25 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

10 Nama Berpeluang Dampingi Ganjar

SUMUTPOS.CO – Ketua DPP PDIP Puan Maharani membuka nama-nama yang masuk bursa cawapres Ganjar Pranowo. Menurut dia, ada 10 nama yang selama ini mendapatkan perhatian PDIP

Di antaranya, Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Ketua Umum Partai Demokrat AHY, dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

Ketua DPR RI ini mengungkapkan, nama-nama tersebut semuanya mempunyai kelebihan yang nantinya akan dipertimbangkan. “Apakah mereka bisa bekerja sama dengan capres dari PDI Perjuangan sesuai dengan visi misi, cita-cita dan sebagainya. Tentu itu akan menjadi pertimbangan,” ungkap Puan di arena Rakernas PDIP kemarin.

Dia pun menegaskan, dari nama yang ada akan dikerucutkan untuk bisa dipilih sebagai cawapres Ganjar. Menurutnya, nama-nama itu belum dibahas dalam Rakernas III PDIP. Jika nama-nama tersebut sudah dikerucutkan, pihaknya akan menyampaikan ke Megawati. Capres Ganjar juga akan ditanya, apakah nyaman dengan salah satu dari 10 nama itu.

Ganjar menyatakan bahwa penentuan cawapres bakal dibahas bersama-sama dengan partai yang telah menyatakan kerja sama dengan PDIP dalam menghadapi Pilpres 2024. Yaitu, PPP dan Partai Hanura. Setelah ini, lanjut dia, ada partai lain yang akan bergabung dengan koalisi yang dibentuk partai banteng.

Ketua Umum Megawati akan berembuk dengan ketua umum PPP, ketua umum Partai Hanura, dan ketua umum partai lain yang nanti akan bergabung. Dia meminta publik bersabar menunggu penentuan nama cawapres. “Nanti akan kita rapatkan dan akan membahasnya bareng-bareng. Jadi sabar,” pungkas Ganjar.

Sementara itu nama Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen muncul sebagai salah satu tokoh yang berpotensi menjadi calon wakil presiden (Cawapres) mendamping Anies Baswedan. Namun, jalan Gus Yasin terganjal dengan elektabilitas dan dukungan dari partai.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan, nama Gus Yasin memang sempat dideklarasikan sejumlah kader PPP sebagai cawapres yang akan mendampingi Anies Baswedan. “Mereka yang mengusung adalah kader-kader PPP di bawah,” terangnya.

Tentu, langkah kader PPP di bawah itu tidak sejalan dengan sikap DPP PPP yang telah menyatakan dukungannya kepada Ganjar Pranowo sebagai presiden yang sudah dideklarasikan PDIP. Padahal, kata dia, arus bawah PPP banyak yang mendukung Anies sebagai capres. Maka, muncul usulan menyandingkan Gus Yasin dengan Anies.

Menurut dia, sosok Gus Yasin memang tidak asing bagi publik, khususnya masyarakat Jawa Tengah, karena dia menjabat sebagai wakil gubernur Jawa Tengah. Dia juga merupakan anak dari almarhum KH Maimoen Zubair, tokoh PPP yang juga ulama NU yang sangat dihormati.

Sebagai tokoh NU, nama Gus Yasin tentu akan diperhitungkan. Dia memiliki pendukung riil di bawah, khususnya warga nadliyin di bawah. Sebagai anak kiai besar, Gus Yasin memiliki peluang untuk mendulang suara. “Apalagi dia juga menjadi wakil gubernur Jawa Tengah,” paparnya.

Namun, kata Ujang, ada beberapa kelemahan yang akan menjadi batu sandungan bagi Gus Yasin. Dari sisi elektabilitas, sampai sekarang tingkat keterpilihan Gus Yasin masih belum diketahui. Dibanding calon lain, elektabilitas mungkin masih rendah.

Selain itu, Gus Yasin juga tidak mendapatkan dukungan dari PPP, sebagai partai yang menaunginya. Apalagi, Gus Yasin juga sudah mendaftarkan diri sebagai calon DPD RI. Setiap calon DPD tidak boleh dari unsur partai, karena mereka mewakili daerah masing-masing. “Jadi, Gus Yasin sangat berat untuk menjadi cawapres Anies,” ungkapnya.

Sementara itu, partai Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies sebagai capres, masih enggan berkomentar soal kans nama Taj Yasin disandingkan dengan Anies. Deputi Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menyebut, nama cawapres Anies sudah mengerucut ke satu nama.

Soal apakah satu nama itu Taj Yasin dia menolak berkomentar. “Satu nama itu masih di kantong Mas Anies,” ujarnya saat dikonfirmasi.Dia meminta publik untuk bersabar. Saat ini, Koalisi Perubahan tengah mengkaji momentum yang tepat untuk mengumumkan nama tersebut. “Masih akan melihat momentum yang tepat untuk dipresentasikan ke publik,” jelasnya. Soal sikap Demokrat sendiri, hingga saat ini belum berubah. Demokrat masih menilai sosok Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY sebagai yang terbaik.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan, proses penentuan cawapres sedang dalam tahap finalisasi. Menurutnya, harus ada unsur kejutan dan harapan kemenangan pada pengumuman cawapres Anies. Dia berharap, nama cawapres bisa segera diumumkan ke publik. Ketua DPP Partai Nasdem Charles Meikyansah menegaskan bahwa pihaknya menyerahkan sepenuhnya pengumuman cawapres kepada Anies. Tentu, Anies masih mencari waktu yang tepat untuk menyampaikan calon pendampingnya pada Pilpres 2024 kepada masyarakat. “Masih menunggu momen yang tepat,” pungkasnya. (lum/far/jpg/ila)

 

SUMUTPOS.CO – Ketua DPP PDIP Puan Maharani membuka nama-nama yang masuk bursa cawapres Ganjar Pranowo. Menurut dia, ada 10 nama yang selama ini mendapatkan perhatian PDIP

Di antaranya, Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Ketua Umum Partai Demokrat AHY, dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

Ketua DPR RI ini mengungkapkan, nama-nama tersebut semuanya mempunyai kelebihan yang nantinya akan dipertimbangkan. “Apakah mereka bisa bekerja sama dengan capres dari PDI Perjuangan sesuai dengan visi misi, cita-cita dan sebagainya. Tentu itu akan menjadi pertimbangan,” ungkap Puan di arena Rakernas PDIP kemarin.

