25 C
Medan
Wednesday, May 15, 2024

Dari Panatapan di Huta Ginjang, Desa Dolok Martumbur

Dari Panatapan di Huta Ginjang, Desa Dolok Martumbur
Dari Panatapan di Huta Ginjang, Desa Dolok Martumbur

Melihat keindahan Objek Wisata Danau Toba dari  panatapan di Huta Ginjang, Desa Dolok Martumbur, Kecamatan Muara tidak ada duanya.

Soalnya, menurut pegamatan  D Sihombing ketika  menatap dari Huta Ginjang, Danau Toba  seperti langit membiru. Disusul gelombang pengunungan yang ditumbuhi pepohonan pinus dan subur sehingga lengkaplah pemandangan di Danau Toba.

“Setiap masa liburan sekolah,  saya dan keluarga selalu berkunjung ke  Huta Ginjang, walaupun hanya sebentar, rasa penat dan pemikiran yang suntuk menjadi hilang seketika,” katanya.  Sihombing mengatakan, objek wisata ini memang mempunyai potensi dan keindahan tersendiri. Soalnya alamnya masih perawan.

“Saya merasa ada kelegaan tersendiri, bila memandang Danau Toba dari atas Panatapan ini,” ujarnya.

Informasi dari Dinas Pariwisata daerah itu, panatapan Sijaba Hutaginjang ini merupakan wisata yang termuda di Propinsi Sumatera Utara. Sebelumnya status kawasan ini adalah Hutan Produksi Terbatas sebagaimana ditetapkan Menteri Pertanian dalam Surat Keputusan No. 923/Kpts/Um/12/1982 tanggal 27 Desember 1982. Barulah pada tahun 1993, tepatnya tanggal 5 Oktober 1993 melalui Keputusan Menteri Kehutanan No 592/Kpts-II/1993 statusnya dialihkan menjadikan kawasan taman wisata dengan luas sekitar 500 hektare.

Untuk mencapai lokasi ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Waktu tempuh yang diperlukan sekitar 6 jam dengan route perjalanan dari Medan menuju Balige dan berakhir di Sosor Lumban sejauh lebih kurang 350 km.

Pada umumnya keadaan topografi lapangan Taman Wisata Sijaba Hutaginjang datar hingga bergelombang sedang dengan ketinggian 900 – 100 m dpl. Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan ferguson, Taman Wisata Sijaba Hutaginjang termasuk ke dalam klasifikasi tipe B dengan curah hujan rata-rata pertahun 2.000-3.000 mm. Suhu udara minimum 15o C dengan kelembaban rata-rata berkisar antara 90 – 100 persen.

Kawasan wisata ini terdiri dari dua kawasan yang terpisah yaitu Sijaba dan Hutaginjang. Untuk menuju ke taman wisata ini dapat menggunakan mobil atau kendaraan pribadi.

Disusul panatapan Hutaginjang merupakan kawasan hutan reboisasi yang didominasi oleh Pinus Merkusi. Belum lagi, jenis plora dan fauna  banyak ditemui, jenis satwa seperti monyet, babi hutan, ayam hutan, berbagai jenis burung seperti belibis, elang, kutilang. (dok)

Dari Panatapan di Huta Ginjang, Desa Dolok Martumbur
Dari Panatapan di Huta Ginjang, Desa Dolok Martumbur

Melihat keindahan Objek Wisata Danau Toba dari  panatapan di Huta Ginjang, Desa Dolok Martumbur, Kecamatan Muara tidak ada duanya.

Soalnya, menurut pegamatan  D Sihombing ketika  menatap dari Huta Ginjang, Danau Toba  seperti langit membiru. Disusul gelombang pengunungan yang ditumbuhi pepohonan pinus dan subur sehingga lengkaplah pemandangan di Danau Toba.

“Setiap masa liburan sekolah,  saya dan keluarga selalu berkunjung ke  Huta Ginjang, walaupun hanya sebentar, rasa penat dan pemikiran yang suntuk menjadi hilang seketika,” katanya.  Sihombing mengatakan, objek wisata ini memang mempunyai potensi dan keindahan tersendiri. Soalnya alamnya masih perawan.

“Saya merasa ada kelegaan tersendiri, bila memandang Danau Toba dari atas Panatapan ini,” ujarnya.

Informasi dari Dinas Pariwisata daerah itu, panatapan Sijaba Hutaginjang ini merupakan wisata yang termuda di Propinsi Sumatera Utara. Sebelumnya status kawasan ini adalah Hutan Produksi Terbatas sebagaimana ditetapkan Menteri Pertanian dalam Surat Keputusan No. 923/Kpts/Um/12/1982 tanggal 27 Desember 1982. Barulah pada tahun 1993, tepatnya tanggal 5 Oktober 1993 melalui Keputusan Menteri Kehutanan No 592/Kpts-II/1993 statusnya dialihkan menjadikan kawasan taman wisata dengan luas sekitar 500 hektare.

Untuk mencapai lokasi ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Waktu tempuh yang diperlukan sekitar 6 jam dengan route perjalanan dari Medan menuju Balige dan berakhir di Sosor Lumban sejauh lebih kurang 350 km.

Pada umumnya keadaan topografi lapangan Taman Wisata Sijaba Hutaginjang datar hingga bergelombang sedang dengan ketinggian 900 – 100 m dpl. Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan ferguson, Taman Wisata Sijaba Hutaginjang termasuk ke dalam klasifikasi tipe B dengan curah hujan rata-rata pertahun 2.000-3.000 mm. Suhu udara minimum 15o C dengan kelembaban rata-rata berkisar antara 90 – 100 persen.

Kawasan wisata ini terdiri dari dua kawasan yang terpisah yaitu Sijaba dan Hutaginjang. Untuk menuju ke taman wisata ini dapat menggunakan mobil atau kendaraan pribadi.

Disusul panatapan Hutaginjang merupakan kawasan hutan reboisasi yang didominasi oleh Pinus Merkusi. Belum lagi, jenis plora dan fauna  banyak ditemui, jenis satwa seperti monyet, babi hutan, ayam hutan, berbagai jenis burung seperti belibis, elang, kutilang. (dok)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/