30 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Masyarakat Labusel Jangan Terkotak-kotak karena Pilkada

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Kabupaten Labusel diminta untuk lebih dewasa dalam menyikapi proses demokrasi Pilkada Labusel 2020. Dinamika dan perbedaan pilihan politik dalam Pilkada, jangan sampai merusak silaturahim dan membuat masyarakat menjadi terkotak-kotak.

SILATURAHIM: Ketua PB IKLAS Rivai Nasution (tengah) saat bersilaturahim dengan tokoh masyarakat Kampung Rakyat, Labusel, beberapa waktu lalu.istimewa/sumut pos.
SILATURAHIM: Ketua PB IKLAS Rivai Nasution (tengah) saat bersilaturahim dengan tokoh masyarakat Kampung Rakyat, Labusel, beberapa waktu lalu.istimewa/sumut pos.

“Kita melihat pola pendekatan yang dilakukan oknum-oknum pada masing-masing tim Paslon yang berkompetisi sudah tidak sehat dan cenderung provokatif. Hal tersebut dapat membuat masyarakat jadi terkotak-kotak,” kata Ketua Pengurus Besar Ikatan keluarga labuhanbatu Selatan (PB Iklas), Rivai Nasution kepada Sumut Pos di Medan, Kamis (18/11).

Salah satu tokoh pemekaran Labuhanbatu ini meminta, masyarakat Labusel menyikapi pesta demokrasi lima tahunan ini sebagai rencana dalam melanjutkan pembangunan yang tertunda selama 10 tahun terakhir. Sehingga dalam prosesnya, kata Rivai, masyarakat harus lebih cerdas dalam menentukan pilihan. “Lihat rekam jejak masing-masing Paslon, pahami visi-misinya, dan ketahui program kerjanya. Roda pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik untuk empat tahun ke depan, ditentukan pada pilihan 9 Desember nanti,” katanya.

Rivai pun mengimbau masyarakat untuk tidak tergiur dengan politik uang. Sebab kata dia, hal tersebut akan berdampak buruk terhadap pembangunan dan rendahnya legitimasi bupati-wakil bupati terpilih nantinya.

“Mari kita memilih menggunakan hati nurani. Tinggalkan Paslon yang hanya menonjolkan janji-janji manis dan uang. Saya kira sudah banyak referensi dan dalil-dalil tentang buruknya politik uang. Jangan pilih Paslon yang berupaya membeli suara rakyat. Masyarakat harus benar-benar berdaulat dalam memilih pemimpin,” katanya.

Diakuinya, siapa pun yang terpilih kelak tidak akan serta-merta mengubah nasib pemilih. Namun, bupati-wakil bupati terpilih nantinya akan berpengaruh terhadap kenyamanan masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

“Jika bupati-wakil bupati terpilih itu peduli terhadap pendidikan, maka masyarakat akan myaman menyekolahkan anak tanpa biaya mahal. Pemimpin peduli kesehatan, maka masyarakat tidak perlu risau saat sakit. Peduli terhadap investasi, maka peluang kerja untuk anak atau cucu semakin terbuka,” tandasnya. (adz/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Kabupaten Labusel diminta untuk lebih dewasa dalam menyikapi proses demokrasi Pilkada Labusel 2020. Dinamika dan perbedaan pilihan politik dalam Pilkada, jangan sampai merusak silaturahim dan membuat masyarakat menjadi terkotak-kotak.

SILATURAHIM: Ketua PB IKLAS Rivai Nasution (tengah) saat bersilaturahim dengan tokoh masyarakat Kampung Rakyat, Labusel, beberapa waktu lalu.istimewa/sumut pos.
SILATURAHIM: Ketua PB IKLAS Rivai Nasution (tengah) saat bersilaturahim dengan tokoh masyarakat Kampung Rakyat, Labusel, beberapa waktu lalu.istimewa/sumut pos.

“Kita melihat pola pendekatan yang dilakukan oknum-oknum pada masing-masing tim Paslon yang berkompetisi sudah tidak sehat dan cenderung provokatif. Hal tersebut dapat membuat masyarakat jadi terkotak-kotak,” kata Ketua Pengurus Besar Ikatan keluarga labuhanbatu Selatan (PB Iklas), Rivai Nasution kepada Sumut Pos di Medan, Kamis (18/11).

Salah satu tokoh pemekaran Labuhanbatu ini meminta, masyarakat Labusel menyikapi pesta demokrasi lima tahunan ini sebagai rencana dalam melanjutkan pembangunan yang tertunda selama 10 tahun terakhir. Sehingga dalam prosesnya, kata Rivai, masyarakat harus lebih cerdas dalam menentukan pilihan. “Lihat rekam jejak masing-masing Paslon, pahami visi-misinya, dan ketahui program kerjanya. Roda pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik untuk empat tahun ke depan, ditentukan pada pilihan 9 Desember nanti,” katanya.

Rivai pun mengimbau masyarakat untuk tidak tergiur dengan politik uang. Sebab kata dia, hal tersebut akan berdampak buruk terhadap pembangunan dan rendahnya legitimasi bupati-wakil bupati terpilih nantinya.

“Mari kita memilih menggunakan hati nurani. Tinggalkan Paslon yang hanya menonjolkan janji-janji manis dan uang. Saya kira sudah banyak referensi dan dalil-dalil tentang buruknya politik uang. Jangan pilih Paslon yang berupaya membeli suara rakyat. Masyarakat harus benar-benar berdaulat dalam memilih pemimpin,” katanya.

Diakuinya, siapa pun yang terpilih kelak tidak akan serta-merta mengubah nasib pemilih. Namun, bupati-wakil bupati terpilih nantinya akan berpengaruh terhadap kenyamanan masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

“Jika bupati-wakil bupati terpilih itu peduli terhadap pendidikan, maka masyarakat akan myaman menyekolahkan anak tanpa biaya mahal. Pemimpin peduli kesehatan, maka masyarakat tidak perlu risau saat sakit. Peduli terhadap investasi, maka peluang kerja untuk anak atau cucu semakin terbuka,” tandasnya. (adz/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/