28 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

Aceh Jualan Paket Wisata Family Friendly di Malaysia

Sales Mission-Ilustrasi

“Sebanyak 15 travel agent dari Indonesia bertemu dengan 15 travel agent dari Malaysia. Harapannya, timbul kerjasama antara para travel agent dari kedua negara. Sehingga kita dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia,” ujar Kepala Bidang Misi Penjualan Pasar Asia Tenggara Kemenpar, Pupung Thariq Fadhillah saat pembukaan Sales Mission di Hotel The Royale Bintang Saremban.

Pupung menjelaskan, Malaysia dipilih karena merupakan pasar potensial bagi pariwisata Indonesia. Selain dekat secara geografis, Malaysia juga memiliki kedekatan dengan Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari perspektif sejarah dan budaya pada kedua negara.

“Latar belakang sejarah, semua itu terkait, banyak leluhur-leluhur berasal dari Sumatera Barat datang ke Malaysia. Sebagian cikal bakal orang-orang di sini (Malaysia) berasal dari Indonesia,” kata Pupung.

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana menambahkan, saat ini Malaysia masih berada di posisi empat besar pemasok kunjungan wisman terbanyak ke Indonesia setelah Tiongkok, Singapura, dan Australia. Adanya program Sales Mission ini diharapkan dapat meningkatkan wisatawan asal Malaysia.

I Gde Pitana menjelaskan, alasan Kemenpar membidik Seremban, Malaka, dan Johor Bahru pada Sales Mission kali ini, karena ketiga kota tersebut berada di semenanjung barat Malaysia. Seremban dan Malaka adalah kota-kota yang dekat dengan Kuala Lumpur. “Jadi sangat potensial untuk digarap dengan memanfaatkan hubungan Kuala Lumpur,” kata Pitana.

Istilah “wisata halal” oleh rapat di yang dipimpin I Gde Pitana di ATM Dubai, 25 April 2017, diputuskan, untuk kepentingan promosi, rapat mengusulkan menggunakan istilah “Family Friendly” Destination. Itu untuk menggantikan kata-kata Halal Tourism atau Muslim Tourism. Peserta rapat I Gde Pitana, Samsriono Nugroho, Judi Rifajantoro, Nia Niscaya, Rita Sofia, Ayu, VITO KSA, VITO Middle East, VITO Halal.

Menpar Arief Yahya menyebut Pasar Malaysia itu sangat cocok berwisata ke Indonesia. Mereka yang sudah berumur, cocok dengan Bali atau 10 destinasi prioritas. Mereka yang paruh baya bisa bermain golf. Kebetulan sudah ada 114 golf course Indonesia yang standar internasional. Sementara ibu-ibu dan anak-anak mudanya bisa berwisata belanja dan kuliner.

“Ada banyak destinasi menarik yang ditawarkan kepada pasar Malaysia. Dan jangan lupa, Indonesia sudah diakui sebagai ASEAN favourite destination. Berwisata ke Indonesia tidak akan rugi,” kata Menpar Arief Yahya. (rel)

Sales Mission-Ilustrasi

“Sebanyak 15 travel agent dari Indonesia bertemu dengan 15 travel agent dari Malaysia. Harapannya, timbul kerjasama antara para travel agent dari kedua negara. Sehingga kita dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia,” ujar Kepala Bidang Misi Penjualan Pasar Asia Tenggara Kemenpar, Pupung Thariq Fadhillah saat pembukaan Sales Mission di Hotel The Royale Bintang Saremban.

Pupung menjelaskan, Malaysia dipilih karena merupakan pasar potensial bagi pariwisata Indonesia. Selain dekat secara geografis, Malaysia juga memiliki kedekatan dengan Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari perspektif sejarah dan budaya pada kedua negara.

“Latar belakang sejarah, semua itu terkait, banyak leluhur-leluhur berasal dari Sumatera Barat datang ke Malaysia. Sebagian cikal bakal orang-orang di sini (Malaysia) berasal dari Indonesia,” kata Pupung.

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana menambahkan, saat ini Malaysia masih berada di posisi empat besar pemasok kunjungan wisman terbanyak ke Indonesia setelah Tiongkok, Singapura, dan Australia. Adanya program Sales Mission ini diharapkan dapat meningkatkan wisatawan asal Malaysia.

I Gde Pitana menjelaskan, alasan Kemenpar membidik Seremban, Malaka, dan Johor Bahru pada Sales Mission kali ini, karena ketiga kota tersebut berada di semenanjung barat Malaysia. Seremban dan Malaka adalah kota-kota yang dekat dengan Kuala Lumpur. “Jadi sangat potensial untuk digarap dengan memanfaatkan hubungan Kuala Lumpur,” kata Pitana.

Istilah “wisata halal” oleh rapat di yang dipimpin I Gde Pitana di ATM Dubai, 25 April 2017, diputuskan, untuk kepentingan promosi, rapat mengusulkan menggunakan istilah “Family Friendly” Destination. Itu untuk menggantikan kata-kata Halal Tourism atau Muslim Tourism. Peserta rapat I Gde Pitana, Samsriono Nugroho, Judi Rifajantoro, Nia Niscaya, Rita Sofia, Ayu, VITO KSA, VITO Middle East, VITO Halal.

Menpar Arief Yahya menyebut Pasar Malaysia itu sangat cocok berwisata ke Indonesia. Mereka yang sudah berumur, cocok dengan Bali atau 10 destinasi prioritas. Mereka yang paruh baya bisa bermain golf. Kebetulan sudah ada 114 golf course Indonesia yang standar internasional. Sementara ibu-ibu dan anak-anak mudanya bisa berwisata belanja dan kuliner.

“Ada banyak destinasi menarik yang ditawarkan kepada pasar Malaysia. Dan jangan lupa, Indonesia sudah diakui sebagai ASEAN favourite destination. Berwisata ke Indonesia tidak akan rugi,” kata Menpar Arief Yahya. (rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/