29 C
Medan
Tuesday, December 10, 2024
spot_img

Hitung-hitungan Kekuatan Bila PDIP dan PKS Berkoalisi di Pilgub Sumut, Ini Kata Pengamat

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Silaturahmi balasan dilakukan pengurus DPD PDI Perjuangan Sumut ke Kantor DPW PKS Sumut, di Kota Medan, Rabu (10/7). Pengamat Politik Sumut, Rafriandi Nasution merupakan ‘kode’ kedua partai tersebut, berpeluang berkoalisi di Pilgub Sumut 2024.

“Menunjukan sudah ada kata sepaham antara kedua partai politik besar Sumatera utara. Tentu pertemuan itu sendiri sudah melawati proses komunikasi yang cukup intensif baik informal maupun formal,antar tokoh tokoh parpol maupun para elitenya,” kata Rafriandi kepada Sumut Pos, Jumat (12/7).

Dalam analisis politiknya, Rafriandi mengatakan bahwa pertemuan kedua parpol besar itu, tengah membangun komunikasi dan kerja sama srategis di Pilgub Sumut nantinya. Dengan tujuan, komitmen membangun demokrasi berkualitas di Sumut ini.

“Itu catatan penting, yang perlu jadi perhatian publik sumatera utara. Harapan demokrasi itu hidup di Sumatera Utara. Jadi, peluang koalisi antara PDIP dan PKS sangat terbuka lebar pasca pertemuan para elit PDIP bersama elit PKS di Kantor PKS Sumut itu,” jelas Rafriandi.

Rafriandi mengatakan hal tersebut, baru tahapan sepemahaman membangun Idealisme politik untuk pilkada Sumut tetap ada Demokrasi. Atas hal ini membuat Pilgub Sumut jadi lebih bergairah, bersaing dengan koalisi ‘gemuk Bobby Nasution.

“Sepertinya akan merapatkan barisan dan melakukan konsolidasi internal lebih di solidkan. Jangan sampai hitungan-hitungan rinciannya terabaikan untuk strategi pemenangan nantinya,” kata Rafriandi.

Rafriandi mengungkapkan bahwa nama eks Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi kerap diunggulkan akan berselancar dari PDIP. Kemudian, mantan Pangkostrad itu, dinilai lawan sepadan Bobby Nasution di Pilgub Sumut 2024.

“Tetapi itu masih koma belum titik, karena Edy Rahmayadi bukan kader maka akan lebih rumit kalkulasinya, misal pembiayaan survei, konsolidasi keakar rumput di struktural jejaring PDIP dan organisasi sayapnya. Kemudian, pembiayaan kampanye pusat dan daerah,” ucap dosen UISU itu.

“Belum lagi, pertanyaan tentang pembentukan tim sukses yang telah di bentuk Edy Rahmayadi sampai dimana luasnya dan Sebagainya. Akhirnya adalah besaran anggaran atau logistik yang harus disediakan, oleh Edy Rahmayadi baik ke PDIP dan PKS serta Hanura jika jadi berkoalisi,” kata Rafriandi kembali.

Rafriandi menyebutkan bahwa selain Edy Rahmayadi ada juga kader internal PDIP Nikson Nababan, Barry Simorangkir dan Abdul Aziz. Tetapi, sepertinya PDIP akan melakukan tahapan Survei dulu sebelum memutuskan siapa yang akan dicalonkan.

“Karena di DPP PDIP bagi mereka Pilkada Sumut kali ini, harus dimenangkan dengan kalkulasi bijaksana. Artinya PDIP tidak akan memaksakan selera mereka, selama Pilkada sebelumnya di Sumut, kalah ketika pasangan yang di usung tidak sesuai dengan kehendak pemilih Sumut. Jadi mungkin di bulan Agustus akan terlihat keputusan yang sesungguhnya dari ketua umum Megawati Soekarnoputri,” jelas Rafriandi.

Disisi lain, Rafriandi mengungkapkan bahwa PKS sendiri, akan mencermati siapa yang akan diusung oleh PDIP nantinya. PKS pernah merasakan jadi Gubernur Sumatera Utara ketika Gatot Pujo nugroho terpilih.

“Kemudian, kawan kawan pemilih di daerah kekuasaan PDIP justru besar dukungannya saat itu,” kata Rafriandi.

Rafriandi menambahkan bahwa melihat komitmen kedua partai diatas tampaknya kecil kemungkinan Bobby melawan kotak kosong.

