26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Tahun 2017, Kemenpar Targetkan Sertifikasi 65 Ribu SDM

Sertifikasi SDM Kepariwisataan mencakup para guide yang bersentuhan langsung dengan turis.

Wisnu menambahkan, disisi SDM guna peningkatan aksesibilitas udara Kemenpar juga telah menjalankan program Pelatihan untuk pegawai Angkasa Pura 1 dan Angkasa Pura 2 dengan materi hospitality. Tidak cukup sampai di situ, pembudayaan pariwisata meliputi pemberdayaan terhadap guru-guru SD, SMP, SMA/ SMK di Destinasi Wisata juga sukses digelar oleh kementerian di bawah komando Arief Yahya itu.

“Membangun kesiapan masyarakat di sekitar destinasi pariwisata untuk menyambut peningkatan jumlah Wisman dan Wisnus, akademisi, siswa SD dan SMP untuk membangun kesadaran pentingnya sektor Pariwisata Indonesia,” jelas Ahman Sya.

“Kami juga menggelar program Pariwisata Goes to Campus yang meliputi pelatihan terhadap mahasiswa Perguruan Tinggi dan siswa SMK Pariwisata juga sudah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas SDM Kepariwisataan yang unggul dan kompetitif dengan standar global,” ujar Wisnu yang menjelaskan bahwa hal itu semua bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kerja bidang pariwisata yang profesional dan kompeten untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Menpar Arief Yahya mendorong percepatan dan Sertifikasi SDM Pariwisata untuk mencetak tenaga profesional untuk pengembangan potensi pariwisata di 10 Destinasi Prioritas.

“Representasi Pentahelix (ABGCM), Akademisi, Bisnis, Government, Community, dan Media harus dipakai untuk memajukan pariwisata,” ujar Arief Yahya.

Mantan Dirut Telkom ini juga mengatakan, sejak bertugas di PT Telkom dia komitmen membangun investasi SDM. “Sangat penting untuk win the future customers (memuaskan konsumen di masa mendatang). Karena itu sekolah perguruan tinggi pariwisata sudah sangat relevan,” katanya.

Menteri lulusan Surrey University, Inggris ini berpesan, SDM pariwisata nanti harus menggunakan standar global, mengacu pada standar regional disebut ASEAN MRA (Mutual Recognition Arrangement) atau Kompetensi selevel ASEAN.

“Kalau ingin bersaing di level global, gunakan global standard juga,” kata pria asli Banyuwangi itu.  (rel)

Sertifikasi SDM Kepariwisataan mencakup para guide yang bersentuhan langsung dengan turis.

Wisnu menambahkan, disisi SDM guna peningkatan aksesibilitas udara Kemenpar juga telah menjalankan program Pelatihan untuk pegawai Angkasa Pura 1 dan Angkasa Pura 2 dengan materi hospitality. Tidak cukup sampai di situ, pembudayaan pariwisata meliputi pemberdayaan terhadap guru-guru SD, SMP, SMA/ SMK di Destinasi Wisata juga sukses digelar oleh kementerian di bawah komando Arief Yahya itu.

“Membangun kesiapan masyarakat di sekitar destinasi pariwisata untuk menyambut peningkatan jumlah Wisman dan Wisnus, akademisi, siswa SD dan SMP untuk membangun kesadaran pentingnya sektor Pariwisata Indonesia,” jelas Ahman Sya.

“Kami juga menggelar program Pariwisata Goes to Campus yang meliputi pelatihan terhadap mahasiswa Perguruan Tinggi dan siswa SMK Pariwisata juga sudah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas SDM Kepariwisataan yang unggul dan kompetitif dengan standar global,” ujar Wisnu yang menjelaskan bahwa hal itu semua bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kerja bidang pariwisata yang profesional dan kompeten untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Menpar Arief Yahya mendorong percepatan dan Sertifikasi SDM Pariwisata untuk mencetak tenaga profesional untuk pengembangan potensi pariwisata di 10 Destinasi Prioritas.

“Representasi Pentahelix (ABGCM), Akademisi, Bisnis, Government, Community, dan Media harus dipakai untuk memajukan pariwisata,” ujar Arief Yahya.

Mantan Dirut Telkom ini juga mengatakan, sejak bertugas di PT Telkom dia komitmen membangun investasi SDM. “Sangat penting untuk win the future customers (memuaskan konsumen di masa mendatang). Karena itu sekolah perguruan tinggi pariwisata sudah sangat relevan,” katanya.

Menteri lulusan Surrey University, Inggris ini berpesan, SDM pariwisata nanti harus menggunakan standar global, mengacu pada standar regional disebut ASEAN MRA (Mutual Recognition Arrangement) atau Kompetensi selevel ASEAN.

“Kalau ingin bersaing di level global, gunakan global standard juga,” kata pria asli Banyuwangi itu.  (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/