PONTIANAK,, SUMUTPOS.CO – Setiap 23 Maret terjadi fenomena alam unik berupa kulminasi matahari di kota Pontianak, Kalimantan Barat. Saat fenomena ini terjadi bayangan benda di kota Pontianak seakan ‘menghilang’. Selain itu telur yang biasanya tak bisa berdiri bisa dibuat berdiri.
Keunikan fenomena alam ini sering dijadikan momen digelarnya serangkaian kegiatan budaya yang dipadukan dengan acara ilmu pengetahuan (Iptek). Salah satu kegiatan yang digelar adalah lomba mendirikan telur yang tepat dilakukan saat matahari dalam posisi tegak lurus di pusat titik equator yakni mulai pukul 11.00 WIB hingga pukul 12.30 WIB.
Lomba mendirikan telur ini dikemas dalam acara ‘Pesona Kulminasi Matahari’. Peserta acara ini adalah murid-murid sekolah dasar se-kota Pontianak.
“Tiap-tiap sekolah mengutus 3 orang muridnya untuk mengikuti lomba ini,” kata Kepala Bidang Pariwisata Disbudpar Kota Pontianak, Siti Komalasari, kepada sejumlah wartawan, Minggu (23/3).
Beberapa peserta tampak antusias dan konsentrasi berusaha membuat telur-telur berdiri tegak sebanyak mungkin. Telur-telur ini dapat berdiri tegak tanpa bantuan apa pun. Telur-telur ini berdiri tegak karena adanya grativitasi yang cukup kuat di garis khatulistiwa. Bahkan di saat bersamaan, bayangan seperti benda ‘menghilang’.
“Lomba ini digelar untuk mensosialisasikan kepada masyarakat Kota Pontianak bahwa salah satu potensi yang ada di Tugu Khatulistiwa yakni adanya gravitasi yang cukup kuat di sini sehingga bisa membuat telur berdiri tegak,” katanya.
Selain itu, lanjut Siti, lomba ini sengaja mengikutsertakan siswa SD supaya mereka tergerak untuk mempelajari ilmu sains dengan mencari tahu bagaimana fenomena telur-telur bisa berdiri tegak terutama di kawasan Tugu Khatulistiwa sebagai lokasi titik nol derajat. Fenomena kulminasi matahari digelar dua kali setahun ini yakni pada tanggal 21-23 Maret dan tanggal 21-23 September.
Lomba mendirikan telur ini terbagi dalam dua tahap yakni babak penyisihan dan final. Pada babak penyisihan, seluruh peserta bersaing mendirikan sebanyak 7 telur yang disediakan panitia dalam waktu 5 menit.Peserta yang paling banyak mendirikan telur akan kembali berkompetisi dengan peserta lainnya hingga babak final.
“Ke luar sebagai pemenang adalah SD 18 Kecamatan Pontianak Utara yang meraih juara pertama karena berhasil mendirikan semua telur yang kita sediakan yakni sebanyak 7 telur,” kata Siti.
TIAP TAHUN DIPERINGATI
Setiap tahun fenomena hari tanpa bayangan matahari diperingati di Pontianak, Kalimantan Barat. Fenomena tanpa bayangan yang terjadi dua kali setiap tahun ini biasa disebut dengan kulminasi Matahari.
“Semua benda tidak memiliki bayangan di setiap peringatan kulminasi Matahari yang terjadi setiap 21-23 Maret dan 22-23 September setiap tahun,” kata warga Pontianak yang ikut peringatan reguler tersebut, Ainun Nazib Munandar.
Ainun mengatakan, bayangan di Pontianak ‘menghilang’ pada pukul 11.36 WIB. Saat itu Matahari berada tepat di garis khatulistiwa. Hal ini yang membuat bayangan benda-benda di Pontianak seakan menghilang.
“Ada acara peringatan yang digelar di Tugu Khatulistiwa saat bayangan menghilang,” katanya.
Acara ini berupa pegelaran seni dan juga berbagai perlombaan. “Saat acara itu cuaca sangat terik sekali,” katanya.
Ainun sempat menjepret peristiwa hilangnya bayangan tersebut dan mengirimkannya ke pasangmata.com. Dari hasil jepretan itu terlihat botol air mineral dan juga baterai yang diletakkan di lantai. Namun tidak terlihat sama sekali bayangan di dua benda ini. (net/bbs)