31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Ir Leo Nababan Prihatin Keberadaan Kios di Bibir Jurang Parapat

MEDAN-Keberadaan kios atau warung yang jumlahnya puluhan di sepanjang jalan menjelang Parapat-Danau Toba, membuat tokoh masyarakat Batak Ir Leo Nababan prihatin. Pasalnya, keberadaan kios tersebut membahayakan nyawa pengunjung maupun pedagangnya bila kios tersebut longsor. “Kios itu dibangun di bibir jurang tepi Danau Toba. Persoalannya adalah daya tahan tanah tempat kios itu berdiri. Nah, bila terjadi longsor atau pacak/tiang bangunan kios itu rubuh, maka pengunjung yang duduk di kios itu berserta pedagangnya akan jatuh ke dasar jurang bibir danau toba. Ini lebih bahaya dari peristiwa pesawat Sukhoi,” ujar Staf Menko Kesra ini sambil bercanda.

Padahal, kata Leo, saat dirinya datang ke Parapat pada dua bulan yang lalu waktu memberikan ceramah di depan mahasiswa, jumlah kios belum sebanyak itu. “Ini sangat ironis, dalam tempo dua bulan saja jumlah kios-kios yang menjamur di sepanjang jalan menjelang Parapat bertumbuh pesat. Saya sangat prihatin sekali dengan kios-kios itu yang bisa mengancam nyawa orang lain bila terjadi longsor tiba-tiba,” tegas pria dari Partai Golkar ini.

Leo juga bilang, kios-kios itu juga tidak jelas amdalnya. Apalagi jika dinilai estetikanya, sangat menggganggu keindahan Danau Toba. “Padalah, kita tahu saat ini ada program go green di kawasan Danau Toba. Jangan pula gara-gara keberadaan kios-kios itu merusak program go green karena yang ditanam di sana bukannya tanaman, tapi tembok beton untuk bangunan kios,” ujar Leo lagi.

Untuk itu Leo mewanti-wanti agar pemda setempat segera mentata dan menertibkan keberadaan kios itu harus bekerjasama dengan Dinas Pariwisata, Badan Lingkungan Hidup dan Dinas PU. “Saya bukan menginginkan kios  itu ditutup, tetapi harus ditata di tempat yang aman,” pungkasnya. (*/ila)

MEDAN-Keberadaan kios atau warung yang jumlahnya puluhan di sepanjang jalan menjelang Parapat-Danau Toba, membuat tokoh masyarakat Batak Ir Leo Nababan prihatin. Pasalnya, keberadaan kios tersebut membahayakan nyawa pengunjung maupun pedagangnya bila kios tersebut longsor. “Kios itu dibangun di bibir jurang tepi Danau Toba. Persoalannya adalah daya tahan tanah tempat kios itu berdiri. Nah, bila terjadi longsor atau pacak/tiang bangunan kios itu rubuh, maka pengunjung yang duduk di kios itu berserta pedagangnya akan jatuh ke dasar jurang bibir danau toba. Ini lebih bahaya dari peristiwa pesawat Sukhoi,” ujar Staf Menko Kesra ini sambil bercanda.

Padahal, kata Leo, saat dirinya datang ke Parapat pada dua bulan yang lalu waktu memberikan ceramah di depan mahasiswa, jumlah kios belum sebanyak itu. “Ini sangat ironis, dalam tempo dua bulan saja jumlah kios-kios yang menjamur di sepanjang jalan menjelang Parapat bertumbuh pesat. Saya sangat prihatin sekali dengan kios-kios itu yang bisa mengancam nyawa orang lain bila terjadi longsor tiba-tiba,” tegas pria dari Partai Golkar ini.

Leo juga bilang, kios-kios itu juga tidak jelas amdalnya. Apalagi jika dinilai estetikanya, sangat menggganggu keindahan Danau Toba. “Padalah, kita tahu saat ini ada program go green di kawasan Danau Toba. Jangan pula gara-gara keberadaan kios-kios itu merusak program go green karena yang ditanam di sana bukannya tanaman, tapi tembok beton untuk bangunan kios,” ujar Leo lagi.

Untuk itu Leo mewanti-wanti agar pemda setempat segera mentata dan menertibkan keberadaan kios itu harus bekerjasama dengan Dinas Pariwisata, Badan Lingkungan Hidup dan Dinas PU. “Saya bukan menginginkan kios  itu ditutup, tetapi harus ditata di tempat yang aman,” pungkasnya. (*/ila)

Artikel Terkait

Bobby Resmikan Pekan Kuliner Kondang

Dua Artis Meriahkan HMAF 2019

Gagal Jadi Pengusaha, Kini Jadi Pengajar

Terpopuler

Artikel Terbaru

/