28 C
Medan
Thursday, December 5, 2024
spot_img

Jakarta Beijing Nan Bak Bandung Tianjin

New Hope-Dahlan Iskan

BENARKAH proyek kereta cepat Jakarta-Bandung terinspirasi kereta cepat Beijing ke Tianjin?
Presiden Jokowi memang naik kereta cepat dari Beijing ke Tianjin. Saat kunjungan kenegaraan ke Tiongkok tahun lalu. Konon bapak Presiden mendapat laporan yang istimewa: Tianjin maju pesat setelah ada kereta cepat itu.

Tapi saya belum pernah mendengar sendiri bahwa perjalanan itulah yang membuat presiden ngotot membangun kereta cepat Jakarta-Bandung. Saya hanya membacanya di berita online. Belum tentu benar.

Tapi apakah Jakarta-Bandung mirip Beijing-Tianjin?
Saya sudah puluhan kali ke Tianjin. Bahkan pernah tinggal di sana. Hampir dua tahun. Sudah seperti kampung sendiri. Hati yang ada di dada saya ini misalnya. Adalah hatinya anak muda Tianjin yang tiba-tiba meninggal dunia. Lalu diberikan ke saya.

Tapi saya sudah sering ke Tianjin jauh sebelum itu. Sejak kota industri itu masih kumuh. Berdebu. Berbau. Belum ada jalan tol. Beijing-Tianjin saya tempuh dengan naik bus lima jam. Mau naik kereta tidak berani. Berjejal. Pengap. Berdesakan.

Tianjin masih dikenal sebagai kota buruh. Miskin –pakai sekali. Asap hitam di mana-mana. Cerobong pabrik seperti berlomba melukai langit. Di halaman rumah sakit pun ada tumpukan batubara. Di depan hotel juga. Berserakan. Untuk memasak air.

Ketika kota-kota lain mulai berbenah Tianjin masih ketinggalan. Ketika kota lain sudah mulai cantik, Tianjin masih kumuh. Orang tidak perlu bertanya di mana toilet. Dari jauh pun sudah tahu. Baunya dari arah mana.

Lalu ada jalan tol dari Beijing ke Tianjin. Sejauh 140 km. Langsung padat. Dibangun lagi jalan tol yang lain. Masih tidak cukup. Kini ada empat jalan tol dari Beijing (18 juta jiwa) ke Tianjin (14 juta jiwa).

Lalu dibangun pula jalur kereta cepat. Jarak 140 km itu hanya ditempuh dengan 29 menit. Setelah ada kereta cepat saya hampir selalu naik ini. Keretanya banyak banget. Tiap 15 menit ada pemberangkatan. Pada jam sibuk tiap 10 menit. Hampir selalu penuh.

Apakah ekonomi Tianjin maju karena kereta cepat?

New Hope-Dahlan Iskan

BENARKAH proyek kereta cepat Jakarta-Bandung terinspirasi kereta cepat Beijing ke Tianjin?
Presiden Jokowi memang naik kereta cepat dari Beijing ke Tianjin. Saat kunjungan kenegaraan ke Tiongkok tahun lalu. Konon bapak Presiden mendapat laporan yang istimewa: Tianjin maju pesat setelah ada kereta cepat itu.

Tapi saya belum pernah mendengar sendiri bahwa perjalanan itulah yang membuat presiden ngotot membangun kereta cepat Jakarta-Bandung. Saya hanya membacanya di berita online. Belum tentu benar.

Tapi apakah Jakarta-Bandung mirip Beijing-Tianjin?
Saya sudah puluhan kali ke Tianjin. Bahkan pernah tinggal di sana. Hampir dua tahun. Sudah seperti kampung sendiri. Hati yang ada di dada saya ini misalnya. Adalah hatinya anak muda Tianjin yang tiba-tiba meninggal dunia. Lalu diberikan ke saya.

Tapi saya sudah sering ke Tianjin jauh sebelum itu. Sejak kota industri itu masih kumuh. Berdebu. Berbau. Belum ada jalan tol. Beijing-Tianjin saya tempuh dengan naik bus lima jam. Mau naik kereta tidak berani. Berjejal. Pengap. Berdesakan.

Tianjin masih dikenal sebagai kota buruh. Miskin –pakai sekali. Asap hitam di mana-mana. Cerobong pabrik seperti berlomba melukai langit. Di halaman rumah sakit pun ada tumpukan batubara. Di depan hotel juga. Berserakan. Untuk memasak air.

Ketika kota-kota lain mulai berbenah Tianjin masih ketinggalan. Ketika kota lain sudah mulai cantik, Tianjin masih kumuh. Orang tidak perlu bertanya di mana toilet. Dari jauh pun sudah tahu. Baunya dari arah mana.

Lalu ada jalan tol dari Beijing ke Tianjin. Sejauh 140 km. Langsung padat. Dibangun lagi jalan tol yang lain. Masih tidak cukup. Kini ada empat jalan tol dari Beijing (18 juta jiwa) ke Tianjin (14 juta jiwa).

Lalu dibangun pula jalur kereta cepat. Jarak 140 km itu hanya ditempuh dengan 29 menit. Setelah ada kereta cepat saya hampir selalu naik ini. Keretanya banyak banget. Tiap 15 menit ada pemberangkatan. Pada jam sibuk tiap 10 menit. Hampir selalu penuh.

Apakah ekonomi Tianjin maju karena kereta cepat?

Artikel Terkait

Debat

Kisah Ikan Eka

Guo Nian

Sarah’s Bag Itu

Freeport

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/