BEIJING, SUMUTPOS.CO – Sepintas, Yu Youzhen tak berbeda dari tukang sapu lainnya di China. Mengenakan seragam oranye, menenteng sapu dan keranjang sampah itu lah keseharian perempuan 54 tahun tersebut.
Namun siapa sangka di luar kesehariannya sebagai buruh dia memiliki aset senilai 10 juta yuan atau setara Rp 20 miliar.
Ia kini hidup mewah. Namun ibu dua anak ini enggan bersantai-santai dengan harta yang dimiliki. Ia tetap memilih setia pada profesi tukang sapu yang telah digelutinya sejak 14 tahun.
Menurutnya ia, ingin tetap bekerja agar bisa menjadi contoh bagi anak-anaknya. ‘’Bekerja tidak hanya soal upah, ini membuat seseorang fokus. Kemalasan menimbulkan berbagai macam sifat buruk,’’ ujarnya seperti dilansir Mirror, Kamis (16/1).
‘’Saya ingin menjadi contoh bagi anak saya. Saya tidak ingin duduk santai dan menikmati kekayaan saya,’’ tambahnya.
Kisah harta Youzhen sendiri bermula sekitar lima tahun lalu. Saat itu pemerintah membayar tanah milik keluarganya. Dana tersebut kemudian ia gunakan untuk membangun usaha properti. Dari sinilah hartanya terus menumpuk.
Meski demikian Youzhen belum berencana untuk pensiun dari jalanan. Ia, masih terus menggeluti pekerjaannya sejak subuh enam hari dalam sepekan.
Selama karirnya ia, hanya pernah mengambil libur di hari kerjanya selama tiga hari untuk menghadiri pemakaman ibu mertua dan ayahnya. (zul/jpnn)
BEIJING, SUMUTPOS.CO – Sepintas, Yu Youzhen tak berbeda dari tukang sapu lainnya di China. Mengenakan seragam oranye, menenteng sapu dan keranjang sampah itu lah keseharian perempuan 54 tahun tersebut.
Namun siapa sangka di luar kesehariannya sebagai buruh dia memiliki aset senilai 10 juta yuan atau setara Rp 20 miliar.
Ia kini hidup mewah. Namun ibu dua anak ini enggan bersantai-santai dengan harta yang dimiliki. Ia tetap memilih setia pada profesi tukang sapu yang telah digelutinya sejak 14 tahun.
Menurutnya ia, ingin tetap bekerja agar bisa menjadi contoh bagi anak-anaknya. ‘’Bekerja tidak hanya soal upah, ini membuat seseorang fokus. Kemalasan menimbulkan berbagai macam sifat buruk,’’ ujarnya seperti dilansir Mirror, Kamis (16/1).
‘’Saya ingin menjadi contoh bagi anak saya. Saya tidak ingin duduk santai dan menikmati kekayaan saya,’’ tambahnya.
Kisah harta Youzhen sendiri bermula sekitar lima tahun lalu. Saat itu pemerintah membayar tanah milik keluarganya. Dana tersebut kemudian ia gunakan untuk membangun usaha properti. Dari sinilah hartanya terus menumpuk.
Meski demikian Youzhen belum berencana untuk pensiun dari jalanan. Ia, masih terus menggeluti pekerjaannya sejak subuh enam hari dalam sepekan.
Selama karirnya ia, hanya pernah mengambil libur di hari kerjanya selama tiga hari untuk menghadiri pemakaman ibu mertua dan ayahnya. (zul/jpnn)