29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ritual Nawu Sendang, Favorit Para Fotografer dan Wisatawan

Ritual Nawu Sendang Seliran Kotagede.

YOGYA, SUMUTPOS.CO – Kegiatan ritual budaya Mataraman akan kembali berlangsung di Kotagede, Yogya. Kegiatan ritual tersebut berupa Nawu Sendang Seliran Kotagede. Acara akan berlangsung tanggal 9 April 2017.

“Kendati acara puncaknya Hari Minggu Wage tanggal 9 April, rangkaian acara sudah kami mulai sejak Kamis Legi, 6 April,” tutur Mas Bei Hastono Sastro Purwanto, salah satu Abdi Dalem yang menjadi panitia acara ritual tersebut.

Ritual ini berlangsung setiap tahun di Kompleks Masjid Besar Mataram Kotagede Yogyakarta. Ritual berupa membersihkan kolam besar atau sendang inilah yang dalam istilah Jawa, disebut Nawu Sendang. Sendang yang dimaksud adalah Sendang Seliran Kotagede Yogyakarta. “Sendang ini berada di kawasan cagar budaya Makam Raja Mataram Kotagede,” tambah pria yang akrab disapa Mas Pur ini.

Awalnya, acara ini sekadar tradisi. Namun dalam beberapa tahun belakangan, pihak panitia mengemas acara Nawu Sendang menjadi sebuah rangkaian acara yang meriah dan dapat dinikmati oleh masyarakat umum serta menjadi atraksi wisata yang menarik. Prosesi ritualnya menjadi bidikan favorit para fotografer maupun kamera wisatawan.

Tahun 2017 ini, acara diawali dengan prosesi penerimaan Gunungan/Ambengan dari Keraton, lalu ada Labuh Jathilan di Kali Gajah Wong Kotagede. Kemudian ada ritual keramat Kirab Siwur dari Keraton Yogyakarta. Baru kemudian menuju lokasi utama acara Makam Raja-Raja Mataram Kotagede.

Penerimaan Gunungan dilakukan dengan kirab budaya Ambengan Agung. Gunungan yang berupa gunungan kuliner diarak oleh ratusan abdi dalem dari Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Gunungan berisi hasil bumi dan tak ketinggalan sejumlah makanan tradisional yang menjadi ikon, seperti kipo, banjar, yangko, dan roti kembang waru yang diperebutkan untuk dimakan bersama-sama.

Arak-arakan dimulai dari Balai Desa Jagalan menuju Masjid besar Mataram Kotagede Yogyakarta. Kirab budaya tersebut diikuti Para Bregodo (prajurit) yang membawa jodhang berisi miniatur Masjid Besar Mataram.

Ritual Nawu Sendang Seliran Kotagede.

YOGYA, SUMUTPOS.CO – Kegiatan ritual budaya Mataraman akan kembali berlangsung di Kotagede, Yogya. Kegiatan ritual tersebut berupa Nawu Sendang Seliran Kotagede. Acara akan berlangsung tanggal 9 April 2017.

“Kendati acara puncaknya Hari Minggu Wage tanggal 9 April, rangkaian acara sudah kami mulai sejak Kamis Legi, 6 April,” tutur Mas Bei Hastono Sastro Purwanto, salah satu Abdi Dalem yang menjadi panitia acara ritual tersebut.

Ritual ini berlangsung setiap tahun di Kompleks Masjid Besar Mataram Kotagede Yogyakarta. Ritual berupa membersihkan kolam besar atau sendang inilah yang dalam istilah Jawa, disebut Nawu Sendang. Sendang yang dimaksud adalah Sendang Seliran Kotagede Yogyakarta. “Sendang ini berada di kawasan cagar budaya Makam Raja Mataram Kotagede,” tambah pria yang akrab disapa Mas Pur ini.

Awalnya, acara ini sekadar tradisi. Namun dalam beberapa tahun belakangan, pihak panitia mengemas acara Nawu Sendang menjadi sebuah rangkaian acara yang meriah dan dapat dinikmati oleh masyarakat umum serta menjadi atraksi wisata yang menarik. Prosesi ritualnya menjadi bidikan favorit para fotografer maupun kamera wisatawan.

Tahun 2017 ini, acara diawali dengan prosesi penerimaan Gunungan/Ambengan dari Keraton, lalu ada Labuh Jathilan di Kali Gajah Wong Kotagede. Kemudian ada ritual keramat Kirab Siwur dari Keraton Yogyakarta. Baru kemudian menuju lokasi utama acara Makam Raja-Raja Mataram Kotagede.

Penerimaan Gunungan dilakukan dengan kirab budaya Ambengan Agung. Gunungan yang berupa gunungan kuliner diarak oleh ratusan abdi dalem dari Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Gunungan berisi hasil bumi dan tak ketinggalan sejumlah makanan tradisional yang menjadi ikon, seperti kipo, banjar, yangko, dan roti kembang waru yang diperebutkan untuk dimakan bersama-sama.

Arak-arakan dimulai dari Balai Desa Jagalan menuju Masjid besar Mataram Kotagede Yogyakarta. Kirab budaya tersebut diikuti Para Bregodo (prajurit) yang membawa jodhang berisi miniatur Masjid Besar Mataram.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/