31 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Tularkan Inspirasi, Para Dirut BUMN Dipaksa Mengajar

Bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional, Senin (20/5), seluruh direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ‘mengajar’ di seluruh Indonesia. Mereka ada yang mengajar di sekolah asalnya, atau di kampung kelahirannya dan ada pula yang mengajar di kampung halaman istri atau suaminya.

“MENURUT Profesor Anies Baswedan, pelajaran dari guru di setiap sekolah sudah cukup dan sudah bagus, yang kurang adalah inspirasi,” ujar Dahlan di kantornya, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta.

Selama ini kata Dahlan, dirut BUMN dinilai orang yang telah berhasil, karena sudah mencapai tingkat direktur, untuk itu tidak ada salahnya kalau mereka berpartisipasi mengajar.

“Kalau mereka (direksi BUMN-red) mengajar setidaknya akan bilang “saya dulu seumur kamu juga pernah merasakan sekolah di sini, duduk dibangku itu. Dan sekarang saya sudah menjadi seperti ini,” papar Dahlan mencontohkan.

Mantan dirut PLN ini juga menegaskan bahwa para direksi BUMN tidak akan mengambil posisi guru di sekolah, karena mereka tidak mengajar mata pelajaran.

“Mereka tidak mengajar Matematika, Bahasa Inggris, Ekonomi atau yang lainnya, tapi ‘mengajar’ untuk memberi motivasi agar mereka semakin terinspirasi meraih cita-cita,” katanya.

Dahlan Iskan cukup paham bahwa menjadi seorang guru tidaklah semudah yang dibayangkan. “Saya memiliki 700 dirut dan direksi BUMN dan saya teringat bagaimana susahnya mengajar siswa-siswi di sekolah. Karena itu saya sempat meminta seluruh direksi BUMN untuk merasakan bagaimana mengajar di sekolah,” ucap Dahlan.

Di hadapan puluhan ribu guru kabupaten Bogor, Dahlan bercerita bahwa dia sempat dicurhati oleh para direksi yang sudah menjalankan tugas mengajar.

“Mereka kirim email dan ada yang telephone ke saya. Mereka mengaku menjadi guru tidaklah mudah. Mereka bilang ‘kita ini meski sudah jadi direksi dari perusahaan besar, tapi belum tentu bisa mengajar’,” papar Dahlan.

Mereka kata Dahlan, sempat dihantui rasa takut sebelum mengajar. Mereka takut kalau nanti terlihat keringetan sebesar jagung dan grogi saat mengajar.

Untuk itu sebelum tanggal 20 Mei kemarin, Dahlan mendatangkan seorang yang ahli mengajar. Tujuannya adalah untuk mengatasi rasa ketakutan tadi.

“Makanya hari Minggu (19/5) kemarin, saya kumpulkan dan saya panggil Pak Anis Baswedan untuk memberi tips bagaimana menghadapi siswa-siswi itu. Dan di situlah mereka diberi pembekalan,” terangnya.

Dahlan memberikan apresiasi setinggi mungkin pada puluhan ribu guru yang hadir pada acara itu. “Guru-guru di sini kalian semua hebat sekali, karena belum tentu direksi BUMN bisa mengajar seperti ibu atau bapak,” tukas mantan dirut PLN ini.

(chi/jpnn) Menyikapi permintaan Dahlan, Tujuh direksi PT Angkasa Pura II rela ‘turun gunung’ untuk menyambangi sekolah-sekolah tempat mereka dulu menimba ilmu.

Direktur Utama Angkasa Pura II, Tri S Sunoko menjelaskan, program ‘Gerakan Direksi BUMN Mengajar’ ini sejalan dengan program Bina Lingkungan Pendidikan yang selama ini dijalankan korporasi.

Tri menegaskan, untuk menindaklanjuti program ini, ke depan Tri akan menggalakkan program serupa dengan melibatkan pejabat-pejabat di jajaran manajemen. Ide tersebut muncul setelah dirinya mendapatkan respons positif dari para siswa di sekolah yang menjadi almamaternya saat remaja itu.

