25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Setia Perjuangkan UISU dan Tetap Bertahan

 wakil rektor UISU

wakil rektor UISU

Baru kemarin Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) bersatu, setelah konflik kepemimpinan hingga menahun. Konflik itu menjadikan UISU pecah dua, menjadi UISU Al Munawarah di Jalan Sisingamangaraja dan UISU Al Manar di Jalan
Karya Bakti.
Tapi, di tengah konflik berkepanjangan, tak menyurutkan Wakil Rektor UISU Prof Effendi Barus untuk tetap bertahan di UISU dengan tekad berjuang menyatukan UISU kembali. Berikut petikan wawancara wartawan Koran ini, M Iqbal Harahap dengan Profesor kelahiran Tiga Juhar, 13 Maret 1960 itu.
Apa kabar Profesor?  Kalau boleh tahu, sudah berapa lama Profesor mengenal UISU?
Alhamdulillah, kabar saya baik. Saya mengenal UISU sejak 1982 sebagai mahasiswa di Fakultas Sastra. Kemudian pada 1983, saya kuliah sambil kerja sebagai petugas kebersihan di UISU.

Bagaimana perjalan karir yang Profesor tempuh?
Alhamdulillahn
saya dapat menyelesaikan pendidikan Strata 1 saya pada 1988. Berkat rahmat Allah SWT juga, setelah lulus S1 saya langsung diterima menjadi dosen Kopertis Wilayah I dan ditempatkan di Fakultas Sastra UISU Medan. Pada 1991, saya melanjutkan pendidikan S2 di Aligarh Muslim University India. Genap dua tahun jenjang S2 dapat diselesaikannya dan setelah itu, saya melanjutkan lagi ke jenjang S3 di Perguruan Tinggi yang sama di India dan lulus pada 1999 silam. Ya, syukur atas Allah, saya yang tadinya petugas kebersihan, sekarang bisa seperti ini. Alhamdulillah.

Profesor mengawali karir di UISU dari jabatan terendah, hingga kini menjadi seorang wakil rektor di UISU. Apa yang membuat Profesor bisa tetap bertahan di UISU?
Karena saya dibesarkan di UISU. Tanpa UISU, saya tidak akan jadi guru besar. Berkat izin Allah SWT, dengan berkemauan keras sehingga tercapai cita-cita tersebut sampai bisa sekolah ke India.

Sebenarnya apa saja yang telah Profesor dapatkan dari UISU?
Tentunya saya dapat banyak ilmu dari UISU. Pentingnya arti sebuah keberhasilan juga saya dapat dari UISU. Selain ilmu, tentunya adalah arti kehidupan.

Ketika UISU ‘terbelah’ pada tujuh tahun silam, Profesor tetap bertahan di Kampus UISU Almunawarah di Jalan Sisingamangaraja. Apa alasannya tetap bertahan?
Karena memang kita berharap mereka akan kembali ke mari, bersatu kembali.

Seperti apa perasaan Profesor ketika Kopertis Wilayah I menyatakan UISU Almunawarah tak memiliki izin dan ilegal?
Memang dia menyatakan seperti itu pastinya punya dasar. Kalau punya izin tidak mungkin tidak seperti ini. Memang kita prihatin, namun itu bukan wewenang kita, sebab ada yayasan dan rektor. Kita tidak bisa terlalu mencampuri yang bukan ranah kita.

Profesor sebagai orang yang satu-satunya setia berjuang untuk UISU, bahkan sering diperlakukan tak wajar oleh pihak lain.

Walau diusir pada saat membawa nota kesepahaman ke UISU Al-Manar, Profesor masih sabar. Apakah  ada pesan-pesan dari orang terdahulu kepada Profesor agar tetap bertahan di UISU?
Pesan-pesan itu tidak ada, kita hanya memberikan rasa kecintaan kita terhadap UISU. Yang penting adalah bagaimana kita bisa membangun UISU, menyayangi UISU, dan itulah yang membuat kita terdorong untuk setia di sini. Kita hanya berfikir positif. Jadi, apapun kata orang, jika kita tetap berfikir positif, mudah-mudahan semuanya akan baik-baik saja.

Dengan adanya nota kesepahaman ini, apakah UISU dijamin tak berkonflik?
Apa yang terjadi ke depan, sebagai manusia kita tidak bisa menentukan. Bisa saja itu kehendak manusia atau kehendak Allah juga karena kesalahan manusia. Hanya dengan adanya nota kesepahaman itu kita akan berusaha sebaik mungkin.

