Raja merasa informasinya valid. Sumbernya: intelijen militer. Dari laporan intelijen langsung ke kantor Perdana Menteri Abdullah Badawi. Hanya ia tidak mungkin mengungkapkannya.
Istri Raja akhirnya minta sumbangan. Secara online. Untuk jaminan suaminya. Permintaannya sederhana: satu orang menyumbang satu ringgit. Dalam sekejap terkumpul 35.000 ringgit. Menandakan betapa rasa keadilan masyarakat sangat tergores. Hukum tidak tegak lagi.
Sekuat-kuat Raja dan istrinya, masih lebih kuat tekanannya. Raja mencabut beritanya. Ia mengaku tidak melihat sendiri kehadiran Rosma Hassan itu. Demikian juga kehadiran Kol Buyong dan isterinya.
Raja lantas kabur ke Inggris. Kebetulan ia itu kelahiran Inggris. Dulu, bapaknya sekolah hukum di sana. Lalu kerja di Unilever Inggris. Kawin dengan Chi Barriya Kamaruddin. Yang nama aslinya: Barbara Marbel Parnell. Lahirlah Raja.
Entah apa yang ada di pikiran Raja sekarang ini. Ketika partai yang didukungnya menang Pemilu. Menumbangkan Najib Razak.
Sebenarnya tidak ada yang menemukan mayat Amina. Badannya sudah hancur. Dagingnya tidak ada. Jadi serpihan bersama bom C-4. Yang mudah busuk. Menyatu dengan tanah dan sampah.
Tapi keluarga Amina di Mongolia bingung. Anak-anaknya, yang sudah berumur 12 tahun dan 8 tahun, bertanya tentang mama mereka. Tidak ada kabar. Tidak ada kontak. Tidak bisa dikontak. Hilang.
Sepupu Amina lapor polisi. Dan yang utama lapor kedutaan Mongolia. Kedutaan inilah yang aktif mencari warganya. Dan yang aktif mempersoalkannya. Dan mempertanyakan kelanjutannya.
Polisi Malaysia akhirnya turun tangan. Menemukan tulang-tulang berserakan. Di jurang itu. Tidak diketahui tulang siapa. Baru setelah dilakukan test DNA terbuka: itu tulangnya Amina.
Ditemukan juga bekas tembakan. Dua kali. Unsur kimia: bom C-4. Selebihnya misteri.
Tapi kan harus ada tersangka. Berita pembunuhan ini bukan main menariknya.
Publik terhipnotis. Main spekulasi pula. Misalnya: mungkin wanita itu sedang hamil. Mungkin sudah minta dikawini. Mungkin akan membongkar sesuatu.
Misalnya, ada apa di balik pembelian tiga kapal selam itu. Berapa komisinya. Dibagi ke mana saja.
Sebagian ternyata bukan sekedar spekulasi. Koran Prancis turun tangan. Ada komisi ratusan juta Euro. Tepatnya Euro 114 juta. Tapi anehnya, atau hebatnya, tidak ada Amina. Tidak ditemukan bukti Amina ke Prancis pada tahun-tahun itu. Begitulah data dari imigrasi.