturnya.

Menurut dia, cerita yang didengar dari pedagang disebut-sebut penghuni kios menambah perangkat arus listrik. Namun, hal ini masih dugaan awal dan perlu penjelasan dari polisi karena sedang dalam penyelidikan. “Kabar dari pedagang begitu, ada perangkat yang ditambah sehingga terjadi korsleting. Tapi, ini masih dugaan karena cerita-cerita dari pedagang. Untuk lebih jelasnya, bisa tanyakan ke polisi karena sedang dilakukan penyelidikan,” tukasnya.

Dia menambahkan, para pedagang diharapkan mematuhi aturan yang sudah diterapkan oleh PD Pasar ketika menempati kios. Tidak boleh merenovasi atau menambah perangkat mereka tanpa izin dari pihak PD Pasar. “Kita minta PD Pasar melakukan pengawasan terhadap pedagang yang mengisi kios atau lapak. Hal itu supaya kejadian kebakaran ini tidak terulang kembali,” tandasnya.

Sementara, Kepala Cabang II PD Pasar Medan, Jalil Muhammad menjelaskan, dugaan sementara terbakarnya kios itu dikarenakan adanya korsleting listrik. Namun demikian, Jalil meminta untuk bersabar menanti proses penyelidikan polisi.”Kejadiannya Selasa (16/4) petang, pas situasi sudah kosong. Para pedagang kebanyakan sudah pulang,” ujar Jalil yang mengaku turun ke lapangan meninjau lokasi kejadian.

Diutarakannya, saat ini para pedagang sedang masa transisi pemindahan barang dari lokasi berjualan. Oleh karena itu, dia meyakini para pedagang terlalu bersemangat sehingga melakukan kegiatan yang memicu bahaya.”Padahal seharusnya, sesuai ketentuan tidak boleh itu menambah-nambahi perangkat apa-apa tanpa didampingi oleh pengawas dari PD Pasar. Makanya kita akan himbau kembali,” ucapnya.

Jalil menuturkan, proses peresmian direncanakan pada 27 April 2019 mendatang. Untuk itu, diharapkan para pedagang sama-sama menjaga kios yang sudah diserahterimakan.”Kebakarna ini harus menjadi pelajaran untuk kita dan pedagang. Makanya, ke depan kita juga akan tinjau arus listrik mereka sembari menunggu penyelidikan polisi,” ujarnya. (ris/ila)

Normalisasi Sungai Deli Perlu Disegerakan

no picture
no picture

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sepanjang aliran Sungai Deli sudah sepatutnya dilakukan normalisasi. Hal ini karena aliran Sungai Deli yang digunakan masyarakat setempat, telah terjadi pedangkalan. Pjs Ketua HNSI Sumut, Zulfahri Siagian mengatakan, kondisi Sungai Deli yang kini tidak normal sebagai pusat pengaliran air, perlu dilakukan normalisasi. Ia menyambut baik sikap Gubsu, Edy Rahmayadi yang akan memprogramkan normalisasi sungai tersebut.

“Pada acara Musrenbang Sumut kemarin, gubernur akan memprogramkan ini. Sudah ada penyusunan rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) provinsi Sumatera Utara tahun 2020. Ini kita minta agar terlakasana,” katanya, Rabu (17/4).

Zulfahri mengungkapkan, selama puluhan tahun, Sungai Deli menjadi bagian kehidupan masyarakat menjadi bagian untuk mandi, cuci dan pencaharian bagi nelayan, sudah tidak layak lagi. Sebab, limbah merupakan penyebab dominan kotornya Sungai Deli tersebut.

“Sungai Deli masih menjadi tempat pembuangan sampah oleh orang-orang yang tidak peduli akan lingkungan. Bahkan, menjadi tempat pembuangan limbah produksi bagi perusahaan,” cetus Zulafahri.

Dengan adanya rencana normalisasi Sungai Deli, katanya, tentu saja membuat lingkungan sungai terjaga dari pendangkalan, sampah dan pencegahan banjir. Sehingga dapat mewariskan bagi anak cucu kedepannya.”Kita berharap berjalannya normalisasi, dapat memikirkan rumah masyarakat di pinggir benteng. Agar mereka direlokasi dengan baik,” ucap Zulfahri.