Dia pun menegaskan, dari nama yang ada akan dikerucutkan untuk bisa dipilih sebagai cawapres Ganjar. Menurutnya, nama-nama itu belum dibahas dalam Rakernas III PDIP. Jika nama-nama tersebut sudah dikerucutkan, pihaknya akan menyampaikan ke Megawati. Capres Ganjar juga akan ditanya, apakah nyaman dengan salah satu dari 10 nama itu.

Ganjar menyatakan bahwa penentuan cawapres bakal dibahas bersama-sama dengan partai yang telah menyatakan kerja sama dengan PDIP dalam menghadapi Pilpres 2024. Yaitu, PPP dan Partai Hanura. Setelah ini, lanjut dia, ada partai lain yang akan bergabung dengan koalisi yang dibentuk partai banteng.

Ketua Umum Megawati akan berembuk dengan ketua umum PPP, ketua umum Partai Hanura, dan ketua umum partai lain yang nanti akan bergabung. Dia meminta publik bersabar menunggu penentuan nama cawapres. “Nanti akan kita rapatkan dan akan membahasnya bareng-bareng. Jadi sabar,” pungkas Ganjar.

Sementara itu nama Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen muncul sebagai salah satu tokoh yang berpotensi menjadi calon wakil presiden (Cawapres) mendamping Anies Baswedan. Namun, jalan Gus Yasin terganjal dengan elektabilitas dan dukungan dari partai.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan, nama Gus Yasin memang sempat dideklarasikan sejumlah kader PPP sebagai cawapres yang akan mendampingi Anies Baswedan. “Mereka yang mengusung adalah kader-kader PPP di bawah,” terangnya.

Tentu, langkah kader PPP di bawah itu tidak sejalan dengan sikap DPP PPP yang telah menyatakan dukungannya kepada Ganjar Pranowo sebagai presiden yang sudah dideklarasikan PDIP. Padahal, kata dia, arus bawah PPP banyak yang mendukung Anies sebagai capres. Maka, muncul usulan menyandingkan Gus Yasin dengan Anies.

Menurut dia, sosok Gus Yasin memang tidak asing bagi publik, khususnya masyarakat Jawa Tengah, karena dia menjabat sebagai wakil gubernur Jawa Tengah. Dia juga merupakan anak dari almarhum KH Maimoen Zubair, tokoh PPP yang juga ulama NU yang sangat dihormati.

Sebagai tokoh NU, nama Gus Yasin tentu akan diperhitungkan. Dia memiliki pendukung riil di bawah, khususnya warga nadliyin di bawah. Sebagai anak kiai besar, Gus Yasin memiliki peluang untuk mendulang suara. “Apalagi dia juga menjadi wakil gubernur Jawa Tengah,” paparnya.

Namun, kata Ujang, ada beberapa kelemahan yang akan menjadi batu sandungan bagi Gus Yasin. Dari sisi elektabilitas, sampai sekarang tingkat keterpilihan Gus Yasin masih belum diketahui. Dibanding calon lain, elektabilitas mungkin masih rendah.

Selain itu, Gus Yasin juga tidak mendapatkan dukungan dari PPP, sebagai partai yang menaunginya. Apalagi, Gus Yasin juga sudah mendaftarkan diri sebagai calon DPD RI. Setiap calon DPD tidak boleh dari unsur partai, karena mereka mewakili daerah masing-masing. “Jadi, Gus Yasin sangat berat untuk menjadi cawapres Anies,” ungkapnya.

Sementara itu, partai Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies sebagai capres, masih enggan berkomentar soal kans nama Taj Yasin disandingkan dengan Anies. Deputi Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menyebut, nama cawapres Anies sudah mengerucut ke satu nama.

Soal apakah satu nama itu Taj Yasin dia menolak berkomentar. “Satu nama itu masih di kantong Mas Anies,” ujarnya saat dikonfirmasi.Dia meminta publik untuk bersabar. Saat ini, Koalisi Perubahan tengah mengkaji momentum yang tepat untuk mengumumkan nama tersebut. “Masih akan melihat momentum yang tepat untuk dipresentasikan ke publik,” jelasnya. Soal sikap Demokrat sendiri, hingga saat ini belum berubah. Demokrat masih menilai sosok Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY sebagai yang terbaik.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan, proses penentuan cawapres sedang dalam tahap finalisasi. Menurutnya, harus ada unsur kejutan dan harapan kemenangan pada pengumuman cawapres Anies. Dia berharap, nama cawapres bisa segera diumumkan ke publik. Ketua DPP Partai Nasdem Charles Meikyansah menegaskan bahwa pihaknya menyerahkan sepenuhnya pengumuman cawapres kepada Anies. Tentu, Anies masih mencari waktu yang tepat untuk menyampaikan calon pendampingnya pada Pilpres 2024 kepada masyarakat. “Masih menunggu momen yang tepat,” pungkasnya. (lum/far/jpg/ila)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/