24 C
Medan
Tuesday, November 12, 2024
spot_img

Peningkatan Kemandirian Bumdes Arih Ersada dalam Pengembangan dan Pengelolaan Agrowisata Taman Seribu Bunga Berastagi

KARO, SUMUTPOS.CO – Dosen Universitas Sumatera Utara menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat kali ini yang menjadi mitra adalah Bumdes Arih Ersada, Berastagi, Kabupaten Karo. Agrowisata Taman Seribu Bunga merupakan salah satu lini usaha Bumdes Arih Ersada.

Agrowisata Taman Seribu Bunga merupakan salah satu destinasi wisata di Kabupaten Karo. Sesuai dengan namanya, yakni Taman Seribu Bunga, Agrowisata ini menyajikan keindahan alam dan aneka macam bunga terutama jenis bunga krisan dengan warna yang beraneka ragam.

Manajemen lanskap dari taman seribu bunga merupakan penentu dalam keberlanjutan areal ini sebagai daerah wisata. Taman bunga merupakan salah satu elemen desain lanskap yang penting. Kegiatan manajemen lanskap taman bunga mencakup beberapa aspek utama, seperti perencanaan dan desain, analisis pada kondisi lahan, penanaman dan perawatan, pengelolaan air, pemeliharaan, estetika dan fungsi serta keberlanjutan.

Hasil analisis site pada awal kegiatan di Taman seribu bunga, tim pengabdian menemukan beberapa permasalahan masih belum optimalnya pada: pemeliharaan dan perawatan secara berkala, pemilihan tanaman jenis tanaman yang dibudidayakan, manajemen irigasi, pengeloaan nutrisi dan pemupukan, pengendalian hama dan penyakit. Pengembangan Kawasan ini juga tidak terlepas dari partisipasi masyarakat setempat untuk menunjang keberlanjutan sebagai kawasan wisata.

Melihat fenomena di atas tim USU bersama Bumdes Arih Ersada bekerja sama menata ulang lanskap pada Taman Seribu Bunga melalui beberapa kegiatan yang meliputi edukasi dan sosialisasi untuk lebih mengenal lanskap, pengenalan karakteristik dari masing masing tanaman hias yang akan dibudidayakan maupun tanaman yang sudah ada pada site tersebut. Teknik budidaya yang akan diterapkan mengacu pada Good Agriculture Practise (GAP) dengan mempertimbangkan interaksi antara elemen-elemen lanskap.

Selain itu Tim juga memberikan edukasi berupa praktek, penataan dan pemeliharaan landskap, dengan mempertimbangkan kondisi fisik lokasi termasuk topografi, jenis tanah dan tanaman, iklim dan tata air, peningkatan estetika dan konservasi landskap. Tanpa menghilangkan disain awal tim berupaya meningkatkan fungsi masing masing elemen sehingga mendukung keindahan dan keberlanjutan lanskap Taman Seribu Bunga.

Adapun tujuan dari manajemen landskap meliputi beberapa aspek; estetika, kesehatan dan keberlanjutan ekosistem, kenyamanan pengunjung, edukasi dan kesadaran lingkungan, ekonomi dan konservasi

“Pengabdian yang dilaksanakan mulai dari Bulan Juni hingga November ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik itu secara lingkungan, sosial, ekonomi maupun edukasi kepada Bumdes Arih Ersada,” ujar Prof Dr Elisa Julianti, M.Si.

Sedangkan pihak Bumdes Arih Ersada mengucapkan banyak terima kasih kepada tim, kami berharap kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan secara kontinyue setiap tahunnya.

Pengabdian ini ketuai oleh Prof Dr Eli Julianti, M.Si dengan anggota tim Dr Rini Rahmawati, SP, M.Si, Dr Dra Chairani Hanum, MS, dan Hafnes Wahyuni, SP, MP dengan dibantu oleh beberapa mahasiswa. (adz)

KARO, SUMUTPOS.CO – Dosen Universitas Sumatera Utara menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat kali ini yang menjadi mitra adalah Bumdes Arih Ersada, Berastagi, Kabupaten Karo. Agrowisata Taman Seribu Bunga merupakan salah satu lini usaha Bumdes Arih Ersada.

Agrowisata Taman Seribu Bunga merupakan salah satu destinasi wisata di Kabupaten Karo. Sesuai dengan namanya, yakni Taman Seribu Bunga, Agrowisata ini menyajikan keindahan alam dan aneka macam bunga terutama jenis bunga krisan dengan warna yang beraneka ragam.

Manajemen lanskap dari taman seribu bunga merupakan penentu dalam keberlanjutan areal ini sebagai daerah wisata. Taman bunga merupakan salah satu elemen desain lanskap yang penting. Kegiatan manajemen lanskap taman bunga mencakup beberapa aspek utama, seperti perencanaan dan desain, analisis pada kondisi lahan, penanaman dan perawatan, pengelolaan air, pemeliharaan, estetika dan fungsi serta keberlanjutan.

Hasil analisis site pada awal kegiatan di Taman seribu bunga, tim pengabdian menemukan beberapa permasalahan masih belum optimalnya pada: pemeliharaan dan perawatan secara berkala, pemilihan tanaman jenis tanaman yang dibudidayakan, manajemen irigasi, pengeloaan nutrisi dan pemupukan, pengendalian hama dan penyakit. Pengembangan Kawasan ini juga tidak terlepas dari partisipasi masyarakat setempat untuk menunjang keberlanjutan sebagai kawasan wisata.

Melihat fenomena di atas tim USU bersama Bumdes Arih Ersada bekerja sama menata ulang lanskap pada Taman Seribu Bunga melalui beberapa kegiatan yang meliputi edukasi dan sosialisasi untuk lebih mengenal lanskap, pengenalan karakteristik dari masing masing tanaman hias yang akan dibudidayakan maupun tanaman yang sudah ada pada site tersebut. Teknik budidaya yang akan diterapkan mengacu pada Good Agriculture Practise (GAP) dengan mempertimbangkan interaksi antara elemen-elemen lanskap.

Selain itu Tim juga memberikan edukasi berupa praktek, penataan dan pemeliharaan landskap, dengan mempertimbangkan kondisi fisik lokasi termasuk topografi, jenis tanah dan tanaman, iklim dan tata air, peningkatan estetika dan konservasi landskap. Tanpa menghilangkan disain awal tim berupaya meningkatkan fungsi masing masing elemen sehingga mendukung keindahan dan keberlanjutan lanskap Taman Seribu Bunga.

Adapun tujuan dari manajemen landskap meliputi beberapa aspek; estetika, kesehatan dan keberlanjutan ekosistem, kenyamanan pengunjung, edukasi dan kesadaran lingkungan, ekonomi dan konservasi

“Pengabdian yang dilaksanakan mulai dari Bulan Juni hingga November ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik itu secara lingkungan, sosial, ekonomi maupun edukasi kepada Bumdes Arih Ersada,” ujar Prof Dr Elisa Julianti, M.Si.

Sedangkan pihak Bumdes Arih Ersada mengucapkan banyak terima kasih kepada tim, kami berharap kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan secara kontinyue setiap tahunnya.

Pengabdian ini ketuai oleh Prof Dr Eli Julianti, M.Si dengan anggota tim Dr Rini Rahmawati, SP, M.Si, Dr Dra Chairani Hanum, MS, dan Hafnes Wahyuni, SP, MP dengan dibantu oleh beberapa mahasiswa. (adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/