“Karena kelihatan antara PDIP dan PKS itu, sudah ada getaran yang sama seperti diutarakan Ketua PKS Sumut, Usman jakfar dan Rapidin Simbolon, ini yang membuat agak bergetar kubu sebelah,” tandas Rafriandi.(gus)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Silaturahmi balasan dilakukan pengurus DPD PDI Perjuangan Sumut ke Kantor DPW PKS Sumut, di Kota Medan, Rabu (10/7). Pengamat Politik Sumut, Rafriandi Nasution merupakan ‘kode’ kedua partai tersebut, berpeluang berkoalisi di Pilgub Sumut 2024.

“Menunjukan sudah ada kata sepaham antara kedua partai politik besar Sumatera utara. Tentu pertemuan itu sendiri sudah melawati proses komunikasi yang cukup intensif baik informal maupun formal,antar tokoh tokoh parpol maupun para elitenya,” kata Rafriandi kepada Sumut Pos, Jumat (12/7).

Dalam analisis politiknya, Rafriandi mengatakan bahwa pertemuan kedua parpol besar itu, tengah membangun komunikasi dan kerja sama srategis di Pilgub Sumut nantinya. Dengan tujuan, komitmen membangun demokrasi berkualitas di Sumut ini.

“Itu catatan penting, yang perlu jadi perhatian publik sumatera utara. Harapan demokrasi itu hidup di Sumatera Utara. Jadi, peluang koalisi antara PDIP dan PKS sangat terbuka lebar pasca pertemuan para elit PDIP bersama elit PKS di Kantor PKS Sumut itu,” jelas Rafriandi.

Rafriandi mengatakan hal tersebut, baru tahapan sepemahaman membangun Idealisme politik untuk pilkada Sumut tetap ada Demokrasi. Atas hal ini membuat Pilgub Sumut jadi lebih bergairah, bersaing dengan koalisi ‘gemuk Bobby Nasution.

“Sepertinya akan merapatkan barisan dan melakukan konsolidasi internal lebih di solidkan. Jangan sampai hitungan-hitungan rinciannya terabaikan untuk strategi pemenangan nantinya,” kata Rafriandi.

Rafriandi mengungkapkan bahwa nama eks Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi kerap diunggulkan akan berselancar dari PDIP. Kemudian, mantan Pangkostrad itu, dinilai lawan sepadan Bobby Nasution di Pilgub Sumut 2024.

“Tetapi itu masih koma belum titik, karena Edy Rahmayadi bukan kader maka akan lebih rumit kalkulasinya, misal pembiayaan survei, konsolidasi keakar rumput di struktural jejaring PDIP dan organisasi sayapnya. Kemudian, pembiayaan kampanye pusat dan daerah,” ucap dosen UISU itu.

“Belum lagi, pertanyaan tentang pembentukan tim sukses yang telah di bentuk Edy Rahmayadi sampai dimana luasnya dan Sebagainya. Akhirnya adalah besaran anggaran atau logistik yang harus disediakan, oleh Edy Rahmayadi baik ke PDIP dan PKS serta Hanura jika jadi berkoalisi,” kata Rafriandi kembali.

Rafriandi menyebutkan bahwa selain Edy Rahmayadi ada juga kader internal PDIP Nikson Nababan, Barry Simorangkir dan Abdul Aziz. Tetapi, sepertinya PDIP akan melakukan tahapan Survei dulu sebelum memutuskan siapa yang akan dicalonkan.

“Karena di DPP PDIP bagi mereka Pilkada Sumut kali ini, harus dimenangkan dengan kalkulasi bijaksana. Artinya PDIP tidak akan memaksakan selera mereka, selama Pilkada sebelumnya di Sumut, kalah ketika pasangan yang di usung tidak sesuai dengan kehendak pemilih Sumut. Jadi mungkin di bulan Agustus akan terlihat keputusan yang sesungguhnya dari ketua umum Megawati Soekarnoputri,” jelas Rafriandi.

Disisi lain, Rafriandi mengungkapkan bahwa PKS sendiri, akan mencermati siapa yang akan diusung oleh PDIP nantinya. PKS pernah merasakan jadi Gubernur Sumatera Utara ketika Gatot Pujo nugroho terpilih.

“Kemudian, kawan kawan pemilih di daerah kekuasaan PDIP justru besar dukungannya saat itu,” kata Rafriandi.

Rafriandi menambahkan bahwa melihat komitmen kedua partai diatas tampaknya kecil kemungkinan Bobby melawan kotak kosong.

“Karena kelihatan antara PDIP dan PKS itu, sudah ada getaran yang sama seperti diutarakan Ketua PKS Sumut, Usman jakfar dan Rapidin Simbolon, ini yang membuat agak bergetar kubu sebelah,” tandas Rafriandi.(gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/