Sementara, Tokoh Masyarakat Medan Utara, Awaluddin, mengatakan, pemerintah harus lebih konsentrasi dengan tanggung jawabnya dalam melakukan normalisasi Sungai Deli. Belum terlaksananya program normaliasi dalam bentuk pembentangan secara permanen, pengerukan kedangkalan sungai serta menertibkan bangunan liar di pinggiran benten sungai, dikhawatirkan terjadinya luapan bajir.

“Kita lihat kondisi benteng sudah sangat mengkhawatirkan. Jangan sempat musibah yang pernah terjadi beberapa tahun lalu, kembali terjadi. Sebelumnya pernah terjadi jebolnya tanggul yang merendam ribuan rumah di kawasan Medan Labuhan. Jadi kita minta normalisasi Sungai Deli harus menjadi prioritas,” terang pria akrab disapa Awel.

Pemerintah melalui Pemko Medan, sudah harus mensegerakan untuk mendesak pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) II, agar program yang tertunda ini segera dilaksanakan.

“Harapan kita, ini untuk segera dilaksanakan. Jangan sempat benteng jebol pemerintah baru sibuk. Agar masyarakat tidak dihantui rasa kekhawatiran banjir bila terjadi hujan dan banjir kiriman dari gunung,” tegas Awel. (fac/ila)

Pemungutan Suara di Lapas Klas IA Tanjunggusta Medan, Petugas KPPS Kenakan Pakaian Adat, Jersey Bola dan Chef

agusman/sumut pos SERAGAM UNIK: Petugas KPPS di TPS Lapas Klas IA Tanjunggusta Medan, mengenakan seragam unik, chef, adat dan jersey bola, Selasa (17/4).
agusman/sumut pos
SERAGAM UNIK: Petugas KPPS di TPS Lapas Klas IA Tanjunggusta Medan, mengenakan seragam unik, chef, adat dan jersey bola, Selasa (17/4).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ada yang menarik dari tempat pemungutan suara (TPS) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IA Tanjunggusta Medan. Menariknya, dari lima TPS yang tersedia di Lapas ini, petugas KPPS semuanya mengenakan seragam unik.

Seperti di TPS 53, petugas di sini yang melayani warga binaan sebagai pemilih mengenakan pakaian adat Batak Toba. Begitu juga di TPS 61, di sini petugas mengenakan pakaian adat Karo.

Bukan itu saja, di TPS 62 petugasnya mengenakan pakaian adat Nias, begitu juga di TPS 51 petugasnya mengenakan seragam bola.

Namun yang paling unik ada di TPS 63, semua petugas KPPS di sini kompak berpenampilan ala juru masak alias chef.

Kalapas Klas IA Tanjung Gusta Medan Budi Situngkir menjelaskan, pihaknya memang sengaja membuat situasi TPS seperti ini, selain menjadi edukasi juga, supaya menunjukkan antusias petugas Lapas kelas 1 Medan dalam mensukseskan pemilu 2019.

“Ini menjadi bukti semangat kita dalam mensukseskan pemilu 2019 ini,” kata Budi di sela memantau para warga binaan melakukan hak pilihnya.

Ditanya mengapa memilih tema pakaian unik di 5 TPS tersebut, Budi mengaku tidak ada mematok harus berpakaian seperti apa. “Jadi yang kita buat ini murah meriah, kita beri kebebasan untuk memilih pakaian mana yang mudah dan tidak membuat sulit,” katanya.

Uniknya, petugas KPPS di TPS Lapas ini juga sempat dipuji Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi yang sempat berkunjung memantau jalannya pemungutan suara tersebut.

Gubsu menilai penampilan petugas KPPS terlihat lebih meriah karena menggunakan aneka pakaian adat Sumatera Utara.

