PADANG, SUMUTPOS.CO- Dosen dan mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Andalas (Unand), mengedukasi masyarakat Tanjung Berok, Kelurahan Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), mengolah limbah rumah tangga menjadi pupuk organik cair (POC) dan mikro organisme lokal (MOL). Program pemberdayaan dan pengembangan masyarakat ini dilaksanakan di RT 03 RW 09, Tanjung Berok, Kelurahan Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, pada Hari Minggu, 29 Oktober 2023.
Dr Eng Zulkarnaini selaku Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat mengatakan, program ini dilatarbelakangi belum adanya pengelolaan limbah di Kelurahan Kurao Pagang, sehingga masyarakat membuang limbah rumah tangga pada tempat pembuangan sementara. “Akibatnya, semakin hari penampungan limbah sementara sudah tidak memadai lagi sehingga limbah dibakar yang menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan,” kata Dr Eng Zulkarnaini, dalam siaran persnya yang diterima Sumut Pos, Kamis (11/1/2024).
Menyikapi kondisi ini, lanjut Zulkarnaini, dirinya bersama anggota tim Program Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat yakni Bayu Muhammad Ilham ST dan Calysta Deli Ad’hani ST, berinisiatif melakukan sosialisasi, edukasi, dan mempraktikkan pengolahan limbah organik rumah tangga menjadi POC dan MOL kepada ibu-ibu warga setempat melalui program pemberdayaan dan pengembangan masyarakat.
Dikatakannya, program pemberdayaan masyarakat ini diikuti sekitar 15 orang peserta yang merupakan warga RT 03 RW 09, Tanjung Berok, Kelurahan Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang. Penyampaian materi tentang pengolahan limbah organik diberikan melalui sosialisasi dan edukasi.
Pada sosialisasi ini, kata Zulkarnaini, dijelaskan tentang limbah dan dampak yang ditimbulkan, bagaimana memilah limbah organik, skema pemanfaatan limbah organik rumah tangga, dan bagaimana mengolah limbah organik menjadi POC dan MOL sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan. “Tinjauan umum tentang limbah organik termasuk jenis-jenis limbah organik, definisi dan macam-macam pupuk POC dan MOL juga disampaikan,” jelasnya.
“Selama kegiatan penyampaian materi, terlihat ibu-ibu yang menghadiri tertarik dan antusias, diikuti dengan beberapa yang mengajukan pertanyaan sebagai indikasi bahwa program pengabdian kepada masyarakat ini diikuti dengan serius sehingga memunculkan beberapa pertanyaan sebagai wujud keingintahuan mereka yang berkaitan dengan topik yang dipaparkan,” jelasnya lagi.
Lebih lanjut Zulkarnaini mengungkapkan langkah-langkah pembuatan POC dan MOL menggunakan limbah organik rumah tangga. Pertama, limbah sisa makanan seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, dedaunan, bumbu dapur, dan sebagainya dipotong menjadi bagian- bagian kecil. “Pemotongan limbah organik bertujuan untuk mempercepat proses penguraian limbah menjadi kompos. Ukuran partikel yang kecil akan memperbesar luas permukaan sehingga meningkatkan kontak antara mikroorganisme dan bahan organik dan mempercepat proses penguraian,” terangnya.
Kemudian, campurkan larutan dekomposer cair (EM4) dan gula merah dilarutkan dengan air dengan perbandingan 1:1:50. “Tutup wadah dan dihomogenkan. Kemudian disimpan selama 7-10 hari di tempat gelap (tidak terkena cahaya matahari langsung),” bebernya.
“Setiap hari, tutup wadah harus dibuka agar gas yang terbentuk selama proses fermentasi dapat keluar. Setelah 7-10 hari (ditandai dengan bau khas tape yang sudah tercium), maka POC dan MOL sudah dapat digunakan dengan cara dicampurkan dengan air perbandingan 1 : 10 (POC : air) dan disiramkan ke tanaman dengan frekuensi 1-2 kali seminggu atau sesuai kebutuhan,” pungkasnya. (adz)