26 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

PTPN IV Kembali Terima Anugerah BUMN 2012

MEDAN- PTPN IV kembali memperoleh Anugerah BUMN 2012 sebagai Juara I untuk kategori “Inovasi Produk Agrikultur BUMN Terbaik”. Perusahaan plat merah ini unggul diantara 55 perusahaan lainnya yang mengikuti lomba yang digelar BUMN Track di Hotel Four Seasons Jakarta, Kamis (6/12).

Sekretaris Perusahaan Mohd Abdul Ghoni melalui Plt Kaur Humas/Komunikasi Syahrul Aman Siregar mengatakan sebelumnya di ajang Anugerah BUMN 2011, PTPN IV juga meraih Juara I untuk kategori “Inovasi Produk Agrikultur BUMN Terbaik”. Hanya saja kata Syahrul perusahaan yang mengikuti lomba itu ada 69 perusahaan.  Penghargaan yang langsung diterima Dirut PTPN IV Erwin Nasution ini meliputi  “Gano-Kit”, alat deteksi dini serangan ganoderma yang mengakibatkan penyakit busuk pangkal batang kelapa sawit.

Kemudian rekayasa alat penebar kompos, alat pembenam pupuk untuk meningkatkan efektifitas pemupukan, inovasi menekan losis minyak pada ampas filter niagara di PPIS Pabatu, pembuatan satu unit Recycling Oil Debris Vibrator (RODV) yang mampu mengoptimalkan pengutipan minyak pada ampas vibro separator.

Syahrul menjelaskan penghargaan itu diterima atas pengembangan inovasi yang memberi dampak signifikan dalam peningkatan kinerja korporasi sebagai instrumen untuk membangun dan meningkatkan kinerja korporasi dalam merespon persaingan yang makin terbuka. Inovasi yang dilakukan perusahaan adalah tentang pemakaian “cableway” sebagai alat transportasi kebun di daerah topografi yang ekstrem yaitu mampu mengakses ke seluruh perkebunan pada kemiringan ekstrem mencapai 40 derajat.

“Mesin penggerak memiliki power lebih kecil dibandingkan power dari alat transport truk. Dapat digunakan tidak hanya untuk mengangkut TBS saja, tetapi dapat pula untuk mengangkut pupuk atau barang lainnya yang diperlukan. Biaya angkut TBS lebih rendah 56,4 persen  dibandingkan dengan menggunakan angkutan jalan biasa,” beberanya.

Syahrul menyebutkan dengan menggunakan cableway ini biaya dapat dihemat Rp394 juta dibanding membangun jalan baru setiap 100 hektare. Kemudian risiko erosi sangat kecil karena tidak dilalui truk, dan produksi TBS lebih terjamin terangkut seluruhnya. “Bagi pekerja pemanen TBS akan termotivasi lebih giat lagi, karena dapat meningkatkan kapasitas pemanen dan pendapatan pemanen, juga meningkatkan efektivitas serta efisiensi pemeliharaan,” ungkapnya.
Sementara itu dewan juri yang melakukan penilaian meliputi Tanri Abeng (Ketua), Bagus Rumbogo, Muhammad Said Didu, Aviliani, Mas Ahmad Daniri, Avanti Fontana, Ilham Habibie, Hermawan Kartajaya, Andi Ilham Said, N Syamsuddin Ch Haesy, dan Hadi Mustofa Djuraid. (dra)

MEDAN- PTPN IV kembali memperoleh Anugerah BUMN 2012 sebagai Juara I untuk kategori “Inovasi Produk Agrikultur BUMN Terbaik”. Perusahaan plat merah ini unggul diantara 55 perusahaan lainnya yang mengikuti lomba yang digelar BUMN Track di Hotel Four Seasons Jakarta, Kamis (6/12).

Sekretaris Perusahaan Mohd Abdul Ghoni melalui Plt Kaur Humas/Komunikasi Syahrul Aman Siregar mengatakan sebelumnya di ajang Anugerah BUMN 2011, PTPN IV juga meraih Juara I untuk kategori “Inovasi Produk Agrikultur BUMN Terbaik”. Hanya saja kata Syahrul perusahaan yang mengikuti lomba itu ada 69 perusahaan.  Penghargaan yang langsung diterima Dirut PTPN IV Erwin Nasution ini meliputi  “Gano-Kit”, alat deteksi dini serangan ganoderma yang mengakibatkan penyakit busuk pangkal batang kelapa sawit.

Kemudian rekayasa alat penebar kompos, alat pembenam pupuk untuk meningkatkan efektifitas pemupukan, inovasi menekan losis minyak pada ampas filter niagara di PPIS Pabatu, pembuatan satu unit Recycling Oil Debris Vibrator (RODV) yang mampu mengoptimalkan pengutipan minyak pada ampas vibro separator.

Syahrul menjelaskan penghargaan itu diterima atas pengembangan inovasi yang memberi dampak signifikan dalam peningkatan kinerja korporasi sebagai instrumen untuk membangun dan meningkatkan kinerja korporasi dalam merespon persaingan yang makin terbuka. Inovasi yang dilakukan perusahaan adalah tentang pemakaian “cableway” sebagai alat transportasi kebun di daerah topografi yang ekstrem yaitu mampu mengakses ke seluruh perkebunan pada kemiringan ekstrem mencapai 40 derajat.

“Mesin penggerak memiliki power lebih kecil dibandingkan power dari alat transport truk. Dapat digunakan tidak hanya untuk mengangkut TBS saja, tetapi dapat pula untuk mengangkut pupuk atau barang lainnya yang diperlukan. Biaya angkut TBS lebih rendah 56,4 persen  dibandingkan dengan menggunakan angkutan jalan biasa,” beberanya.

Syahrul menyebutkan dengan menggunakan cableway ini biaya dapat dihemat Rp394 juta dibanding membangun jalan baru setiap 100 hektare. Kemudian risiko erosi sangat kecil karena tidak dilalui truk, dan produksi TBS lebih terjamin terangkut seluruhnya. “Bagi pekerja pemanen TBS akan termotivasi lebih giat lagi, karena dapat meningkatkan kapasitas pemanen dan pendapatan pemanen, juga meningkatkan efektivitas serta efisiensi pemeliharaan,” ungkapnya.
Sementara itu dewan juri yang melakukan penilaian meliputi Tanri Abeng (Ketua), Bagus Rumbogo, Muhammad Said Didu, Aviliani, Mas Ahmad Daniri, Avanti Fontana, Ilham Habibie, Hermawan Kartajaya, Andi Ilham Said, N Syamsuddin Ch Haesy, dan Hadi Mustofa Djuraid. (dra)

Artikel Terkait

Bobby Resmikan Pekan Kuliner Kondang

Dua Artis Meriahkan HMAF 2019

Gagal Jadi Pengusaha, Kini Jadi Pengajar

Terpopuler

Artikel Terbaru

/