“TPS di LP lebih baik daripada TPS yang di luar. Ini yang perlu diumumkan nanti, ya, besarkan judulnya. Mereka lebih kreatif dan punya motivasi untuk menyalurkan suara untuk memilih pemimpinnya. Yang jelas, penyelenggaranya lebih bagus,” ucap Edy.

Namum dia menyayangkan, atas minimnya jumlah partisipasi pemilih di Lapas tersebut. Diketahui, Lapas Klas IA Tanjunggusta mengajukan sebanyak 1.434 warga binaan menjadi daftar pemilih tetap (DPT) ke KPU.

“Para saudara kita yang di dalam tahanan ini mereka punya hak, motivasi untuk memilih pemimpinnya. Saya minta maaf dan untuk ke depan harus kami pelajari dan diselesaikan,” kata Edy.

Dalam kunjungannya, Edy Rahmayadi juga sempat bersalaman dengan mantan Bupati Batubara, OK Arya dan kemudian beranjak pergi meninggalkan Lapas bersama rombongan. (man/ila)

Kaum Ibu Perwiritan Minta Dibentuk Bank Sampah

Fachril/sumut pos SOSIALISASI: Anggota DPRD Medan, Muhammad Nasir Johan, saat sosialisasi Perda Nomor 6 tahun 2015.
Fachril/sumut pos
SOSIALISASI: Anggota DPRD Medan, Muhammad Nasir Johan, saat sosialisasi Perda Nomor 6 tahun 2015.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Warga Kelurahan Tangkahan mengusulkan melalui gerakan kaum ibu perwiritan dapat memulai dibentuknya kelompok bank persampahan di daerah. Dengan hadirnya bank persampahan akan membentuk ketelitian mereka, agar dapat memilah-milah sampah yang dapat memberikan nilai ekonomis.

Sebab, selama ini menurut warga, persoalan penumpukan sampah rumah tangga di aliran drainase telah menjadi salah satu penyumbang kerap timbulnya banjir di sejumlah kawasan Medan bagian utara. Hal itu disampaikan perwakilan kaum ibu rumah tangga pada acara sosialisasi Perda Nomor 6 tahun 2015 tentang pengelolaan Persampahan, yang disampaikan Anggota DPRD Medan dari fraksi PKS Muhammad Nasir Johan, Sabtu (13/4).

Untuk itu, warga yang bermukim di Kelurahan Tangkahan, Medan Labuhan mengharapkan Pemko Medan segera membentuk bank sampah di wilayah mereka, agar menjadi bagian sumber pendapatan ekonomi tambahan bagi warga, terutama kaum ibu rumah tangga. “Selain itu juga menambah bak penampungan sampah sementara,”ungkap Siti Rahma bersama Rosmiati warga Komplek Griya III Kelurahan Tangkahan, di hadapan anggota DPRD Medan tersebut.

Muhammad Nasir dari Fraksi PKS ini menilai, Pemko Medan lambat dalam menangani persoalan pengelolaan sampah di 21 kecamatan. Apalagi selama ini sistemnya hanya mengangkut tumpukan sampah dan menumpuknya lagi di tempat pembuangan di Kelurahan Terjun “Seharusnya sampah seperti sampah rumah tangga bisa dimanfaatkan berdaya guna,”katanya.

Dalam upaya ini pihaknya siap memfasilitasi dinas di Pemko Medan dalam menjalin kerja sama pengelolaan bank persampahan . Apalagi kini sudah ada investor yang siap melaksanakan pengelolaan sampah di Kota Medan. Sementara itu, Lurah Tangkahan M Idris yang turut hadir dalam sosialisasi Perda Persanpahan yang memiliki 38 pasal itu, mengajak partisipasi warganya turut peduli dalam pengelolaan persampahan ke depan. (fac/ila)

Siapkan Perawat Terlatih Skala Internasional, RSUP Haji Adam Malik Miliki Unit Khusus Luka Bakar

no picture
no picture

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah bertahun-tahun menunggu akhirnya Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik memiliki Unit Pelayanan Khusus Luka Bakar (UPKLB) yang berada di Central Medical Unit (CMU) Lantai 3. UPKLB ini juga memiliki fasilitas lengkap untuk pasien dengan luka bakar berat.

