MEDAN-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Sumatera Utara (BMKG Sumut) memprediksikan pada Mei ini berpotensi hujan yang mengakibatkan banjir. Limpahan air berpotensi menggenagi kawasan pantai timur di Langkat, Binjai, Deli Serdang, Medan, Serdang Bedagai dan pantai barat di Tapsel, Sibolga, Madina. Hal ini di katakan oleh Kepala Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Hendra Swarta.
“Potensi banjir pada Bulan Mei ini antara sedang dan tinggi. Untuk daerah pantai timur pada daerah dan lainnya, sedagkan pantai barat pada daerah Tapsel, Sibolga, Madina dan lainnya,” ucapnya, Rabu (1/5).
Di Medan, hujan diperkirakan turun pada intensitas sedang dan tinggi pada sore dan malam hari.
Menurutnya, intensitas hujan di Kota Medan berpotensi banjir karena lingkungan tak mampu menampung luapan air. “Biasanya pemicunya parit yang kurang baik dan pepohonan yang sedikit,” terangnya.
Hendra mengimbau warga Medan mengantisipasi banjir saat hujan deras. “Selain itu, perlu diantisipasi potensi angin puting beliung dan banjir kiriman dari daerah lainnya,” ucapnya.
Terpisah, Dekan Pertanian USU, Prof Dr Ir Darma Bakti Nasution MS menegaskan, penanganan drainase yang baik menjadi salah satu kunci meminimalisir banjir di Medan. Apalagi, banyak daerah terbuka yang bias menjadi resapan air malah ditutup dengan semen. Sehingga air hujan akanl angsung menuju parit dalam volume besar dan dalam waktu bersamaan. “Banyak kita lihat sekarang, halaman di depan ruko atau perumahaan sudah disemen, ini menyebabkan resapan air tidak ada,” ucapnya.
Pulau jalan yang berfungsi memperindah jalan sangat baik bila dijadikan resapan air. Karenanya, Prof Darma Bakti meminta Dinas Pertamanan Pemko Medan membuka kembali pulau-pulau jalan yang telah ditutupi batu dan semen untuk dibuka kembali. “Bila perlu di pinggir-pinggi pulau jalan di buat biopori,” ucapnya. Prof Dharma membenarkan, penanganan banjir bukan hanya tugas pemerintah. “Butuh kerjasama yang baik pada masyarakat kota Medan sendiri untuk mengatasi banjir,” ucapnya.
Pemerhati lingkungan, Jaya Arjuna lebih melihat tumpatnya selokan (drainase) di tepi jalan sebagai hal yang perlu dicermati saat musim penghujan. (ban)