Bagaimana dengan status yayasan, apakah diintegrasikan antar kedua kubu?
Kalau Yayasan tidak ranah kita, tidak level kita. Kita menyusun bidang akademik. Karena akademik sudah bersatu maka kita berharap supaya yayasan juga bersatu. Selama ini asset UISU dikenal cukup banyak. Bahkan nilainya mencapai ratusan miliar, bagaimana pengelolaannya ke depan. Pasalnya sudah ada yang membuat atas nama seseorang.

Bagaimana penertiban ini?
Untuk itu saya belum dapat datanya, jadi saya tidak bisa menyebutkan itu mengatasnamakan seseorang. Maka kita akan lihat dulu nanti kedepan, kalau ini sudah bersatu, semua aset UISU akan kita perbaiki sepanjang disitu hak kita ada dan diberikan kewenangan itu ke kita

Ketika sudah menyatu secara keseluruhan, khususnya Fakultas Kedokteran UISU. Secara jumlah cukup banyak. Apakah fasilitas ruang belajar dan lainnya cukup?
Kalau dengan fasilitas yang ada di UISU, saya rasa cukup.

Khusus untu dosen dan pola ajar, apakah akan ada perubahan lagi? Bagaimana dosen-dosen UISU Almunawarah, apakah masih dipakai?
Tidak ada perubahan, masih tetap sama. Karenakan di sana dan di sini kan sama-sama UISU, jadi ya sama saja, tidak ada perbedaan. Dosen yayasan juga bekerja seperti biasa. Kampus manapun

Diakhir pertemuan ini, apa yang ingin Profesor sampaikan untuk UISU?
Mohon kepada semua pihak  baik dari pemerintah maupun masyarakat. Sebab UISU sudah satu, tidak perlu sangsi lagi dengan masalah keabsahan atau legalitas ijazah. Jadi tidak ada lagi yang tidak sah. Sesuai dengan ketentuan nota kesepahaman akan diikuti dan dilaksanakan secara berproses. Diharapkan semua mahasiswa melapor ke fakultas masing-masing apabila ada kendala-kendala, selanjutnya disampaikan ke rektor. (*)

 wakil rektor UISU

wakil rektor UISU

Baru kemarin Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) bersatu, setelah konflik kepemimpinan hingga menahun. Konflik itu menjadikan UISU pecah dua, menjadi UISU Al Munawarah di Jalan Sisingamangaraja dan UISU Al Manar di Jalan
Karya Bakti.
Tapi, di tengah konflik berkepanjangan, tak menyurutkan Wakil Rektor UISU Prof Effendi Barus untuk tetap bertahan di UISU dengan tekad berjuang menyatukan UISU kembali. Berikut petikan wawancara wartawan Koran ini, M Iqbal Harahap dengan Profesor kelahiran Tiga Juhar, 13 Maret 1960 itu.
Apa kabar Profesor?  Kalau boleh tahu, sudah berapa lama Profesor mengenal UISU?
Alhamdulillah, kabar saya baik. Saya mengenal UISU sejak 1982 sebagai mahasiswa di Fakultas Sastra. Kemudian pada 1983, saya kuliah sambil kerja sebagai petugas kebersihan di UISU.

Bagaimana perjalan karir yang Profesor tempuh?
Alhamdulillahn
saya dapat menyelesaikan pendidikan Strata 1 saya pada 1988. Berkat rahmat Allah SWT juga, setelah lulus S1 saya langsung diterima menjadi dosen Kopertis Wilayah I dan ditempatkan di Fakultas Sastra UISU Medan. Pada 1991, saya melanjutkan pendidikan S2 di Aligarh Muslim University India. Genap dua tahun jenjang S2 dapat diselesaikannya dan setelah itu, saya melanjutkan lagi ke jenjang S3 di Perguruan Tinggi yang sama di India dan lulus pada 1999 silam. Ya, syukur atas Allah, saya yang tadinya petugas kebersihan, sekarang bisa seperti ini. Alhamdulillah.

Profesor mengawali karir di UISU dari jabatan terendah, hingga kini menjadi seorang wakil rektor di UISU. Apa yang membuat Profesor bisa tetap bertahan di UISU?
Karena saya dibesarkan di UISU. Tanpa UISU, saya tidak akan jadi guru besar. Berkat izin Allah SWT, dengan berkemauan keras sehingga tercapai cita-cita tersebut sampai bisa sekolah ke India.