Dikatakan Kepala UPKLB, dr Emil Akmal, Sp.BP-RE unit ini diharapkan bisa menangani kasus luka bakar berat dan juga terdapat unit perawatan luka. “Unit ini sudah 2 tahun dipersiapkan akhirnya kita resmikan juga. Di unit ini tersedia 7 tempat tidur terbagi atas 4 tempat tidur untuk perawatan pasien intensif yang trauma inhalasi atau gangguan pernafasan. Sedangkan 3 tempat tidur lagi untuk pasien yang bermasalah yang berisiko menyebabkan kematian dini,” kata dr Akmal di sela-sela peresmian UPKLB yang dihadiri Plt Dirut RSUP Haji Adam Malik Mardianto, Selasa (16/4).

dr Akmal mengatakan, perawat yang disediakan di unit ini merupakan perawat yang sudah terlatih. Dimana perawat-perawat ini sudah mendapat pelatihan bukan hanya di tingkat nasional tapi tingkat internasional. “Kita harapkan mereka bisa mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama pelatihan kepada pasien-pasien yang datang nantinya,” ucapnya.

Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Haji Adam Malik, dr Zainal Safri SpPD, SpJP mengatakan, bahwa UPKLB ini harus berkembang sendiri atau menjadi mandiri atau harus menjadi unit swasembada yang membiayai dirinya sendiri.

“Saat ini masih kita suport melalui subsidi pembiayaan dan kita harapkan unit ini bisa berkembang. Sebab pelayanannya di rumah sakit kan besar. Nah sebagai unit kecil ini harus swasembada. Jadi untuk di awal ini kita suport dan kita akan terus menilai dari management unit ini dan akan kita evaluasi 3 bulan sekali apa saja yang mereka kerjakan,” terangnya yang didampingi Kasubag Humas RSUP Haji Adam Malik Rosario Dorothy Simanjuntak. Sementara itu, Ketua Divisi Bedah Plastik dr Frank Bietra Buchari, Sp.BP(K) mengungkapkan unit luka bakar tersebut merupakan unit terlengkap yang ada di Sumatera Utara (Sumut). Sehingga kehadiran unit ini disambut positif.

“Sebab perawatan luka bakar itu adalah perawatan yang lama, panjang dan memerlukan operasi berkali-kali sehingga memang memerlukan biaya banyak per pasien. Unit ini diperuntukkan untuk luka bakar berat yang dalam dan yang luas di atas 20 persen dengan trauma yang berat dan luka bakarnya yang berat dengan great diatas 2. Bahkan penanganan pasien ini paling cepat sampai 2 minggu,” terangnya.

Ia menambahkan dengan hadirnya unit khusus luka bakar ini tentunya tidak menempatkan pasien luka bakar di ruang Intensive Care Unit (ICU) yang selama ini dilakukan bila kedatangan pasien dengan luka bakar berat.

“Mengingat luka bakar ini tingkat infeksinya sangat tinggi jadi bila pasien diletakkan di satu ruangan dengan pasien lain bisa menyebabkan infeksi ke pasien lainnya. Jadi harus ada di ruangan sendiri seperti ini dan kami bisa optimalisasi semua sebab kami sudah bersinergi dengan dokter penyakit dalam, dokter anestesi, dokter anak dan tak perlu konsultasi lagi karena sudah menjadi pasien bersama,” pungkasnya. (dvs/ila)

Pantau Pilpres dan Pileg di Tebingtinggi, Sekdaprovsu: Berjalan Lancar dan Kondusif

ist TINJAU: Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumut Hj R Sabrina didampingi Wali Kota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan dan Ketua KPU Kota Tebingtinggi Abdul Khalik tinjau TPS 07.
ist
TINJAU: Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumut Hj R Sabrina didampingi Wali Kota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan dan Ketua KPU Kota Tebingtinggi Abdul Khalik tinjau TPS 07.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Untuk mendukung dan menyukseskan pelaksanaan Pilpres dan Pileg, tahun 2019, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara beserta unsur Forkopimda melaksanakan kunjungan monitoring ke beberapa daerah.