“Antusiasme para siswa siswi di SMAN 24 Jakarta sangat besar, padahal saya hanya mengisahkan perjalanan karier dan pengalaman saya saja selama ini,” ujar Tri usai mengajar di SMAN 24 Jakarta.

Ternyata, kata Tri, apa yang diceritakan itu cukup memotivasi mereka. Untuk itu Tri juga akan menularkan program itu pada level manager AP II.”Ke depan tidak hanya direksi, para pejabat hingga level manager akan saya minta melakukan aksi mengajar ke sekolah-sekolah asal mereka. Ini gerakan yang sangat baik,” saut Tri.

Menurutnya, siswa-siswi di sekolah membutuhkan motivator yang bisa memberikan mereka inspirasi positif yang nyata untuk menjadi seseorang yang ‘good for something’.”Bukan seorang yang ‘good for nothing’. Mereka di masa depan harus bisa menjadi ‘sesuatu’, baik untuk dirinya maupun orang lain,” harapnya.

Selain dirinya, Direktur Operasi Kebandarudaraan Endang A. Sumiarsa didaulat menjadi inspirator di SMAN 5 Jakarta. Kemudian Salahudin Rafi, Direktur Kebandarudaraan dan Teknologi, membagi pengalamannya di SMK Penerbangan Gautama Jakarta. Sedangkan Direktur Komersial Kebandarudaraan Rinaldo J. Aziz memotivasi ratusan siswa di SMAN 1 Batu Sangkar Padang, Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Sulistio Wijayadi di SMAN 2 Cirebon, Direktur Keuangan Laurensius Manurun di SMA HKBP Pematang Siantar, serta Direktur SDM dan UMUM RP Hari Cahyono di SMAN 1 Batu Malang.

Usai mengajar, para direksi menyerahkan bantuan berupa 4 unit laptop, 5 unit komputer desktop, serta 5 unit perangkat multimedia. Selain mengajar, ketujuh direksi juga memberikan bantuan fasilitas pendidikan ke tiap-tiap sekolah senilai total Rp 700 juta. (chi/jpnn)

Bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional, Senin (20/5), seluruh direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ‘mengajar’ di seluruh Indonesia. Mereka ada yang mengajar di sekolah asalnya, atau di kampung kelahirannya dan ada pula yang mengajar di kampung halaman istri atau suaminya.

“MENURUT Profesor Anies Baswedan, pelajaran dari guru di setiap sekolah sudah cukup dan sudah bagus, yang kurang adalah inspirasi,” ujar Dahlan di kantornya, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta.

Selama ini kata Dahlan, dirut BUMN dinilai orang yang telah berhasil, karena sudah mencapai tingkat direktur, untuk itu tidak ada salahnya kalau mereka berpartisipasi mengajar.

“Kalau mereka (direksi BUMN-red) mengajar setidaknya akan bilang “saya dulu seumur kamu juga pernah merasakan sekolah di sini, duduk dibangku itu. Dan sekarang saya sudah menjadi seperti ini,” papar Dahlan mencontohkan.

Mantan dirut PLN ini juga menegaskan bahwa para direksi BUMN tidak akan mengambil posisi guru di sekolah, karena mereka tidak mengajar mata pelajaran.

“Mereka tidak mengajar Matematika, Bahasa Inggris, Ekonomi atau yang lainnya, tapi ‘mengajar’ untuk memberi motivasi agar mereka semakin terinspirasi meraih cita-cita,” katanya.

Dahlan Iskan cukup paham bahwa menjadi seorang guru tidaklah semudah yang dibayangkan. “Saya memiliki 700 dirut dan direksi BUMN dan saya teringat bagaimana susahnya mengajar siswa-siswi di sekolah. Karena itu saya sempat meminta seluruh direksi BUMN untuk merasakan bagaimana mengajar di sekolah,” ucap Dahlan.

Di hadapan puluhan ribu guru kabupaten Bogor, Dahlan bercerita bahwa dia sempat dicurhati oleh para direksi yang sudah menjalankan tugas mengajar.

“Mereka kirim email dan ada yang telephone ke saya. Mereka mengaku menjadi guru tidaklah mudah. Mereka bilang ‘kita ini meski sudah jadi direksi dari perusahaan besar, tapi belum tentu bisa mengajar’,” papar Dahlan.

