DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – UKM Ratu Tempe di Dusun IX, Desa Dalu Sepuluh, Kecamatan Tanjungmorawa, Deliserdang, selama ini mengalami kendala dalam pencucian dan pengupasan kulit ari kacang kedelai. Pasalnya, untuk proses pencucian dan pengupasan kulit ari tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama.
Untuk itu, Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU) berinisiatif membantu meningkatkan produktifitas UKM Ratu Tempe dengan memberikan pelatihan dan mesin pencuci dan pengupas kulit ari kedelai.
“Pada pengabdian kali ini, kami memberikan kepada mitra, mesin pengupas kulit ari dan mesin cuci kedelai yang nantinya dapat meningkatatkan produktifitas dari UKM Ratu Tempe,” kata Herty Afrina Sianturi S.Si, M.Si, selaku ketua pengabdian melalui pesan tertulisnya, Jumat (2/8/2024).
Menurut Herty, selama ini UKM Ratu Tempe masih menggunakan alat tradisional. Untuk mengupas 100 kg kulit ari kacang kedelai saja, mereka membutuhkan waktu sampai 24 jam. Sedangkan dengan adanya alat ini, bisa diselesaikan hanya dengan 15 menit. “Dengan adanya mesin ini, kami berharap mitra dapat lebih bersemangat dalam memproduksi tempe dan lebih higienis tentunya,” harap Herty.
Selain itu, lanjut Herty, selama ini UKM Ratu tempe mencuci kacang kedelai secara manual dengan menggunakan tangan sehingga memakan waktu selama satu jam. Hasilnya juga masih kurang higienis dan kurang efisien sehingga berpengaruh terhadap produktifitas tempe. “Dengan adanya teknologi mesin pencuci kacang kedelai ini, kami berharap dapat meningkatkan higienitas dan produktifitas pembuatan tempe,” ujar Herty lagi.
UKM Ratu Tempe selaku mitra, mengucapkan banyak terima kasih kepada Tim Pengabdian Masyarakat USU. Mereka juga berharap, dengan adanya mesin ini produktifitas tempe mereka dapat meningkat dan lebih higienis, sehingga harapannya kesejahteraan kami dapat meningkat juga. Mereka pun berharap, pengabdian ini dapat berlangsung lagi tahun depan.
Pengabdian Masyarakat USU ini berlangsung pada Sabtu (27/7), dengan Ketua Tim Herty Afrina Sianturi, S.Si, M.Si dengan anggota Dr Susilawati, SSi, M. Si dan Dr Nauas Domu Marihot Romauli, S.Tp, M.Eng. Mereka dibantu tiga orang mahasiswa yakni Aditia Tampubolon, Rendy Ginting, dan Febriana Atila Kaban. (adz)