25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ada Bukti Rekayasa FPJP

Skandal bailout Bank Century senilai Rp6,7 miliar kembali menghangat setelah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, mengaku telah memperoleh keterangan penting dari pemeriksaan terhadap mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Keterangan itu bisa untuk mengembangkan penyidikan, terutama dalam pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) dari Bank Indonesia dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.

KPK mendapat asupan data untuk membongkar skandal bailout Bank Century. Jumat (31/5) kemarin, anggota Tim Pengawas Century, Bambang Soesatyo mengaku punya data baru terkait Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) ke Bank Century. Data itu seputar dokumen rapat dan rekayasa perhitungan bank berdampak sistemik.

Ditemani Lily Wahid, Misbakhun, dan Akbar Faisal yang juga mantan anggota Timwas Century, Bambang menyerahkan bukti itu. Kepada wartawan dia mengatakan kalau data itu bisa menjadi alat untuk mempercepat penyelesaian kasus Century.

“Kami datang atas statement KPK bahwa ada indikasi sudah ditemukannya aktor,” katanya.

Selain soal data, Bambang juga mengklarifikasi ucapan salah satu anggota DPR yang mengatakan KPK akan dipanggil paksa kalau mangkir dari panggilan. Dia memastikan parlemen tidak bertindak sejauh itu. Politisi Golkar itu malah mengapresiasi KPK dengan mengibaratkan permainan catur. Baginya, KPK sudah menggiring bidak raja ke pojok.

“Sebentar lagi akan selesai. Hanya soal waktu saja,” katanya. Malah, dia menyebut pimpinan KPK sudah mengkonfirmasi kedatangan pada pemanggilan berikutnya. Rencananya, Timwas Century akan bertatap muka dalam satu forum pada pekan depan.

Terpisah, Akbar Faisal menuding ada kerjasama besar untuk meloloskan Century sebagai bank gagal berdampak sistemik. Dari data yang diserahkan, diektahui kalau dari rapat dewan gubernur Bank Indonesia (BI) sudah membawa kata-kata sistemik.

“Rapat dewan gubernur, sekali lagi rapat dewan gubernur,” jawabnya saat ditanya siapa yang memanipulasi.

Akbar juga mengutip salah satu pembicaraan antara Miranda Goeltom, Muliaman Hadad, dan Boediono. Saat itu, percakapan menyebut ada data yang kurang kuat untuk meyakinkan dampak sistemik. Lantas, lanjut Akbar, ada beberapa data atau keterangan palsu untuk memperkuat teori sistemik.

Data yang diklaim valid itu membuat Akbar mendorong KPK agar segera menuntaskan kasus Century. Dia ingin KPK speed up sama seperti saat menuntaskan kasus korupsi lainnya. “Kami berharap di 2014 kasus ini sudah selesai,” katanya.

Jubir KPK Johan Budi S.P membenarkan kalau kunjungan Bambang Soesatyo dkk itu untuk memberikan data. Dia memastikan pihaknya bakal memvalidasi semua data itu. Termasuk, mengecek apakah penyidik kasus Century sudah punya data yang diberikan anggota DPR itu atau tidak.

Juru Bicara KPK, Johan Budi Sapto Prabowo, menyatakan, data itu tentu akan diklarifikasi terlebih dahulu. “Apakah KPK sudah punya atau tidak, kemudian (data itu) berkaitan dengan apa,” kata Johan.

“Tentu sangat berguna untuk menelusuri lebih jauh untuk penanganan (kasus Century),” ujarnya. (dim)

Skandal bailout Bank Century senilai Rp6,7 miliar kembali menghangat setelah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, mengaku telah memperoleh keterangan penting dari pemeriksaan terhadap mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Keterangan itu bisa untuk mengembangkan penyidikan, terutama dalam pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) dari Bank Indonesia dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.

KPK mendapat asupan data untuk membongkar skandal bailout Bank Century. Jumat (31/5) kemarin, anggota Tim Pengawas Century, Bambang Soesatyo mengaku punya data baru terkait Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) ke Bank Century. Data itu seputar dokumen rapat dan rekayasa perhitungan bank berdampak sistemik.

Ditemani Lily Wahid, Misbakhun, dan Akbar Faisal yang juga mantan anggota Timwas Century, Bambang menyerahkan bukti itu. Kepada wartawan dia mengatakan kalau data itu bisa menjadi alat untuk mempercepat penyelesaian kasus Century.

“Kami datang atas statement KPK bahwa ada indikasi sudah ditemukannya aktor,” katanya.

Selain soal data, Bambang juga mengklarifikasi ucapan salah satu anggota DPR yang mengatakan KPK akan dipanggil paksa kalau mangkir dari panggilan. Dia memastikan parlemen tidak bertindak sejauh itu. Politisi Golkar itu malah mengapresiasi KPK dengan mengibaratkan permainan catur. Baginya, KPK sudah menggiring bidak raja ke pojok.

“Sebentar lagi akan selesai. Hanya soal waktu saja,” katanya. Malah, dia menyebut pimpinan KPK sudah mengkonfirmasi kedatangan pada pemanggilan berikutnya. Rencananya, Timwas Century akan bertatap muka dalam satu forum pada pekan depan.

Terpisah, Akbar Faisal menuding ada kerjasama besar untuk meloloskan Century sebagai bank gagal berdampak sistemik. Dari data yang diserahkan, diektahui kalau dari rapat dewan gubernur Bank Indonesia (BI) sudah membawa kata-kata sistemik.

“Rapat dewan gubernur, sekali lagi rapat dewan gubernur,” jawabnya saat ditanya siapa yang memanipulasi.

Akbar juga mengutip salah satu pembicaraan antara Miranda Goeltom, Muliaman Hadad, dan Boediono. Saat itu, percakapan menyebut ada data yang kurang kuat untuk meyakinkan dampak sistemik. Lantas, lanjut Akbar, ada beberapa data atau keterangan palsu untuk memperkuat teori sistemik.

Data yang diklaim valid itu membuat Akbar mendorong KPK agar segera menuntaskan kasus Century. Dia ingin KPK speed up sama seperti saat menuntaskan kasus korupsi lainnya. “Kami berharap di 2014 kasus ini sudah selesai,” katanya.

Jubir KPK Johan Budi S.P membenarkan kalau kunjungan Bambang Soesatyo dkk itu untuk memberikan data. Dia memastikan pihaknya bakal memvalidasi semua data itu. Termasuk, mengecek apakah penyidik kasus Century sudah punya data yang diberikan anggota DPR itu atau tidak.

Juru Bicara KPK, Johan Budi Sapto Prabowo, menyatakan, data itu tentu akan diklarifikasi terlebih dahulu. “Apakah KPK sudah punya atau tidak, kemudian (data itu) berkaitan dengan apa,” kata Johan.

“Tentu sangat berguna untuk menelusuri lebih jauh untuk penanganan (kasus Century),” ujarnya. (dim)

Artikel Terkait

Rekening Gendut Akil dari Sumut?

Pedagang Emas Kian Ketar-ketir

Selalu Menghargai Sesama

Dahlan Iskan & Langkanya Daging Sapi

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/