30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Jokowi Tuang Air ke Gelas Mega

Foto: Ricardo/JPNN Kader PDIP Joko Widodo saat menghadiri pembukaan Kongres 4 PDIP di Ruang Agung Room Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Kamis (9/4).
Foto: Ricardo/JPNN
Kader PDIP Joko Widodo saat menghadiri pembukaan Kongres 4 PDIP di Ruang Agung Room Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Kamis (9/4).

BALI, SUMUTPOS.CO – Pidato politik Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri cukup sukses membuat peserta Kongres IV PDI Perjuangan di ruang utama Inna Grand Bali Beach, Sanur, Kamis (9/4), terkesima. Mega sempat terbata-bata karena menangis.

Kisah menarik belum berhenti di tangis Mega. Usai menuruni mimbar, menjejaki anak tangga panggung, Mega disambut aplaus dan hormat dari peserta. Setelah duduk sejenak, pemandangan indah terbentang saat kader PDIP Presiden Jokowi membuka botol air mineral dan menuangkannya ke gelas Mega.

Jokowi tampak mempersilakan pimpinannya di partai itu melepas penat dan dahaga. Setelah itu kemudian Jokowi menuangkan air ke gelasnya sendiri. Mega langsung minum dan keduanya ngobrol. Jokowi tampak mendengarkan Mega.

Hubungan Jokowi dan Mega yang sering dikabarkan tak harmonis justru tak terlihat saat pembukaan kongres, kemarin. Keduanya duduk berdampingan dan terlihat asyik mengobrol. Jokowi duduk diapit Mega dan Puan Maharani, tapi ia hanya terlihat mengobrol dengan Mega.

Mega sendiri duduk diapit Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, tapi badannya dicondongkan ke arah Jokowi. Mega tampak intens berbincang dengan Jokowi, terutama saat pemutaran video ‘Dedication of Life’ yang menceritakan sepak terjang Mega dan PDIP. Mereka asyik membahas video tersebut.

Usai diabadikan juru potret, Mega yang mengenakan setelan hitam, duduk dengan tersenyum, begitu pula Jokowi yang mengenakan baju kader PDIP, dan JK yang tampak elegan dengan batiknya. Di deretan utama ini juga duduk bareng, mantan Sekjen Tjahjo Kumolo, Puan Maharani, Wayan Koster, dan Plt Sekjen Hasto Kristiyanto.

Kendati demikian, selama 30 menit berpidato di pembukaan kongres, Mega kerap menyentil atau menyindir pemerintahan Jokowi-JK. Dari soal mengingatkan Jokowi-JK terhadap ‘penumpang gelap’ dalam kontrak kerjasama sumber daya alam, hingga menyentil Jokowi agar menyadari asal usulnya.

“Kami ingatkan, kesadaran awal kami memberi mandat (mengusung Jokowi) adalah dengan sikap politik yang tegas. Konsepsi Tri Sakti harus dijalankan. Indonesia harus berdiri di kakinya sendiri. Apakah itu berarti PDIP anti-asing? Oh No. Tentu tidak,” kata Mega disambut aplaus.

Setiap kata atau kalimat Mega yang menyentil pemerintahan, atau membangkitkan loyalitas internal partai, selalu disambut spontanitas tepuk tangan, bahkan sambutan pekik ‘Hidup Mega’.

Sambutan peserta luar biasa. Orang nomor satu di partai berlambang banteng moncong putih itu disambut gegap gempita oleh sekitar 2.000 utusan dan peserta kongres. “Megawati…Mega..harga mati,” pekik lautan merah di ruangan.

Mega juga mengungkapkan ada gerakan deparpolisasi yang diinisiasi pihak-pihak yang mengagungkan independensi. Mereka, kata Mega, menganggap parpol sebagai beban demokrasi.

“Mereka kaum oportunis, tak mau bangun partai, hanya menunggu, lalu menyalip di tikungan,” ujarnya.

Pernyataan Mega disambut sorak-sorai para kader partai banteng itu. Menurut Mega, kritik dan otokritik memang harus dilakukan untuk perbaikan bersama. Namun partai politik, kata dia, adalah amanat konstitusi.