Seperti kunjungan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumut Hj R Sabrina di Kota Tebingtinggi, Rabu (17/4).

Dalam kunjungannya, Sabrina menyimpulkan bahwa pelaksanaan Pemilu di Tebingtinggi berjalan lancar dan kondusif. Dirinya berharap partisipasi pemilu di daerah tersebut akan mencapai dan melebihi target nasional, yakni 77,5 persen.

“Seperti yang sudah disampaikan oleh Bapak Wali Kota Umar Zunaidi Hasibuan dan juga berdasarkan hasil tinjauan kita di dua TPS, saya menilai pelaksanaan pemilu di Tebingtinggi berjalan lancar dan kondusif,”jelas Sabrina.

Menurutnya, sampai saat ini, jumlah pemilih sudah mencapai 60-70 persen, dan mudah-mudahan sampai selesai nanti bisa capai sesuai target nasional, kalau bisa lebih,”ujarnya.

Didampingi Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan, Sabrina mengunjungi TPS 7 di Jalan DI Panjaitan Kelurahan Rambung, Kecamatan Tebingtinggi Kota dan TPS 3 Rumah Sakit Sri Pamela Jalan Sudirman Kelurahan Sri Pindang Kecamatan Rambutan, Tebingtinggi.

Menurut informasi yang diperoleh dari KPPS saat peninjauan dilakukan, yakni sudah ada 147 orang yang sudah memilih dari 223 jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di TPS 7. Sedangkan di TPS 3, sudah 150 orang telah memilih dari 215 DPT.

“Kita patut berbahagia, artinya masyarakat antusias menggunakan hak pilihnya. Dari segi petugas juga, saya melihat siap. Seperti tadi, ada kendala bagi orang yang sedang sakit di RS Sri Pamela, langsung dicari solusi. Yakni akan didata dan KPPS yang akan mendatangi para pasien,”kata Sabrina.

Sabrina juga mengimbau agar masyarakat tetap lebih mengutamakan persatuan dan perdamaian. “Apapun hasilnya nanti harus kita terima dengan lapang dada, ikhlas, bahwa memang ini lah pilihan terbaik yang sama-sama kita pilih. Apapun hasilnya kita terima dengan legowo, utamakan persatuan dan perdamaian,”ucapnya.

Sementara itu, Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan menjelaskan bahwa ada beberapa langkah yang telah dilaksanakan untuk menyukseskan pemilu di Tebingtinggi.

“Untuk Linmas pengamanan di setiap KPPS kita memberikan uniform, rompi, dan tanda pengenal. Yang kedua, untuk menjaga TPS diadakan PAM Swakarsa yang direkrut dari masyarakat untuk membantu pengamanan mulai dari tadi malam. Jadi serah terima surat suara jam 7 pagi tadi, aman dan lancar,”jelasnya.

Selain itu dilakukan juga imbauan terhadap pengusaha fotocopy sekitar TPS, agar membuka usaha karena mungkin banyak hal-hal yang membutuhkan fasilitas dan layanan mereka untuk mempercepat data mendukung pelaksanaan pemilu.

“Usaha sebelum pemilu juga sudah banyak, khususnya sosialisai. Alhamdulillah berjalan lancar, ada 514 TPS di Tebingtinggi. Dimulai jam 7 WIB pagi sudah mulai dan logistik tidak terkendala,”ucapnya.

Ketua KPU Tebingtinggi Abdul Khalik, yang turut dalam peninjauan tersebut menyampaikan tidak melihat kendala yang berarti di lapangan.

“Tadi ada sedikit kendala soal pasien-pasien di rumah sakit, tapi langsung kita selesaikan dengan mengintruksikan kepada PPK untuk segera mendata pasien di rumah sakit, khusunya yang masuk setelah tanggal 10 April 2019. Kemudian, KPPS setempat yang akan mendatangi mereka,”jelas Abdul Khalik.

