26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Rapat Kerja BMT se-Sumut Tahun 2012

PINBUK Sumut Gelar Workshop

KARO-Menyikapi tantangan kerja di bidang jasa pelayanan keuangan yang akan hadir dalam kurun waktu 15 tahun ke depan, 200-an lembaga keuangan non bank berbasis syariah yang tergabung dalam Baitul Maal wat Tamwil (BMT) atau Balai Usaha Mandiri Terpadu, akan menggelar Workshop dan Rapat Kerja BMT se Sumut di Asrama Haji Pangkalan Mashyur Medan.

Direncananakan, kegiatan ini berlangsung selama dua hari yakni 1-2 Maret 2012. Acara ini dibuka secara langsung oleh Plt Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho, ST.

Menurut Ketua Pusat Inkubasi Usaha Kecil (PINBUK) Sumut, Hoironi Hasibuan didampingi Sekretaris Azra’i Harahap, bidang pembinaan, Safrizal dan Humas M Nur Syam Asmarqandi, event akbar ini untuk menyatukan persepsi dan komitmen para pelaku BMT dalam meneguhkan kembali semangat pelayanan ekonomi berlatar syariah yang menjadi spirit dari lembaga keuangan non bank ini.

“Kita harus percaya akan tiadanya kesempatan untuk berkembang bila tidak ada komitmen yang dapat terbangun, lembaga ini membutuhkan itu, sebuah kesatuan gerak dan langkah dalam mendirikan bangunan ekonomi syariah yang terarah,” kata Hoironi.

Komitmen yang nantinya diharapkan muncul dalam pelaksanaan Workshop dan Rapat Kerja BMT se-Sumut tahun 2012 ini, sambung Hoironi, akan ditindaklanjuti dengan penerapan standart kemampuan management BMT dalam mengelola usahanya.

Hal ini dipandang cukup penting agar nantinya tidak ada ketimpangan yang muncul saat semua pihak masuk ke dalam system yang akan dijalankan.
Pada kesempatan penyelenggaraan event nanti, PINBUK Sumut akan menghadirkan para pembicara dari berbagai stakeholder seperti BMT Centre Pusat, PINBUK Pusat, Dinas Koperasi Sumatera Utara, Bank Indonesia dan pemegang kebijakan asal beberapa bank syariah yang secara rutin telah melakukan praktek kerjasama dengan hampir seluruh BMT yang ada di Sumut.

Pilihan mendatangkan para pihak itu pun dilaksanakan demi menjawab besarnya tantangan BMT dalam menghadapi persaingan ke depan yang secara internal maupun eksternal telah jadi batu sandungan di banyak BMT.  Masalah permodalan yang pada akhirnya berhubungan dengan bagaimana membangun pola kemitraan dengan beberapa bank syariah serta nasabah misalnya sebut Hoironi harus digagas lebih jelas lagi bangunan kerjasamanya.
“Begitupun, ke depan, PINBUK akan mulai memikirkan bagaimana usaha memperoleh sumber permodalan yang berasal dari diri sendiri dengan membentuk unit usaha yang dapat menjadi pendanaan bagi BMT di Sumatera Utara. Agenda agenda ini tentu akan dibicarakan dalam tingkat yang lebih serius nantinya di  Workshop dan Rapat Kerja BMT se Sumut tahun 2012,” tuturnya.

Di luar isu utama permodalan, sumber daya lain yang akan memberi ruang bagi BMT lebih luas lagi berkembang tentu akan menjadi topic hangat workshop.

Penerapan standarisasi jaringan dan IT dilihat harus menjadi menu utama yang dimainkan pelaku usaha BMT untuk masa depan, agar cita cita memiliki BMT yang dapat secara online berlangsung mampu terwujud. Bila ini bisa dilakukan, lagi lagi masyarakat strata ekonomi menengah dan bawah yang dimanjakan oleh pelayanan lembaga keuangan non bank berbasis syariah. (*/wan)

PINBUK Sumut Gelar Workshop

KARO-Menyikapi tantangan kerja di bidang jasa pelayanan keuangan yang akan hadir dalam kurun waktu 15 tahun ke depan, 200-an lembaga keuangan non bank berbasis syariah yang tergabung dalam Baitul Maal wat Tamwil (BMT) atau Balai Usaha Mandiri Terpadu, akan menggelar Workshop dan Rapat Kerja BMT se Sumut di Asrama Haji Pangkalan Mashyur Medan.

