Untuk Mempelajari dan Memahami Perbedaan Budaya Antarnegara
Sejumlah warga Turki yang terhimpun dalam The Travellers Club of Turkey (TCT)-Klub Pelawat Turki mengunjungi Rahmat International Wildlife Museum And Gallery, Medan, pada Rabu (01/02). Kedatangan mereka diterima Staff Ahli DPD RI Bechta Perkasa Asky, M.A.
Rombongan yang dipimpin Profesor Dr Orhan Kural ini berjumlah 9 orang warga negara Turki dari berbagai profesi, di antaranya, arsitek, pedagang, manajer perusahan swasta, artis lokal dan lainnya. Profesor Orhan Kural sendiri merupakan seorang Guru Besar Departemen Pertambangan Fakultas Teknik, Universitas Teknik Istanbul, Turki.
Doktor yang juga seorang di plomat ini, yakni sebagai Konsul Jenderal Kehormatan Republik Benin untuk Turki, mengaku bahwa ini merupakan kunjungannya yang pertama ke Kota Medan.
Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan kunjungan anggota The Travellers Club of Turkey (TCT) ke ber bagai daerah di Indonesia. Selain telah mengunjungi Papua beberapa waktu yang lalu, rombongan ini telah menapakkan kaki mereka di tanah Samosir, Sumatera Utara sebelum mengunjungi museum Rahmat ini, untuk selanjutnya mereka akan mengunjungi daerah Aceh.
Menurut Orhan yang baru saja menyampaikan pemaparan tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan di sekolah Kharisma Bangsa Bilingual School Tangerang, The Travellers Club of Turkey (TCT) mengemban misi mengembangkan persahabatan dan persaudaraan internasional.
Klub ini melakukan kunjungan ke banyak negara agar dapat mempelajari dan memahami perbedaan budaya antarnegara.
Konsul Jenderal Kehormatan Republik Turki untuk wilayah Sumatera yang juga merupakan anggota DPD RI utusan Sumatera Utara DR H Rahmat Shah menilai bahwa hubungan Indonesia dan Turki yang telah terjalin selama ini cukup aktif, produktif dan positif.
Dikatakannya, hubungan se perti ini perlu dipelihara dan ditingkatkan, baik dalam bentuk kerjasama sosial-ekonomi, budaya pertahanan keamanan maupun politik maupun dalam bentuk kegiatan lainnya. Selama ini, kedua negara telah membina kerjasama mereka di atas dasar kesetaraan dan sikap saling menghargai serta saling belajar.
Menurut Rahmat, banyak hal yang bisa dipelajari oleh bangsa Indonesia dari Turki dan sebaliknya, bangsa ini juga memiliki banyak hal yang dapat dipelajari oleh negara sahabat ini.
Rahmat mengamati, pascabencana tsunami di Aceh, intensitas hubungan kedua negara, khususnya di bidang pengembangan sosial dan budaya semakin meningkat. (*/ila)