Sembari meninjau, Sabrinapun menyapa para petugas dan masyarakat di TPS. Selain menanyakan kendala dan proses pelaksanaan pemilu, dirinya juga menyemangati petugas dan masyarakat. (ian/han)

Napi Rutan KLS IIB Sidikalang Nyoblos di TPS 09 Sitinjo

RUDY SITANGGANG/SUMUT POS MENCOBLOS: Narapidana Rutan Kelas IIB Sidikalang memberikan hak suaranya pada Pemilu Serentak di TPS O9 Kecamatan Sitinjo.
RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
MENCOBLOS: Narapidana Rutan Kelas IIB Sidikalang memberikan hak suaranya pada Pemilu Serentak di TPS O9 Kecamatan Sitinjo.

SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 285 narapidana rumah tahanan (Rutan) Kelas IIB Sidikalang memberikan hak suara mereka di TPS 09, di Jalan Rimo Bunga, Desa Sitinjo 2, Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi.

Kepala Rutan Kelas IIB Sidikalang Jhonny Gultom didampingi Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Sitinjo Abdinar Tamba mengatakan, hak suara para narapidana dilakukan di TPS 09 yang berlokasi di dalam rutan. Dijelaskan Jhonny, dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 120 orang, hanya 69 orang yang memberikan hak pilihnya.

Sementara daftar pemilih tambahan (DPTb) atau menggunakan formulir A5 135 pemilih dan daftar pemilih khusus (DPK) sebanyak 81 orang. Sehingga jumlah narapidana yang memberikan hak suaranya sebanyak 285, ditambah 35 orang pegawai Rutan yang ikut mencoblos di TPS 09.

Dari 285 narapidana yang memberikan hak suaranya, salah satunya merupakan narapidana kasus korupsi yakni mantan Kadis Kehutanan Pakpak Bharat, Sujarwo. (mag-10/han)

150 Warga Binaan Lapas Gunungsitoli Batal Memilih

ist KETERAN PERS: Kepala Lapas Kelas IIB Gunungsitoli, Moh Ilham Agung Setyawan memberikan keterangan terkait 150 warga binaan batal memilih karena kekurangan surat suara.
ist
KETERAN PERS: Kepala Lapas Kelas IIB Gunungsitoli, Moh Ilham Agung Setyawan memberikan keterangan terkait 150 warga binaan batal memilih karena kekurangan surat suara.

GUNUNGSITOLI, SUMUTPOS.CO – Dari 193 orang warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Gunungsitoli, 150 orang di antaranya batal memberikan hak pilihnya karena kekurangan surat suara.

Informasi dihimpun, kekurangan kertas suara suara ini disebabkan kelalaian KPU Kota Gunungsitoli menghitung jumlah kebutuhan surat suara, yang mana pada Selasa (16/4), sebagian jatah Lapas Kelas IIB Gunungsitoli telah dilakukan pemusnahan.

“Tadi pukul 10.30 WIB, pencoblosan kita break karena surat suara sudah habis. Surat suara yang di kirim KPU begitu kita buka tadi pagi hanya 43 surat suara, artinya ada kekurangan 150 surat suara,”ungkap Kepala Lapas Kelas IIB Gunungsitoli, Moh Ilham Agung Setyawan, Rabu(17/4), di TPS khusus Lapas kelas II B Gunungsitoli, Desa Hilina’a.

Menurut Ilham, satu hari sebelum hari H pencoblosan, pihak KPU Kota Gunungsitoli mendatangi Lapas kelas II B Gunungsitoli, memberitahu jika ada kekurangan surat suara, dan akan dipenuhi bila ada kelebihan kertas suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) terdekat sekitar wilayah Lapas.

“Kemarin sore, komisioner KPU dengan tim datang ke Lapas, mereka mengatakan kekurangan surat suara akan diambil dari TPS-TPS terdekat dengan Lapas. Dan sampai saat ini belum ada kepastian kapan diantar kekurangan itu, jawaban dari KPU masih dikumpulkan dari beberapa TPS,”ujar Ilham.