Direncananakan, kegiatan ini berlangsung selama dua hari yakni 1-2 Maret 2012. Acara ini dibuka secara langsung oleh Plt Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho, ST.

Menurut Ketua Pusat Inkubasi Usaha Kecil (PINBUK) Sumut, Hoironi Hasibuan didampingi Sekretaris Azra’i Harahap, bidang pembinaan, Safrizal dan Humas M Nur Syam Asmarqandi, event akbar ini untuk menyatukan persepsi dan komitmen para pelaku BMT dalam meneguhkan kembali semangat pelayanan ekonomi berlatar syariah yang menjadi spirit dari lembaga keuangan non bank ini.

“Kita harus percaya akan tiadanya kesempatan untuk berkembang bila tidak ada komitmen yang dapat terbangun, lembaga ini membutuhkan itu, sebuah kesatuan gerak dan langkah dalam mendirikan bangunan ekonomi syariah yang terarah,” kata Hoironi.

Komitmen yang nantinya diharapkan muncul dalam pelaksanaan Workshop dan Rapat Kerja BMT se-Sumut tahun 2012 ini, sambung Hoironi, akan ditindaklanjuti dengan penerapan standart kemampuan management BMT dalam mengelola usahanya.

Hal ini dipandang cukup penting agar nantinya tidak ada ketimpangan yang muncul saat semua pihak masuk ke dalam system yang akan dijalankan.
Pada kesempatan penyelenggaraan event nanti, PINBUK Sumut akan menghadirkan para pembicara dari berbagai stakeholder seperti BMT Centre Pusat, PINBUK Pusat, Dinas Koperasi Sumatera Utara, Bank Indonesia dan pemegang kebijakan asal beberapa bank syariah yang secara rutin telah melakukan praktek kerjasama dengan hampir seluruh BMT yang ada di Sumut.

Pilihan mendatangkan para pihak itu pun dilaksanakan demi menjawab besarnya tantangan BMT dalam menghadapi persaingan ke depan yang secara internal maupun eksternal telah jadi batu sandungan di banyak BMT.  Masalah permodalan yang pada akhirnya berhubungan dengan bagaimana membangun pola kemitraan dengan beberapa bank syariah serta nasabah misalnya sebut Hoironi harus digagas lebih jelas lagi bangunan kerjasamanya.
“Begitupun, ke depan, PINBUK akan mulai memikirkan bagaimana usaha memperoleh sumber permodalan yang berasal dari diri sendiri dengan membentuk unit usaha yang dapat menjadi pendanaan bagi BMT di Sumatera Utara. Agenda agenda ini tentu akan dibicarakan dalam tingkat yang lebih serius nantinya di  Workshop dan Rapat Kerja BMT se Sumut tahun 2012,” tuturnya.

Di luar isu utama permodalan, sumber daya lain yang akan memberi ruang bagi BMT lebih luas lagi berkembang tentu akan menjadi topic hangat workshop.

Penerapan standarisasi jaringan dan IT dilihat harus menjadi menu utama yang dimainkan pelaku usaha BMT untuk masa depan, agar cita cita memiliki BMT yang dapat secara online berlangsung mampu terwujud. Bila ini bisa dilakukan, lagi lagi masyarakat strata ekonomi menengah dan bawah yang dimanjakan oleh pelayanan lembaga keuangan non bank berbasis syariah. (*/wan)

Artikel Terkait

Bobby Resmikan Pekan Kuliner Kondang

Dua Artis Meriahkan HMAF 2019

Gagal Jadi Pengusaha, Kini Jadi Pengajar

Terpopuler

Artikel Terbaru

/