Foto: Ricardo/JPNN Kader PDIP Joko Widodo saat menghadiri pembukaan Kongres 4 PDIP di Ruang Agung Room Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Kamis (9/4).
Foto: Ricardo/JPNN
Kader PDIP Joko Widodo saat menghadiri pembukaan Kongres 4 PDIP di Ruang Agung Room Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Kamis (9/4).

BALI, SUMUTPOS.CO – Pidato politik Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri cukup sukses membuat peserta Kongres IV PDI Perjuangan di ruang utama Inna Grand Bali Beach, Sanur, Kamis (9/4), terkesima. Mega sempat terbata-bata karena menangis.

Kisah menarik belum berhenti di tangis Mega. Usai menuruni mimbar, menjejaki anak tangga panggung, Mega disambut aplaus dan hormat dari peserta. Setelah duduk sejenak, pemandangan indah terbentang saat kader PDIP Presiden Jokowi membuka botol air mineral dan menuangkannya ke gelas Mega.

Jokowi tampak mempersilakan pimpinannya di partai itu melepas penat dan dahaga. Setelah itu kemudian Jokowi menuangkan air ke gelasnya sendiri. Mega langsung minum dan keduanya ngobrol. Jokowi tampak mendengarkan Mega.

Hubungan Jokowi dan Mega yang sering dikabarkan tak harmonis justru tak terlihat saat pembukaan kongres, kemarin. Keduanya duduk berdampingan dan terlihat asyik mengobrol. Jokowi duduk diapit Mega dan Puan Maharani, tapi ia hanya terlihat mengobrol dengan Mega.

Mega sendiri duduk diapit Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, tapi badannya dicondongkan ke arah Jokowi. Mega tampak intens berbincang dengan Jokowi, terutama saat pemutaran video ‘Dedication of Life’ yang menceritakan sepak terjang Mega dan PDIP. Mereka asyik membahas video tersebut.

Usai diabadikan juru potret, Mega yang mengenakan setelan hitam, duduk dengan tersenyum, begitu pula Jokowi yang mengenakan baju kader PDIP, dan JK yang tampak elegan dengan batiknya. Di deretan utama ini juga duduk bareng, mantan Sekjen Tjahjo Kumolo, Puan Maharani, Wayan Koster, dan Plt Sekjen Hasto Kristiyanto.

Kendati demikian, selama 30 menit berpidato di pembukaan kongres, Mega kerap menyentil atau menyindir pemerintahan Jokowi-JK. Dari soal mengingatkan Jokowi-JK terhadap ‘penumpang gelap’ dalam kontrak kerjasama sumber daya alam, hingga menyentil Jokowi agar menyadari asal usulnya.

“Kami ingatkan, kesadaran awal kami memberi mandat (mengusung Jokowi) adalah dengan sikap politik yang tegas. Konsepsi Tri Sakti harus dijalankan. Indonesia harus berdiri di kakinya sendiri. Apakah itu berarti PDIP anti-asing? Oh No. Tentu tidak,” kata Mega disambut aplaus.

Setiap kata atau kalimat Mega yang menyentil pemerintahan, atau membangkitkan loyalitas internal partai, selalu disambut spontanitas tepuk tangan, bahkan sambutan pekik ‘Hidup Mega’.

Sambutan peserta luar biasa. Orang nomor satu di partai berlambang banteng moncong putih itu disambut gegap gempita oleh sekitar 2.000 utusan dan peserta kongres. “Megawati…Mega..harga mati,” pekik lautan merah di ruangan.

Mega juga mengungkapkan ada gerakan deparpolisasi yang diinisiasi pihak-pihak yang mengagungkan independensi. Mereka, kata Mega, menganggap parpol sebagai beban demokrasi.

“Mereka kaum oportunis, tak mau bangun partai, hanya menunggu, lalu menyalip di tikungan,” ujarnya.

Pernyataan Mega disambut sorak-sorai para kader partai banteng itu. Menurut Mega, kritik dan otokritik memang harus dilakukan untuk perbaikan bersama. Namun partai politik, kata dia, adalah amanat konstitusi.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/