27.8 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

90 Sekolah Adu Cerdas di Olimpiade Sosiologi di USU

BAGUS SYAHPUTRA/Sumut Pos
OLIMPIADE: Pelaksanaan Olimpiade Sosiologi di USU, kemarin.

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Universitas Sumatera Utara (USU) kembali menggelar Olimpiade Sosiologi. Kompetisi ini dilaksanakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) USU. Olimpiade Sosiologi tersebut diikuti oleh peserta tingkat SMA dari berbagai daerah di Sumut.

Kompetisi adu cerdas ilmu murni itu sudah kali kelima digelar sejak 2001. Ketua Program Studi (Prodi) Sosiologi Harmona Daulay mengungkapkan Setiap perhelatannya, olimpiade sosiologi terus mengalami perkembangan.

Untuk olimpiade ini bukan hanya diikuti para pelajar SMA di Kota Medan setiap tahunnya, juga diikuti peserta selain di kota Medan, yakni Kota Binjai dan Kabupaten Deliserdang.

“Dan sampai tingkatan Sumatera Utara. Kali ini kita iuga mengundang peserta dari Aceh,” sebut Harmona Daulay kepada wartawan di USU, Sabtu (29/9) kemarin.

Harmona mengatakan, olimpiade ini bertujuan untuk terus digelar agar minat para pelajar untuk melanjutkan kuliah di departemen Sosiologi semakin tinggi. Karena selama ini memang belum banyak yang mengenal sosilogi di FISIP. “Kita terus berupaya meningkatkan daya saing Sosiologi dengan departemen lainnya di FISIP,” ujar Harmona.

Selama perjalanannya, Sosiologi memang terus melakukan inovasi. Tak ayal sosiologi mendapat predikat akreditasi A beberapa waktu lalu. Peminatnya juga semakin banyak.”Setiap tahunnya ada peningkatan peminat di Sosiologi,” kata Harmona.

Sementara itu, Ketua Panitia Olimpiade Sosiologi Yobel mengatakan, kali ini jumlah peserta yang ikut berasal dari 335 tim dari 90 sekolah. Termasuk 13 tim yang berasal dari Aceh.

“Ini sebuah apresiasi. Olimpiade ke depan harus kita naikkan lagi gradenya. Kalau bisa kita naikkan ke kelas nasional,” ujarnya.

Olimpiade mempertandingkan ujian tertulis dan cerdas cermat soal sosiologi. Selain para pelajar, guru pendamping juga mengikuti sejumlah kegiatan. Mulai dari seminar hingga lomba essay. “Para guru pendamping juga dibekali pemahaman tentang pendidikan sosiologi,” ujarnya.

Yobel juga mendorong para pelajar untuk memilih sosiologi sebagai pilihan pertama ketika ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Khususnya di USU yang berakreditas A. “Sosiologi itu ilmu yang asyik. Ilmu sosial murni selain Antropologi,” tandasnya. (gus/azw)

BAGUS SYAHPUTRA/Sumut Pos
OLIMPIADE: Pelaksanaan Olimpiade Sosiologi di USU, kemarin.

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Universitas Sumatera Utara (USU) kembali menggelar Olimpiade Sosiologi. Kompetisi ini dilaksanakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) USU. Olimpiade Sosiologi tersebut diikuti oleh peserta tingkat SMA dari berbagai daerah di Sumut.

Kompetisi adu cerdas ilmu murni itu sudah kali kelima digelar sejak 2001. Ketua Program Studi (Prodi) Sosiologi Harmona Daulay mengungkapkan Setiap perhelatannya, olimpiade sosiologi terus mengalami perkembangan.

Untuk olimpiade ini bukan hanya diikuti para pelajar SMA di Kota Medan setiap tahunnya, juga diikuti peserta selain di kota Medan, yakni Kota Binjai dan Kabupaten Deliserdang.

“Dan sampai tingkatan Sumatera Utara. Kali ini kita iuga mengundang peserta dari Aceh,” sebut Harmona Daulay kepada wartawan di USU, Sabtu (29/9) kemarin.

Harmona mengatakan, olimpiade ini bertujuan untuk terus digelar agar minat para pelajar untuk melanjutkan kuliah di departemen Sosiologi semakin tinggi. Karena selama ini memang belum banyak yang mengenal sosilogi di FISIP. “Kita terus berupaya meningkatkan daya saing Sosiologi dengan departemen lainnya di FISIP,” ujar Harmona.

Selama perjalanannya, Sosiologi memang terus melakukan inovasi. Tak ayal sosiologi mendapat predikat akreditasi A beberapa waktu lalu. Peminatnya juga semakin banyak.”Setiap tahunnya ada peningkatan peminat di Sosiologi,” kata Harmona.

Sementara itu, Ketua Panitia Olimpiade Sosiologi Yobel mengatakan, kali ini jumlah peserta yang ikut berasal dari 335 tim dari 90 sekolah. Termasuk 13 tim yang berasal dari Aceh.

“Ini sebuah apresiasi. Olimpiade ke depan harus kita naikkan lagi gradenya. Kalau bisa kita naikkan ke kelas nasional,” ujarnya.

Olimpiade mempertandingkan ujian tertulis dan cerdas cermat soal sosiologi. Selain para pelajar, guru pendamping juga mengikuti sejumlah kegiatan. Mulai dari seminar hingga lomba essay. “Para guru pendamping juga dibekali pemahaman tentang pendidikan sosiologi,” ujarnya.

Yobel juga mendorong para pelajar untuk memilih sosiologi sebagai pilihan pertama ketika ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Khususnya di USU yang berakreditas A. “Sosiologi itu ilmu yang asyik. Ilmu sosial murni selain Antropologi,” tandasnya. (gus/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/