Amatan Sumut Pos di lokasi TPS khusus Lapas Kelas IIB Gunungsitoli, tampak ratusan warga binaan masih menunggu kedatangan surat suara dimaksud, sebagian melihat-lihat nama caleg dan figur calon Presiden, dan sebagian lagi hanya duduk dilapangan terbuka didalam Lapas, sementara aktifitas di TPS berhenti.

“Tadi saya lihat-lihat calon anggota DPRD, saya belum memilih, informasi dari KPPS surat suara belum datang. Ya kalau sampai surat suara tidak datang, saya kecewa pak, karena hak saya sebagai warga Negara yang mempunyai hak memilih tidak terpenuhi,”Kata Yanuli Zalukhu salah seorang warga binaan.

Lain lagi pengakuan warga binaan lainnya yang sempat memberikan hak pilihnya, mengaku sedikit mengalami kesulitan saat melakukan pencoblosan, disebabkan surat suara ada lima macam serta berukuran besar.

“kertas suaranya besar, dan ada lima jenis, membutuhkan waktu untuk melihat para caleg juga saat melipatnya kembali sedikit sulit. Saya pribadi berharap semoga Presiden yang terpilih nantinya memberikan yang terbaik, khususnya dibidang pendidikan dan kesehatan, yang terjangkau sampai kepelosok,”Kata Masriani Br Siagian yang mengaku sudah dua tahun lebih menjadi warga binaan di Lapas kelas II B Gunungsitoli, dan akan bebas pada bulan Mei mendatang.

Terpisah, Sekretaris KPU Kota Gunungsitoli Petrus Hamongan Panjaitan SH dihubungi Sumut Pos melalui telfon selularnya, mengakui jika kekurangan kertas suara tersebut karena kelalaian KPU menghitung jumlah kebutuhan kertas suara di Lapas.

“Saat dilakukan penyortiran terdapat kesalahan penghitungan kebutuhan surat suara. Kemarin semua logistik pemilu termasuk surat suara yang dianggap lebih sudah dimusnahkan, sehingga ini tidak tercover lagi. Ya kejadian ini adalah kelalaian kita,”Jelas Petrus. (adl/han)

Mobil Rombongan Pesta Masuk Jurang

RUDY SITANGGANG/SUMUT POS TERJUN BEBAS. Mobil Avanza terjun bebas ke jurang di lintasan jalan nasional Sidikalang-Dolok Sanggul yang amblas.
RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
TERJUN BEBAS. Mobil Avanza terjun bebas ke jurang di lintasan jalan nasional Sidikalang-Dolok Sanggul yang amblas.

SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Tujuh orang luka-luka setelah mobil Avanza dengan nomor polisi B 8405 YP masuk ke jurang di Jalan Nasional, Sidikalang-Dolok Sanggul, Desa Lae Hole, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Humbang Hasundutan, Selasa (16/4) pukul 02.00 WIB.

Menurut warga sekitar Dompak Sitohang (54) serta Sahat Togi Capah(47), musibah itu terjadi saat mobil Avanza yang mereka tumpangi usai pulang menghadiri pesta, meluncur dari Medan menuju Dolok Sanggul.

Namun setiba di lokasi, diduga sopir yang kurang memahami medan jalan, mengakibatkan mobil yang dikemudikannya terperosok ke jurang sedalam 10 meter. Beruntung kecelakaan tunggal tersebut diketahui warga sekitar, yang langsung memberikan pertolongan dan diteruskan ke Satlantas Polres Dairi. Namun para penumpang dan sopir mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Dijelaskan Dompak dan Sahat, disamping sopir tidak mengetahui badan jalan yang sudah amblas, lokasi sekitar juga tidak ada alat penerangan. Dan tidak adanya rambu-rambu lalu lintas di sekitar jalan yang amblas. “Sudah 6 bulan jalan itu amblas. Sampai sekarang pun Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) wilayah 1 Medan tak melakukan perbaikan,”ujar Dompak dan Sahat. Pantauan di lokasi, badan jalan amblas kurang lebih sedalam 50 meter. Dan jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan akan memakan korban yang lebih banyak lagi. (mag-10/han)