26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

GenPI Aceh Siap Boosting Penas Petani – Nelayan XV 2017 Jadi Trending Topic

Pemilihan tagar memang jadi kunci utamanya. Lewat tagar itu, cuitan yang diposting anak-anak GenPi bisa didorong menjadi trending. Karenanya, dalam melakukan aksinya nanti, anak-anak GenPi Aceh juga akan  menginformasikan ke teman-teman GenPi lain untuk ikut berpartisipasi menggunakan tagar tersebut untuk di repost sehingga bisa menjadi pembicaraan banyak orang di medsos.

“Ini sudah kami bahas bersama perwakilan dari Humas Setda Aceh dan Ketua Tim Publikasi Pekan Nasional (Penas) Petani – Nelayan XV 2017. Jadi nanti mulai dari akun fanpage dan website, retweeters, original tweets, most popular, highest impact, hingga top photografer, semua kompak mempromosikan Pekan Nasional (Penas) Petani – Nelayan XV 2017,” ucapnya.

Stafsus Menpar Bidang Komunikasi, Don Kardono gembira dengan aktivitas GenPI yang semakin meluas di media social. “Hampir setiap hari di semua channel media social semakin penuh dengan foto, video, grafis, slide show, tentang pariwisata. Perbincangan seputar destinasi, events, festival, dan semua kebijakan kepariwisataan semakin seru dan menarik,” kata Don.

Inisiatif GenPi Aceh itu juga ditanggapi Menpar Arief Yahya. Menurutnya, GenPI Aceh bisa menjadi contoh konkret peran C (community) dalam Pentahelix yang melibatkan  Academician, Business, Community, Government, Media (ABCGM). Nah, GenPI ini adalah komunitas yang sifat keanggotaannya volunteer. “Ini sangat kreatif. Kota-kota yang punya GenPI men-support aktivitas pariwisata di kotanya masing-masing. Sukses! Salam Pesona Indonesia!” ujar Menpar Arief Yahya.

Untuk menembus 20 juta wisman di 2019, kata dia, tidak bisa dengan cara-cara biasa. Tidak cukup dengan modal marketing dan pengembangan destinasi yang linear. Membutuhkan sesuatu yang baru, yang belum dimiliki oleh manapun, itulah yang dibutuhkan pariwisata saat ini. “Salah satunya lewat digital,” ucap peraih Men’s Obsession 2015 dan 2016 ini.

Era digital itu, kata dia, tidak bisa dilawan. Sebuah keniscayaan, yang cepat atau lambat akan terjadi. Karena itu, cara yang paling cerdas adalah menjemput masa depan dengan digital marketing. Mengkampanyekan setiap event via dunia maya. “Sekali lagi, teknologi tidak bisa dilawan, kreativitas tidak bisa dibendung, digital tidak bisa ditunda. Dalam persaingan ke depan, yang cepat dan sigap akan mengalahkan yang besar dan lambat,” kata dia. (rel)

 

 

Pemilihan tagar memang jadi kunci utamanya. Lewat tagar itu, cuitan yang diposting anak-anak GenPi bisa didorong menjadi trending. Karenanya, dalam melakukan aksinya nanti, anak-anak GenPi Aceh juga akan  menginformasikan ke teman-teman GenPi lain untuk ikut berpartisipasi menggunakan tagar tersebut untuk di repost sehingga bisa menjadi pembicaraan banyak orang di medsos.

“Ini sudah kami bahas bersama perwakilan dari Humas Setda Aceh dan Ketua Tim Publikasi Pekan Nasional (Penas) Petani – Nelayan XV 2017. Jadi nanti mulai dari akun fanpage dan website, retweeters, original tweets, most popular, highest impact, hingga top photografer, semua kompak mempromosikan Pekan Nasional (Penas) Petani – Nelayan XV 2017,” ucapnya.

Stafsus Menpar Bidang Komunikasi, Don Kardono gembira dengan aktivitas GenPI yang semakin meluas di media social. “Hampir setiap hari di semua channel media social semakin penuh dengan foto, video, grafis, slide show, tentang pariwisata. Perbincangan seputar destinasi, events, festival, dan semua kebijakan kepariwisataan semakin seru dan menarik,” kata Don.

Inisiatif GenPi Aceh itu juga ditanggapi Menpar Arief Yahya. Menurutnya, GenPI Aceh bisa menjadi contoh konkret peran C (community) dalam Pentahelix yang melibatkan  Academician, Business, Community, Government, Media (ABCGM). Nah, GenPI ini adalah komunitas yang sifat keanggotaannya volunteer. “Ini sangat kreatif. Kota-kota yang punya GenPI men-support aktivitas pariwisata di kotanya masing-masing. Sukses! Salam Pesona Indonesia!” ujar Menpar Arief Yahya.

Untuk menembus 20 juta wisman di 2019, kata dia, tidak bisa dengan cara-cara biasa. Tidak cukup dengan modal marketing dan pengembangan destinasi yang linear. Membutuhkan sesuatu yang baru, yang belum dimiliki oleh manapun, itulah yang dibutuhkan pariwisata saat ini. “Salah satunya lewat digital,” ucap peraih Men’s Obsession 2015 dan 2016 ini.

Era digital itu, kata dia, tidak bisa dilawan. Sebuah keniscayaan, yang cepat atau lambat akan terjadi. Karena itu, cara yang paling cerdas adalah menjemput masa depan dengan digital marketing. Mengkampanyekan setiap event via dunia maya. “Sekali lagi, teknologi tidak bisa dilawan, kreativitas tidak bisa dibendung, digital tidak bisa ditunda. Dalam persaingan ke depan, yang cepat dan sigap akan mengalahkan yang besar dan lambat,” kata dia. (rel)

 

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/