Sebenarnya apa saja yang telah Profesor dapatkan dari UISU?
Tentunya saya dapat banyak ilmu dari UISU. Pentingnya arti sebuah keberhasilan juga saya dapat dari UISU. Selain ilmu, tentunya adalah arti kehidupan.

Ketika UISU ‘terbelah’ pada tujuh tahun silam, Profesor tetap bertahan di Kampus UISU Almunawarah di Jalan Sisingamangaraja. Apa alasannya tetap bertahan?
Karena memang kita berharap mereka akan kembali ke mari, bersatu kembali.

Seperti apa perasaan Profesor ketika Kopertis Wilayah I menyatakan UISU Almunawarah tak memiliki izin dan ilegal?
Memang dia menyatakan seperti itu pastinya punya dasar. Kalau punya izin tidak mungkin tidak seperti ini. Memang kita prihatin, namun itu bukan wewenang kita, sebab ada yayasan dan rektor. Kita tidak bisa terlalu mencampuri yang bukan ranah kita.

Profesor sebagai orang yang satu-satunya setia berjuang untuk UISU, bahkan sering diperlakukan tak wajar oleh pihak lain.

Walau diusir pada saat membawa nota kesepahaman ke UISU Al-Manar, Profesor masih sabar. Apakah  ada pesan-pesan dari orang terdahulu kepada Profesor agar tetap bertahan di UISU?
Pesan-pesan itu tidak ada, kita hanya memberikan rasa kecintaan kita terhadap UISU. Yang penting adalah bagaimana kita bisa membangun UISU, menyayangi UISU, dan itulah yang membuat kita terdorong untuk setia di sini. Kita hanya berfikir positif. Jadi, apapun kata orang, jika kita tetap berfikir positif, mudah-mudahan semuanya akan baik-baik saja.

Dengan adanya nota kesepahaman ini, apakah UISU dijamin tak berkonflik?
Apa yang terjadi ke depan, sebagai manusia kita tidak bisa menentukan. Bisa saja itu kehendak manusia atau kehendak Allah juga karena kesalahan manusia. Hanya dengan adanya nota kesepahaman itu kita akan berusaha sebaik mungkin.

Bagaimana dengan status yayasan, apakah diintegrasikan antar kedua kubu?
Kalau Yayasan tidak ranah kita, tidak level kita. Kita menyusun bidang akademik. Karena akademik sudah bersatu maka kita berharap supaya yayasan juga bersatu. Selama ini asset UISU dikenal cukup banyak. Bahkan nilainya mencapai ratusan miliar, bagaimana pengelolaannya ke depan. Pasalnya sudah ada yang membuat atas nama seseorang.

Bagaimana penertiban ini?
Untuk itu saya belum dapat datanya, jadi saya tidak bisa menyebutkan itu mengatasnamakan seseorang. Maka kita akan lihat dulu nanti kedepan, kalau ini sudah bersatu, semua aset UISU akan kita perbaiki sepanjang disitu hak kita ada dan diberikan kewenangan itu ke kita

Ketika sudah menyatu secara keseluruhan, khususnya Fakultas Kedokteran UISU. Secara jumlah cukup banyak. Apakah fasilitas ruang belajar dan lainnya cukup?
Kalau dengan fasilitas yang ada di UISU, saya rasa cukup.

Khusus untu dosen dan pola ajar, apakah akan ada perubahan lagi? Bagaimana dosen-dosen UISU Almunawarah, apakah masih dipakai?
Tidak ada perubahan, masih tetap sama. Karenakan di sana dan di sini kan sama-sama UISU, jadi ya sama saja, tidak ada perbedaan. Dosen yayasan juga bekerja seperti biasa. Kampus manapun

Diakhir pertemuan ini, apa yang ingin Profesor sampaikan untuk UISU?
Mohon kepada semua pihak  baik dari pemerintah maupun masyarakat. Sebab UISU sudah satu, tidak perlu sangsi lagi dengan masalah keabsahan atau legalitas ijazah. Jadi tidak ada lagi yang tidak sah. Sesuai dengan ketentuan nota kesepahaman akan diikuti dan dilaksanakan secara berproses. Diharapkan semua mahasiswa melapor ke fakultas masing-masing apabila ada kendala-kendala, selanjutnya disampaikan ke rektor. (*)

Artikel Terkait

Bobby Resmikan Pekan Kuliner Kondang

Dua Artis Meriahkan HMAF 2019

Gagal Jadi Pengusaha, Kini Jadi Pengajar

Terpopuler

Artikel Terbaru

/