Tim Pencari Fakta (TPF) kasus gagal ginjal akut menemukan bahwa penyakit tersebut merupakan kejahatan yang dilakukan secara sistematis. Alasannya, penyakit gagal ginjal akut tidak hanya disebabkan produsen obat, tapi juga karena adanya kelalaian terhadap pengawasan peredaran obat-obatan.
Perkembangan data terbaru total kasus gangguan ginjal akut yang berujung gagal ginjal akut pada anak per Jumat (4/11) menjadi 323 anak se-Indonesia. Dari data itu sebanyak 190 anak meninggal dunia dan 34 masih dirawat di rumah sakit.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin akhirnya menyimpulkan, kasus gangguan ginjal akut disebabkan cemaran senyawa Etilena Glikol dan Dietilena Glikol (EG dan DEG) pada obat sirup. Kesimpulan itu didasarkan pada sejumlah indikator.
Pasien Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) di Sumatera Utara (Sumut) kembali bertambah menjadi 15 anak. Dari jumlah itu, 10 anak meninggal dunia, 2 masih dirawat, dan 3 anak dinyatakan sembuh. Pasien terakhir meninggal, saat menjalani perawatan di RSUP Haji Adam Malik Medan pada Minggu (30/10) kemarin.
KEMENTERIAN Kesehatan sudah mengerucut pada sebuah kesimpulan bahwa gangguan ginjal akut yang dialami pasien anak sejak Agustus 2022, memang diindikasikan kuat karena adanya cemaran senyawa Etilena Glikol dan Dietilena Glikol (EG dan DEG) pada obat sirop. Kesimpulan itu dibuktikan dengan 3 kali pemeriksaan hingga hasil temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap 3 obat sirop.
DPD Demokrat Sumatera Utara memberikan perhatian khusus kepada pemerintah untuk serius melakukan penanganan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GgGAPA) dengan cepat, tepat dan baik. Karena, menyangkut kesehatan masyarakat Indonesia, terutama balita.
Saat ini sudah ada 14 anak yang mengalami gangguan gagal ginjal akut di Sumatera Utara (Sumut). Dari jumlah itu, 8 anak diantaranya meninggal dunia. Melihat kondisi ini, Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi meminta agar semua anak yang mengalami indikasi gejala gagal ginjal akut harus segera dirawat di RSUP Haji Adam Malik Medan. Semua biaya penanganan medisnya gratis, karena ditanggung Pemprov Sumut.
Dinas Kesehatan Kota Sibolga mengkonfirmasi adanya dua pasien balita mengalami gagal ginjal akut.
Kepala Dinas Kesehatan Sibolga, Firmansyah Hulu mengatakan, kedua pasien tersebut diketahui mengalami gagal ginjal setelah mengkonsumsi obat yang diduga mengandung Etilen Glikol (eg) dan Dietilen Glikol (deg).
Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahyamadi menyebutkan, balita yang meninggal karena gagal ginjal akut bertambah satu orang, menjadi 7 orang. Mengantisipasi bertambahnya jumlah korban, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut langsung melakukan penanganan cepat untuk menekan kasus penyakit tersebut.
Enam anak berusia 1 hingga 5 tahun, meninggal karena gagal ginjal akut misterius pada Juli hingga Oktober di Sumatera Utara. Kasus terakhir, bayi berusia dua tahun meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan, Selasa (18/10).