MEDAN- Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Universitas Methodist Indonesia (UMI), khususnya dalam belajar bahasa Inggris, dibentuk wadah bagi mahasiswa, satf, dan dosen dan staf melalui Methodist University English Speaking Club (MUESC).
Pembukaan perdana MUESC ini dilaksanakan pada Sabtu (12/5) lalu. Acara ini diikuti para dosen dari sejumlah fakultas dan mahasiwa di kampus UMI. Dalam kesempatan itu hadir pula Rektor UMI diwakili Pembantu Rektor III Jonni Maslan Hutapea SE MM selaku penanggung jawab MUESC, dan tampil sebagai pembicara Drs Himpun Panggabean MHum.
MUESC ini dibentuk sesuai SK Rektor UMI dengan susunan pengurus Atas Tamba sebagai ketua, Elvy Tan (sekretaris), serta Verawaty Kosasih sebagai bendahara. ‘’Cikal bakal MUESC ini adalah ESC (English Speaking Club),’’ kata Tamba. Namun, pada saat itu, lanjut Tamba, hanya berada di bawah naungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Sastra Bahasa Inggris UMI dan hanya diikuti mahasiswa Fakultas Sastra.
Ia menyebut saat pembentukan ESC periode 2011-2012, Rektor UMI, Ir Pantas Simanjuntak MM menginstruksikan agar klub ini juga dibuka untuk mahasiswa dari fakultas lain yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Komputer dan Fakultas Pertanian.
‘’Saat ini MUESC berkegiatan setiap Sabtu pukul 10.00-11.30 WIB. MUESC membagi kegiatan anggota klub ke dalam dua kategori, yaitu kelas mahasiswa serta kelas dosen dan staf UMI,’’ jelas Tamba. Dipaparkan pula, untuk kelas mahasiswa dijadwalkan tiga pertemuan dalam sebulan. Sedangkan untuk kelas dosen dan staf UMI dengan frekwensi pertemuan sekali sebulan.
Sementara, Himpun Panggabean menjelaskan pentingnya penguasaan bahasa Inggris di berbagai lini. ‘’Pertanyaan yang sering timbul adalah apa yang harus saya lakukan untuk dapat berbicara bahasa Inggris. Mengapa bahasa Inggris sangat sulit. Saya sudah mempelajari bahasa Inggris bertahun-tahun, mengapa saya belum bisa berbicara dalam bahasa Inggris?’’ ujarnya.
Berdasarkan pengalaman Himpun sebagai instruktur bahasa Inggris, motivasi seseorang amat penting dalam mempelajari bahasa. Demikian pula peran instruktur atau guru bahasa Inggris yang harus mampu memotivasi setiap siswa.
Himpun mengingatkan agar bahasa Inggris sesering mungkin digunakan. Selain pertemuan dengan instruktur, siswa harus aktif melatih bahasa mereka dengan sesama pelajar bahasa Inggris di luar kelas. Misalnya saja mengikuti berbagai pertemuan yang menggunakan bahasa Inggris.
‘’Siswa juga dapat melatih bahasa Inggris dengan mendengar lagu-lagu berbahasa Inggris. Dari situ akan diperoleh kosa kata baru dalam lirik lagu sembari menikmati musiknya,’’ tukas Himpun. Media lain yang juga efektif, menurut Himpun, siswa berlatih dengan memanfaatkan akses internet. ‘’Penggunaan bahasa Inggris di internet membuat seseorang cepat beradaptasi dan menguasai bahasa Inggris secara efektif,’’ katanya. (*/bona/iklan)