Mereka kata Dahlan, sempat dihantui rasa takut sebelum mengajar. Mereka takut kalau nanti terlihat keringetan sebesar jagung dan grogi saat mengajar.

Untuk itu sebelum tanggal 20 Mei kemarin, Dahlan mendatangkan seorang yang ahli mengajar. Tujuannya adalah untuk mengatasi rasa ketakutan tadi.

“Makanya hari Minggu (19/5) kemarin, saya kumpulkan dan saya panggil Pak Anis Baswedan untuk memberi tips bagaimana menghadapi siswa-siswi itu. Dan di situlah mereka diberi pembekalan,” terangnya.

Dahlan memberikan apresiasi setinggi mungkin pada puluhan ribu guru yang hadir pada acara itu. “Guru-guru di sini kalian semua hebat sekali, karena belum tentu direksi BUMN bisa mengajar seperti ibu atau bapak,” tukas mantan dirut PLN ini.

(chi/jpnn) Menyikapi permintaan Dahlan, Tujuh direksi PT Angkasa Pura II rela ‘turun gunung’ untuk menyambangi sekolah-sekolah tempat mereka dulu menimba ilmu.

Direktur Utama Angkasa Pura II, Tri S Sunoko menjelaskan, program ‘Gerakan Direksi BUMN Mengajar’ ini sejalan dengan program Bina Lingkungan Pendidikan yang selama ini dijalankan korporasi.

Tri menegaskan, untuk menindaklanjuti program ini, ke depan Tri akan menggalakkan program serupa dengan melibatkan pejabat-pejabat di jajaran manajemen. Ide tersebut muncul setelah dirinya mendapatkan respons positif dari para siswa di sekolah yang menjadi almamaternya saat remaja itu.

“Antusiasme para siswa siswi di SMAN 24 Jakarta sangat besar, padahal saya hanya mengisahkan perjalanan karier dan pengalaman saya saja selama ini,” ujar Tri usai mengajar di SMAN 24 Jakarta.

Ternyata, kata Tri, apa yang diceritakan itu cukup memotivasi mereka. Untuk itu Tri juga akan menularkan program itu pada level manager AP II.”Ke depan tidak hanya direksi, para pejabat hingga level manager akan saya minta melakukan aksi mengajar ke sekolah-sekolah asal mereka. Ini gerakan yang sangat baik,” saut Tri.

Menurutnya, siswa-siswi di sekolah membutuhkan motivator yang bisa memberikan mereka inspirasi positif yang nyata untuk menjadi seseorang yang ‘good for something’.”Bukan seorang yang ‘good for nothing’. Mereka di masa depan harus bisa menjadi ‘sesuatu’, baik untuk dirinya maupun orang lain,” harapnya.

Selain dirinya, Direktur Operasi Kebandarudaraan Endang A. Sumiarsa didaulat menjadi inspirator di SMAN 5 Jakarta. Kemudian Salahudin Rafi, Direktur Kebandarudaraan dan Teknologi, membagi pengalamannya di SMK Penerbangan Gautama Jakarta. Sedangkan Direktur Komersial Kebandarudaraan Rinaldo J. Aziz memotivasi ratusan siswa di SMAN 1 Batu Sangkar Padang, Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Sulistio Wijayadi di SMAN 2 Cirebon, Direktur Keuangan Laurensius Manurun di SMA HKBP Pematang Siantar, serta Direktur SDM dan UMUM RP Hari Cahyono di SMAN 1 Batu Malang.

Usai mengajar, para direksi menyerahkan bantuan berupa 4 unit laptop, 5 unit komputer desktop, serta 5 unit perangkat multimedia. Selain mengajar, ketujuh direksi juga memberikan bantuan fasilitas pendidikan ke tiap-tiap sekolah senilai total Rp 700 juta. (chi/jpnn)

Artikel Terkait

Rekening Gendut Akil dari Sumut?

Pedagang Emas Kian Ketar-ketir

Selalu Menghargai Sesama

Dahlan Iskan & Langkanya Daging Sapi

Terpopuler

Artikel Terbaru

/