30 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Rakornas Pariwisata II-2017 Kejar Target 20.000 Homestay Desa Wisata 2017

Homestay

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Homestay Desa Wisata bakal menjadi portofolio industri baru dalam pengembangan amenitas pariwisata. Indonesia akan menjadi negara dengan homestay terbesar, berbanyak, dan terbaik dunia. Itulah “mimpi besar” Menpar Arief Yahya dari Rapat Koordinasi Pariwisata II/2017 yang bakal digelar di Birawa Assembly Hall Hotel Bidakara  Jakarta Selatan, 18-19 Mei 2017.

Target jumlah homestay baru di 2019 ada di angka 100.000. Tersebar di seluruh Indonesia, minimal di 10 Bali Baru, atau 10 Destinasi Prioritas yang sudah diputuskan oleh Presiden Joko Widodo. Diantaranya, Danau Toba Sumut, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur Jawa Tengah, Bromo Jawa Timur, Mandalika Lombok, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara.

Tahun 2017 ini ditargetkan 20 ribu, tahun 2018 ditambah 30 ribu lagi, dan tahun 2019 dibangun 50 ribu. Total 100 ribu. “Homestay itu dikelola secara korporasi, bukan cara koperasi. Homestay ini dijalankan dengan mesin baru, model bisnis baru, berbasis pada digital yanh saya sebut digital  sharing economy,” kata Arief Yahya.

Mimpi besar itulah yang akan di-Rakornas-kan, dengan spirit “Indonesia Incorporated.” Rakornas Pariwisata inilah untuk memperkuat sinergitas semua elemen dalam mewujudkan target nasional pariwisata khususnya pembangunan homestay desa wisata sebagai Top 3 program Kemenpar 2017. Selain Go Digital dan Air Connectivity. Persis dengan   tema rakornas II/2017: “20.000 Homestay Desa Wisata 2017”.

Rakornas itu akan dibuka dan sekaligus  keynote speech oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya bersama Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Eko Putro Sandjodjo, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat  (PUPR) Mochamad Basoeki Hadimoerlyono.

Menpar Arief Yahya mengatakan, program homestay desa wisata yang dilaksanakan mulai tahun ini merupakan kontribusi Kemenpar terhadap pendukungan program satu juta rumah terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang dibuat Kementerian PUPR.

Menpar Arief Yahya menjelaskan, pembangunan homestay mempunyai nilai strategis. Terutama untuk memperkuat unsur Amenitas dalam teori 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas)-nya Menpar Arief. Selain 10 Bali Baru, juga di Banyuwangi Jatim, Mandeh Sumbar, Bali dan Makassar.

“Pengelolaan homestay dengan platform digital sharing economy adalah the only choice, karena kalau kita tidak melakukannya, kita pasti  habis terdisrupsi oleh pengelola homestay yang menggunakan platform digital. Kalau kita tidak melakukannya, maka orang lain yang akan melakukannya dan kita tergilas,” sebutnya.

Homestay

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Homestay Desa Wisata bakal menjadi portofolio industri baru dalam pengembangan amenitas pariwisata. Indonesia akan menjadi negara dengan homestay terbesar, berbanyak, dan terbaik dunia. Itulah “mimpi besar” Menpar Arief Yahya dari Rapat Koordinasi Pariwisata II/2017 yang bakal digelar di Birawa Assembly Hall Hotel Bidakara  Jakarta Selatan, 18-19 Mei 2017.

Target jumlah homestay baru di 2019 ada di angka 100.000. Tersebar di seluruh Indonesia, minimal di 10 Bali Baru, atau 10 Destinasi Prioritas yang sudah diputuskan oleh Presiden Joko Widodo. Diantaranya, Danau Toba Sumut, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur Jawa Tengah, Bromo Jawa Timur, Mandalika Lombok, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara.

Tahun 2017 ini ditargetkan 20 ribu, tahun 2018 ditambah 30 ribu lagi, dan tahun 2019 dibangun 50 ribu. Total 100 ribu. “Homestay itu dikelola secara korporasi, bukan cara koperasi. Homestay ini dijalankan dengan mesin baru, model bisnis baru, berbasis pada digital yanh saya sebut digital  sharing economy,” kata Arief Yahya.

Mimpi besar itulah yang akan di-Rakornas-kan, dengan spirit “Indonesia Incorporated.” Rakornas Pariwisata inilah untuk memperkuat sinergitas semua elemen dalam mewujudkan target nasional pariwisata khususnya pembangunan homestay desa wisata sebagai Top 3 program Kemenpar 2017. Selain Go Digital dan Air Connectivity. Persis dengan   tema rakornas II/2017: “20.000 Homestay Desa Wisata 2017”.

Rakornas itu akan dibuka dan sekaligus  keynote speech oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya bersama Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Eko Putro Sandjodjo, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat  (PUPR) Mochamad Basoeki Hadimoerlyono.

Menpar Arief Yahya mengatakan, program homestay desa wisata yang dilaksanakan mulai tahun ini merupakan kontribusi Kemenpar terhadap pendukungan program satu juta rumah terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang dibuat Kementerian PUPR.

Menpar Arief Yahya menjelaskan, pembangunan homestay mempunyai nilai strategis. Terutama untuk memperkuat unsur Amenitas dalam teori 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas)-nya Menpar Arief. Selain 10 Bali Baru, juga di Banyuwangi Jatim, Mandeh Sumbar, Bali dan Makassar.

“Pengelolaan homestay dengan platform digital sharing economy adalah the only choice, karena kalau kita tidak melakukannya, kita pasti  habis terdisrupsi oleh pengelola homestay yang menggunakan platform digital. Kalau kita tidak melakukannya, maka orang lain yang akan melakukannya dan kita tergilas,” sebutnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/