Sebelum tampil di hadapan Presiden di Istana Merdeka dan disaksikan langsung seluruh masyarakat tanah air melalui siaran langsung televisi, mereka harus mengikuti seleksi ketat. Sejumlah persyaratan harus dipenuhi para calon penari sebelumnya.
“Yakni tinggi badan minimum 150 centimeter. Sehat jasmani karena gerakan yang dibawakan dalam tari secara cekatan,” kata Suharji.
Kepala Sekolah SD di Kalikloso, Kecamatan Turi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timut itu mengatakan, sebelumnya yang mendaftar untuk masuk ke tim penari di Istana Merdeka sebanyak 900 orang. Kemudian mereka mengikuti seleksi ketat hingga akhirnya terpilih 200 penari yang tampil memukau kemarin.
“Setelah terpilih pada satu bulan lalu, kemudian mereka langsung latihan intensif,” kata dia.
Gandrung merupakan salah satu jenis tarian asli dari Banyuwangi. Inspirasi tarian ini diambil dari kata “Gandrung” yang diartikan sebagai terpesonanya masyarakat Blambangan, julukan Banyuwangi, yang agraris kepada Dewi Sri. Atau Dewi Padi yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
Tarian Gandrung awalnya dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setiap habis panen. Namun kini Gandrung juga kerap dipentaskan pada berbagai acara, seperti perkawinan, patthik laut, dan acara-acara resmi maupun tak resmi lainnya.
“Tari Jejer Kembang Menur ini adalah tari yang dikembangkan dari Tari Gandrung yang dikreasi oleh seniman-seniman muda,” kata dia.
Bupati Banyuwangi Azwar Anas mengungkapkan rasa bangganya atas terpilihnya Tari Gandrung Banyuwangi yang tampil di Istana Negara dalam peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-72. Ia menilai hal ini sebagai bentuk penghormatan bagi seluruh warga dan kesenian Banyuwangi.
“Ini menjadi penguat bahwa keberagaman budaya daerah adalah pemersatu, bukan pemecah belah bangsa. Justru dalam perbedaan yang sangat banyak kita bisa saling menguatkan,” ujar Azwar Anas.
Menteri Pariwisata Arief Yahya turut mengapresiasi penampilan gemilang para penari Gandrung Jejer Kembang Menur. Indonesia dikatakanya memiliki ragam budaya yang tinggi yang dapat menjadi kekuatan pariwisata Indonesia.
Terbukti pada peringatan HUT Kemerdekaan ke-72 kemarin, semua orang terpukau dengan kekuatan budaya yang dihadirkan. Tidak hanya dari penampilan Tari Gandrung Jejer Kembang Menur, tapi juga mulai dari pakaian adat yang ia sebut sebagai busana nusantara dan banyak hal lainnya.
“Natural resources serta cultural resources and business travel kita merupakan dua kekuatan pariwisata kita. Selalu masuk top 25 dunia. Sehingga menjadi tugas kita bersama untuk menjaganya untuk kekuatan pariwisata Indonesia,” ujar Menteri Arief Yahya.
Berdasarkan data dari Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) yang dikalibrasi oleh World Economic Forum (WEC), natural resources atau kekuatan alam Indonesia naik dari urutan ke-19 menjadi 14 besar dunia.
“Sedangkan cultural resources dan business travel naik ke peringkat 23 dari peringkat 25 besar dunia,” kata Arief Yahya. (rel)