SUMUTPOS.CO – Kemurahan hati pelajar sekolah menengah atas (SMA) di Tiongkok bernama Xie Xu (18) ini tak perlu diragukan lagi. Selama tiga tahun, Xie saban hari dia menggendong temannya, Zhang Chi untuk berangkat dan pulang sekolah.
Xie tak mau temannya yang menderita kelainan otot sehingga kesulitan berjalan itu ketinggalan satu pelajaran pun. Karenanya, Xie menggendong Zhang yang setahun lebih tua ke sekolah di SMA Daxu di Xuzhou, sebuah wilayah di bagian utara Tiongkok.
Xie memang tinggal bersama Zhang di asrama yang dekat dengan sekolah mereka. Karenanya Xie tidak hanya menggendong Zhang saat berangkat maupun pulang sekolah, tapi juga membantu mengerjakan tugas harian, memasak hingga mencuci baju milik Zhang.
Wakil kepala sekolah, Guo Chunxi menyebut kisah Xie dan Zhang itu sangat menginspirasi. “Kisah tentang dua murid itu begitu menginspirasi dan menyentuh,” katanya.
Padahal, kata Chunxi menjelaskan, Xie dan Zhang bukanlah saudara. “Tapi Xie telah melakukan itu selama tiga tahun,” ujar Chunxi.
Menurutnya, kemurahan hati Xie membawa pengaruh positif bagi siswa lainnya. “Dengan bantuannya (Xie, red), Zhang tak pernah ketinggalan satu kelas pun,” ujar Chunxi.(shanghaiist/metro/ara/jpnn)
SUMUTPOS.CO – Kemurahan hati pelajar sekolah menengah atas (SMA) di Tiongkok bernama Xie Xu (18) ini tak perlu diragukan lagi. Selama tiga tahun, Xie saban hari dia menggendong temannya, Zhang Chi untuk berangkat dan pulang sekolah.
Xie tak mau temannya yang menderita kelainan otot sehingga kesulitan berjalan itu ketinggalan satu pelajaran pun. Karenanya, Xie menggendong Zhang yang setahun lebih tua ke sekolah di SMA Daxu di Xuzhou, sebuah wilayah di bagian utara Tiongkok.
Xie memang tinggal bersama Zhang di asrama yang dekat dengan sekolah mereka. Karenanya Xie tidak hanya menggendong Zhang saat berangkat maupun pulang sekolah, tapi juga membantu mengerjakan tugas harian, memasak hingga mencuci baju milik Zhang.
Wakil kepala sekolah, Guo Chunxi menyebut kisah Xie dan Zhang itu sangat menginspirasi. “Kisah tentang dua murid itu begitu menginspirasi dan menyentuh,” katanya.
Padahal, kata Chunxi menjelaskan, Xie dan Zhang bukanlah saudara. “Tapi Xie telah melakukan itu selama tiga tahun,” ujar Chunxi.
Menurutnya, kemurahan hati Xie membawa pengaruh positif bagi siswa lainnya. “Dengan bantuannya (Xie, red), Zhang tak pernah ketinggalan satu kelas pun,” ujar Chunxi.(shanghaiist/metro/ara/jpnn)